Asya POV
Halo! Selamat pagi coy.
Gue Asya. Kalian udah kenal gue pastinya, karena si Azril udah kenalin gue di sinopsis. Kurang lebih tentang gue gitu. Darah mommy mengalir deras dalam tubuh gue. Itu sebabnya gue punya sifat setengah cewek setengah cowok.
Selain karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, gue jadi begini karena seluruh temen masa kecil gue itu..
Cowok!
Kembaran gue cowok, bro. Temen-temen kecil sama sodara gue juga cowok semua. Makanya gue jadi gini, wkwk.
Ini kebetulan yang tersengaja..
Eh gimana sih??
Dahlah, gue mau kasih deskripsi ke kalian tentang temen-temen cowok gue. Mereka itu anak sahabatnya mommy dan daddy.
Yang pertama nih. Anaknya om Ivan sama tante Ica, si Haikal. Nama lengkapnya Haikal Beevay Alexand. Gue sama yang lain panggil dia Ical. Ical baik, ramah, humble, dan gak pelit dia juga ganteng. Cowok idaman cewek, kecuali gue.
Yang kedua. Anaknya om Samuel sama tante Qiara, Shaka. Nama lengkapnya Shaka Ibrahim Alexand. Kita panggilnya Caka. Caka itu kek pendiem gitu, dikit tapi pendiemnya. Kebanyakan lasaknya kalau sama kami mah ya. Menurut cerita mommy daddy, Caka itu persis sama kayak om Samuel. Kan anaknya yaa:)
Lanjut!
Yang ketiga. Anaknya om Dimas sama tante Tania, Dinosaurus. Eh, namanya ya nggak dinosaurus lah. Nama asli Dino tu Dinopatti Putra. Keren, kan? Orangnya juga lumayan keren. Standard wkwk. Dia baik pake banget, gue sering porotin dia kalau ketemu, hehe.
Dan yang terakhir ini anaknya om Jimmy sama tante Alya, Apin. Nama aslinya, Alvin Jassen. Ini anak blak-blakan parah, kalau ngomong gak dipikir dulu. Suka bikin sakit hati. Dia juga sering sok-sok puitis atau sok-sok dramatis gitu. Impiannya tu jadi penulis terkenal 'katanya'. Dahlah, intinya dia manusia paling ngeselin.
Kami berenam kalau di satuin kocaknya NAUDZUBILLAH. Kami juga punya squad namanya "JL". JL itu bukan jalan woy, tapi Jidat Lebar.
Kami sama-sama punya jidat yang gede alias lumayan jenong gitu. Banyak orang bilang, jidat kami bisa dipake untuk tempat pendaratan pesawat. Padahal mah kagak mungkin_-
Oke, itu sekilas tentang temen gue yang anaknya sahabat mommy sama daddy. Gue heran, kenapa gue anak cewek satu-satunya diantara mereka. Bahkan di keluarga dari mommy gue juga cucu yang paling cantik.
Sebabbb, anaknya ongkel Zean sama ongkel Zai itu cowok, yaaaa otomatis ganteng dong bukan cantik. Hehe.
Anaknya ongkel Zean ada dua. Nah dua-duanya juga cowok. Yang pertama itu bang Zafran Ferry Adler sama bang Frizy Zayden Adler. Kalau anak ongkel Zai namanya, Kevan Zaffar Adler. Satu lagi, anaknya ongkel Luis. Luthfi Leonardan Adler.
Gue sama Azril jarang main sama bang Zafran, bang Frizy, Luthfi, ataupun Kevan. Kenapa?
Karena jarak.
Bang Zafran sama bang Frizy itu di Jerman sekarang. Kalau Luthfi di Turki. Nah, si Kevan kemana? Kevan di Indonesia. Cuma jarang ketemu plus jarang main.
Selain itu, gue sama Azril juga gak terlalu dekat sama anak kembaran daddy. Om Aksa. Katanya sih anak om Aksa cowok. Tapi, gue gak pernah tau dan gak pernah nampak itu cowok. Setau gue, dia ada di Amerika. Om Aksa sama tante Refi juga di sana nerusin perusahaannya opa.
Itu sekilas tentang gue sama yang lain. Gue jabarin satu persatu biar kalian gak bingung.
——
Gue turun dari kamar samperin para makhluk makhluk gak ada akhlak itu. Gue tidur di kamar sedangkan mereka berlima tidur di sofa ruang keluarga. Pintu kamar juga gue kunci kok tadi.
