Kak Fauzi

Asya POV

"Woi!"

"Hm?" Gue ngeliat manusia berandal yang bakal jadi atasan gue dalam organisasi OSIS di SMA ini.

Cokk, dia Arsen! Pusing gak lu jadi gue? Kok bisa... kok bisa KETUA OSIS ITU ARSEN, SI BERANDAL?!

Agh! Manusia yang pengeennn banget gue lenyapin dari muka bumi, malah bakal dekat sama gue sedekat Desember ke Januari.

Huhuuu..

Liat mukanya yang berandal itu, sumpah! Pengen gue grauk abis-abisan. Tapi mau gimana lagi? Gue udah terlanjur setuju tadi. Daddy selalu ajarin buat tanggung jawab. Jadi, gue... pasrah.

Gue usahain buat nggak sanggup. Ehh, maksudnya buat sanggup terima kenyataan yang pahit di masa SMA gue. Semoga gak pahit pahit banget kayak rasanya pare.

"Lu kenapa?" Arsen samperin gue. Gue mundur alon-alon mergo sadar gue sopo.

Jancokkk. Ngapa jadi nyanyi gue?! Maap, gue emang gak jelas! Oke, skip. Arsen maju dan gue terus mundur. Asya, lu kenapa jadi takut liat ni anak sih?! Memang agak serem diaa tuuu.

"Lu mau apaaa?! Berhenti di situ! Berhenti anjirr!!" Bentak gue keras dan malah jadi pusat perhatian. Bodoamat dah! Yang penting gue gak difitnah sebagai pelakor muda. Bisa rusak reputasi bidadari tercantik kayak gue nanti.

"Lu kenapa sih? Kok liat gue kayak liat setan?" tanya Arsen lembut. Gue merinding gila, kenapa jadi gitu?

"Nggakpapaa. Gue baik-baik aja, lu jangan deket-deket," kata gue sambil berusaha buat netralin keanehan ini. Jujur diri ini menjadi sedikit prik.

"Tell me, Asya. Lu kenapa?" Arsen maju lagi perlahan-lahan. Sial ni anak, dijauhin malah ngedeket. "Gue gakpapa, jadi udah ya mundur, gak usah deket-deket. Jaga jarak dua meter," muka gue melas.

Gue lagi gak mood apapun sekarang. Rasanya pengen pulang. "Lu sakit? Lu kenapa, Asya? Gue khawatir."

Lahhh? Kenapa tetiba khawatir sih?! Jatohnya sokap siee. Hm, gue senyumin dia. Biasanya human takluk liat senyuman gue yang semanis taii sapi.

Boong cukk boong.

"Gue gak papa, Sen, sumpah dah. Gue cuma gak mau di cap perebut. Lu gak liat tatapan-tatapan manusia pas gue lewat. Berasa buronan tau nggak?"

Asya kok curhat? :")

Gue pejemin mata sedetik abistu buka lagi. Ehh dia ketawaa, emang bukan manusia normal dia, gue yakin seribu persen!

"Kalian kenapa?" tanya Helen yang datang. Cinta gue sama lu Helenn, penyelamatkuu. "Helen, anterin gue ya. Anterin kee ruang OSIS. Plis, help me okayy?" muka melas andalan.

"Loh itu ada Arsen, Sya. Kan kalian searah."

Gue natap Helen. "Cuyy, mengertilah. Gue bisa dicincang ini sama pacar diaaa." Helen malah ketawa juga. Mereka ni kenapa ketawa sih?! Mang gue selucu itu apayahh.

"Santai aja, Asya. Gak kok nggak, gak bakalan dicincang. Percaya dah sama gue," kata Helen meyakinkan. "Ish. Oke-okeee, lu kagak mau anterin gue, kan? Oke, fine."

Gue langsung pergi, lari ke lapangan basket. Tujuan? Ke kelasnya Ical. Ical yang bisa bantu gue sekarang.

Bugh! Jingg. Pala gue kena bola baskett, sakit cokk. Pusing, naning, apa itu namanya yang dunia muter-muter?? Ahh olengg. Kok jadi lemah kali si Asyaa?!

Tapi serius, gue pusing banget. Serasa mau pingsan. Gak bisa ketahan lagi, gue akhirnya jatoh. Lebih tepatnya, hampir jatoh. Waktu gue mau jatuh tadi, badan gue ditahan.

Gue berusaha buat gak oyong lagi. Berdiri di tempat, dan diam gak bergerak. Biasanya ntar normal. Dua menit setelahnya, beneran balik ke awal. Gue coba buat liat ke belakang, siapa yang nahan badan gue tadi.

