Saras masih membaca artikel di majalah itu.
2. Melimpahkan tanggung jawab suami kepada istri.
Seorang suami adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab pada istrinya. Jika tanggung jawab menjadi pemimpin diambil oleh istri, tentu saja kewibawaan suami akan hilang. Hal ini bisa memicu pertengkaran dan menjerumuskan istri berani pada suami.
3. Tidak memberikan tempat tinggal yang layak kepada istri.
Seorang suami berkewajiban untuk memberikan tempat tinggal yang aman dan layak kepada istri dan anaknya.
4. Tidak mau melunasi mahar.
Seorang suami yang ketika menikah memberikan mahar, akan tetapi mahar tersebut belum terlunasi dan bahkan suami tidak berniat untuk melunasinya, berarti suami tersebut telah menipu istrinya.
5. Mengambil kembali mahar yang telah diberikan kepada istri tanpa adanya keridhoan dari sang istri.
Seorang pria yang berniat menceraikan istrinya lalu meminta atau mengambil kembali mahar yang telah diberikannya kepada sang istri tanpa adanya keridhoan dari istri. Maka itu adalah perbuatan yang tercela,
6. Menyetubuhi istri yang sedang dalam keadaan haid atau melalui *****.
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 222 dijelaskan tentang dilarangnya seorang suami yang menggauli istrinya kala istri sedang haid. Sementara larangan menyetubuhi istri lewat ***** adalah berdasarkan sabda Rasulullah yang artinya: “Istri kalian adalah ladang bagi kalian, maka datangilah ladang kalian dimana dan kapan saja kalian kehendaki.’ Selanjutnya Beliau bersabda: ’Datangilah dari depan atau belakang, tetapi jauhilah *****. Selain itu jangan lakukan ketika istrimu sedang haid.” ( HR. Tarmidzi).
7. Menuduh istri berzinah tanpa adanya bukti yang kuat.
Seorang suami tidak pantas menuduh istrinya berzinah jika ia tidak memiliki bukti. Tuduhan zinah tanpa bukti bisa menghancurkan nama baik dan kehormatan seorang istri.
8. Menganiaya serta merendahkan martabat istri.
Rasulullah melarang para suami untuk menyakiti serta menjelek-jelekkan, atau bahkan membanding-bandingkan istrinya dengan wanita lain dengan menggunakan kata-kata dan ucapan yang bertujuan untuk merendahkan martabat sang istri baik di hadapannya sendiri atau di hadapan orang lain.
9. Memeras atau mengajak istri untuk berbuat dosa.
Seorang suami yang memeras istri atau memaksanya untuk berbuat dosa, maka diakhirat kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban dari Allah SWT atas apa yang pernah ia lakukan tersebut.
10. Selalu mencurigai dan berusaha mencari-cari kesalahan istri.
Selalu curiga terhadap apa-apa yang diperbuat oleh istri adalah sifat kurang baik yang harus dihindari oleh para suami. Ketika seorang suami curiga kepada istrinya, maka ia akan selalu berusaha mencari-cari kesalahan istrinya tersebut. Hal itu bisa menimbulkan percekcokan di antara keduanya.
11. Membeberkan rahasia hubungan dengan sang istri.
Hubungan suami sstri adalah hal yang rahasia, tidak ada seorangpun selain keduanya yang boleh mengetahui. Jika ada seorang suami yang membeberkan bagaimana hubungan dengan istrinya maka hal itu sama saja melecehkan serta merendahkan sang istri.
12. Menceraikan istri tanpa adanya alasan yang dibenarkan syar’i.
Seorang suami yang sudah bosan dengan istri lalu dia memiliki wanita idaman lain, bisa saja mencari-cari jalan agar segera dapat bercerai dari istrinya. Ia bahkan memaksa bercerai tanpa alasan kuat. Hal ini sungguh tercela dan tidak pantas dilakukan.
NOTE: artikel di atas sudah ditulis ulang dan disingkat tanpa mengurangi maksud dan tujuannya. (author)
Saras senang. Ia membaca artikel itu hingga tuntas. Sepertinya suami dan istri perlu membaca artikel itu. Agar para suami tidak mendurhakai istrinya. Dan para istri perlu juga tau bahwa ia punya hak yang harus dipenuhi oleh suaminya.
“Kamu lagi apa?” Sebuah suara mengagetkan Saras.Ternyata Aidan sudah masuk kembali ke ruangan.
“Enggak. Cuma iseng baca majalah. Dari pada bete nunggu.”
“Sorry, aku agak lama tadi nelpon. Ada masalah sedikit di kantor.”
“Masalah apa?” Saras pengen tahu.
“Bukan masalah penting kok.” Aidan menjawab enteng. “Cuma masalah kecil. Dan sudah aku beresin juga.”
Saras melihat wajah Aidan tenang. Keramahannya sudah muncul kembali. Mungkin Aidan tadi berang karena orang kantornya yang membuatnya marah, pikir Saras.
Tak lama perempuan petugas KUA tadi datang lagi.
