Episode 2. Kebencian Rama

Tinju Rama cukup telak menghantam wajah Aidan.

Lelaki itu kesakitan. Ia meringis memegangi wajahnya yang kena hantam.

“Setan kamu!” Rama masih geram. Ia  meninju wajah Aidan lagi.

Tapi.. SRTTT! Aidan berkelit. Lantas dengan gesit ia  menangkap tangan Rama dan menelikungnya.

DUUGG! Sebuah tinju dilancarkan Aidan ke wajah Rama! Pukulan ini telak menghajar wajah Rama. Ia mengaduh kesakitan. “Uuughh!”

Aidan tersenyum. Wajahnya seolah bilang, ‘Satu sama’. Aku juga  sudah  meninju wajahmu!

Rama melepaskan tangannya yang ditelikung Aidan. Kakinya memasang kuda-kuda bela diri. Posisinya siap berkelahi.

Aidan juga melakukan hal yang sama. Posisi kakinya dengan kuda-kuda yang kokoh menandakan ia jago bela diri.

“STOP…!!” Saras memalangkan tangannya lebar-lebar di depan keduanya. “Berhenti kalian berkelahi! Ini di rumah sakit!

Rama meradang.  “Aku harus memberi setan ini pelajaran!”

“Hei! Kau yang setan! Aku gak ngapa-ngapain kamu main pukul?!”

Saras menatap Rama. “Kenapa juga  kamu mukul dia duluan?! Emang dia salah apa ke kamu?!”

“Salahnya apa? Banyak sekali salah dia ke aku! Bapakku meninggal karena ulah dia dan Papanya.”

“Oh ya?” Saras kaget.

“Ya. Mereka menyita semua tanah Bapakku sampai Bapak stres karena kami harus tinggal di sebuah rumah kecil.”

“Kau jangan fitnah.” Aidan berkata santai. “Aku dan Papaku gak seperti yang kau bilang. Kami berbisnis dengan cara yang santun dan hormat. Bapakmu aja yang tidak menunaikan janji membayar hutangnya!”

“Benar. Bapakku gak bisa bayar hutang! Tapi kalian kelewatan menyita 20 hektar tanah dan kebun Bapakku. Itu yang membuat kami jatuh miskin..”

“Oh, sudahlah. Orang yang gak mau membayar hutang selalu punya cara untuk gak mau bayar hutang. Aku kesini gak ada urusan denganmu. Aku mau menengok Papanya Saras.”

“Saras pacarku. Kau gak usah menengok calon mertuaku!” Rama menatap jengkel ke Aidan.

Lelaki itu tertawa. “Baru calon mertua kamu sudah berani melarang aku?!”

“Bukan sekedar calon mertua! Aku sudah melamar Saras. Dan dia mau jadi istriku.”

“Oh, benarkah?” Aidan kaget juga. “Apa benar yang dia katakan Saras?”  Aidan menatap gadis itu.

Saras mengangguk. “Iya.  Dia melamarku. Dan aku menerimanya.”

“Nah, benar kan?” Rama merasa senang. Ia menatap sayang kepada Saras.

“Menyedihkan. Gadis secantik Saras mau dengan lelaki sepertimu.” Aidan tertawa kecil. “Saras berhak mendapatkan calon suami yang lebih baik!”

“Setan kau!” Rama sewot. Ia  hendak meninju Aidan lagi.

“Sudah, Rama. Tahan.” Saras memegang tangan Rama. “Aidan  kesini  dengan niat baik. Dia mau menyelamatkan Papaku dari masalah berat yang membelit keluargaku.”

*

“Lebih baik mereka  masuk satu persatu.” Retno Dimyati, Ibunya Saras berkata ke putrinya. Ia menatap kedua lelaki

yang datang bersama Saras. “Papamu masih kurang sehat untuk menerima tamu beberapa orang sekaligus.”

“Iya, Ma.” Saras lantas berbisik ke ibunya.  “Lagian mereka berdua gak cocok. Tadi mereka ribut.”

Bu Retno menatap kedua lelaki yang tadi datang bersama Saras. Aidan ada di sebelah kanan ruangan. Rama ada di sebelah kiri. Keduanya saling acuh. Pura-pura tak melihat keberadaan yang lain.