Lah? Eh? Kok... "Kak Fauzi?!"

WOI ANJIRRRR KAKAKNYA TARAAA!

Gue buru-buru sedikit ngejauh dari dia. Karena gerak tadi pala gue sakit lagi, gue tepuk pelan kepala gue bair sakitnya ilang.

Itu kebiasaan gue pas sakit kepala, ntah baik ntah nggak gue gak tau. Tapi itu agak ngaruh buat gue. Pas mau lanjutin nepuk kepala, tangan gue ditahan kak Fauzi. "Jangan digituin, gak bakal bikin sembuh."

Anying suaranya. Lembut amat kek pantat bayi. Ni cowok gue liat-liat udah machoo, cool lagi. Rugi banget kalau bukan pacar gue. Ehm.

"Pusing kepalanya?" tanya kak Fauzi. Gue geleng-geleng kepala, "Nggak terlalu kok, kak."

Eh, tiba-tiba, tanpa aba-aba... GUE DI GENDONG ALA BRIDAL STYLE GITU SAMA NI COWOK. Sumpah, gue deg-degan gak tau kenapa. Mimpi apa ya gue semalam?

Oke, Calm down, Asya. "Kak... aduh kak, ini.. mo kemanaa?" Kak Fauzi malah diem, gue juga diem ajalah jadinya. Tapi ini sejujurnya gue bingung, dia kakak kelas gue apa gimana?

Btw, dia bawa gue ke UKS. Gue diletakkan di salah satu brangkar UKS. "Tolong obat pusingnya," katanya sama mbak mbak dokter khusus. Mbak itu kasih obat, obatnya diambil kak Fauzi.

Terus itu kak Fauzi ambil air mineral. Air mineralnya dia buka baru disodorin ke gue. "Ini minum biar gak pusing lagi."

Si anti obat mau gak mau harus minum obat. Moga aja ntar jadi manis kalau sambil liat kak Fauzi. Jiakhh!

"Masih pusing?"

Ini beberapa menit setelah minum obat, dia masih tungguin gue terus di UKS. "Masih sedikit, kak."

"Santai aja ya, lu keliatan gugup."

Ughh, sialll. "Kakak, senior di sini? Maksudnya, kakak itu kakak kelas?" tanya gue alihin topik. Kak Fauzi geleng-geleng. "Jadi?"

"Saya alumninya."

"Terus, di sini ngapain?"

"Calon guru IPA 1."

Hah?! Serius?! IPA 1?! Kelas gua anjim!! "Ini serius, kak?" Gue terheran-heran, gak percaya. Tapi alhamdulillah sebetulnya, sekolah gue lebih semangat. Awokawok.

Gue liat kak Fauzi, dia ketawa kecil gitu setelah denger pertanyaan gue. Kalau boleh jujur lagi, ni cowok ganteng banget cokk. MasyaAllah.

"Nggak kok. Saya cuma di undang untuk sosialisasi aja di sini," jawab Kak Fauzi santai. "Sosialisasi apa, kak?"

"Yaaaa sosialisasi. Nanti datang aja ke ruang perkumpulannya ya, tapi kalau udah enakan kamunya."

Bruk!! Gue sama kak Fauzi sama-sama liat ke depan, siape yang brutal banget buka pintu. "Asyaaa..." Oh ternyata Tara. Tara berhenti, agaknya dia tekejut liat kak Fauzi.

"Kakak di sini?" Kak Fauzi ngangguk pelan. "Sejak kapan kamu asal-asal gitu masuk ruangan? Masuk gak pake salam pula." Tara balik keluar.

Tok tok tok! Tara ngetok pintu, buka pintu sendiri dan masuk sendiri tanpa di suruh. "Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Nah, gitu kan bagus."

Sial. Ini beneran idaman gue. Gue meratiin merek yang asik ngobrol berdua. "Ya maap, kak. Tadi Tara panik denger Asya pingsan."

"Hah? Kagak pingsan kok, cuma hampir pingsan."

"Sama aja tu. Kamu baik-baik ajakan? Ada yang sakit? Siapa yang ngapain?" tanya Tara bawel. Baru tau dia bisa bawel gini juga. "Nggak usah ribut ah."

"Diem deh kak!"

Amazing! Ini Tara? Ngegas amatt cukkk.