“Berkas-berkasnya sudah kami cek. Ternyata semuanya sudah lengkap. Persyaratan pernikahan sudah terpenuhi. Insya Allah, penghulu akan menikahkan kalian tanpa halangan.”
Wajah Aidan berseri-seri mendengar itu.
Entah kenapa perasaan Saras malah tak karuan. Ia memang setahun ini sudah mempersiapkan diri untuk menikah. Tapi bukan menikah dengan lelaki di depannya ini, Aidan Argajaya! Tiba-tiba ada sebersit keraguan muncul kembali di benak Saras.
*
“Biar praktis, akad nikahnya sore selepas Ashar. Malamnya mulai jam 7 kita adakan resepsi di hotel yang sama.” Kata Pak Argajaya.
“Kami sih setuju saja.” Pak Yusuf dan istrinya mengangguk.
“Bagaimana Saras? Kamu setuju?” Pak Argajaya bertanya padanya.
Tentu Saras juga mengikuti apa yang sudah diputuskan. Maka ia pun mengangguk.
Pagi itu di rumah Saras yang sederhana, suasananya tenang. Besok akad nikah baru berlangsung. Hari ini Saras hanya akan ke salon menjalani perawatan tubuh dan wajah agar ia semakin cantik di hari pernikahan.
Bu Retno sedang memijat suaminya di kamar belakang. Hal yang biasa dilakukan agar peredaran darah Pak Yusuf mengalir lancar.
TING! TONG! Terdengar bunyi bel.
Saras ke depan dan membuka pintu.
Ooh! Saras tertegun. Di depannya ada Rama Wicaksono.
Penampilan lelaki ini jauh berbeda dengan yang terakhir kali Saras lihat. Wajah Rama terlihat tirus. Matanya merah. Rambut awut-awutan. Sepertinya ia belum mandi. Bau alkohol meruap dari mulut Rama kala bicara.
“Kamu.. ngapain kemari?” Saras rikuh. Ia tak menyangka Rama akan muncul dalam keadaan demikian.
“Kamu makin cantik Saras. Aku senang kamu sudah siap menikah sama aku.” Bibir lelaki itu menyunggingkan senyum. Oh itu bukan senyum. Itu lebih seperti seringai jelek.
“Apa-apaan kamu Rama?” Saras tak suka melihat seringai Rama. ”Kamu kan sudah tau aku mau menikah sama Aidan!”
“Oh, begitu…” Rama cuek.
“Iya. Semua sudah dipersiapkan dengan baik. Aku besok sore menikah dengan Aidan.”
“Setan!” Rama memaki. “Kenapa kamu tidak menikah denganku? Aku merencanakan pernikahan denganmu besok. Kamu tau?! Besok itu tanggal cantik yang sudah lama kulingkari dengan spidol di kalenderku.”
“Sudahlah! Aku gak bisa lama-lama ngobrol sama kamu. Aku mau ke salon…” Saras menyergah.
“Kamu serius ninggalin aku?!” Rama menatap Saras. Caranya menatap sangat kasar, matanya menyorot merah, sungguh tak enak dilihat. Penampilannya yang tak karuan membuat Saras malas berlama-lama bersamanya.
“Sudah ya. Aku mau siap-siap ke salon.” Saras mengalihkan pembicaraan. Mau masuk ke rumah lagi.
TRAAPP! Tangan Saras tiba-tiba ditarik Rama dengan kasar.
“Apa-apaan kamu? Lepasin!” Saras meronta.
Tapi Rama tak perduli.
PLAAK! PLAAKK! LAAAKK!
Tangan Rama terayun kencang. Ditamparnya pipi Saras berulang kali.
Saras mengaduh kesakitan. Pukulan Rama kuat dan bertenaga karena dipenuhi amarah. Pukulan itu tak hanya memberikan nyeri dan sakit. Kepala Sarah pusing.
PLAAKK!
Saras kena tampar lagi.
Saras terhuyung. Sigap tangan Rama meraih tubuh Saras. “Ikut! Kamu harus ikut aku!”
“Enggak! Aku gak mau!” Saras menyahut lemas.
Tapi Rama tak perduli. Ditariknya tubuh Saras dengan setengah menyeret paksa. Saras makin lemas karena ditarik sedemkian keras.
Di depan rumah ada mobil terparkir. Rama memasukkan Saras ke mobil.
Dari dalam rumah keluar Pak Yusuf dan Bu Retno. Mereka kaget menatap ke depan.
“Saraasss…!” Keduanya berteriak memanggil. Lalu segera lari menuju mobil.
Tapi terlambat. Mobil Rama sudah menderu kencang meninggalkan rumah itu.
BERSAMBUNG…….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Anthy Khalid
rama berubah kasar krn saras,saras melupakan rama krn perjodohan yg secara pelan sdh dia terima dan secara perlaha dia mulai membandingkan hidup aidan dan rama.
saras...mungkin blm sadar,dia secara perlahan menceburkan dirinya kedalam lubang neraka.
2021-05-29
0
🌻Ruby Kejora
loke mendarat thor
2021-02-26
0
Nyai iia
like like
2021-01-16
0