Malam yang dingin ditemani oleh semangkuk bakso hangat dan pedas. Ahhh sungguh nikmatnya, di sedikit kuah hangat itu. Gurih dan hangatnya terasa mejalar ke seluruh tubuh.
"Enak gak Mas?" tanya Tiara yang melihat Ditya masih ragu ragu untuk memakan bakso itu
'Apa ini pertama kali Dia makan bakso ya? Ko ngelihatin nya kaya aneh kaya gitu' Tiara
'Seumur umur baru kali ini aku makan di pinggir jalan. Ya walaupun cuma bakso tapi aku biasa makan di restoran. Ahhh gak papa kali ya, kelihatan nya juga enak' Ditya
Ditya mencoba dulu kuah bakso itu dan matanya langsung berbinar 'Enak, gurih'
Ditya pun menyuapkan bakso itu ke mulutnya 'Ahhh ini benar benar enak'
"Enak kan? Makanya jangan ragu kalau mau makan bakso disini. Di jamin deh rasanya" kata Tiara tersenyum meledek
Ditya mencubit gemas hidung Tiara "Udah berani meledek ya"
"Hehe" Tiara hanya cengengesan
Ditya mengusap kepala Tiara yang tertutup hijab itu "Ko kuah kamu merah gitu"
"Tia kan pake pedes, kalo Mas mah enggak" jawab Tiara smabil terus menikmati baksonya
"Mana aku mau coba punya kamu" Ditya membuka mulutnya
Tiara pun menyuapi kuah bakso nya ke mulut Ditya. Sedetik kemudian wajah Ditya langsung memerah karna tidak tahan dengan rasa pesannya.
"Hah..Hah.. Pedes banget, ihhh kamu gak takut sakit perut apa" kata Ditya langsung minum teh manis yang ada di depan nya
"Enggak lah, udah biasa" jawab Tiara santai
Ditya masih meminum teh manis, bahkan sampai meminum teh manis milik Tiara karna masih merasa pedas.
"Hah, kau benar benar tidak merasa pedas?" tanya Ditya yeng melihat Tiara biasa saja memakannya sedangkan dirinya sudah tidak kuat bahkan bibirnya sampai merah.
Tiara menggeleng "Ini belum seberapa Mas, Tia udah biasa tenang saja"
"Baiklah, tapi jangan terlalu keseringan ah gak sehat" kata Ditya
"Hmmm" Tiara hanya mengangguk
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Tiara berguling guling di atas tempat tidurnya sambil memeluk si Emon boneka kesayangan nya.
"Ahhhh kenapa aku sebehagia ini"
Mengingat waktu yang tadi Tiara lalui bersama Ditya membuatnya sangat bahagia. Apalagi melihat Ditya yang sangat baik dan perhatian padanya.
"Semoga Dia memang jodohku Tuhan"
Tidak berbeda jauh dengan Tiara, Ditya juga tidak bisa tidur. Senyum terus merekah di bibirnya.
Mengingat bagaimana Dia bisa merasakan bahagia yang belum pernah Dia rasakan selama ini.
Hatinya begitu berbunga bunga walaupun hanya makan bakso dipinggir jalan. Tapi entah kenapa Ditya mearasa sangatlah bahagia.
"Aku akan selalu menjagamu Tia dan tidak akan pernah meninggalkan mu"
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Tok tok tok
"Masuk"
Alvin pun masuk ke dalam ruangan Ditya. Dia menyimpan berkas yang harus Ditya tanda tangani di meja kerja bosnya.
"Bagaimana dengan rencana pertunangan itu Bos?" tanya Alvin membuat Ditya menghentikan gerakan tangan nya yang sedang memeriksa berkas di berikan Alvin barusan.
"Masih 4 bulan lagi kan, aku akan mencoba memberi tahu Linn dengan perlahan" kata Ditya
"Saya rasa lebih baik secepatnya Bos. Kau tidak mau kehilangan Tia kan? Menurut informasi yang saya dapat kalau banyak juga yang menyukai Tia" jelas Alvin
Ditya melepas kacamatanya dan menyimpan nya di atas meja. Dia menatap tajam pada asisten nya itu.
"Apa maksudmu?" tanya Ditya setengah berteriak
"Itulah yang saya ketahui dari hasil penyelidikan tentang kehidupan Tia Bos " jawab Alvin tenang
"Arghhhh" Ditya mengusap wajah kasar
"Aku tidak akan membiarkan Tia jatuh pada pelukan orang lain selain padaku. Aku sangat mencintainya Al" Ditya mulai mengeluh dengan keadaan yang di hadapinya saat ini
"Saya tau itu, tapi bagaimana dengan hubungan Bos dengan Celin dan juga Tuan besar" kata Alvin mencoba mengerti keadaan Bosnya
"Aku akan menikahi Tia secepatnya, aku tidak mau Dia pergi saat tahu semuanya. Aku akan mengikatnya dengan tali pernikahan" kata Ditya
"Apa kau tidak terlalu egois Dit " Alvin menempatkan dirinya sebagai sahabat bukan lagi asisten nya sekarang
Ditya menghela nafas berat "Aku harus egois saat ini. Kau tahukan aku belum pernah tergila gila pada wanita manapun. Aku akan menjelasakan pada Tia secara perlahan nanti jika kita sudah menikah"
"Baiklah jika itu membuat mu bahagia " Alvin mencoba mengerti posisi Bosnya
"Terimakasih Al karna kau sudah menjadi sahabat sekaligus asisten terbaik untuk ku" kata Ditya
"Tidak masalah, kau sudah ku anggap sebagai saudaraku" kata Alvin santai
Ditya mengangguk "Kau urus pernikahan ku. Akua akn menikahi Tia minggu depan"
"Hah? Apa tidak terlalu cepat Dit? Apa Tia setuju jika kalain akan menikah?"
Ditya diam beberapa saat mencerna perkataan Alvin "Sudahlah, aku akan membicarakan nya nanti pada Tia. Sekarang tugas kau urus saja semuanya "
"Dan kau jangan bongkar dulu identitas ku pada Tia. Kita adakana acara pernikahan yang sederhana saja. Yang penting sah di mata hukum dan agama. Dan jangan sampai ada yang tahu, apalagi klien bisnis kita. Mengerti" kata Ditya
Alvin mengangguk "Mengerti, aku akan segera mengurus semuanya "
Setelah Alvin keluar dari ruangan nya Ditya tersenyum puas. Ya walaupun Dia harus benar benar membujuk Tia agar mau menikah dengan nya.
'Semoga kau mau Tia'
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Zuliet
gercep banget si aditya
2022-02-19
0
Maya Mawardi
aku kurang setuju dgn pernikahan siri
2021-07-02
0
€nd@h
gercep ditya...tp cepetan jg kasih pengertian k celin jd ga da yg tersakiti
2021-06-12
0