Dari jendela kamar hotelnya di lantai 7 Saras bisa melihat menara Eiffel. Ia dan Aidan menginap di hotel Le Parisis, sebuah hotel yang tak terlalu besar tapi cantik. Hotel itu hanya berjarak 15 menit jika berjalan kaki ke menara Eiffel.
Sambil tiduran itu Saras tengah memandangi menara Eiffel. Ia mengagumi kokoh dan indahnya menara yang termasyhur ke seluruh dunia tersebut.
Saras mendengar Aidan sepertinya melakukan sesuatu. Apakah Aidan melepas celananya?
Saras menoleh.
DEEGGG!
Saras kaget melihat Aidan sudah tak mengenakan pakaian sama sekali. Lelaki itu dalam keadaan siap tempur. Pisangnya sudah mengeras dan membaja.
“Aidan… please…. ” Saras tergagap. “Tolong jangan kasar…” Saras menghiba. Ia tahu hanya itu yang bisa dilakukannya jika melihat Aidan mendekatinya dalam keadaan siap bertempur berpacu naf*u.
Aidan sudah terbakar gairah. Ia mendekati ranjang dengan bergegas.
“Please Aidan…. Jangan kasar.” Saras ketakutan.
HHUUPP. Lelaki itu menghambur ke ranjang. Ia menindih tubuh Saras. Tubuh tegapnya menekan dengan kuat.
Dada Saras agak sesak karena tekanan tubuh Aidan yang menghimpit kuat. Ia mau protes. Tapi lelaki di atasnya ini malah mendaratkan ci*man ke bibi* Saras. Lalu dengan bern*fsu lelaki itu meng*cup Saras.
Dengan tergesa-gesa Aidan melepas baju Saras. Ditariknya kancing baju Saras dengan cepat. SSRKKK! Sebuah kancing tertarik kasar. Kancing itu lantas terlepas dari pakaian Saras.
Tapi Aidan tak perduli. Ia terus merenggut pakaian Saras. SSRKKk! Kini pakaian Saras robek, terkoyak bagian atasnya.
“Sayang, Please…. Pelan-pelan…” Saras makin ketakutan.
Aidan sudah terbakar na*su. Baju Saras yang sudah koyak dilemparnya ke lantai.
PLUUKK! Baju itu terjatuh ke lantai. Menimpa tas belanjaan yang bertumpuk di samping pembaringan.
SRRKK! Aidan merenggut beha Saras. Kini bagian tubuh atas Saras sudah terbuka sama sekali.
Saras takut melonnya akan dibombardir dengan gigitan. Ternyata tidak. Aidan malah sibuk melepas rok Saras. Setelah rok lepas, Aidan menarik celana dalam Saras buru-buru.
Kini Saras sudah tak berpakaian sama sekali. Ia terbaring di ranjang berwarna putih di sebuah kamar yang juga didominasi warna putih.
Mata Aidan terpaku ke bagian bawah pusar Saras. Ia melihat benda yang membuat nafasnya semakin memburu. Kue apem alias bagian intim Saras.
Lelaki itu mendekatkan bagian kejantan*nnya ke bagian intim Saras.
AARGGGHH! Saras terpekik kala pisang itu melesak dengan kuat.
Saras memejamkan mata. Ya Tuhan. Sakit itu terasa kembali. Saras khawatir bagian intimnya yang sudah tak terasa nyeri kini sakit kembali.
Benar saja. Hunjaman demi hunjaman yang dilakukan Aidan membuat Saras meringis. Sakit itu kembali mendera.
Saras menggigit bibir. Ia hanya bisa pasrah kala Aidan bergerak makin cepat makin menggebu.
“AARRGGH…!” Tiba-tiba Aidan berteriak.
Tubuh lelaki itu bergetar di atas tubuh Saras. Lalu Aidan meleng*h keras.
Kemudian kamar sejenak sepi.
Saras bengong. Sungguh tak mengira bahwa permainan Aidan kali ini jauh terbilang cepat. Ini tidak ada apa-apanya dibanding waktu Aidan melakukannya saat pertama di kamar hotel kala Aidan baru usai mengucapkan ijab kabul.
Aidan bergerak. Melepaskan diri dari tubuh Saras.
Lalu lelaki itu mendekatkan kepalanya ke bantal. Tak lama kemudian lelaki itu tidur masih dalam keadaan tak berpakaian.
Saras tertegun. Ia bersyukur bahwa Aidan melakukannya hanya sebentar dan sudah mencapai puncak. Mungkin lelaki ini lelah setelah penerbangan jauh dari Jakarta ke Paris. Lalu di Paris sibuk jalan-jalan. Apapun itu Saras lega ia tak harus kesakitan lagi.
Saras tersenyum menatap ke pembaringan. Dilihatnya Aidan sudah pulas tidur seperti bayi. Segera Saras menutupi tubuh tegap Aidan dengan selimut.
*
Sebuah hand phone, dari dua hand phone yang ada di meja milik Pak Argajaya berdering. Nada deringnya khas. Sebuah lagu instrumental dengan bunyi harpa yang mengalun manis. Telpon yang masuk itu ditujukan ke nomer pribadi Pak Argajaya.
Pak Argajaya sedang sarapan pagi di rumahnya yang mewah dan besar. Ia duduk di ruang makan yang viewnya menghadap kolam renang.
