Episode 3. Pilih Orang Tua Atau Kekasih?

“APAA..?!” Saras dan Rama kaget mendengar ucapan Pak Yusuf. Mereka sampai berkata serempak.

“Betul yang dikatakan Papamu.” Bu Retno berkata dengan dingin. Ia tau Rama yang berada di sebelah Saras tak akan suka mendengar omongannya. “Aidan  sudah tegaskan. Hutang Papa yang 500 juta ke Mr. Karl akan dia lunasi. Lalu semua biaya rumah sakit Papa akan ditanggungnya dengan satu syarat. Kamu harus  mau menikah dengan Aidan!”

“Iya Saras.” Sambung Pak Yusuf. “Syarat itu mudah diikuti, makanya Papa dan Mama setuju kalau Aidan jadi suamimu.”

Saras jengkel. “Hei! Papa sama Mama gak bisa gitu. Yang bener aja mutusin hal penting gini tanpa persetujuan Saras?!”

Rama juga kesal. Merah padam wajah Rama mendengar itu.

“Omongan Saras benar.  Om sama  Tante gak bisa begitu.”

“Kenapa gak bisa?” Bu Retno sengit.

“Karena saya sudah lebih dulu melamar Saras. Dan Saras menerima lamaran saya!” Tegas Rama.

Pak Yusuf mengangkat kepalanya. “Apa benar?” Pak Yusuf menoleh ke Saras. “Lelaki ini sudah melamar kamu?”

“Iya Pa.” Sahut Saras. “Rama sudah melamar Saras dengan menyiapkan cincin berlian dan uang seratus juta. Saras setuju menerima lamaran Rama!”

"Haah..?! Kamu menerima lamaran dia yang cuma sanggup ngasih seratus juta?” Bu Retno sengit. Ia setengah hati melirik Rama. Lantas Bu Retno memegang tangan Saras. “Aidan itu bisa ngasih kita uang milyaran! Kamu harus pilih dia jadi suamimu!”

“Enggak!” Saras langsung berkata tegas. “Cinta bukan masalah uang, Ma. Saras mau menerima lamaran Rama karena dia baik dan sayang sama Saras.”

“Tapi dia Cuma sanggup ngasih kamu seratus juta.” Pak Yusuf jadi pusing. Ia memegangi dadanya yang tiba-tiba sesak. “Kita butuh uang jauh lebih banyak dari itu Saras….Hhh… Hhh…”

Nafas PakYusuf tiba-tiba berat. Ia memegangi dadanya. “Sakit… hhh…. Hhhh…” Eskpresi Pak Yusuf jelas menahan sakit yang luar biasa. Nafasnya memberat. Matanya tiba-tiba mendelik.

“Papa…” Bu Retno panik menatap suaminya.

“Papaa….!” Saras juga panik.

Rama kebingungan.  Serba salah harus berbuat apa.

“Ini gara-gara kamu!” Bu Retno menatap Rama. “Suami saya gak suka kamu melamar Saras! Keluar kamu dari ruangan ini!”

*

BUUKK!

BUUKK!

BUUKK!

Tinju Rama mengenai batang pohon itu dengan keras. Rama kesakitan. Tapi dia gak perduli.

“Kamu gak bisa begitu Saras!” Ia lantas mendekati Saras yang terpaku bersender di samping mobil. “Masa kamu mau mencampakkan aku begitu aja?!”

Saras mau menangis. Tiba-tiba matanya berkaca-kaca. “Ini bukan keinginanku Rama. Ini aku lakukan supaya Papaku sehat. Supaya masalah hutang keluargaku teratasi.”

“Tapi kamu sekarang mau melupakan aku dengan gampang. Seolah aku sampah yang gak ada gunanya. Cuma karena setan itu bisa ngasih uang banyak ke keluarga kamu!” Rama menumpahkan unek-uneknya.

“Dia bukan setan. Kamu aja yang nganggap dia begitu.”

“Nah.” Rama makin kesal. “Sekarang kamu mulai belain dia! Kamu sudah mulai suka sama dia!”

“Aku bukan belain dia Aidan. Aku sekarang lagi belain Papaku yang  kondisi jantungnya tambah memburuk. Aku pasti nyalahin diriku kalau sampai Papa meninggal karena marah sama aku. Dan yang pasti, aku gak mau Papaku meninggal….”

Rama terdiam. Ia menatap Saras seolah Saras bukan gadis yang sudah beberapa tahun ini mengisi hatinya.

Saras mematung. Menatap jauh ke depan ke arah belantara gedung-gedung bertingkat jakarta yang terlihat dari tempat parkir rumah sakit itu. Tapi sesungguhnya ia tak melihat kesana. Pikirannya sedang kemana-mana.

KLONTANG!

