Episode 7. Saras Dibebaskan

 “Rupanya  Ibu  takut mati juga. "Aidan tertawa kecil. "Oke, saya tidak akan menembak Bu Hanifah kalau ibu mau kerja sama. Sekarang ambil hand phone ibu. Telpon si Rama!”

“Iya.. iya… Sebentar saya ambil hand phone. Hand phone saya di dalam kamar.”

Di bawah todongan pistol Bu hanifah berjalan gugup masuk kamar di dalam rumahnya yang sederhana. Aidan  mengikuti. Ia mengawasi dengan teliti saat Bu Hanifah masuk kamar. Pistol tetap ditodongkannya ke Bu hanifah agar perempuan itu tak berani bersikap macam-macam.

Sementara Pak Argajaya memberi kode kepada 4 body guardnya. Dua orang siaga masuk rumah. Yang dua lagi berjaga di luar di dekat mobil.

Bu Hanifah sudah mengambil hand phonenya. Ia kembali ke ruang tengah masih  diikuti Aidan.

“Tunggu apa lagi! Telpon anakmu!” Pak Argajaya melotot.

“Iya… iya..!” Bu Hanifah mengangguk sambil gemetaran karena pistol Aidan masih terarah ke kepalanya. Si ibu menghubungi anaknya.

Di sebuah gudang milik kantornya Rama menyekap Saras. Gudang yang tak terlalu besar itu kosong dan sudah jarang dipakai sejak ada gudang baru yang lebih besar. Saras terduduk lesu di sudut ruangan. Kedua tangan gadis itu diikat Rama memakai tali.

“Tolong lepaskan aku Rama, please….” Saras menghiba.

“Enggak, kalau aku lepaskan kamu. Pasti kamu menikah dengan lelaki setan itu. Aku gak rela…” wajah Rama kusut. Ketampanannya sudah tak terlihat saking lusuh dan kotor wajahnya.

“Aku terpaksa menikah dengan Aidan demi Papaku, Rama….” Saras menatap Rama. “Aku hanya ingin membahagiakan Papaku.”

“Tapi kamu tega sama aku Saras. Kamu menghancurkan hubungan yang sudah kita bina 2 tahun lebih. Kalau kamu menikah dengan Aidan artinya kamu menikah di atas kehancuran aku. Kamu akan bahagia di atas penderitaanku….”

Saras terdiam. Kemudian isaknya  terdengar.

Tiba-tiba  terdengar bunyi dering hand phone Rama. Lelaki itu kaget. Ia melihat nomer yang masuk di hand phonenya. Saras yang menangis   menoleh melihat Rama menerima telpon. Gadis itu menghentikan tangisnya dan memperhatikan Rama menelpon.

Rama melihat nomer penelpon yang masuk. Nomer ibunya tertera di layar hand phone. Tumben ibunya menelpon jam seperti ini? Rama menerima  telpon masuk itu dengan curiga.

“Ibu..?”

“Rama….!”  Suara ibunya di telpon terdengar aneh. Sangat  ketakutan dan tertekan. “Apa benar kau bersama Saras?”

Rama kaget. Ia tidak menceritakan hal ini pada siapa pun termasuk pada ibunya. Bagaimana ibunya bisa tahu?

“Ibu?” Rama curiga. Ia menduga ibunya tidak sendiri. Pasti ada seseorang yang membuat ibunya ketakutan. “Ibu sama siapa disitu?!”

Bu Hanifah takut-takut menjawab. “Ibu sama…”

TRRAP! Hand phone Bu Hanifah diambil oleh Aidan. “Ini aku Aidan!”

“Sudah kuduga.” Suara Rama sinis. “Hanya setan yang bisa membuat ibuku ketakutan!”

 Aidan tidak memperdulikan ucapan Rama. “Aku minta secara baik-baik. Kau harus melepaskan Saras!”

“Enak aja!” Rama sinis! “Kalau aku lepaskan, dia pasti akan menikah denganmu! Enggak! Enggak akan aku lepaskan Saras meski kau mencoba mengambilnya lagi dariku!”

