ISTRI YANG TERSIKSA
“Kenapa Ma? Bilang! Ada apa sebenarnya?”
“Hu hu hu hu… Papa kamu.”
“Bilang, Ma. Papa kenapa? Mama jangan cuma nangis. Saras gak tau ada apa kalau Mama enggak cerita.” Saraswati menatap hand phonenya.
“Papa kamu jantungnya kumat. Dia stres. Hu hu hu hu… Rumah kita diancam disita kalau papamu gak melunasi hutangnya ke Mr. Karl!” Seorang ibu separuh baya bertubuh agak gemuk bicara di hand phone dengan berurai air mata.
Saraswati terdiam.
“Saras?”
“Iya, Ma. Aku masih dengarin kok.”
“Mama di rumah sakit jantung. Papamu ada di lantai 5 kamar 503. Kamu minta izin ke Bossmu buat nengokin Papamu ya? Papamu butuh seseorang tempat dia bisa cerita. Selama ini dia menyimpan rahasia sampai stres sendiri.”
“Iya, Ma. Saras entar izin ke Boss dulu. Sore ini juga pasti Saras sudah sampe rumah sakit.”
Beberapa menit kemudian Saraswati menemui Bossnya dan minta izin.
“Saya paham. Kamu harus menengok Papamu. Tapi besok kamu masuk kerja lagi kan?” Lelaki separuh baya berambut setengah botak berwajah arif itu mengangguk ke Saraswati.
“Iya, Pak. Terima kasih atas izinnya. Besok saya pasti masuk kerja.”
Saraswati lega. Ia segera membereskan meja kerjanya. Lantas merapikan tasnya. Siap pulang.
Saraswati sedang menunggu taxi di depan kantornya kala hand phonenya berdering. Ia memeriksa hand phone melihat nomer yang masuk. Nama yang tertulis sebagai penelpon itu membuat Saras tersenyum kecil.
“Iya. Sayang. Tumben kamu nelpon jam segini? Kamu kan lagi kerja?” Saras berkata di hand phonenya.
“Aku di depan kantormu.” Suara lelaki menjawab dari seberang.
“Kamu di depan kantorku?” Saras heran. “Ini aku di depan kantor. Kamu dimana?”
“Lihat mobil hitam di bawah pohon di sebelah kananmu?”
Saras menoleh ke arah yang dimaksud si penelpon. Ia melihat sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir disitu.
“Iya. Aku lihat.”
“Kamu jalan ke mobil. Aku menunggumu.”
Penasaran menggelayuti benak Saras. Tumben lelaki itu menyuruhnya seperti ini. Saras berjalan menuju mobil sedan hitam di bawah pohon.
KLAK!
Pintu mobil terbuka kala Saras sudah mendekat.
Dari dalam mobil keluar seorang lelaki tampan, berkulit hitam manis. “Aku pinjam mobil kantor.” Lelaki itu tersenyum ke Saras. “Untung manajer administrasi yang mau minjamin mobilnya.”
“Pantesan aku gak kenal mobil ini.” Sahut Saras.
Lelaki itu melangkah mendekati Saras. Ternyata ia memegang sebuah kotak berwarna merah hati yang cukup besar. Senyum tersungging di bibir si lelaki yang berkumis sedang ini.
“Saras…”
“Iya, Sayang….”
“Aku ingin melamar kamu…” Lelaki itu tiba-tiba merundukkan tubuhnya. Kaki kanannya di posisi depan sementara kaki kirinya ditekuk ke belakang. Ia membungkuk dengan hormat di depan Saras. Kotak yang dipegangnya diangkat ke depan gadis itu.
“Rama…?” Saras kaget. Ia tak mengira pacarnya Rama akan melakukan hal ini.
“Aku serius melamarmu, Saras. Di dalam kotak ini sudah ada cincin buat kamu. Juga uang seratus juta buat biaya pernikahan kita.”
“Haahh?! Yang bener?”
“Iya. Ini lihat…” Rama membuka tutup kotak itu.
Saras terbelalak. Semua yang dikatakan Rama benar. Ada tumpukan uang lembaran seratus ribu di dalam kotak besar itu. Saras juga melihat sebuah wadah kecil berbentuk hati berwarna pink. Ada sebuah cincin berlian indah di wadah berbentuk hati itu.
“Wow.” Saras senang bercampur heran. “Dari mana kamu punya uang sebanyak ini? Kamu juga bisa membeli cincin mahal banget kayak gini?”
“Dari hasil menabung selama hampir 2 tahun.”
“Ini banyak sekali, Rama.”
“Melamarmu pasti butuh uang banyak. Kan Papamu selalu bilang begitu tiap kali ketemu aku.”
“Iya. Papaku emang gitu. Tapi ini hebat. Papaku pasti mau menerimamu sebagai menantunya dengan uang lamaran sebanyak ini.” Saraswati menatap lelaki di depannya sambil tersenyum.
“Aku harap begitu. Aku sangat ingin kamu mau menikahiku.”Lelaki tampan berkulit hitam manis ini balas tersenyum.
“Tentu. Aku sangat ingin jadi istrimu, Rama.”
Rama menutup kotak itu. Ia bangkit lantas memeluk Saras. “Terima kasih karena sudah menerima lamaranku.”
Saras balas memeluk kekasihnya. Ia tau, Rama lelaki yang baik. Ia nyaman berada di pelukan Rama. Tentu ia akan bahagia jadi istri Rama.
“Eh, aku lupa bilang ke kamu!” Jengit Saras .
“Kenapa?”
