Our Destiny : Your Eyes
...Aku tidak tahu apa itu cinta....
...Tapi ketika aku menatap matamu,...
...aku menyadari sesuatu yang hangat dalam hatiku....
Sore yang cerah di salah satu kota kecil yang terletak di Prancis.
Ditengah dedaunan yang gugur, Morgan berjalan melintasi ruangan musik setelah sekolahnya selesai. Ruangan musik yang jarang digunakan karena telah ada yang baru didekat aula sekolah.
Morgan mendengar sebuah nyanyian yang lembut dari seorang wanita ditengah ruangan musik.
Dengan rasa penasaran, Morgan lalu mendekat dan mengintip dari celah pintu masuk dan menyaksikannya bernyanyi,
"I love the way you carrying me through the snow.
The blue light illuminating your face.
I found myself when I fall in love with you ...."
Nyanyiannya tiba-tiba terhenti karena dia sepertinya sadar bahwa Morgan sedang menyaksikan dirinya bernyanyi dari celah pintu masuk yang berbunyi saat pintunya terbuka sedikit.
Menyadari dirinya sudah ketahuan, Morgan melarikan diri sejauh mungkin.
Namun Morgan senang telah mendengar seseorang bernyanyi sebagus itu.
Setelah kejadian itu, Morgan berhasil mengingat wajah gadis itu dengan baik.
Morgan berusaha memerhatikan dan menjaga gadis itu dari kejauhan hingga meneliti apa yang disukai gadis itu.
Keesokan harinya setelah pulang sekolah,
Morgan melihat gadis itu menjatuhkan pulpennya didekat pagar sekolah ketika gadis itu berlari memasuki mobil orang tuanya.
Morgan mendekat dan melihat pulpennya bergambar King Julien sehingga Morgan tahu apa yang disukai gadis kesukaannya.
*****
Morgan memandang kearah langit yang begitu suram, mungkin akan turun hujan. Morgan memutuskan untuk pergi ke sebuah toko yang jaraknya cukup jauh dari sekolahnya untuk membeli sebuah payung, berjaga-jaga jika gadis yang disukainya tidak membawa payung, karena sebelumnya Morgan melihat gadis itu menunggu di perpustakaan yang akan tutup sebentar lagi.
Ketika Morgan dalam perjalanan kembali ke sekolahnya, hujan deras yang diprediksinya akhirnya turun juga.
Langkah demi langkah ditempuh Morgan hanya untuk memberikan seorang gadis yang disukainya sebuah payung, lengkap dengan kurikatur favoritnya, King Julien.
Morgan berlari dan terjatuh berkali-kali sehingga membuat lutut dan sikunya terluka.
Namun Morgan tetap berlari dan ingin memberikan payung itu pada gadis yang disukainya.
Moergan melihat gadis itu duduk seorang diri di teras perpustakaan yang telah tutup.
Akhirnya Morgan tiba didepan gadis itu. Morgan langsung meyodorkan payung kepada gadis itu.
Setelah Morgan tahu bahwa gadis itu sudah memegang payungnya, Morgan berlari kembali menembus derasnya hujan dengan badan yang terluka.
Morgan memandang kearah belakang, dan melihat gadis itu malah mengejarnya, "jangan mengejarku, gunakanlah payung itu." Morgan berteriak dari jauh.
Dan ya, nampaknya gadis itu baru melihat kearah payungnya dan berhenti berlari.
Dengan perasaan senang dan gembira, Morgan kembali kerumahnya yang berjarak 30 menit berlari dengan menembus derasnya hujan.
Morgan tiba dirumahnya yang cukup kecil. Setiap kali hujan deras, rumah Morgan selalu saja terkena banjir setinggi mata kakinya.
Namun Morgan tidak pernah mengeluh dan selalu bersyukur.
Morgan merasa bahwa hari itu adalah hari yang terbaik, hari dimana perasaannya terungkap bukan dengan satu katapun, namun dengan pembuktian dan kepedulian.
Hari-hari berlalu, sejak kejadian saat hujan waktu itu, dirinya dan gadis itu sering berpapasan dari kejauhan ketika berada disekolah dan melemparkan senyuman malu.
Morgan adalah seorang anak SMA yang memiliki hobi menulis, entah itu menulis novel, menulis lagu, menulis buku hariannya.
Hari-hari Morgan dihabiskan dengan menulis disudut perpustakaan sekolahnya.
Suatu saat ketika Morgan mengarahkan pandangannya ke sudut lainnya didekat sebuah pot bunga, Morgan melihat gadis yang disukainya sedang duduk disana juga.
Hati Morgan jadi berbunga-bunga dan bahagia setelah melihatnya.
Bahkan ketika Morgan mendengar dirinya bernyanyi diruangan musik, Morgan sengaja selalu menemaninya dibelakang pintu masuk.
Sepertinya gadis itu tahu akan keberadaan Morgan dan menerima hadirnya Morgan disana bersamanya.