Sebuah kaleng minuman ringan yang tercecer dekat tempat sampah ditendang Rama dengan keras. Kaleng itu terpelanting menjauh.

Saras terganggu mendengar suara kaleng itu. “Kamu jangan bikin aku tambah pusing, Rama. Kamu harus ngertiin aku!”

“Oh gitu.” Rama sinis. “Sekarang aku disuruh ngertiin kamu. Tapi kamunya gak mau ngertiin aku! Iya?! Kamu egois sekarang. Mana janjimu yang bilang kamu gak akan berpaling ke orang lain karena kamu sudah nerima lamaran aku? MANAAA..??!!”

Saras tak menyahut.

Rama mendekati  Saras. Ditariknya wajah Saras agar menghadap wajahnya. “Aidan itu sudah membuat Bapakku meninggal dalam kondisi stres. Dan sekarang dia juga merebut pacar yang sudah siap aku nikahi.  Aku pasti dendam dengan orang sejahat dia!”

*

“Ha ha ha ha…” Tawa Pak Argajaya Wibowo, Papanya Aidan berderai.

Ia bersama Aidan, Saras, Bu Retno dan Pak Yusuf berada di halaman belakang sebuah rumah yang besar dan megah di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Halaman rumah itu luas dan asri. Mereka sedang minum teh dengan santai sambil menatap kejernihan air  sebuah kolam renang yang ada disitu. Di meja tampak banyak makanan enak dan buah-buahan segar terhidang.

“Silakan… Silakan Saras, Bu Retno, Pak Yusuf . Silakan dinikmati hidangan ala kadarnya di gubuk kami.” Pak Argajaya merendah. Suaranya empuk dan ramah.

Saras membatin. Kalau rumah semegah dan seluas ini dibilang gubuk, tentu rumah papanya yang sederhana lebih pantas dibilang kotak peti kemas.

“Pak Argajaya ini dulu teman akrab Papa waktu masih kuliah. Dulu…. waktu masih sama-sama kere.” Pak Yusuf tertawa sambil bercerita ke Saras.

“Ah, sekarang juga masih kere. Biasa aja.” Pak Argajaya kembali merendah. “Kebetulan aja saya kebeli rumah di Pondok Indah.”

“Iya. Kebetulan juga perusahaannya maju. Mobilnya banyak. Rumahnya gak cuma satu. Punya vila keren. Punya kebun luas berhektar-hektar di Puncak.” Pak Yusuf menimpali. “Semua serba kebetulan ya, Pak?”

Semua orang itu ngakak. Tubuh Pak Argajaya yang gemuk sampai terguncang-guncang mendengar gurauan Pak Yusuf.

Saras melihat Papanya sangat gembira. Tampak segar dan bersemangat. Jauh berbeda dengan beberapa hari lalu saat kondisi jantung Papanya memburuk selama 2 hari. Setelah Saras berjanji akan mematuhi keinginan Papanya agar mau jadi istri Aidan. Tiba-tiba Pak Yusuf kembali segar seolah tak pernah sakit jantung.

“Nah, bagaimana Saras?” Pak Argajaya menatap Saras. “Om mengundang kalian kesini karena Om setuju Aidan menikah sama kamu.”

“Tapi Om. Saya sama Aidan baru kenal. Aneh aja tiba-tiba Aidan mau menjadikan saya istrinya?” Saras bicara jujur.

Aidan tersenyum. “Umurku sudah 33 tahun. Sudah capek putus melulu dengan perempuan cantik. Sekarang aku butuh perempuan yang gak cuma cantik. Aku butuh perempuan yang perhatian dan hatinya baik.”

Saras dan orang-orang disitu menyimak ucapan Aidan.

“Waktu kamu sibuk memikirkan Papamu.” Aidan menatap Saras.  “Aku langsung punya feeeling bagus ke kamu. Kamu bukan sekedar cantik. Kamu  gadis yang baik dan perhatian. Kamu pasti bakal jadi istri yang hebat.”

Saras tersanjung. Lelaki tampan, gagah dan kaya raya ini memujinya. Harus diakui Aidan makin mempesona di matanya. Ah, pasti Rama memang hanya kelewat benci karena Aidan lebih segala-galanya dibanding Rama.

“Jadi aku dengan tulus bilang ke kamu.” Aidan tiba-tiba menunduk. Kaki kanannya di depan sementara kaki kirinya lurus serata tanah. Ia mengeluarkan sebuah cincin yang berkilauan dari kantong bajunya. Diangsurkannya cincin itu ke dekat tangan Saras. “Maukah kamu jadi istriku Saraswati Danisa?”

Saras diam. Ia melihat Aidan berlutut di depannya. Ia melihat Papanya, Mamanya dan Pak Argajaya menunggu jawabannya.

