"Gimana pak??" tanya Haikal pada rekan Fauzi.
"Hasil sidik jari menyatakan bahwa rokok yang ada di tas siswi ini..."
"Yaak? Lamaa bah" keluh Azril.
"Bukan punya Asya" lanjutnya.
"Udah gue bilang Zril, bukan punya gue. Ngeyel sih" Asya bicara tanpa menatap Azril.
Seketika dia berbalik dan memeluk seseorang yang dibelakangnya.
"Lega gue Zril, huh. Liat aja yang fitnah gue bakal gue buat sengsara ntar"
"Sya?" tanya Azril, Asya berdehem.
"Betewe Zril, lu kapan ganti bajunya?" tanya Asya.
"Eh?" Asya melepas pelukan lalu melihat wajah pria yang dipeluknya. Dia salah peluk.
Asya malah memeluk Fauzi bukannya Azril.
"Astaga dragon ball, maaf pak" Asya cengengesan lalu beralih ke Azril. Fauzi menariknya lalu memeluk Asya.
"Saya senang itu bukan punya kamu. Lain kali hati-hati" ujar Fauzi. Asya diam.
Lima detik kemudian dia melepas pelukan. Setelah pelukan terlepas Asya menghampiri Azril dan berdiri dibelakang Azril.
"Malu banget gua bangsatt" bisik Asya. Mereka yang mendengar itupun tertawa.
Drrrttt.. drrrttt...
"Daddy nih yakin gue" ujar Azril sambil mengambil ponselnya yang ada di saku celana.
"Kan bener" Azril mengangkat teleponnya. Asya mendekatkan telinganya di dekat ponsel Azril.
...Daddy handsome...
📞 "Was mehr problem?"
[ Masalah apa lagi? ]
^^^"Daddy weiß es?" tanya Asya.^^^
^^^[ Daddy tau? ]^^^
📞 "Natürlich"
[ Tentu saja ]
📞 "Was ist passiert?" tanya mommy.
[ Apa yang terjadi? ]
^^^"Asya wird verleumdet" jawab Azril.^^^
^^^[ Asya difitnah ]^^^
📞 "Wer ist tu es?" tanya Aska.
[ Siapa yang melakukannya? ]
^^^"Emm.. people who envy Asya. Tenang aja daddy, Asya yang bakal urus ntar" ^^^
^^^jawab Asya. ^^^
^^^[ Emm.. orang yang iri pada Asya....]^^^
📞 "Jangan buat masalah, daddy sama mommy selalu pantau kalian dari jauh"
^^^"Iya daddy, gak bakal terulang kok. Janji" ^^^
^^^balas Asya.^^^
📞 "Yaudah, hati-hati kedepannya"
Aska mematikan teleponnya.
"Eh dad--- buset udah dimatiin ajaa" ujar Asya kesal.
"Tadi yang pertama kalian pake bahasa apa?" tanya Yuda. Azril dan Asya melihat ke Yuda lalu melihat sekeliling.
Mereka lupa jika masih di ruangan pak Jarwo.
"Pake bahasa Jerman pak" jawab Asya.
"Mereka tu multitalent pak, multingual juga" sahut Haikal.
"Masa iya, tau bahasa apa aja emang?" tanya Fauzi.
"Hmm.. Jerman, Inggris, Jepang, sama Turki pak. Korea juga bisa sedikit pak, tapi gak bisa hangulnya" jawab Asya.
"Jerman? Belajar dimana? Tadi juga kedengaran fasih banget" sahut Fauzi.
"Belajar dari keluarga, udah dilatih dari bocil" jawab Azril.
"Tunggu.. berarti ayah atau ibu kalian orang Jerman?" tanya pak Jarwo.
"Em.. blasteran" jawab Asya dan Azril kompak.
"Waw.. spectacular" ujar Fauzi.
"Mereka berdua darahnya campuran kak, ada Jerman ada Amerika" ujar Tara.
"Serius?" tanya Yuda. Asya dan Azril mengangguk.
"Sama dong," kata Yuda.
"Lah, sejak kapan anda jadi keturunan Jerman dan Amerika?" tanya Fauzi menatap Yuda.
"Yang bilang saya keturunan Jerman siapa?" tanya Yuda.
"Lah?"
"Tadi bilangnya sama"
"Emang saya bilang begitu?"
Asya menatapnya datar, "Dahlah, mati sana di air-air"
•••
Paris, Perancis.
05.00 waktu setempat
"Serupa sama lu kan ya Zi? Waktu SMA kan lu dipitnah juga tuh" ujar Qiara.
"Iya bedanya dia gak di skors. Untung aja gak di skors, kalau di skors minta kesini pasti" balas Zia.
"Bagusan di skors tan, Shaka bisa jahilin tu anak" sahut Shaka.
"Eh anak ajaib muncul aja, mandi sana besiap sekolah!" suruh Samuel.
"Widih, anak sendiri dikata anak ajaib. Ajaib emang papa ajaib" Shaka pergi. Aska, Zia, dan Qiara tertawa.
"Lu bedua kapan minggat dari sini?" tanya Samuel.