"Dia siapa kamu emang? Sok deket banget kamu," kata Kak Fauzi macem ngejek. "Dia tu oang baik yang pertamaaaa kali mau temenan sama Tara. Makasih, udah mau kakak tolongin."

...----------------...

Author POV

"Jadi? Sebenarnya kak Fauzi itu polisi?" tanya Asya. Tara mengangguk. Mereka berdua sedang berjalan menuju kelas setelah selesai menghadiri sosialisasil Fauzi.

"Polisi muda. Kata ibuku, itu cita-citanya dari umur lima tahun," jawab Tara santai. "Umurnya sekarang?"

"19." Asya sedikit terkejut. Ia menatap Tara, merasa tidak yakin dengan jawaban Tara. Dilihat dari muka memang Fauzi masih muda, tapi masa iya semuda itu udah jadi polisi? Itu yang Asya pikirkan.

"Serius ini?" Tara mengangguk lagi. "Kak Fauzi itu SPN 7 bulan setelah tamat dari SMA ini."

"Nggak pindah-pindah lokasi?" tanya Asya lagi. "Yaa pindah, aku sama kak Fauzi pindah apartemen karena dia pindah kota."

"Agak jauh kan, darisana ke sekolah?"

Tara mengangguk. "Yaa.. gimana lagi? Aku gak berani sendiri, lagian kalau mau pindah sekolah aku juga gak mau. Kamu tau sendiri aku susah bergaul."

"Maaf ni sebelumnya, ibu sama ayah lu di mana?"

"Mereka udah tenang di atas sana," kata Tara menatap langit. Asya jadi merasa tidak enak. "M- maaf gue gak tau."

Tara menatap Asya sambil tersenyum. "Gakpapa kok. Santai ajaa. Makasih kamu mau jadi temenku dan juga temen curhat aku." Asya balas senyum Tara.

"Sama-samaaa."

Pletak! Kotak susu terlempar tepat mengenai kepala Asya. Asya berbalik menatap pelakunya. Pelakunya bisa kalian duga. Yaa, siapa lagi kalau bukan Arsen.

"Kampret. Gila lu ya?!" tanya Asya menatap sengit Arsen. Arsen berjalan menghampiri Asya, "Kemana aja lu? Bukannya ikut rapat tadi!" protes Arsen.

"Rapat apa? Kapan?!"

"Rapat apa, rapat apa. Gak inget kan lu?! Asik berduaan sama polisi sialan itu sih," kata Arsen nyolot. "Jaga omongan lu monyet!"

"Pacar lu ya?"

"Jangan buat tangan gue kotor gara-gara nampar lu ya, Arsen." Arsen tersenyum dan menepuk pipinya, "Tes kalau berani."

Plakk! Tamparan benar-benar melayang. Asya beraksi, setan di tubuhnya merasuki. Setelah menampar Arsen, Asya menendang perut Arsen hingga Arsen terjatuh.

Jika kalian beranggapan mereka ditempat sepi, kalian salah besar. Di situ, rame. Bahkan sangat rame. Oleh sebab itu sekarang mereka jadi tontonan siswa-siswi.

Arsen yang terjatuh di lantai tersenyum miring. "Siapa lu sih, Asya? Pacar lu? Atau... sugar daddy lu?"

Asya menarik kerah baju Arsen hingga Arsen berdiri. Asya mendorong Arsen ke dinding, dia menampar Arsen. "Jaga ucapan lu, setan!"

Gerakan kakinya yang hendak menendang perut Arsen dengan lututnya terpaksa berhenti karena suara teriakan. "ASYAA!!"

"Kenzii..." kata Asya dengan suara pelan. Kenzi aka Azril datang mendekat. "Aduhh, suka banget cari ribut." Azril menarik tangan Asya lalu memeluknya. Asya tenang, matanya berkaca-kaca.

"Dia fitnah gue yang nggak-nggak," adu Asya manja layaknya bocil. "Ya nggak emosi gitu juga. Tahan emosi nggak bisa, hm?"

Arsen yang melihat Asya seperti ini, jadi tidak tega. Dia berdiri tegak lalu menghampiri Asya. "Gue.. gue minta maaf" ujarnya sambil menunduk.

Asya berbalik. 'Gue emang emosi sama perkataan ni anak, tapi ngeliat mukanya begini, gue juga gak tegaa. llLawak banget lagi muka melasnya,' batin Asya sambil senyum devil.

"Hahaha. Muka lu gak ngenakin bangett," ledek Asya. Arsen mendongak. "Lu drama?"

