*Memikirkan Mu

Remigio melajukan mobilnya kearah hotel dirinya menginap pikirannya terus dipenuhi oleh wanita itu,mata lentik yang meneduhkan dan menyejukkan mampu menghipnotisnya wajah cantik nya seakan akan menari nari di ingatannya.

Entah sadar atau tidak Remigio menyunggingkan senyum tipis di wajahnya hingga tanpa sadar mobil Lamborghini mewah itu telah tiba di parkiran hotel dirinya pun segera bergegas kembali ke dalam kamar nya, sepanjang dirinya berjalan banyak orang yang menunduk hormat padanya

"selamat malam tuan''

"Selamat malam tuan"

sepanjang jalan hanya itu yang dikatakan oleh setiap orang yang menemuinya dan hanya dibalas oleh anggukan kecil tanpa senyum sedikitpun. Akhirnya dirinya telah sampai di kamar mewah dan luas lalu Remigio segera membersihkan diri setelah selesai dirinya langsung menelpon James asisten nya itu

" James ke kamar ku sekarang " tanpa mendengar jawaban dari sang asisten Remigio langsung menutup telepon nya dan meletakan nya kembali di meja.

Remigio berjalan menuju bar mini untuk menuangkan wine ke dalam gelas dan meneguknya dan menikmati setiap tetesan itu ke dalam kerongkongan nya hingga terdengar suara ketukan di arah pintu.

" selamat malam tuan ada yang bisa saya bantu " tanya James

" jangan terlalu formal James panggil namaku saja." mendengar itu James langsung kikuk namun mengangguk kecil.

" baiklah ada apa malam malam kau memanggilku "

" temani aku minum serta aku ingin bercerita kepadamu."

akhirnya remigio menceritakan pertemuan tidak terduga dengan Valera di swalayan tadi dan James pun mendengarkannya dengan seksama hingga senyum lebar terus bertengger di wajah tuan nya itu kala menceritakan wanita yang telah menarik perhatiannya.

********

Disisi lain di kediaman tuan ramius Harson ayah dari Valera mereka sedang membicarakan sesuatu yang penting bersama putra nya yang tak lain adalah Vyan Harson.

" bagaimana. Apakah Valera akan kembali bersama kita lagi " antusiasnya

" mungkin saat ini tidak. Tapi nanti dia akan kembali bersama kita " ucap tuan Ramius sambil meminum teh herbal yang di buat oleh istrinya Sofia ayu Hadiningrat yang berasal Indonesia itu di tanah Jawa.

" aku harap dia akan kembali secepatnya. Musuh semakin banyak mengintai kita. Aku takut ada seorang penghianat dari pihak king apalagi ketidakadaan nya Valera membuat pihak musuh menguntungkan dan memanfaatkan keadaan." jelas vyan dengan menyenderkan kepalanya ke sofa dengan wajah lelah menghias di wajah tampannya.

Ya tuan Ramius Harson sangat berharap putrinya itu kembali secepatnya dan mengambil alih lagi kepemimpinannya karena hanya Valera yang bisa menangani ini semua di bawah kepemimpinannya tidak ada yang berani membantah perkataan ataupun niat buruk lainnya. Jika ada pasti sudah diketahui terlebih dahulu oleh Valera karena prediksi nya tidak pernah salah.

Tuan ramius sangat bangga kepada putrinya bisa menjalankan kan bisnis legal maupun ilegal nya walaupun tuan ramius tidak yakin bagaimana seorang wanita bisa memimpin semuanya tapi semuanya di luar dugaan Valera mampu bahkan sangat mampu untuk seorang wanita.

" Aku sangat merindukan putri kita " sedih nyonya Sofia " Bagaimana keadaanya saat ini ? sekarang sudah dua tahun berlalu namun belum ada keinginan untuk kembali.'' hingga air matanya keluar tanpa permisi dengan nada yang bergetar.

" putri kita pasti kembali. Vyan sangat yakin mama tidak perlu terlalu memikirkannya " bujuk Vyan sembari memegang tangan sang ibu yang telah melahirkannya.

" tapi bagaimana pun dia seorang perempuan ada perasaan cemas dalam hati seorang ibu walaupun itu negara kelahiran mama. Bagaimana jika terjadi sesuatu kepada adikmu disana " akhirnya tangis nyonya Sofia pecah tak kuasa menahan rindu kepada anak perempuannya itu, tidak ada lagi celoteh manja dirumah nya, tidak ada lagi suara yang selalu ia rindukan ketika sedang membangunkan sang anak gadisnya itu.

" ikuti saja dulu kemauan nya. Buktinya sekarang dia mampu membuka usahanya sendiri butiknya terkenal luas bahkan sampai para selebriti dan model papan atas yang memakai rancangan putri kita. Belum lagi Caffe yang di bangun Valera sangat maju dengan pesat " sambil menatap wajah sang istri dengan raut bangga kepada sang putri nya itu.

" semoga dia cepat kembali dan berkumpul bersama kita lagi. mama sangat rindu " seutas senyum menghias di wajah nyonya Sofia yang tak lagi muda.

Bukan tanpa alasan Valera meninggalkan semuanya dirinya hanya ingin mencoba menjadi gadis biasa tanpa pengawalan maupun lainnya.

Namun tetap saja Valera masih memantau gerak gerik para mafioso nya melalui seorang informan terpercaya miliknya apakah ada yang berkhianat atau tidak.

Valera pun masih aktif berkomunikasi dengan para tiga jajarannya untuk selalu memberi kabar dan bertukar informasi apa yang terjadi selama dirinya pergi.

Tanpa sepengetahuan banyak orang Valera melindungi keluarga nya dengan cara nya sendiri bermain halus itulah trik kecil nya tanpa harus melangkah maju ke depan tapi musuh masuk kedalam perangkapnya.

******

Mentari telah menampakan sinarnya jam weker pun telah berbunyi membuat gadis cantik itu menggeliat karena terganggu dengan suara nyaring alarm nya.

dirinya pun akhirnya bangun dan segera bersiap. Hari ini Valera tampil lebih santai hanya memakai celana berwana putih dan kaos berwarna hitam rambutnya ia kuncir tinggi menjadi satu dengan riasan tipis dan tak lupa hills berwarna hitam dirinya gunakan.

penampilan sangat lah elegan untuk seorang wanita muda seperti valera setelah semuanya di rasa pas akhirnya Valera pergi tanpa sarapan. Tak butuh waktu lama mobil mewah berjenis Audy hitam sudah tiba di kawasan miliknya.

" selamat pagi nona Valera " sapa para karyawan nya dan Valera hanya mengangguk dan tak lupa senyum manis.

''nona Valera memang sangat cantik''

''siapa kelak yang beruntung menjadi suaminya''

''selain cantik Nina Valera juga sangat ramah kepada sesama''

itulah penilaian dari para karyawannya, semua yang bekerja dengan Valera merasa sangat puas selain gaji yang lumayan tinggi bos nya juga tidak pernah bersikap angkuh atau arogan bahkan Valera tak sungkan makan siang bersama dengan para karyawannya dan tidak pernah membeda-bedakan atau pilih kasih terhadap sesama karyawan itulah yang membuat para karyawan nya betah dan senang bekerja di butik milik Valera.