“Mereka ribut? Bertengkar maksudmu?” Bu Retno bertanya ke Saras.

“Iya. Sampai adu jotos.” Saras memelankan suaranya.

“Kok bisa  mereka sampai sengit begitu?” Bu Retno heran.

“Saras juga gak jelas kenapa mereka berantem. Sepertinya cuma salah paham, Ma.”

“Lelaki memang kadang seperti perempuan. Suka meributkan hal yang gak jelas.” Bu Retno tersenyum. Ia lantas menatap Saras. “Lebih baik  Aidan masuk lebih dulu ditemani Mama. Soalnya dia membawa kabar baik untuk Papamu.”

Saras paham apa yang dimaksud Mamanya. Ia mengangguk setuju.

“Ayo, Aidan. Masuk.”  Bu Retno tersenyum kepada Aidan.

Iya, Tante.” Aidan menyahut ramah. Lantas  masuk ruangan bersama Bu retno.

Saras menatap Aidan yang sudah masuk ruangan bersama ibunya. Lantas ia menatap Rama. “Aidan ramah dan baik. Kok bisa kamu membenci orang baik seperti dia?”

Rama mendengus jengkel. “Kamu jangan tertipu luarnya. Aidan dan Papanya sifatnya sama. Kalau  pertama bertemu mereka pasti kita menduga mereka ramah dan  baik.”

Saras mendengarkan suara Rama. Ia juga memperhatikan ekspresi Rama saat bicara tentang Aidan. Saras seperti melihat sesuatu yang lain. Mungkinkah Rama cemburu karena ia bicara akrab dengan Aidan yang gagah dan tampan?

Ya. Pasti ini alasan kenapa Rama menjelek-jelekkan Aidan. Rama sudah melamar Saras dan yakin Saras segera  menjadi istrinya. Ternyata ia melihat Saras ngobrol dengan Aidan yang ganteng, bertubuh besar dan gagah, juga kaya raya. Wajar kalau Rama cemburu.

“Kamu gak perlu cemburu dengan Aidan.”  Saras  memberi pengertian kepada Rama. “Aku sudah menerima lamaranmu. Jadi aku gak akan berpaling ke lelaki lain.”

“Terima kasih  kamu sudah menerima lamaranku. Tapi aku bukan cemburu ke Aidan.” Tegas Rama. ”Aku Cuma bilang apa adanya. Aidan dan papanya  sangat jahat. Sikap ramah dan baik mereka hanya kedok buat menutupi sifat asli mereka yang serakah dan kejam.’

“Jangan begitu sayang. Aku yakin Aidan  memang ramah dan baik dari sononya.”

“Oke. Aku kasih tau ya.” Suara Rama menaik. “Ini cerita nyata di keluargaku. Waktu itu Bapakku punya usaha. Kebun dan sawah Bapakku masih luas. Tapi Bapak butuh modal buat usaha baru, jual beli  kayu. Terus  Bapakku pinjam uang ke Papanya Aidan. Sebelumnya mereka sudah kenal baik. Jadi kami kira Papanya Aidan memberi pinjaman karena memang mau menolong Papaku.”

“Terus?” Saras menyimak cerita Rama.

“Nah, tau-tau kelanjutannya banyak yang aneh dan gak masuk di akal. Kayu yang sudah dibeli Papaku tiba-tiba raib dicuri orang. Semua kayu  itu hilang dicuri waktu Bapak dan Ibuku sedang menghadiri pesta di perusahaan Papanya Aidan. Gosipnya sih,  pencuri itu orang suruhan Papa Aidan.”

“Kamu menjelek-jelekkan mereka terus.” Saras jengah juga karena   nada suara Rama tetap minor menceritakan kejelekan keluarga Aidan. “Bisa saja pencurinya entah siapa. Dan dia memang gak ada hubungan sama sekali dengan papanya Aidan.”

“Iya sih.” Rama sedikit malu. “ Aku juga sebenarnya gak tau  siapa pencurinya  karena aku masih  kuliah. Aku sibuk di kampus dan gak tau gimana kejadiannya. Tapi setelah pencurian kayu itu terjadi, Bapakku dililit hutang banyak.”

