Episode 8. Rama Masuk Penjara

Rama memegangi kakinya. Tampak darah mengucur di betis. Uugghhh..! Rama meringis. Rasa sakit luar biasa mendera bagian yang ditembus timah panas itu.

PLUUKK! Pisau di tangan Rama jatuh dan terlepas. Rama mencoba berdiri namun ia kesakitan dan terjatuh.

Polisi segera mendekat dan meringkus lelaki itu.

Saras menangis melihat polisi meringkus Rama. Lelaki itu luka, lemas dan  sudah tak berdaya.

*

Bu Hanifah tertegun.

Dari ruang kaca Bu Hanifah  melihat  Rama dibawa keluar dari sel lalu dijaga oleh seorang  polisi dan didekatkan kepada Bu Hanifah. Rama  berjalan  tertatih. Ia mengenakan celana pendek sehingga terlihat betis kaki kanannya ada luka bebat yang masih merah tanda darah belum sepenuhnya kering.

“Ibu hanya diberi izin bicara sebentar dengan anak ibu. Silakan.” Polisi berkata sopan.

“Iya Pak Polisi. Terima kasih.” Sahut Bu hanifah.

Rama dan ibunya tidak bertemu langsung di ruangan yang sama. Mereka berbeda ruangan dan terhalang oleh kaca penyekat. Namun tangan mereka bisa bersentuhan.

“Ibu…” Rama menangis memegang tangan ibunya.

“Rama, anakku…” Suara Bu hanifah parau. “Ibu lihat kaki kamu luka…” Bu Hanifah  ingin menangis. Tapi ditahannya karena malu disitu ada banyak pengunjung lain.

 “Iya Ibu. Polisi terpaksa menembak kakiku karena aku mengejar Saras yang lepas.”

Bu Hanifah terisak. Tak kuasa menahan tangisnya.

“Gak usah nangis, Bu. Kakiku akan sembuh meski aku mungkin gak bisa lincah lagi kalau berlari.” Rama malah cemas menatap ibunya. “Ibu gak  dicelakai mereka kan?”

“Enggak, Rama.” Angguk Bu Hanifah. “Aidan mengancam tapi dia gak benar-benar menyiksa ibu.”

Rama mendengus. Kesal.

“Mereka benar-benar setan. Pintar sekali membuat orang ketakutan.” Wajah  Rama mengeras. “Aku sangat cemas mereka bakal melukai ibu, makanya Saras aku lepas.”

Bu Hanifah menyahut lesu. “Ibu dengar Saras sudah kembali ke rumahnya. Dia akan tetap menikah dengan Aidan sore ini.”

Rama terdiam. Lama.

Bu Hanifah ikut diam. Ia memperhatikan wajah Rama yang suram. Tentu Rama tak rela Saras akan menikah dengan Aidan.

Setelah beberapa jenak diam dalam hening, Rama mengangkat kepala. Ia menatap ibunya. “Seandainya aku bebas.  Ingin sekali aku mencegah pernikahan itu dan meninju wajah si Aidan sampai babak belur!”

“Sudahlah, Rama. Kau dalam posisi yang sebenarnya dizolimi mereka. Tapi sekarang malah kau yang masuk ke penjara.”

“Iya Bu. Itu yang membuat aku tambah dendam kepada Aidan!” Mata Rama berkilat marah.

“Jangan begitu anakku. . Kalau kau tetap dibalut dendam, hidupmu tidak akan tenang.”

“Ibu terlalu baik jadi orang.” Sengit Rama. “Setelah  Aidan dan ayahnya merampas semua kebun dan rumah Bapak. Lalu aku luka ditembak dan masuk penjara hanya karena ingin mempertahankan Saras. Apa aku enggak boleh dendam ke Aidan?!”

Bu Hanifah terdiam. Ia sadar, Rama bukan anak kecil yang dengan mudah berubah pikiran. Kalau Rama berpikir seperti yang dikatakannya  Bu Hanifah bisa maklum. Jujur dalam hatinya. Bu Hanifah juga  merasa Aidan dan Pak

Argajaya memang keterlaluan.

*

“Kamu gak masalah kalau akad nikah kita dilaksanakan sore ini?” Aidan menatap Saras. “Nanti malam langsung  resepsi pernikahan kita di hotel ini juga lho.”

Saras sudah ada di ruang sebuah hotel mewah berbintang lima. Ia melihat ada Papa dan mamanya di dekatnya. Kedua orang itu memperhatikannya.

Aidan menatap  Saras. “Kalau kamu belum siap mental. Gak apa kita tunda akad nikah dan resepsi ini.”

