Malam harinya Tiara sudah berada di mall terkenal di kotanya. Dia bekerja paruh waktu setelah menarik ojol sampai sore. Malam harinya Dia bekerja di mall sebagai SPG toko pakaian pria dan wanita di mall itu.
"Ayo silahkan di lihat lihat dulu pakaian nya" seperti itulah Tiara menawarkan pakaian yang di jual di tokonya. Dengan senyuman ramah nya membuat semua pelanggan merasa nyaman.
"Mbak yang ini ada warna lain?" tanya pelanggan nya
"Ada Mbak, di sebelah sana banyak pilihan warna" kata Tiara menunjukan ke arah di mana deretan pakaian dengan berbagai warna dan model
"Saya mau yang ini mbak" pelanggan nya menyerahkan kemeja pria warna biru pada Tiara
"Baik, di tunggu sebentar" Tiara pun segera membukus pakaian nya lalu memberikan pada pelanggan nya
"Ini mbak, terimakasih silahkan datang kembali" Tiara menyerahkan kartu black card yang di berikan pelanggannya untuk membayar kemeja tadi.
"Orang kaya mereka memang tidak berfikir dua kali ya untuk membeli pakaian semahal ini" gumam Tiara
Tempat Tiara bekerja saat ini memang termasuk toko pakaian yang sangat terkenal dan yang paling laris di mall ini. Padahal harga satu kemeja saja bisa jutaan rupiah. Tapi untuk orang orang kaya mungkin uang segitu tidak ada harganya.
"Untuk bisa membeli baju disini aku harus mengumpulkan gaji ku satu tahun baru bisa beli. Tapi mereka dengan mudahnya membeli apa yang mereka mau meski harganya selangit" gumam Tiara lagi sambil melihat lihat pakaian yang ada di tokonya dan melihat harganya
"Ahhh apa yang kau fikirkan Tia, tidak boleh iri sama orang lain. Ya Allah ampuni Tia karna sudah merasa iri dan mengeluh dengan hidup yang Tia jalani" kata Tiara pada dirinya sendiri
"Mbak saya mau mencari kemeja untuk suami saya" seorang ibu paruh baya masuk ke dalam tokonya
"Ohh silahkan Bu, mau yang seperti apa?" tanya Tiara dengan senyuman ramah nya
"kemeja warna hijau armi yang itu lihat mbak?" katanya sambil menunjuk kemeja yang menggantung di bagian atas
"Baik Bu, tunggu sebentar" Tiara mengambil kursi dan naik kesana untuk mengambil baju kemeja yang ada di bagian atas.
"Ini Bu" Tiara memberikan kemeja yang di inginkan pelanggan nya
"Iya mbak yang ini, tolong di bungkus mbak. Ini kartunya" Ibu itu menyerahkan kemeja yang sudah di rasa cocok dan juga menyerahkan kartu untuk pembayaran.
"Baik Bu, tunggu sebentar" Tiara pun segera melakukan tugasnya
"Ini Bu, terimakasih. Silahkan datang kembali" Tiara menyerakan belanjaan ibu itu beserta kartunya
"Ahh so sweet nya jika sudah punya suami dan membelikan nya hadiah. Hehehe " Tiara terkekeh sendiri membayangkan kerharmonisan berumah tangga.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Ditya sudah jengah dengan pertemuan dua keluarga yang selalu membahas kecocokan nya dengan Celin.
"Ada apa Nak?" Faiha menepuk bahu putranya
"Mami, gak papa Mi" jawab Ditya tersenyum
Faiha menghela nafas dan duduk di samping anaknya "Sayang kalau ada masalah ceritalah sama Mami"
Ditya hanya tersenyum dan menyandarkan kepalanya di bahu Maminya. Faiha mengelus pipi anaknya dengan penuh kasih sayang. Entah kenapa Faiha merasa bahwa anaknya sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi Dia juga tidak mau memaksa anaknya untuk bercerita.
Hanya pada Maminya lah Ditya bisa merasa nyaman untuk bercerita. Tapi untuk kali ini Ditya juga tidak yakin kalau Maminya akan menerima apa yang Dia ceritakan. Jadi Ditya memilih diam untuk saat ini.
"Oh ya Dit, kapan kalian akan meresmikan hubungan kalian jangan di lama lamakan lagi lah" kata Opa Gio
Ditya menghela nafas berat "Terserah pada kalian saja" mencoba tersenyum meski berat
Entah kenapa hatiku tidak bisa menerima mu sebagai kekasihku Linn. Aku hanya menganggapmu seperti adiku. Bagaimana aku bisa menjelaskan nya padamu.
