Pagi ini di kantor Brilian Group tepatnya divisi keuangan, Embun membawa laporan yang telah direvisi semalam.
"Hi Bun, apa yang kau bawa?" tanya Ana yang mencegahnya, dia berdiri bersandar dinding meja dengan satu kaki yang ia angkat untuk menghalangi langkah kaki gadis itu.
"Bukankah kita sudah sama-sama tahu, lalu untuk apa kau menanyakannya?"
Ana terkekeh dia mendekat kemudian meremas ujung rambut Embun, kering dan bercabang.
"Tidak lihat seperti apa fashion kami disini?" lalu dia menoyor dada atas bagian kiri Embun membuatnya terhuyung, "Perempuan kelas rendahan seperti mu hanya sebuah keberuntungan saja bisa bekerja disini."
Semua mata menatap kearahnya seolah tuduhan Ana benar adanya, "Hentikan! Semua ucapan mu itu tidak benar, kau -"
"Lalu yang benar itu seperti apa? Kau hanya lulusan Universitas rendahan, mana mungkin bisa bersaing denganku."
"Jangan terlalu membanggakan dirimu... di atas langit masih ada langit."
"Hahaha... kalian dengar itu?" seru Ana kepada yang lainnya dan disambut tawa mengejek.
"Terserah kau saja," tandas Embun yang melangkah dengan menabrak bahu Ana. Tanpa ragu dia menunjukkan perlawanannya, semua ini baru dimulai.
Di depan ruangan manager dia merapihkan rambut panjang bergelombangnya dengan segala perasaan nervous. Mengetuk pintu setengah kuat, "Selamat pagi manager."
"Masuk."
Dengan bermodalkan senyuman manis diwajahnya dia pun melangkahkan kaki masuk ke dalam ruang kerja sang manager, di meja terdapat sebuah mika yang memperlihatkan namanya, Alma.
"Manager ... maaf mengganggu, ini laporan yang sudah saya perbaiki semalam," dengan kedua tangannya yang sedikit gemetar dia menyerahkan amplop itu kepada Alma.
"Kau pegang saja, pagi ini ada rapat bersama dengan CEO. Sebagai bentuk pertanggung jawaban mu, ikutlah dan minta maaf langsung kepada beliau," Alma beranjak dari duduk dan melangkah melewatinya, "Ayo, jangan hanya diam saja."
Dengan cepat Embun mengangguk padanya, "Ba- baik manager," hurf, semoga saja rapat pertamanya bersama orang penting sekelas CEO tidak mengecewakan.
Gadis itu mengikuti langkah kaki Alma dari samping, mereka berjalan seirama tanpa berucap sepatah katapun.
Alma menekan sebuah tombol hingga akhirnya pintu lift muncul dan terbuka tepat dihadapan mereka.
Mereka berdua masuk kedalamnya, dan Alma pun kembali menekan sebuah tombol angka yang akan mengantarkan mereka ke ruang rapat yang dihadiri petinggi, dewan direksi perusahaan serta CEO dari Brilian Group, perushaan tempatnya bekerja.
Ting!
Pintu lift terbuka tak jauh darinya sekitar sepuluh meter kedepan adalah ruang rapat, "Tidak perlu gugup ... santai saja," ucap Alma meyakinkannya jika hari ini akan berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.
"I- iya."
"Ayo."
Dua pasang kaki melangkah bersamaan menuju ruang rapat, di depan pintu ada dua penjaga khusus yang memang di tugaskan untuk menjaga ruangan tersebut.
Kedua pria berbadan kekar itu sama-sama memakai pakaian dinas khas berwarna hitam dengan logo Brilian Group, di telinga mereka sudah terpasang mono headset dan HT yang terpasang di saku depan.
Satu dari mereka mengangkat tangan setengah dada, menghentikan langkah Alma dan Embun.
"Maaf, ada perlu apa kalian kemari?"
Alma menunjukkan ID Card-nya kepada mereka jika dirinya adalah seorang manager dari divisi keuangan, "Kami kemari untuk mengikuti rapat bersama para dewan dan juga CEO," jempolnya mengarah ke amplop yang ada dipelukkan Embun, "Nominal kontrak, kalian akan bertanggung jawab jika kami terlambat?" lalu dengan santai Alma melipat kedua tangannya kedepan dada.
"Tunggu sebentar ... biarkan kami memverifikasinya terlebih dahulu."
"Silahkan."
Satu dari dua pria itu yang di wajahnya ada tahi lalat kecil di dagu, mencoba melangkah menuju meja asisten sekretaris.
"Permisi nona, divisi keuangan pagi ini akan mengikuti rapat bersama para dewan dan CEO, apakah itu benar?"
Asisten sekretaris yang cantik itu bernama Anggun, "Sebentar saya cek dulu," beberapa menit kemudian setelah mengecek ternyata benar jika mereka merupakan salah satu peserta rapat pagi ini, "Ya ... divisi keuangan memang terdaftar, biarkan mereka masuk."
Pria itu mengangguk, "Baiklah, terimakasih."
Embun yang mengedarkan pandangannya hingga bersitatap dengan Anggun pun langsung mengangguk sembari menebarkan senyum manis, yang juga dibalas asisten cantik itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Ismu Srifah
rendra yg sekerang hrs super duper bersih besok klau sdh bucin xixiixixi gak bisa ku bayangkan thor
2022-07-29
0
Anthy Khalid
lihat aja ana entar kamu menyesal telah menghina calon istri ceo...
2021-10-30
0
Sriyanti Anjar
pasti ketemu calon suaminya di ruang rapat
2021-10-24
0