Morgan secara diam-diam mengambil alat perekam milik Ayahnya dan merekam suara gadis itu dari kejauhan. Meskipun hasil rekamannya kurang bagus, namun suaranya yang indah tetap dapat terdengar jelas.
*****
Pengunguman kelulusan telah tiba bagi angkatan Morgan dan gadis itu.
Morgan meninggikan pandangannya dan melihat gadis itu ditengah kerumunan.
Morgan melihat gelang ditangannya dan ingin memberikan gelang buatannya sendiri kepada gadis itu, gelang yang sama yang ada pada tangan kirinya.
Morgan menembus kerumunan dan mencari ditempat gadis itu berada sebelumnya, dan tiba-tiba Morgan sudah berdiri didepan gadis itu.
Bayangan mata rose dan rambut golden berdiri didepannya tersenyum.
"Hai, aku Morgan Collins. Aku telah membuat sebuah gelang untukmu, pakailah dan kau pasti terlihat cantik. Oh iya, ada sesuatu yang ingin kusampaikan, namun tidak disini, aku akan menunggumu hari ini di jembatan Lyons," ucap Morgan kepada gadis itu dan menyodorkan gelang yang ada ditangannya kepada gadis itu.
Gadis itu terlihat tidak terlalu mendengar apa yang Morgan katakan karena keramaian disana.
Namun Morgan yakin dia pasti mendengar kalimat terakhirnya dengan jelas.
Sebelum gadis itu berkata-kata, Morgan dengan polosnya berlari menjauh darinya menembus kerumunan siswa yang sedang bersorak gembira merayakan kelulusannya.
Akhirnya sorakan itu telah usai dan semua siswa dipulangkan. Morgan mempersiapkan dirinya berpakaian rapi dengan sebuah bunga ditangannya hanya untuk bertemu gadis kesukaannya.
Morgan berlari sekuat tenaga ke jembatan Lyons didekat sekolahnya dan menunggu gadis itu disana.
Satu jam, dua jam, tiga jam, hingga waktu menunjukkan pukul sembilan malam gadis itu tak pernah muncul.
Malam ini cuacanya terasa begitu dingin. Morgan tetap bertahan dan menunggu disana.
Ditengah harapan yang masih belum redup, kota Lyon tiba-tiba didera hujan yang deras sehingga membasahi Morgan yang duduk ditrotoar jembatan itu.
Morgan ingin menunggu lebih lama lagi, namun tiba-tiba terdengar langkah dari arah kanan Morgan mendekat padanya.
Ada sebuah payung yang melindungi Morgan dari hujan lebat.
Morgan menadahkan pandangannya keatas dan berharap itu adalah gadis yang disukainya, namun itu adalah sahabatnya, Angela.
Angela kebetulan melintas disana dan mendatanginya ditengah hujan deras untuk mengajaknya pulang.
Morgan sempat menolak hingga menangis di pundak Angela. Namun akhirnya Morgan memutuskan untuk kembali setelah duduk dan menunggu disana selama tujuh jam.
Setelah hari itu, Morgan setiap hari selalu pergi ke jembatan itu lengkap dengan pakaian rapinya dan sebuah bunga mawar yang makin hari semakin melayu.
Morgan khawatir jika gadis itu tiba disana dan menunggu Morgan.
Selama sebulan penuh, Morgan setiap hari selalu kesana.
Tiba-tiba disaat terakhir selama sebulan menunggu, doa Morgan terkabulkan.
Morgan melihat bayangan gadis itu didalam sebuah mobil yang melintas didepannya.
Morgan melihatnya dan mengejarnya dari belakang, namun mobil itu terlalu cepat dan dengan sekejap menjauh darinya.
Morgan melihat arah mobil itu menuju ke kota Paris. Morgan tahu bahwa mustahil baginya bisa pergi ke Paris seorang diri, dan memutuskan untuk menyerah dihari yang sama.
Dua tahun berlalu setelah saat itu, Morgan sedang menyanyikan lagu-lagu yang ditulisnya setelah hari dimana dia menyerah pada cinta pertamanya dulu.
Angela sahabatnya, merekam Morgan dengan diam-diam dan menguploadnya ke sebuah platform.
"Morgan Collins - Our Destiny" ketik Angela di judul lagu itu.
6 hari berlalu ketika Angela membuka kembali platform itu, video Morgan bernyanyi sudah menembus angka 8 juta penonton dan terus bertambah seiring waktu.
Nama Morgan Collins secara tiba-tiba terkenal diseluruh Prancis, bahkan dunia.
Morgan akhirnya dikontrak sebuah label musik terkemuka yang berada di Paris, Prancis.
Hari-hari Morgan yang sebelumnya penuh dengan patah hati dan kekurangan, kini Morgan menjadi terkenal diseluruh penjuru.
Akhirnya Morgan bisa pergi ke Paris, namun disaat dirinya telah menyerah untuk cinta pertamanya.