Saras melihat tatapan Aidan penuh pengertian. Ah, siapa bilang lelaki tampan ini dingin dan jahat. Buktinya ia tak memaksa Saras harus mau melaksanakan akad nikah dan resepsi hari ini.

Pak Argajaya ternyata berdiri di pojok ruangan. Ia mendekati saras. “Semua terserah keputusan Saras. Kalau kamu masih trauma karena diculik, sebaiknya kita tunda akad nikah dan resepsi ini.”

Saras tak enak hati. Ia tau bahwa persiapan akad nikah dan pesta resepsi  di hotel sudah disiapkan dengan baik. Berapa banyak waktu dan biaya dihabiskan untuk menyiapkan semua itu. Jika ia menundanya maka ia juga akan mengecewakan Papa dan Mamanya. Bukan hanya Aidan dan ayahnya.

Saras mengangguk. “Gak perlu ditunda. Saya siap melaksanakan akad nikah sore ini dan pesta resepsi malam nanti.”

Papa dan Mama Saras mendesah lega.

Aidan dan pak Argajaya juga senang.

Tangan Saras digenggam Aidan. Lelaki itu tersenyum bahagia. “Aku gembira  kau siap menikah denganku. Aku janji,  tak akan ada lagi orang yang akan merusak acara akad nikah dan resepsi kita.”

Ucapan Aidan keliru.

Aidan tak menyangka bahwa akan ada kejutan di acara akad nikahnya dengan Saras.

Selepas ashar beberapa kerabat dan teman dekat Aidan serta  Saras sudah ada di ruangan hotel tempat akad nikah berlangsung.

Aidan mengenakan jas hitam rapi dan berdasi biru cerah. Di sebelahnya Saras tampil cantik mengenakan kebaya indah berwarna putih rancangan seorang desainer kebaya ternama.

Penghulu dan saksi nikah sudah siap. Pak Yusuf, Ayah Saras tersenyum bahagia di samping penghulu. Ia menatap Aidan yang siap mengucap  akad nikah.

“Silakan Pak Penghulu memandu ijab kabul.” Pak Argajaya tersenyum kepada lelaki tua berkopiah dan berjas hitam di depan Aidan dan Saras.

Pak Penghulu mengangguk tenang. “Sebelumnya saya akan jelaskan sedikit. Dalam proses pernikahan secara Islam sebelum melakukan akad nikah, ada beberapa syarat atau rukun nikah yang harus dipenuhi. Rukun nikah ini adalah. Ada pengantin pria. Ada pengantin wanitanya. Ada orang tua atau wali nikah bagi wanita. Ada saksi nikah bagi pria minimal 2 orang laki-Laki yang sudah baliq. Lalu yang paling penting dan akan kita laksanakan sekarang adalah acara ijab dan kabul.”

Pak penghulu melanjutkan. “Ijab adalah Kata-kata yang diucapkan oleh ayah dari pengantin perempuan atau walinya. Kabul adalah Kata-kata yang diucapkan oleh pengantin pria sebagai jawaban dari Ijab yang diucapkan ayah atau wali dari pengantin perempuan.”

Hadirin manggut-manggut mendengar ucapan Pak Penghulu.

“Prosesi Ijab Kabul ini adalah  prosesi serah terima dari orang tua atau wali dari pihak perempuan yang hendak melepaskan putrinya untuk dinikahkan dengan sang pengantin pria. Maka dari itu Ijab kabul ini diucapkan oleh ayah dari pengantin perempuan kemudian dijawab oleh pengantin prianya.”

Pak Yusuf menatap pak Penghulu. “Saya siap menikahkan anak saya Saraswati Danisa  dengan Aidan…”

Pak penghulu mengangguk. “Baiklah. Sebelum ijab kabul dibacakan saya akan bertanya lebih dulu kepada pengantin wanita. Saya harus tanyakan ini karena hal ini penting. Saudari Saraswati Danisa Binti Yusuf, apakah saudari menikah ini murni karena keinginan sendiri atau karena ada paksaan?”

DEEGG!

Saraswati kaget. Ia tak menyangka akan ditanya demikian oleh Pak Penghulu.

Aidan dan ayahnya juga kaget. Apalagi Pak Yusuf dan istrinya.

Dalam hati Pak Yusuf berpikir. Ia curiga pak Penghulu seolah tau bahwa ia yang lebih menginginkan Saras menikahi Aidan.  Sekarang Pak penghulu menanyakan hal itu kepada Saras.

Pak penghulu melihat suasana jadi tegang karena pertanyaannya tadi. “Mungkin perlu saya jelaskan. Pernikahan tidak boleh terjadi karena paksaan. Jadi calon pengantin wanita memang menikah karena keikhlasan

dan kerelaannya. Bukan karena paksaan.”

Saraswati terdiam.