“Oh, begitu.” Suara Aidan santai. Ia lantas berpikir.

Pak Argaja memberi kode seperti melakukan gerakan menembak ke tangannya. Ia  lalu menunjuk bu Hanifah.

Aidan paham maksud Papanya.

“Oke. Silakan kau tahan Saras.” Aidan bicara lagi di telpon. “Tapi kau akan melihat ibumu di rumah mati bersimbah darah…!”

DDEEGG!

Rama kaget mendengarnya.

Sementara Bu Hanifah terpekik. “Jangan… Jangan bunuh saya..!” Perempuan itu gemetaran.

Pak Argajaya memberi kode ke pengawal. Seorang pengawal segera menelikung tangan Bu hanifah ke belakang. Perempuan itu menangis ketakutan.

“Hu hu hu hu… mau diapakan saya?! Jangan tembak saya!”

Rama mendengar tangisan ibunya.

“Kalian apakan ibuku?!”

“Oh, dia belum kami apa-apakan. Tapi akan kuberi tahu bahwa kami disini punya pistol.” Tangan kiri Aidan memainkan pistol itu.

 “Jangan tembak saya. Hu hu hu… Bu Hanifah semakin ketakutan.

Aidan mendekatkan hand phone ke mulut Bu hanifah yang menangis.

”Jangan tembak saya… hu hu hu hu…” Rama mendengar suara ibunya menangis.

Geram Rama dibuatnya. “Kalian akan aku habisi jika kalian tembak ibuku!”

“Oke. Bisa saja kami tidak jadi  menembak ibumu. Mungkin kami hanya perlu membuat luka sedikit di tangannya dengan pisau atau cutter….” Suara Aidan santai namun penuh ancaman.

Seorang pengawal memegang  pisau mendekati Aidan. Diambilnya pistol di tangan kanan Aidan. Lantas ia mengangsurkan pisau.

Aidan memegang pisau itu di tangan kanannya. Matanya berkilat ke arah Bu hanifah. Ia mainkan pisau itu dengan gerakan mengancam.

Bu hanifah menahan nafas mengira Aidan akan menusuknya.

CLAAPP! Tiba-tiba pisau ditancapkan Aidan dengan kasar ke meja.

Meski pisau tak mengenai tubuhnya, Bu Hanifah terpekik ngeri. "Aaarghhhh...!" Lantas ia menangis ketakutan. “hu hu hu hu jangan kalian siksa saya dengan pisau itu. Hu hu hu hu…”

Rama kembali mendengar ibunya menangis di hand phone.

“Setan kalian! Kalau kalian lukai dia, ibuku bisa mati kehabisan darah.”

“Nah, kau paham rupanya. Oke. Aku juga malas bernegosiasi denganmu. Lepaskan Saras saat ini juga. kalau Saras masih kau tahan, ibumu akan segera kami lukai. Semakin lama  Saras masih kau sekap maka ibumu akan semakin banyak mengeluarkan  darah dan bisa kehilangan nyawanya….!”

Rama berpikir keras. Matanya bergerak-gerak liar. Kelihatan panik. Saras yang mendengarkan pembicaraan di telpon ikut tegang.

Di dalam hatinya Saras berdoa. “Tuhan, tolong selamatkan aku. Hanya Engkau yang bisa mengeluarkan aku dalam keadaan sehat dan selamat dari tempat ini.”

“Oh, lama sekali kau berpikir!’ Suara Aidan jengkel. “Aku  tidak bisa menunggu kau berpikir lama! Cepat putuskan. Aku hitung sampai 10. Kau harus putuskan sebelum hitungan brakhir. Kalau tidak, pisau ini akan membuat ibumu bersimbah darah..”

Aidan segera menghitung. “Satu…. Dua….”

Bu Hanifah menangis makin menjadi. Ia semakin ketakutan.

“Tiga…” Aidan melanjutkan menghitung. “Empat…! Enam…!, Tujuh……!”

“Hei! Kau menghitung semaumu…!” Rama protes.