Suara Rama berubah sedih. “Kayu yang dibeli Bapak waktu itu banyak sekali. Baru sebagian yang dibayar dari uang pinjaman ke Papanya Aidan. Pemilik kayu ngamuk minta dilunasi. Bapak terpaksa mau pinjam uang lagi ke Papanya Aidan.”

“Dapat pinjamannya?”

Rama menggeleng cepat. “Enggak sama sekali. Mereka gak mau ngasih pinjaman. Malah mereka jadi galak. Tau-tau   Aidan dan Papanya jadi sering ke rumah kami. Mereka bilang utang Bapakku sudah berlipat ganda dari yangmereka pinjami!  Harus dibayar cepat kalau gak mau bunganya tambah banyak! Bapakku jadi stres kayak orang gila. Eh, Aidan dan Papanya malah menyita rumah dan kebun kami yang luas. Itu sebabnya rumah yang kutempati bersama ibu sekarang kecil dan sederhana.”

“Wah!” Saras kaget juga. “Kalau emang benar kejadiannya begitu? Kenapa kamu gak cerita dari dulu ke aku soal ini?”

“Buat apa aku cerita? Kalau  aku bilang bapakku stres sebelum meninggal mungkin kamu gak mau menerima lamaran dari anak orang gila!”

Saras terdiam. Benar juga apa yang dikatakan Rama.

Pintu ruangan  terbuka. Aidan keluar dari kamar bersama Bu Retno. Wajah Aidan dan Bu Retno tampak senang.

“Terima kasih banyak Aidan. Salam ya dari Tante buat Papamu.”

“Iya, Tante. Nanti Aidan sampaikan. Oh ya, Saras.” Aidan mendekati  Saras sambil senyum lebar. “Kamu harus mengikuti omongan Papamu. Kamu gak perlu ragu karena aku benar-benar serius.”

“Kamu ngomong apa sih?” Ujung mata Saras terangkat.

“Nanti aja kamu dengar sendiri dari Papa dan Mama kamu. Karena mereka juga setuju. Oke, Saya pamit dulu Tante Retno, Saras….” Adam berkata ramah. Ia tak menyebut nama Rama. Menoleh ke Rama pun tidak.

Saras tau Rama melengos pura-pura tak melihat Aidan pamit. “Terima kasih kamu  sudah membesuk Papa.” Saras melepas Aidan yang pamit dengan sopan.

Beberapa jenak kemudian Bu Retno, Saras dan Rama sudah masuk ke ruangan  tempat ayah Saras dirawat. Yusuf Rahardi Winata, ayah Saras tampak senang.

“Papa kelihatan segar.” Saras menatap ayahnya yang banyak tersenyum.

“Tentu saja Papa kelihatan segar.” Pak Yusuf tersenyum lebar. “Aidan tadi bilang hutang Papa yang 500 juta ke Mr. Karl akan dia lunasi. Lalu semua biaya rumah sakit Papa akan ditanggungnya kalau kamu mau menikah dengannya!”

BERSAMBUNG…….

Terpopuler

Comments

Rian Cappuchino

Rian Cappuchino

Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray Stardust."

Kutunggu kedatanganmu.

Terima kasih.

2021-02-04

1

Nyai iia

Nyai iia

aku mampir lagi neh bawa like..
terus semanga untuk berkarya..

jangan lupa mampir ya
peluk manja dari "i will die in love"