“Saya ulangi lagi pertanyaan saya.” Pak Penghulu  menatap Saras. “Saudari Saraswati Danisa Binti Yusuf, apakah saudari menikah ini murni karena keinginan sendiri atau karena ada paksaan?”

BERSAMBUNG…….

Terpopuler

Comments

Ani Mendur

Ani Mendur

biasa jo

2023-07-13

0

R_armylove ❤❤❤❤

R_armylove ❤❤❤❤

mampir lagi ka

2021-03-31

0

Nyai iia

Nyai iia

selamat pagi..
semangat up nya thor..
like kembali mendarat..

saling dukung yuk..
jangan lupa mampir ya dan tinggalkan jejakmu..
peluk manja "i will die in love"

2021-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Lamaran
2 Episode 2. Kebencian Rama
3 Episode 3. Pilih Orang Tua Atau Kekasih?
4 Episode 4. Perbuatan Durhaka Suami Kepada Istri
5 Episode 5. Penculikan
6 Episode 6. Watak Asli Pak Argajaya
7 Episode 7. Saras Dibebaskan
8 Episode 8. Rama Masuk Penjara
9 Episode 9. Perempuan Gila di Acara Pernikahan
10 Episode 10. Kamar Pengantin
11 Episode 11. Telepon Misterius
12 Episode 12. Seorang Lelaki Masuk Ke Kamar Mandi
13 Episode 13. Dikejar Waktu
14 Episode 14. Pernikahan Yang Sempurna Di Mata Para Jomblo
15 Episode 15. Nerissa Si Cantik Tapi Macho
16 Episode 16. Berubah Romantis
17 Episode 17. Romantis Di Paris
18 Episode 18. Riak Cinta Di Sungai Seine
19 Episode 19. Kenapa Harus Perempuan Yang Salah?
20 Episode 20. Saras Bersyukur
21 Episode 21. Rumah Besar Di Kaki Gunung Salak
22 Episode 22. Perempuan Tidak Boleh Hanya Diam
23 Episode 23. Lucerne, Kota Tua Nan Romantis Di Swiss
24 Episode 24. Aidan Jutek
25 Episode 25. Ruangan Rahasia Di Dalam Villa
26 Episode 26. Bu Wicaksono Menelpon Nerissa
27 Episode 27. Tinju Mendarat Di Mount Titlis
28 Episode 28. Tarik Sis, Semongkooo..!
29 Episode 29. Butik Versace, Milan, Italy
30 Episode 30. Pertunjukan Spektakuler Opera Aida
31 Episode 31. Heru Ketahuan
32 Episode 32. Steak Ikan di Pesawat
33 Episode 33. Nerissa dan Jhon
34 Episode 34. Kutukan Heru Sebelum Meregang Nyawa
35 Episode 35. Kuburan Di Petak Tanaman Bunga
36 Episode 36. Villa Simbol Kekejaman Argajaya
37 Episode 37. Lia Membakar Villa
38 Episode 38. Rama Wicaksono Bebas
39 Episode 39. Rama Bertemu Arabella
40 Episode 40. Test Pack
41 Episode 41. Pistol
42 Episode 42. Tertembak
43 Episode 43. Lelaki di Keramaian Jalan
44 Episode 44. Rama Hendak Jualan Beha
45 Episode 45. Jumbo Sale
46 Episode 46. Penyerbuan
47 Episode 47. Dimana Celana Dalam Pink Nerissa?
48 Episode 48. Cepat
49 Episode 49. Aidan Terluka
50 Episode 50. Wanita Pengusaha
51 Episode 51. Saras Bertemu Rama
52 Episode 52. Kemana Para Pembantu?
53 Episode 53. Daster Adem
54 Episode 54. Saras Juga Bisa Marah
55 Episode 55. Pisang Kepok
56 Episode 56. Rela Dijadikan Istri Kedua
57 Episode 57. Aidan Tak Mau Minta Maaf
58 Episode 58. Firasat Jhon Sebelum Kematian Lia
59 Episode 59. Argajaya Terbakar
60 Episode 60. Nerissa Sakit Atau Hamil?
61 Episode 61. Janin di Perut Saras Berontak
62 Episode 62. Perempuan Biasa Yang Ingin Punya Anak
63 Episode 63. Tergoda Sehabis Mandi
64 Episode 64. Sabar
65 Episode 65. Kebelet Menikah
66 Episode 66. Pisang Raja Di Kolam Renang
67 Episode 67. Pakai Celana Yang Benar
68 Episode 68. Bukan Cara Membuat Anak
69 Episode 69. Emak Jhon Nongol Lagi
70 Episode 70. Siapa Yang Mengintip Dari Jendela?