Asya diam, perlahan-lahan kakinya menjauh dari Arsen. Sedikit menjauh, Asya cengengesan. "Nggak drama juga sih, gimana ya? Gitulah pokoknya. Makanyaa jangan juliddd jadi orangggg!!"

"Eeehh kampret lu yaa!!" Asya tertawa. Arsen yang gemas melihat Asya pun berlari mengejarnya. Kejar-kejaran pun terjadi lagi diantara keduanya.

"Abis ini merengek lagi gue tabok lu, Asya."

^^^Revisi—^^^

^^^September 2022.^^^

Terpopuler

Comments

anisaa✨🌼

anisaa✨🌼

gw binggung m ngeship Ama siapa😶😶🤲

2020-11-29

3

Shofiena Elsazi

Shofiena Elsazi

next up kak

2020-11-29

0

RisNa08

RisNa08

lanjut thorr

2020-11-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bujuk rayu yang gagal
2 Singgasana tiga tahun
3 Mari kita mulai
4 Hari apes Azril
5 Hari apes Azril 2
6 McD
7 Arsen
8 Kawan baru
9 Panggilan
10 Pengganti
11 Kak Fauzi
12 Daily twins
13 Rapat gajelas
14 Latihan
15 Bully?
16 Tak terduga
17 Pakboy cap biawak
18 Exoticdevil and Darkstar
19 Pakboy and playboy ͡° ʖ̯ ͡°
20 Humor rendahh
21 Kumpul keluargaa
22 Bareng temen Zap
23 Maen game
24 Penerus
25 Date
26 Ica come back
27 Projek pengamatan
28 Arsen mampirr
29 H-hah??
30 Ditagihh
31 Pasar tradisional
32 Pasar tradisional 2
33 Jemputan mendadak
34 Suho or Seojun
35 Pena multifungsi
36 Perkara balik
37 Pakett
38 Eventt
39 Tragedi
40 Challenge
41 Nginepp
42 WHATTT?!!
43 Bapak jl gagal marah
44 Perkara balikk lagii
45 Posesif??
46 Orang asing
47 Mulutmu harimaumu
48 Renang
49 Bujukk singaa
50 With Mr. A
51 Gagal romantis
52 Membagongkan
53 Gang
54 Teman adalah teman
55 Parkiran
56 Traktiran Apin
57 Bolossss
58 Pantaii
59 Ripp uang jajan
60 Disusulinn
61 Di jagain Arsen
62 Sup ayamm
63 Kafee
64 Holidayyy!
65 Qtime <3
66 Ice skating
67 Penakutt
68 Geng gak beres
69 Priority
70 Was-was
71 Chapter seventy one
72 Cabut versi halal
73 Tetangga baru
74 Malam mingguu
75 Asya kumat
76 Persidangan wkk
77 Buat kuee
78 Main jengaaa
79 Misterii
80 Rooftop
81 Geng gak beres mengbucinnn
82 Happy bornday Araaa-!!
83 Bodohh!
84 Negosiasii
85 Demi Asyaa!
86 Baju erayaa
87 Erayaaa!
88 Besok ijab kabul!!
89 Ke rumah camerrr
90 Tenggennn
91 Ampera
92 Gagall
93 Mug couple
94 Saltinggg!
95 Pouuu
96 Prankk~
97 Gagal prankkk
98 Sapii putihh
99 Partyyy–!
100 Special chapterrr
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Mansionn
104 Pulangg
105 Maknae boy sickk
106 Restoo
107 Who?
108 Gentlemen!
109 Like a psychopath
110 Pesta perpisahan~
111 Ada apaa??
112 Pencarian
113 Pencarian 2
114 Pencarian 3
115 Finally!!
116 Kayang yukk!!!
117 Apalagi ini??
118 Kecelakaan
119 Couplean
120 Full day
121 Full day 2
122 What happened?
123 Hampir ajaa!
124 Amarah
125 Ke psikolog?
126 Happiness
127 Good boy
128 Cieee ldrr
129 New problem >.<
130 Masih ldrr
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Rapatt
137 Yang sesungguhnya...
138 Rumah sakit
139 Dejavuu
140 Perkara kedinginan
141 Modusss
142 Ngebett
143 Wedding day
144 After wedding day
145 Chapter 145
146 Chapter 146
147 Happy new yearr!!
148 1/1
149 APAAAA?!
150 Ovt
151 Bar
152 Chapter 152
153 Kegepp???
154 Chapter 154
155 Wd [2]
156 Apartment
157 Chapter 157
158 Ngambek
159 Hadiah
160 Php