“Terserah aku,” Aidan cuek. “Kan aku yang menghitung. Sembilan… Sepu..!”

“STOP!” Rama berteriak keras. “AKAN AKU LEPASKAN SARAH SAAT INI JUGA!”

Aidan tersenyum menang. ia menatap ayahnya. Pak Argajaya menangguk dan memberi acungan jempol ke Aidan.

*

Beberapa polisi berlari dengan sigap mendatangi sebuah gudang di jalan Arawana nomer 9.

Para Polisi itu bersiaga dengan pistol siap diarahkan ke pintu gudang.

SRTTT! Pintu gudang membuka pelan-pelan.

Keluar dari dalam gudang Rama yang tengah membekap Saras. Di tangan Rama ada pisau. Saras tampak pucat ketakutan. Tak berdaya di bawah ancaman pisau Rama.

“Lepaskan perempuan itu!” Polisi menghardik.

Mata Rama nyalang. Ia melihat hanya polisi di sekitarnya. “Mana ibuku? Aku tak mau melepaskan Saras kalau ibuku tidak selamat!”

“Ibumu pasti selamat!” Polisi menenangkan Rama yang kelihatan tidak tenang. “Lepaskan perempuan itu baik-baik…”

“Enggak…! Aidan dan Papanya sudah sering menipu keluargaku! Aku curiga, kalau aku lepaskan Saras, ibuku tetap dianiaya Aidan!”

“Lepaskan aku, Rama…” Saras menangis.

“Enggak!" Rama melotot. "Kamu enggak akan aku lepaskan kalau  ibuku belum diantar  kesini dalam keadaan selamat.”

Saras berpikir. Ia tau Ibu rama tinggal di kawasan Puncak. Paling cepat butuh waktu sekitar 2 jam untuk tiba di lokasi ini. Kalau macet bisa 5 jam baru si ibu akan tiba.

Saras melihat Rama tengah oanik. Lelaki ini melonggarkan cekalannya ke tubuh Saras.

DUUGG! Saras tiba-tiba menyikutkan tangannya dengan keras ke tubuh Rama.

Lelaki itu kaget. Saras terlepas dari cekalannya. Segera Saras kabur melarikan diri menjauh dari rama.

“Hei…!” Rama berteriak dan berlari mengejar Saras. Pisaunya teracung ke arah gadis itu.

Saras berlari dengan panik.

DDUUG! Saras terjatuh.

Rama mendekat dengan pisaunya.

Mata Saras melebar. Ia melihat pisau itu terarah kepadanya

DDDOOR! Polisi melepaskan tembakan.

“AAARRRGGGGH….!!   Jeritan Rama terdengar membahana di tempat itu.

BERSAMBUNG

Hallo. Semoga kalian suka dengan novel ini. Akan ada semakin banyak kejutan dan twist di episode-episode selanjutnya. Jadi jangan ketinggalan baca update episode terbaru ISTRI YANG TERSIKSA. Like, vote dan komen semua pembaca saya nantikan. Buat teman penulis silakan tinggalkan like dan jejak. Nanti saya akan kunjungi balik buku kalian. Happy reading.

Terpopuler

Comments

Anthy Khalid

Anthy Khalid

kasian rama...hidupnya hancur
suatu saat saras akan menyesali smwnya

2021-05-29

0

Novi Anggraini

Novi Anggraini

kasihan rama jd korban ...