71 Episode 71. Emak Jhon Ingin Menggendong Bayi
72 Episode 72. Nerissa dan Jhon Tetap Menggebu
73 Episode 73. Baby Austin Yang Tampan
74 Episode 74. TAMAT (Kala Duka Berganti Bahagia)
75 Episode 75. VISUAL
76 Episode 76. BONUS CERITA 1 Saras dan Gerald
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1. Lamaran
2
Episode 2. Kebencian Rama
3
Episode 3. Pilih Orang Tua Atau Kekasih?
4
Episode 4. Perbuatan Durhaka Suami Kepada Istri
5
Episode 5. Penculikan
6
Episode 6. Watak Asli Pak Argajaya
7
Episode 7. Saras Dibebaskan
8
Episode 8. Rama Masuk Penjara
9
Episode 9. Perempuan Gila di Acara Pernikahan
10
Episode 10. Kamar Pengantin
11
Episode 11. Telepon Misterius
12
Episode 12. Seorang Lelaki Masuk Ke Kamar Mandi
13
Episode 13. Dikejar Waktu
14
Episode 14. Pernikahan Yang Sempurna Di Mata Para Jomblo
15
Episode 15. Nerissa Si Cantik Tapi Macho
16
Episode 16. Berubah Romantis
17
Episode 17. Romantis Di Paris
18
Episode 18. Riak Cinta Di Sungai Seine
19
Episode 19. Kenapa Harus Perempuan Yang Salah?
20
Episode 20. Saras Bersyukur
21
Episode 21. Rumah Besar Di Kaki Gunung Salak
22
Episode 22. Perempuan Tidak Boleh Hanya Diam
23
Episode 23. Lucerne, Kota Tua Nan Romantis Di Swiss
24
Episode 24. Aidan Jutek
25
Episode 25. Ruangan Rahasia Di Dalam Villa
26
Episode 26. Bu Wicaksono Menelpon Nerissa
27
Episode 27. Tinju Mendarat Di Mount Titlis
28
Episode 28. Tarik Sis, Semongkooo..!
29
Episode 29. Butik Versace, Milan, Italy
30
Episode 30. Pertunjukan Spektakuler Opera Aida
31
Episode 31. Heru Ketahuan
32
Episode 32. Steak Ikan di Pesawat
33
Episode 33. Nerissa dan Jhon
34
Episode 34. Kutukan Heru Sebelum Meregang Nyawa
35
Episode 35. Kuburan Di Petak Tanaman Bunga
36
Episode 36. Villa Simbol Kekejaman Argajaya
37
Episode 37. Lia Membakar Villa
38
Episode 38. Rama Wicaksono Bebas
39
Episode 39. Rama Bertemu Arabella
40
Episode 40. Test Pack
41
Episode 41. Pistol
42
Episode 42. Tertembak
43
Episode 43. Lelaki di Keramaian Jalan
44
Episode 44. Rama Hendak Jualan Beha
45
Episode 45. Jumbo Sale
46
Episode 46. Penyerbuan
47
Episode 47. Dimana Celana Dalam Pink Nerissa?
48
Episode 48. Cepat
49
Episode 49. Aidan Terluka
50
Episode 50. Wanita Pengusaha
51
Episode 51. Saras Bertemu Rama
52
Episode 52. Kemana Para Pembantu?
53
Episode 53. Daster Adem
54
Episode 54. Saras Juga Bisa Marah
55
Episode 55. Pisang Kepok
56
Episode 56. Rela Dijadikan Istri Kedua
57
Episode 57. Aidan Tak Mau Minta Maaf
58
Episode 58. Firasat Jhon Sebelum Kematian Lia
59
Episode 59. Argajaya Terbakar
60
Episode 60. Nerissa Sakit Atau Hamil?
61
Episode 61. Janin di Perut Saras Berontak
62
Episode 62. Perempuan Biasa Yang Ingin Punya Anak
63
Episode 63. Tergoda Sehabis Mandi
64
Episode 64. Sabar
65
Episode 65. Kebelet Menikah
66
Episode 66. Pisang Raja Di Kolam Renang
67
Episode 67. Pakai Celana Yang Benar
68
Episode 68. Bukan Cara Membuat Anak
69
Episode 69. Emak Jhon Nongol Lagi
70
Episode 70. Siapa Yang Mengintip Dari Jendela?
71
Episode 71. Emak Jhon Ingin Menggendong Bayi
72
Episode 72. Nerissa dan Jhon Tetap Menggebu
73
Episode 73. Baby Austin Yang Tampan
74
Episode 74. TAMAT (Kala Duka Berganti Bahagia)
75
Episode 75. VISUAL
76
Episode 76. BONUS CERITA 1 Saras dan Gerald

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!