Saras ingat. Rama melakukan hal yang sama beberapa hari lalu. Dan sekarang ada lelaki lain yang melamarnya. Ah, apakah ia tak menghianati Rama hanya karena Aidan lebih didukung Papa dan Mamanya?

“Bagaimana Saras? Apa kamu bersedia menerima lamaranku?” Aidan mengulang ucapannya.

Semua orang itu menatap Saras.

Saras rikuh. Ia tahu semua orang menunggu jawaban dari bibirnya.

BERSAMBUNG…….

Terpopuler

Comments

Anthy Khalid

Anthy Khalid

pasti ada rasa menyesal nantinya pd diri saras...tdk mempercayai omongan rama.
semudah itukah cinta berpaling...hanya krn harta😏😏😏

2021-05-29

0

Cut Aya Sofia

Cut Aya Sofia

ada orang tua sebegitunya

2021-02-15

1

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

like mendarat

2021-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Lamaran
2 Episode 2. Kebencian Rama
3 Episode 3. Pilih Orang Tua Atau Kekasih?
4 Episode 4. Perbuatan Durhaka Suami Kepada Istri
5 Episode 5. Penculikan
6 Episode 6. Watak Asli Pak Argajaya
7 Episode 7. Saras Dibebaskan
8 Episode 8. Rama Masuk Penjara
9 Episode 9. Perempuan Gila di Acara Pernikahan
10 Episode 10. Kamar Pengantin
11 Episode 11. Telepon Misterius
12 Episode 12. Seorang Lelaki Masuk Ke Kamar Mandi
13 Episode 13. Dikejar Waktu
14 Episode 14. Pernikahan Yang Sempurna Di Mata Para Jomblo
15 Episode 15. Nerissa Si Cantik Tapi Macho
16 Episode 16. Berubah Romantis
17 Episode 17. Romantis Di Paris
18 Episode 18. Riak Cinta Di Sungai Seine
19 Episode 19. Kenapa Harus Perempuan Yang Salah?
20 Episode 20. Saras Bersyukur
21 Episode 21. Rumah Besar Di Kaki Gunung Salak
22 Episode 22. Perempuan Tidak Boleh Hanya Diam
23 Episode 23. Lucerne, Kota Tua Nan Romantis Di Swiss
24 Episode 24. Aidan Jutek
25 Episode 25. Ruangan Rahasia Di Dalam Villa
26 Episode 26. Bu Wicaksono Menelpon Nerissa
27 Episode 27. Tinju Mendarat Di Mount Titlis
28 Episode 28. Tarik Sis, Semongkooo..!
29 Episode 29. Butik Versace, Milan, Italy
30 Episode 30. Pertunjukan Spektakuler Opera Aida
31 Episode 31. Heru Ketahuan
32 Episode 32. Steak Ikan di Pesawat
33 Episode 33. Nerissa dan Jhon
34 Episode 34. Kutukan Heru Sebelum Meregang Nyawa
35 Episode 35. Kuburan Di Petak Tanaman Bunga
36 Episode 36. Villa Simbol Kekejaman Argajaya
37 Episode 37. Lia Membakar Villa
38 Episode 38. Rama Wicaksono Bebas
39 Episode 39. Rama Bertemu Arabella
40 Episode 40. Test Pack
41 Episode 41. Pistol
42 Episode 42. Tertembak
43 Episode 43. Lelaki di Keramaian Jalan
44 Episode 44. Rama Hendak Jualan Beha
45 Episode 45. Jumbo Sale
46 Episode 46. Penyerbuan
47 Episode 47. Dimana Celana Dalam Pink Nerissa?
48 Episode 48. Cepat
49 Episode 49. Aidan Terluka
50 Episode 50. Wanita Pengusaha
51 Episode 51. Saras Bertemu Rama
52 Episode 52. Kemana Para Pembantu?
53 Episode 53. Daster Adem
54 Episode 54. Saras Juga Bisa Marah
55 Episode 55. Pisang Kepok
56 Episode 56. Rela Dijadikan Istri Kedua
57 Episode 57. Aidan Tak Mau Minta Maaf
58 Episode 58. Firasat Jhon Sebelum Kematian Lia
59 Episode 59. Argajaya Terbakar
60 Episode 60. Nerissa Sakit Atau Hamil?
61 Episode 61. Janin di Perut Saras Berontak
62 Episode 62. Perempuan Biasa Yang Ingin Punya Anak
63 Episode 63. Tergoda Sehabis Mandi
64 Episode 64. Sabar
65 Episode 65. Kebelet Menikah
66 Episode 66. Pisang Raja Di Kolam Renang
67 Episode 67. Pakai Celana Yang Benar
68 Episode 68. Bukan Cara Membuat Anak