"Woi bangunn!!"
"Lima menit lagi," jawab Azril masih dengan mata terpejam. Gue tarik selimutnya biar dia bangun. "Gak ada lima menit! Bangun! Sekolaahh!"
"Bolos aja lah ya? Gue males," kata Dino. Emang si makhluk punah itu hobinya menyesatkan. "Ini hari kedua gue masuk ye, Dinosaurus. Gak mungkin gue udah bolos," masih gue lembutin nih.
Oke, ehm.
"BANGUN WOI!!" Mereka langsung bangun dan duduk dengan mata terpejam. Gue ketawa kecil liat mereka. "Cepat besiaaappppp!"
Azril yang sempoyongan langsung pergi ke kamarnya buat mandi. Nanti bakal ganti-gantian sama Dino dan Ical. Dino sama Ical udah bawa baju sekolah, jadi gak perlu balik ke rumah.
Kalau Caka sama Apin mereka masih ngumpulin nyawa. Katanya tadi malem mau pulang sih mereka. Gue sendiri udah siap tinggal bikin sarapan, makan, abistu berangkat.
Dan sekarang gue lagi di dapur. Bingung, ini gue mau masak sarapan apaa?
...----------------...
Author POV
Mereka berpisah dengan Shaka dan Alvin. Keduanya belok kiri menuju ke rumah masing-masing, sedangkan Azril, Asya, Dino, dan Haikal belok kanan menuju sekolah.
Yaaaa, hari kedua Asya dan Azril masih tetap sama seperti hari pertama. Para siswa-siswi menatap mereka dengan tatapan gak suka, tapi di dominasi tatapan yang tidak bisa diutarakan. Eaaa wkwkw.
Ditambah kemunculan Dino dan Haikal yang berbeda dari biasanya, mereka semakin ditatap. JL emang populer di mana-mana.
Tidak perduli dengan tatapan dari mereka, Asya, Azril, Haikal, dan Dino berjalan menuju kelas masing-masing. Sesekali tertawa karena lawakan dari Dino.
Saat sedang santai berjalan, mendadak Haikal menarik tangan Asya sehingga Asya terpentok ke dinding dan ditutupi tubuh Haikal. Mata Haikal melihat ke samping. Haikal menarik tangan Asya karena ada siswa yang sedang berlari tadi.
Asya terpaku. Diam. Menatap Haikal dengan keheranan. 'Aneh? Kenapa gue deg deg-an? Gak mungkin gini doang fall in love anjirrr,' batin Asya bertanya-tanya.
"Hadeh. Udah SMA juga masih kek bocil," ceramah Haikal. Ia melihat ke Asya. Menarik Asya kembali seperti semula, dan membenarkan rambut serta baju Asya yang berantakan.
"Gakpapa kan lu?"
"Iya, gakpapa."
"Btw, kenapa pada lari-lari sih?" tanya Dino. Tidak ada yang menjawab, karena sama-sama tidak tau. Sepersekian detik kemudian, Haikal baru tersadar. Siswa tadi berlari menuju belakang kelas. Haikal pun ikutan berlari. Ia yakin ada pertengkaran lagi.
Asya, Dino, dan Azril juga mengikuti Haikal berlari ke belakang. Dan benar dugaan Haikal. Ada pertengkaran antara Arsen dan Jun, padahal mereka berdua teman sekelas.
Di sana terlihat Alex yang melihat sembari tersenyum. Haikal datang dan langsung memisah mereka berdua. Keduanya berhenti sejenak. "Masih pagi setan! Bisa gak lu berdua gak usah gelut dulu?!"
"Bukan urusan lu sialan!" Jun dan Arsen sama-sama maju lagi. Haikal menghela nafas kemudian menarik Jun.
Asya yang gregetan memilih turun tangan. Ia berdiri di depan Arsen, lalu menendang tulang kering Arsen. Arsen menatapnya kesal sambil meringis kesakitan. Asya tidak perduli, menarik dasi Arsen.
"Lah woi!! Asyaa!! Asyaaaa!!!" teriak Dino dan Azril bersamaan. "WOI MONYETTT!"
"Gak denger, gue pake headphone!!!" jawab Asya berteriak. Padahal headphonenya dikalungkan di leher. "Ganas kali tu anak."
