Celin terdiam di dalam ruangan nya. Dia terlihat sedang merenung, sesekali menarik nafas dan menghembuskan nya dengan berat.
"Kenapa aku merasa semakin hari Ditya semakin jauh dari jangkauan ku"
Celin kembali menghe nafas, bukan tidak menyadari tapi Dia pura pura tidak tahu. Sebenarnya Celin sudah merasakan sikap Ditya yang berubah padanya. Tidak seperti dulu lagi, bahkan ketika bersama nya saja Ditya seolah jengah berbicara dengan nya. Celin sadar itu, tapi Dia tidak mau memikirkan yang tidak tidak.
"Apa mungkin Dia sudah mendapatkan yang lebih baik dariku"
Celin mengambil ponselnya dan menghubungi teman yang bisa di ajak nya bicara dari hati ke hati.
"Hallo Assalamualaikum Tia "
"Waalaikumsalam "
"Lagi sibuk gak?"
"Gak ko mbak, ini orderan terakhir kayanya. Tia juga mau makan siang dulu"
"Oke kita ketemu di cafe Apple ya. Aku traktir makan sekalian"
"Hmm. Baiklah mbak, nanti Tia kesana"
"Oke. Assalamualaikum "
"Waalaikumsalam "
Celin menutup telpon nya dan memasukan nya ke dalam tas. Celin membuka jas putih itu dan menggantungkan di tempatnya.
Celin berjalan keluar ruangan nya dan menyapa beberapa perawat dengan senyuman ramah nya.
Kini Celin telah berada di lantai dua cafe Apple. Seperti biasa Dia akan meminta ruangan VIP agar bisa bebas berbicara apa saja tanpa takut ada yang menguping.
Tak lama kemudian Tiara datang menghampirinya dan langsung duduk di kursi berhadapan dengan Celin.
"Mau pesan apa Tia?" tanya Celin
"Apa aja Mbak, Tia mah ngikut aja" jawab Tiara
"Oke"
Celin pun memanggil pelayan dan memesan makanan juga minuman untuk mereka.
"Mbak mau cerita apa?" tanya Tiara yang sudah tahu kalau Celin mengajaknya bertemu berarti ada yang mau di ceritakan.
"Hahaha kau tau aja deh kalau aku mau cerita Ti" kata Celin
"Hehehe, udah cerita aja. Tia siap dengerin ko" kata Tiara
"Jadi gini Tia, calon tunangan aku itu makin hari makin terlihat perubahan nya" kata Celin
"Perubahan? Maksudnya?" tanya Tiara masih belum mengerti
"Iya Dia itu berubah Tia, Dia menjadi kurang perhatian sama aku. Terus Dia juga kelihatan males gitu kalau ketemu aku" Celin terlihat sangat sedih
"Hmmm. Mungkin perasaan mbak aja kali. Lagian kalian pacaran udah lama kan?" kata Tiara
"Bukan lama lagi Tia, kita memang di jodohkan dari kecil" kata Celin
"Wahhh apalagi kalau gitu. Mungkin pacar mbak lagi banyak kerjaan jadi cuek sama mbak" kata Tiara
Celin menghembuskan nafas kasar "Mungkin juga sih Tia"
"Ya udah, mbak jangan sedih lagi dan jangan berfikir yang enggak enggak mbak" kata Tiara mencoba menenangkan Celin
"Iya Tia, makasih ya kamu memang selalu bisa membuatku tenang" kata Celin tersenyum
Tiara tersenyum "Sama sama mbak, oh ya emang kapan acara pertunangan mbak sama pacar mbak?"
"4 bulan lagi Tia, yang rencana awal harus di undur karna ada beberapa masalah. Nanti aku undang kamu ko tenang aja" kata Celin tersenyum
"Oke, Tia akan usahakan datang ya" jawab Tiara
"Harus dong, kamu itu udah aku anggap kaya adhe aku sendiri apa lagi aku anak tunggal" kata Celin
"Iya mbak, terimakasih sudah mau menjadi Mbak nya Tia" jawab Tiara tersenyum manis
Pelayan pun datang membawa pesanan mereka. Celin dan Tiara pun makan siang dengan tenang.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Ditya baru saja keluar dari ruang miting. Dia mengancingkan jasnya sambil berjalan ke arah ruangan nya di ikuti Alvin.
Ditya duduk di kursi kebesaran nya "Gimana Al? Sudah kau urus pernikahan ku?"
"Udah Bos, semuanya udah beres Bos tinggal hafalin aja ijab qabul nya" kata Alvin tersenyum mengejek
"Diam kau" kata Ditya kesal merasa di ejek oleh Alvin
"Hehe, sorry bos" Alvin pun langsung berlari ke luar ruangan Ditya karna takut bos nya akan murka
Ditya tersenyum membayangkan Dia akan segera menikah dengan wanita yang sangat dicintainya.
"Sebentar lagi kau akan menjadi milik ku Tia"
"Arghhh sungguh hidupku sangat rumit"
Tidak bisa di pungkiri kalau Ditya juga memikirkan dirinya yang belum bisa terlepas dari perjodohan ini. Apalagi sampai saat ini Ditya belum berani jujur pada Celin.
Entahlah melihat senyuman Celin yang ramah membuat Ditya tidak tega untuk membicarakan kebenaran nya. Mau bagaimana pun Ditya menyayangi Celin sebagai saudaranya.
"Huh, Ditya saat ini fikirkan dulu pernikahan mu dengan Tia. Baru nanti kau jujur pada Linn secara perlahan" gumam Ditya sambil mengusap wajah kasar
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
miima
koq jd kebayang tia diundang celine tunangan dengan posisi udh nikah sama dytia, pas tau tunangan celine itu suaminya, aduhhhh koq nyesekkk ya thor
2021-11-28
0
Jacobus Refwalu
visualnya dong, gadis ojolnya seperti apa sampai" celin gak berarti lg.
2021-06-17
0
Lili Astuti
jujur dari awal itu lebih baik biar tidak ada hati yg terluka
2021-06-06
0