2021-01-12

0

📷MG櫛ɳσʅιϝҽ秘

📷MG櫛ɳσʅιϝҽ秘

aku mampir semangat

2021-01-12

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Lamaran
2 Episode 2. Kebencian Rama
3 Episode 3. Pilih Orang Tua Atau Kekasih?
4 Episode 4. Perbuatan Durhaka Suami Kepada Istri
5 Episode 5. Penculikan
6 Episode 6. Watak Asli Pak Argajaya
7 Episode 7. Saras Dibebaskan
8 Episode 8. Rama Masuk Penjara
9 Episode 9. Perempuan Gila di Acara Pernikahan
10 Episode 10. Kamar Pengantin
11 Episode 11. Telepon Misterius
12 Episode 12. Seorang Lelaki Masuk Ke Kamar Mandi
13 Episode 13. Dikejar Waktu
14 Episode 14. Pernikahan Yang Sempurna Di Mata Para Jomblo
15 Episode 15. Nerissa Si Cantik Tapi Macho
16 Episode 16. Berubah Romantis
17 Episode 17. Romantis Di Paris
18 Episode 18. Riak Cinta Di Sungai Seine
19 Episode 19. Kenapa Harus Perempuan Yang Salah?
20 Episode 20. Saras Bersyukur
21 Episode 21. Rumah Besar Di Kaki Gunung Salak
22 Episode 22. Perempuan Tidak Boleh Hanya Diam
23 Episode 23. Lucerne, Kota Tua Nan Romantis Di Swiss
24 Episode 24. Aidan Jutek
25 Episode 25. Ruangan Rahasia Di Dalam Villa
26 Episode 26. Bu Wicaksono Menelpon Nerissa
27 Episode 27. Tinju Mendarat Di Mount Titlis
28 Episode 28. Tarik Sis, Semongkooo..!
29 Episode 29. Butik Versace, Milan, Italy
30 Episode 30. Pertunjukan Spektakuler Opera Aida
31 Episode 31. Heru Ketahuan
32 Episode 32. Steak Ikan di Pesawat
33 Episode 33. Nerissa dan Jhon
34 Episode 34. Kutukan Heru Sebelum Meregang Nyawa
35 Episode 35. Kuburan Di Petak Tanaman Bunga
36 Episode 36. Villa Simbol Kekejaman Argajaya
37 Episode 37. Lia Membakar Villa
38 Episode 38. Rama Wicaksono Bebas
39 Episode 39. Rama Bertemu Arabella
40 Episode 40. Test Pack
41 Episode 41. Pistol
42 Episode 42. Tertembak
43 Episode 43. Lelaki di Keramaian Jalan
44 Episode 44. Rama Hendak Jualan Beha
45 Episode 45. Jumbo Sale
46 Episode 46. Penyerbuan
47 Episode 47. Dimana Celana Dalam Pink Nerissa?
48 Episode 48. Cepat
49 Episode 49. Aidan Terluka
50 Episode 50. Wanita Pengusaha
51 Episode 51. Saras Bertemu Rama
52 Episode 52. Kemana Para Pembantu?
53 Episode 53. Daster Adem
54 Episode 54. Saras Juga Bisa Marah
55 Episode 55. Pisang Kepok
56 Episode 56. Rela Dijadikan Istri Kedua
57 Episode 57. Aidan Tak Mau Minta Maaf
58 Episode 58. Firasat Jhon Sebelum Kematian Lia
59 Episode 59. Argajaya Terbakar
60 Episode 60. Nerissa Sakit Atau Hamil?
61 Episode 61. Janin di Perut Saras Berontak
62 Episode 62. Perempuan Biasa Yang Ingin Punya Anak
63 Episode 63. Tergoda Sehabis Mandi
64 Episode 64. Sabar
65 Episode 65. Kebelet Menikah
66 Episode 66. Pisang Raja Di Kolam Renang
67 Episode 67. Pakai Celana Yang Benar
68 Episode 68. Bukan Cara Membuat Anak
69 Episode 69. Emak Jhon Nongol Lagi
70 Episode 70. Siapa Yang Mengintip Dari Jendela?
71 Episode 71. Emak Jhon Ingin Menggendong Bayi
72 Episode 72. Nerissa dan Jhon Tetap Menggebu
73 Episode 73. Baby Austin Yang Tampan
74 Episode 74. TAMAT (Kala Duka Berganti Bahagia)
75 Episode 75. VISUAL
76 Episode 76. BONUS CERITA 1 Saras dan Gerald