"Kalau dua bulan lagi gimana? Tepat pada hari peresmian hotel baru kita" usul Opa Fernan
"Ide bagus, bagaimana Dit, Celin?" tanya Opa Gio
"Celin sih ngikut aja Opa" kata Celin tersenyum bahagia
Tak bisa di pungkiri kalau Celin memang sudah jatuh cinta pada Ditya dari kecil. Ditya yang baik dan selalu melindungi nya membuat Celin tak bisa menahan perasaan nya lagi.
"Iya Opa, terserah kalian" jawab Ditya sedikit malas
"Baiklah kalau begitu, kalian setuju kan Devan, Revi? Seno, Faiha kalian setuju kalau acara pertunangan mereka kita laksanakan dua bulan lagi" kata Opa Gio
"Iya Pi, kita setuju" kata Seno dan Devan tersenyum bahagia karna sebentar lagi anak anak mereka akan menikah dan memberikan mereka cucu.
Faiha dan Revina hanya tersenyum menyetujui perkataan para suaminya.
"Dit kita ke taman belakang yuk" ajak Celin
"Hmmm" Ditya mengikuti langkah Celin menuju taman belakang rumah Opa Gio.
Celin dan Ditya duduk di bangku taman, pemandangan malam hari dengan lampu dan cahaya bulan membuat suasana taman terlihat sangat indah.
"Aku seneng deh Dit, akhirnya kita akan bertunangan" Celin menyandarkan kepalanya di bahu Ditya
Ditya tidak menjawab, karna itu bukanlah sebuah pertanyaan yang butuh jawaban. Ditya mengelus kepala Celin yang tertutup hijab itu.
Maafkan aku Linn, aku menyayangimu hanya sebagai adik dan tidak lebih.
Seandainya Ditya bisa mengatakan itu pada wanita di sampingnya. Mungkin sudah Ditya katakan dari tadi. Tapi lagi dan lagi Ditya tidak bisa berbuat apa apa. Apa lagi saat teringat ucapan kakenya yang selalu mengatakan kalau Celin adalah jodohnya dan kita juga harus menjaga nama baik keluarga Celin dan keluarga nya.
Ditya terlalu takut untuk jujur dengan perasaan sebenarnya. Dia takut hubungan antara keluarga Celin dan keluarga nya akan hancur. Nama baik keluarga mereka juga akan tercoreng jika Dia membatalkan perjodohan ini.
Sudah menjadi rahasia umum kalau pewaris dari Fendra.Corp mempunyai pacar yang pemilik Marquez hospital. Rumah sakit terbesar di kota ini. Ditya benar benar tidak bisa melangkah kemana hatinya ingin melangkah. Hatinya tidak bisa memilih dan tidak bisa di pilih karna sejak kecil Dia sudah di jodohkan dengan Celin.
"Ditya boleh aku bertanya" Celin mengangkat kepalanya yang dari tadi di sandarkan di bahu Ditya
"Apa?" Ditya menoleh ke arah Celin
"Hmmm. Apa kau juga mencintaiku?" tanya Celin dengan tatapan penuh harap
Ditya menarik nafas dalam dan menghembuskan nya dengan berat "Hmmm"
Meski hanya kata Hmmm yang keluar dari mulut Ditya. Tapi ini sudah membuat Celin bahagia karna Dia mengira kalau Ditya juga mencintainya sama dengan dirinya.
"Terimakasih" Celin memeluk Ditya
"Hmmm" Ditya hanya diam tidak membalas pelukan Celin
Jauh di sana orang tua mereka tersenyum bahagia melihat anak anaknya yang sebentar lagi akan menjadi sepasang suami istri itu terlihat snagat akur.
"Mereka memang sangat cocok" ucap Opa Fernan
"Hmmm, sangat cocok" Opa Gio mengangguk kan kepalanya
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Rosita Husin Zen
berhijab tpi aneh knp ga tau batasannya atuh
2022-03-03
0
€nd@h
belum muhrim kok peluk2...berhijab loh tau batasannya kan
2021-06-12
0
Erniyanti
maaf thor ,bukankah toko brand ternama itu gajinya juga lumayan kan ya ,meskipun dia ga kerja ojol masih tetap bisa menghidupi dirinya dan keluarga ples masih bisa nabung
2021-06-11
0