Morgan memiliki penyakit pada jantungnya, mengikuti ayahnya yang juga mempunyai riwayat penyakit jantung.
Namun sementara ini semuanya baik-baik saja dan masih belum ada keluhan, meskipun terkadang Morgan merasakan nyeri dan mengharuskan dirinya menemui Jessica, dokternya.
*****
5 tahun setelahnya di Kota Paris, Prancis.
Malam yang gemerlap menghiasi Kota Paris dilengkapi dengan pesona romantisnya.
Alunan musik orkestra klasik menemani keheningan Aula New Paris yang sudah dipenuhi para tamu undangan yang mengenakan topeng.
Semua orang dalam acara itu tidak mengenal satu sama lain karena tujuan acara itu adalah untuk mempertemukan sebuah cinta tanpa memperdulikan bentuk wajah.
Morgan Collins yang memilih menggunakan topeng singa berbalut mahkota menyumbangkan permainan melodi finger style dari lagunya.
Alunan melodi yang lembut dari petikan jemari Morgan membuat suasana didalam Aula itu semakin romantis.
Setelah menampilkan 2 lagunya, akhirnya Morgan dapat bergabung dalam kerumunan dan mencari pasangan dansanya.
Morgan melirik ke sudut Aula New Paris dan melihat seorang wanita menggunakan gaun putih dihiasi dengan rambut golden yang berbinar-binar, lengkap dengan topeng kupu-kupu biru.
Entah kenapa, pandangan mata Morgan selalu tertuju padanya. Wanita ini terasa berbeda dan istimewa dipandangan Morgan.
Morgan menembus kerumunan dan melangkahkan kakinya menuju kepada wanita itu.
Akhirnya Morgan berada tepat didepannya. Wanita itu terasa seperti sedang menunggu Morgan datang padanya.
"Halo. Maukah kau berdansa denganku?" Morgan menjulurkan lengannya kearah wanita itu dan tersenyum padanya.
Wanita itu membalas senyumannya, menggengam tangan Morgan, dan menerima tawaran Morgan.
"Baiklah," jawab wanita itu. Morgan membawanya tepat ke tengah Aula sambil menggenggam erat tangannya.
Mereka mulai berdansa dibawah sorot lampu berwarna biru yang dihiasi dengan pantulan kaca.
Dibalik topeng kupu-kupu itu, Morgan menatap kedua matanya yang berwarna rose cerah.
Wanita itu memegang tangan dan pundak Morgan. Dan Morgan memegang pinggangnya dan tangannya juga, lalu menggiring gerakan kaki dan tangannya.
Morgan dan wanita itu berdansa dengan sangat serasi, seperti setiap gerakan sudah bersatu menjadi sebuah irama.
Mereka berdua terhanyut dalam alunan melodi yang indah dari musik orkestra romantis.
Morgan berkali-kali merasakan jantungnya berdebar-debar. Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama tidak merasakan getaran.
Morgan meninggikan tangannya dan membuat wanita itu berputar dengan anggun didepannya.
Semua hadirin yang melihat Morgan dan wanita itu terkagum-kagum dengan gerakan mereka dan mulai memberikan ruangan untuk mereka berdua.
Setelah musik berhenti, seluruh hadirin bersorak kepada Morgan dan wanita itu karena menari dengan indah.
Nuansa romantis dan semua kehangatan malam itu telah berakhir. Morgan mengantarkan wanita itu keluar Aula dan melihatnya menuruni anak tangga.
Ketika wanita itu sudah mendekati tangga yang terakhir, topengnya terjatuh. Namun wanita itu tidak menghiraukannya dan tetap berjalan menjauh.
Morgan tidak sempat melihat wajah wanita itu karena wanita itu membelakanginya dan pergi.
Namun, topeng kupu-kupu birunya tertinggal disana.
Morgan turun dan mengambilnya lalu menyimpannya dengan baik.
Morgan mencium aroma rose melekat pada jarinya yang menggenggam jari wanita itu dengan erat.
"Aku penasaran siapa wanita itu. Getaran yang ada padaku ketika berdansa bersamanya sungguh bergejolak. Suatu hari, aku yakin akan menemukan dirinya dan mengembalikan topeng ini padanya."
Morgan tersenyum dan memandang bulan yang sedang purnama diatasnya dari depan Aula New Paris.
"Rambut golden dipadukan dengan mata berwarna rose ...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
zien
aku hadir disini dan memberimu like 😘❤️
mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 🙏😘
mari kita saling mendukung karya kita 👍😘
2021-03-10
0
Ferly Ina
hy thor saya mampir bawa 5 bintang. Like dan dukungannlain nya 😊
Salam Kenal dari "Janji Suci di Tanah Suci" 🤗
2021-03-09
0
Eska Svenska
Chapter ini makin menguatkanku kalau Paris itu memang kota cintanya dunia.
2021-02-24
0