Pak Argajaya berhenti menyesap kopi dari cangkirnya. Ia memeriksa hand phone, melihat nomer penelpon yang masuk!
JRREENGG!
Private number itu menelpon lagi!
Pak Argajaya menimbang-nimbang. Apakah mesti dijawabnya si pengancam misterius ini? Kalau diterima, bisa jadi penelpon misterius ini makin menggila mengganggu hidupnya.
SRRTT! Pak Argajaya dengan santai menggerakkan jarinya ke gambar telpon warna merah di layar handphone. Ia menolak menerima telpon itu!
Lalu Pak Argajaya kembali sarapan dengan santai. Ia makan beberapa potong roti gandum, 2 telur rebus, beberapa potong buah pepaya dan mangga, serta sepotong daging ikan.
Lampu hand phone nya tiba-tiba berkedip menyala. Ada sebuah pesan masuk.
Ternyata dari private number itu lagi. Pak Argajaya membuka dan membaca pesan yang masuk.
“Jangan main-main denganku! Hari ini batas 3 hari dari yang kau janjikan. Kau harus transfer uang10 milyar ke rekening yang sudah diberikan. Kalau tidak, video kau menganiaya istrimu yang masih hidup akan segera kukirim ke sebuah media online. Kau akan terkenal dan viral sebagai penganiaya istri!”
DEEGGG! Pak Argajaya kaget membaca pesan itu. Rupanya si pengancam sudah tidak sabaran.
Nada dering dari hand phone pribadi Pak Argajaya terdengar lagi.
Lelaki ini tau bahwa si pengancam akan menggila jika telponnya tak diangkat. Terpaksa Pak Argajaya menerima telpon itu.
“Ya Hallo….” Suara Pak Argajaya ogah-ogahan.
“Ha ha ha ha…!” Terdengar tawa mirip robot berderai di seberang. Suara itu diubah oleh mesin pengubah suara sehingga mirip suara robot. “Kau mau main-main denganku Argajaya?”
Pak Argajaya diam saja. Membiarkan penelpon yang entah siapa itu kembali tertawa. Pak Argajaya bukan orang bodoh. Sebenarnya ia sedang menyimak suara si penelpon lebih teliti. Didengarkannya baik-baik suara itu baik-baik.
Suara robot itu masih tertawa.
DEEGG..!
Dari cara si penelpon tertawa pak Argajaya menduga, penelpon ini sebenarnya seorang perempuan! Ia menggunakan perubah suara mirip robot agar suaranya tak dikenali!
Suara robot itu kembali bicara. “Aku tau kau bukan orang bodoh Argajaya! Kau punya reputasi yang harus dijaga karena kau adalah direktur perusahaan besar PT Argajaya Perkasa. Kalau hanya uang 10 milyar, itu jumlah yang kecil buatmu kan?” Si penelpon masih bicara.
Pak Argajaya masih diam.
Suara robot itu kembali terkekeh. “Baiklah! Aku tau kau malas-malasan menanggapi aku. Tapi aku minta, hari ini juga sebelum jam 2 siang uang 10 Milyar itu harus sudah ditransfer ke nomer rekening pribadiku di sebuah bank negara Eropa yang sangat menjaga privasi kliennya. Aku tau 10 Milyar cukup besar sehingga harus ada tanda tangan direktur bankmu disini sebagai acc. Lakukan itu! Transfer uangnya segera ke rekeningku!”
Pak Argajaya terus menyimak. Sementara suara seperti robot itu makin tegas. “Ingat Argajaya, kalau uang tidak kau transfer, reputasimu akan hancur. Semua orang akan melihat video itu. Kau akan ditangkap polisi sebagai penganiaya istri. Dan semua orang tau kau berbohong mengaku istrimua sudah mati!”
DEEGG! Pak Argajaya tegang juga diancam demikian.
“Oke, ya. Aku tunggu sebelum jam 2 siang. Dan sebagai bukti aku tidak main-main, akan ada salam manis dariku di rumahmu……..! Sebentar lagi kau akan melihat salam manis itu sebagai bukti bahwa aku sangat serius!”
KLIK! Telpon ditutup.
Jantung Pak Argajaya berdegup lebih cepat. Ia tau si penelpon mulai marah dan tak sabaran.
Tapi uang 10 milyar bukan sedikit. Pak Argajaya tak suka diancam. Ia juga tak mau kehilangan uang 10 milyar begitu saja.
Pak Argajaya berpikir keras.
BOOOOMMMMM!! Tiba-tiba terdengar ledakan keras.
Pak Argajaya kaget. Suara ledakan itu sangat keras sampai kaca rumah pak Argajaya bergetar. Suara itu berasal dari halaman depan.
Buru-buru Pak Argajaya ke depan rumahnya. Beberapa orang pembantunya juga keluar rumah mencari tau suara ledakan apa tadi. Para pembantu itu menjerit dan terpekik melihat apa yang terjadi.
DEEGG! Pak Argajaya tertegun.
Tampak kobaran api menyala. Sebuah mobil sedan mulus yang biasa dipakainya jika hendak ke kantor terbakar parah! Api berkobar besar membakar mobil itu.
BERSAMBUNG…….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangat..
semangat..
2021-01-29
0
pinnacullata pinna
aduh bisa sakit itu Saras...
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏☺️
2021-01-28
0
Nafi' thook
waoooow kayak nya Tante Aidan
2021-01-10
1