161 Surprise dan hukuman
162 Syeblakk
163 Dihukum
164 Horor movie
165 Deep talk
166 Jealous
167 Chapter 167
168 Bayi kolottt
169 Go to Sydney?
170 Moodyan
171 After
172 Another party
173 Sensitif
174 Diusir?
175 Aneh-aneh
176 Full ngidam
177 Sedikit curiga
178 Kejahilan kecill
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Bujuk rayu yang gagal
2
Singgasana tiga tahun
3
Mari kita mulai
4
Hari apes Azril
5
Hari apes Azril 2
6
McD
7
Arsen
8
Kawan baru
9
Panggilan
10
Pengganti
11
Kak Fauzi
12
Daily twins
13
Rapat gajelas
14
Latihan
15
Bully?
16
Tak terduga
17
Pakboy cap biawak
18
Exoticdevil and Darkstar
19
Pakboy and playboy ͡° ʖ̯ ͡°
20
Humor rendahh
21
Kumpul keluargaa
22
Bareng temen Zap
23
Maen game
24
Penerus
25
Date
26
Ica come back
27
Projek pengamatan
28
Arsen mampirr
29
H-hah??
30
Ditagihh
31
Pasar tradisional
32
Pasar tradisional 2
33
Jemputan mendadak
34
Suho or Seojun
35
Pena multifungsi
36
Perkara balik
37
Pakett
38
Eventt
39
Tragedi
40
Challenge
41
Nginepp
42
WHATTT?!!
43
Bapak jl gagal marah
44
Perkara balikk lagii
45
Posesif??
46
Orang asing
47
Mulutmu harimaumu
48
Renang
49
Bujukk singaa
50
With Mr. A
51
Gagal romantis
52
Membagongkan
53
Gang
54
Teman adalah teman
55
Parkiran
56
Traktiran Apin
57
Bolossss
58
Pantaii
59
Ripp uang jajan
60
Disusulinn
61
Di jagain Arsen
62
Sup ayamm
63
Kafee
64
Holidayyy!
65
Qtime <3
66
Ice skating
67
Penakutt
68
Geng gak beres
69
Priority
70
Was-was
71
Chapter seventy one
72
Cabut versi halal
73
Tetangga baru
74
Malam mingguu
75
Asya kumat
76
Persidangan wkk
77
Buat kuee
78
Main jengaaa
79
Misterii
80
Rooftop
81
Geng gak beres mengbucinnn
82
Happy bornday Araaa-!!
83
Bodohh!
84
Negosiasii
85
Demi Asyaa!
86
Baju erayaa
87
Erayaaa!
88
Besok ijab kabul!!
89
Ke rumah camerrr
90
Tenggennn
91
Ampera
92
Gagall
93
Mug couple
94
Saltinggg!
95
Pouuu
96
Prankk~
97
Gagal prankkk
98
Sapii putihh
99
Partyyy–!
100
Special chapterrr
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Mansionn
104
Pulangg
105
Maknae boy sickk
106
Restoo
107
Who?
108
Gentlemen!
109
Like a psychopath
110
Pesta perpisahan~
111
Ada apaa??
112
Pencarian
113
Pencarian 2
114
Pencarian 3
115
Finally!!
116
Kayang yukk!!!
117
Apalagi ini??
118
Kecelakaan
119
Couplean
120
Full day
121
Full day 2
122
What happened?
123
Hampir ajaa!
124
Amarah
125
Ke psikolog?
126
Happiness
127
Good boy
128
Cieee ldrr
129
New problem >.<
130
Masih ldrr
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Rapatt
137
Yang sesungguhnya...
138
Rumah sakit
139
Dejavuu
140
Perkara kedinginan
141
Modusss
142
Ngebett
143
Wedding day
144
After wedding day
145
Chapter 145
146
Chapter 146
147
Happy new yearr!!
148
1/1
149
APAAAA?!
150
Ovt
151
Bar
152
Chapter 152
153
Kegepp???
154
Chapter 154
155
Wd [2]
156
Apartment
157
Chapter 157
158
Ngambek
159
Hadiah
160
Php
161
Surprise dan hukuman
162
Syeblakk
163
Dihukum
164
Horor movie
165
Deep talk
166
Jealous
167
Chapter 167
168
Bayi kolottt
169
Go to Sydney?
170
Moodyan
171
After
172
Another party
173
Sensitif
174
Diusir?
175
Aneh-aneh
176
Full ngidam
177
Sedikit curiga
178
Kejahilan kecill

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!