“Papaku mendadak masuk rumah sakit. Ini sebenarnya aku mau membesuk Papa.”
“Oh, kalau begitu aku temani kamu ke rumah sakit.”
*
Empat puluh lima menit kemudian Saras sudah berada di lobby rumah sakit yang luas dan besar. Maklumlah ini rumah sakit nasional.Banyak para pasien sakit jantung dari seluruh Indonesia dirawat disini.
Saras berjalan ke arah resepsionis. Hendak menanyakan arah ruangan 504 tempat Papanya dirawat. Rama sedang memarkirkan mobil di parkiran, ia berjanji akan bertemu Saras di lobby.
Dari arah samping muncul seorang lelaki bertubuh tegap dan besar. Ia buru-buru berjalan ke arah resepsionis.
BUUKK! Lelaki itu menabrak Saras. Saras terjatuh.
“Hei! Lihat-lihat kalau jalan!” Saras kesal.
“Maaf. Maafkan saya…. Saya sedang terburu-buru mau menengok teman Papa saya.” Lelaki itu menjawab sopan. Ia menatap mata Saras penuh rasa bersalah. “Mau kan kamu maafin saya? Saya lagi buru-buru mau ke resepsionis.”
“Oh, oke.” Saras tak tega mau marah lagi. “Saya maafin kamu.“ Maklumlah. Selain sopan lelaki ini bertubuh tampan dan tegap. Siapa yang tak bisa memaafkan lelaki setampan dia yang sudah meminta maaf dengan tulus.
“Terima kasih kamu mau maafin aku.”
“It’s OK. Bukan masalah besar kok. Lagian kamu gak sengaja nabrak aku.”
“Oh iya. kita belum kenalan.” Lelaki itu memajukan tangannya ke Saras. “Aku Aidan Argajaya.”
Saras menerima jabatan lelaki itu. Tangan lelaki itu terasa hangat dan kokoh kala menyentuh tangan Saras.
“Saraswati Danisa.” Saras balas menyebut nama.
“Oh, nama yang cantik. Secantik orangnya.” Aidan memuji.
Saraswati tersipu. Gombalan sederhana seperti ini rupanya masih bisa membuat semua wanita senang. Sayangnya Saraswati tak tergoda. Bukankah Ia sudah mempunya calon suami yang tampan dan baik hati.
“Aku mau nengokin Pak Yusuf, teman Papaku. Dia barusan masuk rumah sakit.” Aidan berkata lagi.
“Pak Yusuf?” Sudut mata Saras terangkat mendengar nama itu disebut.
“Iya. Yusuf Rahardi Winata lengkapnya. Dia teman papaku semasa kuliah dulu.”
“Oh. Yusuf Rahardi Winata itu nama papaku!” Saras tersenyum. “Ini aku juga baru mau menengoknya.”
“Wah, dunia ini sempit ya.”
“Kenapa kamu tiba-tiba bisa kemari? Tau dari mana Papaku masuk rumah sakit?”
“Papamu menyuruh Mamamu nelpon Papaku. Ngg……. Mama kamu bilang…” Aidan mendadak menahan kalimatnya.
“Mamaku bilang apa? Cerita aja? Aku gak masalah kok.” Saras penasaran.
“Mama kamu bilang mau pinjam uang ke Papaku buat melunasi hutang. Dia juga butuh uang buat bayar rumah sakit karena sudah gak punya uang.”
DEEGG!
Wajah Saras memerah.
Sebenarnya Saras malu mendengarnya. Tapi apa yang dikatakan Aidan benar. Mamanya tak berbohong. Memang Papanya banyak hutang. Dan memang tak ada uang buat bayar rumah sakit.
“Aku kesini disuruh papa bilang kalau uangnya bisa dipinjam. Dan untuk biaya rumah sakitnya nanti akan aku transfer!”
“Wah. Terima kasih banyak!” Serasa lepas sebagian beban yang menghimpit dada Saras mendengar omongan Aidan.
TUK. TUK.TUK.
Terdengar suara langkah kaki mendekat.
Saras dan Aidan menoleh karena langkah kaki itu mendekati mereka. Ternyata Rama yang datang.
“Oh, Rama. Kenalin ini Aidan. Anak teman papaku.” Saras tersenyum kepada Rama.
"Ini Rama, pacarku." Saras menatap Rama agar berkenalan dengan Aidan.
Tapi ada yang aneh. Kedua lelaki ini tak mau berkenalan. Mereka saling diam. Mata mereka beradu.
Saras melihat keduanya saling melotot.
Tiba-tiba… BUUKK! Rama melayangkan tinju ke wajah Aidan.
BERSAMBUNG…….
Hallo pembaca semua. Kita bertemu lagi di novel saya 'ISTRI YANG TERSIKSA'. Semoga suka dan terhibur dengan novel ini. Like, vote, serta kritik dan saran pembaca ditunggu biar novel ini semakin seru dan author semangat update bab terbaru. Buat teman penulis silakan tinggalkan jejak di komen bila ingin saling support karyanya. Oh ya, jangan lupa baca juga karya Fresh Nazar: 'TERPAKSA MENIKAHI BIG BOSS' yang seru, tegang dan lucu di Aplikasi Noveltoon. Big hug with love buat kalian semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
玫瑰
setelah membaca komen dan rekomen dari NT,aku singgah di sini.
2022-05-12
0
choirunissa
mulai bqcq
2021-06-21
0
@Ani Nur Meilan
mampir lagi Dan like
sambil nunggu Boss Barton Up lagi 🤗🤗🤗
2021-06-18
0