——
Asya terus menarik Arsen sampai mereka berhenti di kantin. Arsen yang sedari tadi ditarik diam, tidak protes sama sekali. Ntah mengapa kekesalannya pada Jun perlahan memudar ketika melihat Asya.
"Ini ngapain kesini?" tanya Arsen ketika melihat Asya kembali membawa dua susu kotak dan beberapa cemilan. Asya duduk di sebelah Arsen. "Udah diem, jangan berisik. Mending lu di sini daripada lu berantem di sana!"
"Minum ini." Asya memberikan satu susu kotaknya pada Arsen. "Gue gak suka susu," kata Arsen menolak secara halus.
"Minum!!"
"Nggak. Gue gak mau," jawab Arsen lembut.
"Hargain gue dikit kek. Gue tu dapet uang pas-pasan dari bokap, terus ini beliin susu sama makanan buat nenangin lu malah gak di hargai," kata Asya. "Ck. Siapa suruh beliin gue? Gue kan gak mau."
Asya menatapnya penuh kekesalan. "Fine! Percuma gue baik-baikin lu!" Asya beranjak. Begitu ingin pergi, Arsen memegang tangannya. "Oke, gue minum nih susu tapi lu jangan pergi." Asya kembali duduk dengan santai.
Arsen menatap gak suka ke arah susu kotak itu. Dia memang tidak menyukai susu semenjak Alex meletakkan kecoa dalam susunya.
"Di minum jangan ditatap doang," protes Asya. Melihat Arsen masih diam, Asya kembali bersuara. "Lu alergi susu apa gimana deh?"
"Lebih ke trauma. Alex pernah tarok kecoa dalam gelas susu gue beberapa tahun yang lalu," jawab Arsen. "Ampun dah. Masa cowok takut kecoa?" tanya Asya heran.
"Geli bukan takut. Gimana kalau gue minum yang punya lu. Lu minum punya gue yang belum dibuka," usul Arsen.
"Kagak ada bedanya, paijo!" Arsen nyengir lalu menusukkan sedotan di susu kotaknya. Perlahan ia minum susu itu, susu vanilla.
Sekali sedot langsung habis.
"Alhamdulillah, gak ada kecoa." Asya tertawa sekilas melihat Arsen barusan. "Tadi nolak, sekarang sekali sedot langsung habis. Mau lagi gak?" Arsen menggeleng sambil tersenyum.
"Lu kenapa berantem? Terus, lu sama si Alex itu ada hubungan apa?" tanya Asya kepo. Arsen hanya menatap susu kotaknya yang sudah habis, melihat ingredients yang terkandung dalam susu.
"Eh..." Arsen menatap Asya kali ini.
"Kenapa gue jadi kepo masalah dia ya tadi?!" kata Asya pelan. Arsen tersenyum. 'Gemesin juga ni cewe, cakep banget lagi,' batin Arsen berbunga-bunga.
"Pertanyaan gue gak usah di jawab. Gak penting juga itu, tadi cuma reflekk."
"Tapi gue bakal jawab. Gue tadi berantem karena dipancing. Gue ditonjok duluan, padahal gue gak salah apapun. Lu nanya hubungan gue sama Alex? Alex itu sodara tiri gue," jawab Arsen.
"Dah gue bilang gak usah di jawab," kata Asya setelah mendengar penjelasan Arsen. "Halahh, gue lagi jelasin juga tetep lu dengerin."
"Kan menghargai juga, masa lu bicara gue main hapee." Asya beranjak menuju mbak kantin membayar yang sudah masuk ke perutnya. Setelah selesai ia menarik dasi Arsen. Lagi.
"Lu narik tangan gue aja napa si? Dasi mulu perasaann," protes Arsen. Asya diam, malas bersuara. "Ini mau kemanaa??" tanya Arsen. Asya tetap diam.
Setelah sampai di tempat, Arsen paham. Asya ingin mengobati lukanya. "Gak boleh nolak ya! Gue cuma kasian sama muka lu, udah jelek malah bonyok."
"Alasan banget."
Asya baru saja ingin memegang gagang pintu UKS, tapi pintu UKS sudah terbuka lebih dulu. "Arsen?"
"Adinda?"
^^^Revisi—^^^
^^^September 2022.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
RisNa08
lanjut thorr
2020-11-24
0
Fizcaar
lanjut thor
2020-11-23
0
Indri adinda Fatmala
lanjut thorrrrrr
kira2 cintanya asya haikal atau arsen yaaaa
2020-11-23
0