2021-05-07

0

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

3 likes landing kk

2021-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Lamaran
2 Episode 2. Kebencian Rama
3 Episode 3. Pilih Orang Tua Atau Kekasih?
4 Episode 4. Perbuatan Durhaka Suami Kepada Istri
5 Episode 5. Penculikan
6 Episode 6. Watak Asli Pak Argajaya
7 Episode 7. Saras Dibebaskan
8 Episode 8. Rama Masuk Penjara
9 Episode 9. Perempuan Gila di Acara Pernikahan
10 Episode 10. Kamar Pengantin
11 Episode 11. Telepon Misterius
12 Episode 12. Seorang Lelaki Masuk Ke Kamar Mandi
13 Episode 13. Dikejar Waktu
14 Episode 14. Pernikahan Yang Sempurna Di Mata Para Jomblo
15 Episode 15. Nerissa Si Cantik Tapi Macho
16 Episode 16. Berubah Romantis
17 Episode 17. Romantis Di Paris
18 Episode 18. Riak Cinta Di Sungai Seine
19 Episode 19. Kenapa Harus Perempuan Yang Salah?
20 Episode 20. Saras Bersyukur
21 Episode 21. Rumah Besar Di Kaki Gunung Salak
22 Episode 22. Perempuan Tidak Boleh Hanya Diam
23 Episode 23. Lucerne, Kota Tua Nan Romantis Di Swiss
24 Episode 24. Aidan Jutek
25 Episode 25. Ruangan Rahasia Di Dalam Villa
26 Episode 26. Bu Wicaksono Menelpon Nerissa
27 Episode 27. Tinju Mendarat Di Mount Titlis
28 Episode 28. Tarik Sis, Semongkooo..!
29 Episode 29. Butik Versace, Milan, Italy
30 Episode 30. Pertunjukan Spektakuler Opera Aida
31 Episode 31. Heru Ketahuan
32 Episode 32. Steak Ikan di Pesawat
33 Episode 33. Nerissa dan Jhon
34 Episode 34. Kutukan Heru Sebelum Meregang Nyawa
35 Episode 35. Kuburan Di Petak Tanaman Bunga
36 Episode 36. Villa Simbol Kekejaman Argajaya
37 Episode 37. Lia Membakar Villa
38 Episode 38. Rama Wicaksono Bebas
39 Episode 39. Rama Bertemu Arabella
40 Episode 40. Test Pack
41 Episode 41. Pistol
42 Episode 42. Tertembak
43 Episode 43. Lelaki di Keramaian Jalan
44 Episode 44. Rama Hendak Jualan Beha
45 Episode 45. Jumbo Sale
46 Episode 46. Penyerbuan
47 Episode 47. Dimana Celana Dalam Pink Nerissa?
48 Episode 48. Cepat
49 Episode 49. Aidan Terluka
50 Episode 50. Wanita Pengusaha
51 Episode 51. Saras Bertemu Rama
52 Episode 52. Kemana Para Pembantu?
53 Episode 53. Daster Adem
54 Episode 54. Saras Juga Bisa Marah
55 Episode 55. Pisang Kepok
56 Episode 56. Rela Dijadikan Istri Kedua
57 Episode 57. Aidan Tak Mau Minta Maaf
58 Episode 58. Firasat Jhon Sebelum Kematian Lia
59 Episode 59. Argajaya Terbakar
60 Episode 60. Nerissa Sakit Atau Hamil?
61 Episode 61. Janin di Perut Saras Berontak
62 Episode 62. Perempuan Biasa Yang Ingin Punya Anak
63 Episode 63. Tergoda Sehabis Mandi
64 Episode 64. Sabar
65 Episode 65. Kebelet Menikah
66 Episode 66. Pisang Raja Di Kolam Renang
67 Episode 67. Pakai Celana Yang Benar
68 Episode 68. Bukan Cara Membuat Anak
69 Episode 69. Emak Jhon Nongol Lagi
70 Episode 70. Siapa Yang Mengintip Dari Jendela?
71 Episode 71. Emak Jhon Ingin Menggendong Bayi
72 Episode 72. Nerissa dan Jhon Tetap Menggebu
73 Episode 73. Baby Austin Yang Tampan
74 Episode 74. TAMAT (Kala Duka Berganti Bahagia)
75 Episode 75. VISUAL
76 Episode 76. BONUS CERITA 1 Saras dan Gerald