69 Episode 69. Emak Jhon Nongol Lagi
70 Episode 70. Siapa Yang Mengintip Dari Jendela?
71 Episode 71. Emak Jhon Ingin Menggendong Bayi
72 Episode 72. Nerissa dan Jhon Tetap Menggebu
73 Episode 73. Baby Austin Yang Tampan
74 Episode 74. TAMAT (Kala Duka Berganti Bahagia)
75 Episode 75. VISUAL
76 Episode 76. BONUS CERITA 1 Saras dan Gerald
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1. Lamaran
2
Episode 2. Kebencian Rama
3
Episode 3. Pilih Orang Tua Atau Kekasih?
4
Episode 4. Perbuatan Durhaka Suami Kepada Istri
5
Episode 5. Penculikan
6
Episode 6. Watak Asli Pak Argajaya
7
Episode 7. Saras Dibebaskan
8
Episode 8. Rama Masuk Penjara
9
Episode 9. Perempuan Gila di Acara Pernikahan
10
Episode 10. Kamar Pengantin
11
Episode 11. Telepon Misterius
12
Episode 12. Seorang Lelaki Masuk Ke Kamar Mandi
13
Episode 13. Dikejar Waktu
14
Episode 14. Pernikahan Yang Sempurna Di Mata Para Jomblo
15
Episode 15. Nerissa Si Cantik Tapi Macho
16
Episode 16. Berubah Romantis
17
Episode 17. Romantis Di Paris
18
Episode 18. Riak Cinta Di Sungai Seine
19
Episode 19. Kenapa Harus Perempuan Yang Salah?
20
Episode 20. Saras Bersyukur
21
Episode 21. Rumah Besar Di Kaki Gunung Salak
22
Episode 22. Perempuan Tidak Boleh Hanya Diam
23
Episode 23. Lucerne, Kota Tua Nan Romantis Di Swiss
24
Episode 24. Aidan Jutek
25
Episode 25. Ruangan Rahasia Di Dalam Villa
26
Episode 26. Bu Wicaksono Menelpon Nerissa
27
Episode 27. Tinju Mendarat Di Mount Titlis
28
Episode 28. Tarik Sis, Semongkooo..!
29
Episode 29. Butik Versace, Milan, Italy
30
Episode 30. Pertunjukan Spektakuler Opera Aida
31
Episode 31. Heru Ketahuan
32
Episode 32. Steak Ikan di Pesawat
33
Episode 33. Nerissa dan Jhon
34
Episode 34. Kutukan Heru Sebelum Meregang Nyawa
35
Episode 35. Kuburan Di Petak Tanaman Bunga
36
Episode 36. Villa Simbol Kekejaman Argajaya
37
Episode 37. Lia Membakar Villa
38
Episode 38. Rama Wicaksono Bebas
39
Episode 39. Rama Bertemu Arabella
40
Episode 40. Test Pack
41
Episode 41. Pistol
42
Episode 42. Tertembak
43
Episode 43. Lelaki di Keramaian Jalan
44
Episode 44. Rama Hendak Jualan Beha
45
Episode 45. Jumbo Sale
46
Episode 46. Penyerbuan
47
Episode 47. Dimana Celana Dalam Pink Nerissa?
48
Episode 48. Cepat
49
Episode 49. Aidan Terluka
50
Episode 50. Wanita Pengusaha
51
Episode 51. Saras Bertemu Rama
52
Episode 52. Kemana Para Pembantu?
53
Episode 53. Daster Adem
54
Episode 54. Saras Juga Bisa Marah
55
Episode 55. Pisang Kepok
56
Episode 56. Rela Dijadikan Istri Kedua
57
Episode 57. Aidan Tak Mau Minta Maaf
58
Episode 58. Firasat Jhon Sebelum Kematian Lia
59
Episode 59. Argajaya Terbakar
60
Episode 60. Nerissa Sakit Atau Hamil?
61
Episode 61. Janin di Perut Saras Berontak
62
Episode 62. Perempuan Biasa Yang Ingin Punya Anak
63
Episode 63. Tergoda Sehabis Mandi
64
Episode 64. Sabar
65
Episode 65. Kebelet Menikah
66
Episode 66. Pisang Raja Di Kolam Renang
67
Episode 67. Pakai Celana Yang Benar
68
Episode 68. Bukan Cara Membuat Anak
69
Episode 69. Emak Jhon Nongol Lagi
70
Episode 70. Siapa Yang Mengintip Dari Jendela?
71
Episode 71. Emak Jhon Ingin Menggendong Bayi
72
Episode 72. Nerissa dan Jhon Tetap Menggebu
73
Episode 73. Baby Austin Yang Tampan
74
Episode 74. TAMAT (Kala Duka Berganti Bahagia)
75
Episode 75. VISUAL
76
Episode 76. BONUS CERITA 1 Saras dan Gerald

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!