"Yah gila lu Sam. Gue jarang kesini juga sinis amat" protes Aska. Samuel cengengesan
"Gue nanyaa loh" ujar Samuel.
"Ye pertanyaan lu sinis banget Suraji" Samuel tertawa.
"Gak usah ladenin, tau sendiri nih papa nya Shaka punya tingkat kekejaman yang naudzubillah" sahut Qiara. Aska dan Zia tertawa, sedangkan Sam pura-pura tidak mendengar.
"Sekitar satu atau dua hari lagi gue sama Zia disini, setelahnya gue balik ke Indonesia. Santai aja, ntar gue bayar sewa kok" jelas Aska.
"Nah gitu kan enak" Samuel bersemangat.
"Papa aneh, kayak orang susah. Padahal duitnya banyakk" kata Shaka yang muncul kembali.
"Potong uang jajan kamu ya" ancam Samuel.
"Minta ke mama, atau nggak pinjem sama om Aska gampang kan?"
"Kang utang!"
"Hahaha"
- -
"Ta, lu mau gue make over gak? Setidaknya biar lu gak di bully" tawar Asya pada Tara di jam istirahat kedua. Mereka berdua di kantin menikmati makanan.
"Nggak deh sya, aku gak ada duit. Kalau minta sama kak Fauzi, aku segan"
"Nggak usah dipikirin itunya, udah ntar gue izin sama kak Fauzi buat bawa lu pergi. Ini perintah bukan permintaan" ujar Asya.
"Kamu baik banget sya, aku gak enak jadinya"
"Nggak perlu sungkan ih, santai aja" Asya cengengesan.
"Eh betewe Racksa, Azril, Ical, sama Dino mana ya?" tanya Asya.
"Iya, tumben aja gak muncul" jawab Tara.
Asya dan Tara berdua celingak-celinguk mencari ke empat bodyguard mereka.
"Cariin gue ya?" Arsen tiba tiba muncul tepat di depan muka Asya yang melihat ke samping kirinya.
Jarak antara muka Asya dan Arsen sangatt dekattt, bahkan Asya bisa merasakan hembusan nafas Arsen.
Arsen melirik ke arah bibir Asya, bibir yang cukup menggoda baginya. Ntah apa yang terjadi dengan Asya, Asya malah deg-degan dan menutup matanya.
"Kalian berdua mau apa?" suara Tara menghentikan perpanjangan dosa. Arsen langsung memundurkan mukanya.
"Hah? Gak apa apa ta" jawab Asya.
'ah.. dasar pakboy cap biawak, gue juga kenapa deg-degan sih?!' batin Asya.
'apa apaaan arsen? kenapa jadi aneh gini? gugup segala, kenapa juga deket banget, kenapa otak gua melenceng. astaghfirullah, ampuni hamba ya Allah' batin Arsen.
"Kalian berdua mau ciuman?" tanya Tara dengan wajah polosnya.
"Ahh sotoy banget si lu, siapa juga yang mau sama singa betina" jawab Arsen.
"Yee.. sapa juga yang mau sama lu pakboy cap biawak!" balas Asya kesal.
"Sya" siswa berkacamata dan berambut sangat sangat rapi muncul di hadapan mereka.
"Iya?" tanya Asya.
"Em.. kamu, kamu ada waktu gak? A- aku mau ajakin Tara makan" tanya siswa itu.
"Apa gimana?? Tanya gue ada waktu apa nggak, terus yang mau lu ajak makan Tara?" tanya Asya.
"Hah? Eh.. emm gak jadi" siswa itu pergi begitu saja.
Arsen yang melihat langsung tertawa ngakak. "Gila lu tong?" tanya Asya. Arsen menggeleng lalu tertawa lagi.
"Maksud dia gimana sih?" tanya Tara.
"Ntah lah, mungkin dia pergi mau nyusun kata kata romantis buat lu ta" jawab Asya.
"Ngaco kamu" pipi Tara bersemu merah.
Arsen yang masih disitu tetap tertawa, ntah apa yang ditertawakannya. Memang, dia pria berhumor receh:v
"Lo kenapaaa biawak? Gila?" tanya Asya.
"Ya kagak lah," jawab Arsen.
"Heran gue, lu sama tu cowok culun ramah dah, sama gua kok kagak sih?!" tanya Arsen.
"Widihh, pengen banget di ramah-in" balas Asya.
"Siapa sih yang gak mau di ramah-in sama cewek cantik kayak lo" goda Arsen sambil menatap Asya.
Asya tertawa, "Ceilahh.. pakboy cap biawak, gombalan lu kagak mempan di gueee"
"Yakin gak mempan? Merah loh itu pipi lu" Asya langsung memegang pipinya.
"Cie awww"
"Ta, pipi gue merah?"
"Nggak" jawab Tara.
"Kampret lu anak kadal" Arsen tertawa lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Aeenoor Ashly
thor kau tau kan gimana rasanya nahan bengek malem2☺
2021-06-25
0
nisafdlla
pria berhumor receh❤😂
2020-12-08
3
idut
next thor semangat
2020-12-08
2