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1. Lamaran
2
Episode 2. Kebencian Rama
3
Episode 3. Pilih Orang Tua Atau Kekasih?
4
Episode 4. Perbuatan Durhaka Suami Kepada Istri
5
Episode 5. Penculikan
6
Episode 6. Watak Asli Pak Argajaya
7
Episode 7. Saras Dibebaskan
8
Episode 8. Rama Masuk Penjara
9
Episode 9. Perempuan Gila di Acara Pernikahan
10
Episode 10. Kamar Pengantin
11
Episode 11. Telepon Misterius
12
Episode 12. Seorang Lelaki Masuk Ke Kamar Mandi
13
Episode 13. Dikejar Waktu
14
Episode 14. Pernikahan Yang Sempurna Di Mata Para Jomblo
15
Episode 15. Nerissa Si Cantik Tapi Macho
16
Episode 16. Berubah Romantis
17
Episode 17. Romantis Di Paris
18
Episode 18. Riak Cinta Di Sungai Seine
19
Episode 19. Kenapa Harus Perempuan Yang Salah?
20
Episode 20. Saras Bersyukur
21
Episode 21. Rumah Besar Di Kaki Gunung Salak
22
Episode 22. Perempuan Tidak Boleh Hanya Diam
23
Episode 23. Lucerne, Kota Tua Nan Romantis Di Swiss
24
Episode 24. Aidan Jutek
25
Episode 25. Ruangan Rahasia Di Dalam Villa
26
Episode 26. Bu Wicaksono Menelpon Nerissa
27
Episode 27. Tinju Mendarat Di Mount Titlis
28
Episode 28. Tarik Sis, Semongkooo..!
29
Episode 29. Butik Versace, Milan, Italy
30
Episode 30. Pertunjukan Spektakuler Opera Aida
31
Episode 31. Heru Ketahuan
32
Episode 32. Steak Ikan di Pesawat
33
Episode 33. Nerissa dan Jhon
34
Episode 34. Kutukan Heru Sebelum Meregang Nyawa
35
Episode 35. Kuburan Di Petak Tanaman Bunga
36
Episode 36. Villa Simbol Kekejaman Argajaya
37
Episode 37. Lia Membakar Villa
38
Episode 38. Rama Wicaksono Bebas
39
Episode 39. Rama Bertemu Arabella
40
Episode 40. Test Pack
41
Episode 41. Pistol
42
Episode 42. Tertembak
43
Episode 43. Lelaki di Keramaian Jalan
44
Episode 44. Rama Hendak Jualan Beha
45
Episode 45. Jumbo Sale
46
Episode 46. Penyerbuan
47
Episode 47. Dimana Celana Dalam Pink Nerissa?
48
Episode 48. Cepat
49
Episode 49. Aidan Terluka
50
Episode 50. Wanita Pengusaha
51
Episode 51. Saras Bertemu Rama
52
Episode 52. Kemana Para Pembantu?
53
Episode 53. Daster Adem
54
Episode 54. Saras Juga Bisa Marah
55
Episode 55. Pisang Kepok
56
Episode 56. Rela Dijadikan Istri Kedua
57
Episode 57. Aidan Tak Mau Minta Maaf
58
Episode 58. Firasat Jhon Sebelum Kematian Lia
59
Episode 59. Argajaya Terbakar
60
Episode 60. Nerissa Sakit Atau Hamil?
61
Episode 61. Janin di Perut Saras Berontak
62
Episode 62. Perempuan Biasa Yang Ingin Punya Anak
63
Episode 63. Tergoda Sehabis Mandi
64
Episode 64. Sabar
65
Episode 65. Kebelet Menikah
66
Episode 66. Pisang Raja Di Kolam Renang
67
Episode 67. Pakai Celana Yang Benar
68
Episode 68. Bukan Cara Membuat Anak
69
Episode 69. Emak Jhon Nongol Lagi
70
Episode 70. Siapa Yang Mengintip Dari Jendela?
71
Episode 71. Emak Jhon Ingin Menggendong Bayi
72
Episode 72. Nerissa dan Jhon Tetap Menggebu
73
Episode 73. Baby Austin Yang Tampan
74
Episode 74. TAMAT (Kala Duka Berganti Bahagia)
75
Episode 75. VISUAL
76
Episode 76. BONUS CERITA 1 Saras dan Gerald

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!