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1. Lamaran
2
Episode 2. Kebencian Rama
3
Episode 3. Pilih Orang Tua Atau Kekasih?
4
Episode 4. Perbuatan Durhaka Suami Kepada Istri
5
Episode 5. Penculikan
6
Episode 6. Watak Asli Pak Argajaya
7
Episode 7. Saras Dibebaskan
8
Episode 8. Rama Masuk Penjara
9
Episode 9. Perempuan Gila di Acara Pernikahan
10
Episode 10. Kamar Pengantin
11
Episode 11. Telepon Misterius
12
Episode 12. Seorang Lelaki Masuk Ke Kamar Mandi
13
Episode 13. Dikejar Waktu
14
Episode 14. Pernikahan Yang Sempurna Di Mata Para Jomblo
15
Episode 15. Nerissa Si Cantik Tapi Macho
16
Episode 16. Berubah Romantis
17
Episode 17. Romantis Di Paris
18
Episode 18. Riak Cinta Di Sungai Seine
19
Episode 19. Kenapa Harus Perempuan Yang Salah?
20
Episode 20. Saras Bersyukur
21
Episode 21. Rumah Besar Di Kaki Gunung Salak
22
Episode 22. Perempuan Tidak Boleh Hanya Diam
23
Episode 23. Lucerne, Kota Tua Nan Romantis Di Swiss
24
Episode 24. Aidan Jutek
25
Episode 25. Ruangan Rahasia Di Dalam Villa
26
Episode 26. Bu Wicaksono Menelpon Nerissa
27
Episode 27. Tinju Mendarat Di Mount Titlis
28
Episode 28. Tarik Sis, Semongkooo..!
29
Episode 29. Butik Versace, Milan, Italy
30
Episode 30. Pertunjukan Spektakuler Opera Aida
31
Episode 31. Heru Ketahuan
32
Episode 32. Steak Ikan di Pesawat
33
Episode 33. Nerissa dan Jhon
34
Episode 34. Kutukan Heru Sebelum Meregang Nyawa
35
Episode 35. Kuburan Di Petak Tanaman Bunga
36
Episode 36. Villa Simbol Kekejaman Argajaya
37
Episode 37. Lia Membakar Villa
38
Episode 38. Rama Wicaksono Bebas
39
Episode 39. Rama Bertemu Arabella
40
Episode 40. Test Pack
41
Episode 41. Pistol
42
Episode 42. Tertembak
43
Episode 43. Lelaki di Keramaian Jalan
44
Episode 44. Rama Hendak Jualan Beha
45
Episode 45. Jumbo Sale
46
Episode 46. Penyerbuan
47
Episode 47. Dimana Celana Dalam Pink Nerissa?
48
Episode 48. Cepat
49
Episode 49. Aidan Terluka
50
Episode 50. Wanita Pengusaha
51
Episode 51. Saras Bertemu Rama
52
Episode 52. Kemana Para Pembantu?
53
Episode 53. Daster Adem
54
Episode 54. Saras Juga Bisa Marah
55
Episode 55. Pisang Kepok
56
Episode 56. Rela Dijadikan Istri Kedua
57
Episode 57. Aidan Tak Mau Minta Maaf
58
Episode 58. Firasat Jhon Sebelum Kematian Lia
59
Episode 59. Argajaya Terbakar
60
Episode 60. Nerissa Sakit Atau Hamil?
61
Episode 61. Janin di Perut Saras Berontak
62
Episode 62. Perempuan Biasa Yang Ingin Punya Anak
63
Episode 63. Tergoda Sehabis Mandi
64
Episode 64. Sabar
65
Episode 65. Kebelet Menikah
66
Episode 66. Pisang Raja Di Kolam Renang
67
Episode 67. Pakai Celana Yang Benar
68
Episode 68. Bukan Cara Membuat Anak
69
Episode 69. Emak Jhon Nongol Lagi
70
Episode 70. Siapa Yang Mengintip Dari Jendela?
71
Episode 71. Emak Jhon Ingin Menggendong Bayi
72
Episode 72. Nerissa dan Jhon Tetap Menggebu
73
Episode 73. Baby Austin Yang Tampan
74
Episode 74. TAMAT (Kala Duka Berganti Bahagia)
75
Episode 75. VISUAL
76
Episode 76. BONUS CERITA 1 Saras dan Gerald

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!