Tiara melajukan motornya menuju tempat beristirahat para ojol. Di perjalanan Dia melihat para mahasiswa memasuki kampus terbaik di kota ini yang selalu Dia lewati. Bukan nya tidak ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Tapi boleh buat takdir berkata lain, sudah bisa membayar kontrakan dan mempunyai juga ponsel android untuknya bekerja pun sudah sangat cukup untuk Tiara.
Di perjalanan Tiara melohat seseorang tengah berdiri sambil sesekali melirik jam tangan nya. Wajahnya terlihat sangat kesal. Dia terlihat berbicara pada seorang yang sedang mengganti ban mobilnya. Mungkin supirnya atau montir yang di panggil. Entah lah tapi karna merasa penasaran Tiara pun memarkirkan motornya di depan pria itu.
"Maaf Mas ada apa ya?" tanya Tiara seramah mungkin
"Ini ban mobil saya bocor, malah saya harus ke kantor" jawabnya tersenyum
"Ohh, kalo begitu Mas nya bisa saya antar kalau tidak keberatan. Takutnya telat masuk ke kantornya" tawar Tiara
"Benarkah ? Apa tidak merepotkan?"
"Tentu saja tidak, ayo Mas takutnya telat" kata Tiara tersenyum ramah
"Baiklah"
Dia terlihat masuk ke dalam mobil dan mengambil tas kerjanya. Dia juga terlihat berbicara pada orang yang sedang mengganti ban mobilnya.
"Ayo" Dia sudah naik ke motor Tiara
"Pakai dulu helm nya Mas" Tiara menyodorkan helm nya
"Ah baiklah" Dia pun memakai helm yang Tiara berikan
Tiara mulai melajukan motoe meticnya "Oh ya Mas, ini kita ke mana?"
"Ke kantor Fendra.Corp"
"Wahh Masnya kerja disana? Hebat sekali. Itu kan perusahaan besar" kata Tiara antusias
Siapa si yang tidak tahu dengab perusahaan Fendra.Corp. Perusahaan persatuan dari MHN Grop dan Fernan.Corp dua perusahaan besar. Sekarang nama nya telah di rubah menjadi Fendra.Corp. Perusahaan yang menjadi raja bisnis di kota ini. Bahkan cabang nya ada di mana mana.
'Gadis ini sangat polos ternyata'
"Saya hanya karyawan biasa, saya juga sangat bersyukur bisa bekerja disana"
'Apa yang aku katakan? Kenapa aku malah membohonginya'
"Oh begitu ya Mas, gak papa karyawan biasa juga udah bersyukur Mas bisa bekerja di perusahaan itu" kata Tiara
Tiara pun memarkirkan motornya di depan gerbang perusahaan. Dia tidak mungkin masuk karna sistem keamanan di perusahaan ini sangat ketat tidak semua bisa masuk.
"Makasih ya, ini ada sedikit rezeki buat kamu" Dia menyodorkan 3 lembar uang seratus ribuan
"Aduh Mas, gak usah. Lagian ini banyakan" Tiara menolak uang yang di sodorkannya
"Gak papa, aku udah sangat berterima kasih karna kamu mau mengantarkan saya. Kalau tidak saya bisa terlambat" katanya memaksa
"Saya ikhlas ko Mas, gak usah" Tiara mulai memarkirkan motornya
"Tunggu, kalau kamu gak mau nerima uang dariku. Aku minta nomor ponselmu"
Tiara pun memberhentikan motornya yang sudah siap melaju "Untuk apa Mas?"
"Saya ingin menraktir mu makan sebagai ucapan terimakasih. Jangan menolak" katanya berubah tegas
"Baiklah" Dia pun menyodorkan ponselnya ke arah Tiara
"Ini Mas" Tiara menyerahkan kembali ponselnya setelah menyimpan nomor ponselnya di ponsel pria itu
"Oh namamu Tiara, oke nanti aku telpon ya. Oh ya namaku Dtya" mengulurkan tangan nya
"Tiara" menjabat tangan Ditya
"Kalau begitu saya pergi dulu Mas. Assalamualaikum" pamit Tiara
"Waalaikumsalam"
Setelah Tiara pergi Ditya pun masuk ke dalam kantornya. Raut wajahnya berubah menjadi dingin dan tidak ada senyum sedikit pun. Semua karyawan mengangguk hormat padanya. Meski tak di pungkiri kalau mereka bertanya tanya kenapa tadi big bos nya di antar ojol. Tapi mereka tidak akan berani bertanya.
Ditya duduk di kursi kebesaran nya, Dia memejamkan matanya 'Kenapa Dia terlihat begitu manis dan menggemaskan. Ahhh apa yang kau pikirkan Ditya. Ingatlah kau hanya boleh menyukai satu orang. Wanita yang telah di takdirkan untuk mu"
Tok tok tok
"Masuk"
Alvin pun masuk, Dia adalah tangan kanan Ditya. Dia juga sahabat Ditya dari kecil.
"Ada apa?" tanya Ditya malas
"Ck kenapa tuh wajah?" Alvin duduk santai di sofa sambil bertumpang kaki
Ditya menghela nafas sambil menyandarkan kepalanya di kursi "Tadi aku bertemu gadis ojol yang manis"
Alvin mengerutkan keningnya, baru kali ini Ditya menceritakan seorang wanita selain jodohnya dari kecil.
"Dia sangat manis, Dia terlihat begitu menggemaskan. Ahhh entah apa yang aku pikirkan. Yang jelas aku merasa ada yang aneh sama Dia" tanpa sadar Ditya menceritakan semuanya
Hanya pada Alvin lah Ditya bida berkeluh kesah. Selama ini Dia dididik sangat keras oleh kakek nya. Ditya di besarkan oleh kakek nya yang selalu mengutamakan nama baik keluarga. Membuat Ditya tidak bisa bertingkah seenak nya.
'Inilah yang aku takutkan Dit, kau bisa saja jatuh cinta pada wanita lain. Dulu mungkin kau tidak akan merasakan jatuh cinta karna sekolah pun kau home sechooling'
"Ah sudah lah, ada apa kau kemari?" tanya Ditya kembali fokus pada pekerjaan
"Ini berkas yang harus kau tanda tangani, ini adalah kontrak kerjasama kita dengan perusahaan xx" Alvin menyerahkan berkas yang sedari tadi di pegangnya pada Ditya
Ditya pun memakai kacamata minusnya dan mulai memeriksa berkas yang di berikan oleh Alvin.
"Kapan kita mulai proyek pembangunan mall ini?" tanya Ditya tanpa mengalihkan pandangannya pada berkas yang sedang di bacanya
"Bulan depan sudah bisa kita mulai, tinggal kau tanda tangani ini dan nanti siang kita ada rapat di dengan pemimpin perusahaan xx itu" jelas Alvin
"Baiklah, kau atur semuanya" kata Ditya
Alvin pun undur diri keluar dari ruangan Ditya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
aku kira tadi tania anaknya satya
2022-03-15
1
Rosita Husin Zen
kasihan juga Ditya itu kan anaknya seno sama ffaiha ya Thor
2022-03-03
0
Yani Maryani
nyimak
2021-06-09
1