TEMPTATION
PYAR!
Suara keramik terdengar keras beradu dengan dinding beton di dalam ruangan Presiden Direktur Aludra Entertaiment yang sedang melampiaskan kemarahannya pada anak satu – satunya yang ia miliki.
Tarso Aldebaran, pria yang usianya sekitar enam puluh tahun itu terlihat penuh dengan amarah memandang anak laki – laki yang yang terduduk lesu diatas sofa didepan meja kerjanya. Tarso merasa anak laki – laki nya kurang kompeten mengelola perusahaan agensi yang menaungi hampir tiga puluh artis itu.
(TARSO ALDEBARAN)
(Source : Internet)
“ Apa kau sangat bodoh? Apa kau sangat tidak kompeten? Hingga mereka ingin menurunkan mu dari jabatan mu sekarang? “ Dengan kasar Tarso memaki anak laki – laki nya itu.
“ Apa kau tidak ingin perusahaan ini menjadi milik mu? Apa kau hanya diam melihat paman – paman mu itu berusaha menjatuhkan mu? “ Lagi, tanpa sadar Tarso melukai hati anak laki – lakinya yang terlihat malang itu.
“ Evander! Ayah hanya akan memberikan mu satu kesempatan lagi. Jika dalam kuartal kedua kamu tidak bisa meningkatkan profit juga harga saham pada kuartal kedua ini sebaiknya menyerah saja. “ Sekali lagi Tarso berucap tanpa memikirkan hancurnya hati Evander.
“ Jangan pernah mengharapkan apapun dari Ayah, meski kau anak ku satu – satu nya. Keluarlah, aku tidak sanggup melihat ketidakmampuan mu itu. “ Tarso memutar kursi duduknya yang berpunggung tinggi itu membelakangi Evander putra nya.
Evander Aldebaran, pria berusia dua puluh sembilan tahun itu keluar dari ruangan ayahnya dengan gontai dan dengan mata yang dipenuhi dengan kemarahan. Ia masuk kedalam ruangannya, dengan perasaan tidak karuan ia membuang segala benda yang berada diatas meja kerjanya itu.
(EVANDER ALDEBARAN)
(Source : Internet)
“ Wakil Preside Direktur, apakah anda baik – baik saja? “ Wanita cantik segera menerbos masuk kedalam ruangan bosnya itu setelah sesaat mendengar suara gaduh dari dalam sana.
“ Apa aku terlihat baik – baik saja Deandra? “ Evander menatap sekretarisnya itu dengan mata berapi – api.
(DEANDRA)
(Source : Internet)
Harga diri Evander hancur setelah seharian menjadi bahan pembicaraan didalam ruang meeting karena ia dianggap tidak kompeten menjadi Wakil Presiden Direktur. Ia dianggap tidak cakap baik mengelola bisnis maupun mengelola manusia. Artis yang ia pilih tidak begitu bertahan lama didalam dunia hiburan, atau terkadang artis yang dia pilih sering menimbulkan skandal yang sangat merugikan perusahaan.
“ Maafkan saya Pak. “ Deandra dengan penuh penyesalan menundukkan kepalanya, merasa bersalah sudah mengajukan pertanyaan yang seharusnya tidak terlontar dari mulutnya.
“ Apakah aku juga tampak seperti lelucon didepan mu Deandra? “ Pria tinggi tegap yang tidak begitu berisi itu berjalan mendekati Deandra yang berdiri tidak jauh dari pintu.
“ Tentu tidak Pak. Bapak sudah mengupayakan segala sesuatu yang terbaik untuk perusahaan ini. Hanya saja, paman – paman Bapak memang ingin melihat Bapak didepak jauh dari tempat ini. “ Ucap Deandra jujur pada Evander.
“ Betapa beraninya mereka! “ Dengan kesal Evander menghantam nakas kayu yang berada disampingnya.
“ Pesankan aku tempat biasa, aku ingin minum. Minta Jason menemaniku, kau pulanglah. “ Sambung Evan sambil memberikan perintah pada Deandra.
“ Baik Pak. “ Deandra terdengar mengiyakan perintah atasannya itu kemudian melenggang dari dalam ruangan Wakil Presiden Direktur yang masih muda, yang sedang mencoba berdamai dengan kemarahannya.
Evander kemudian duduk diatas sofa dalam ruang kerjanya itu, ia menyandarkan kepalanya pada punggung sofa. Ia marah! Bukan hanya pada orang – orang yang sudah menjatuhkannya, bukan hanya pada Ayahnya yang juga menganggapnya tidak kompeten, tetapi juga pada dirinya sendiri yang tidak mampu mengelola perusahaan ini menjadi lebih baik dan nomor satu.
Sudah empat tahun Evander bergabung bersama Ayahnya mengelola Aludra Entertaiment, namun tidak ada perkembangan pesat yang terlihat. Justru dari tahun ketahun bisnis mereka mengalami kemunduran dan dianggap gagal karena kehadiran Evan.
Evander dinilai terlalu belia untuk bisa memegang kendali Aludra Entertaiment, sehingga banyak orang yang menyerangnya dan mencoba menghalanginya. Terlebih paman – pamannya, mereka adalah adik – adik Ibunya yang berubah menjadi serakah sejak Ibu nya meninggal dunia lima tahun silam. Mereka saling menyerang untuk ikut mengambil bagian kekayaan keluarga Aldebaran.
“ Ah! Apa yang harus kulakukan! “ Dengan putus asa Evander berteriak, kemudian menangkup wajah tampannya dengan kedua tangan lebarnya yang tampak bersih terawat.
Tok.. tok.. tok
Terdengar suara pintu ruangan Evander diketuk oleh seseorang dari luar, ia mempersilahkan orang yang berada dibalik pintu untuk segera masuk. Tampak Deandra berdiri disana bersama Jason, kedua nya adalah orang yang sangat Evander percaya.
(JASON)
(Source : Internet)
“ Chris sudah siap menunggu didepan Pak. “ Ucap Deandra sambil menundukkan kepalanya.
“ Apakah sudah kamu reservasikan? “ Tanya Evander datar.
“ Sudah Pak, Jason akan pergi bersama Bapak. “ Deandra kemudian meraih jas milik Evander yang tergantung tidak jauh dari kursi kerja anak pemilik perusahaan itu.
Deandra terlihat membantu Evander mengenakan jas nya yang berwarna senada dengan celana kain hitamnya itu. Sekilas wanita bertubuh tinggi langsing itu membantu Evander membetulkan posisi dasi nya yang agak berantakan.
“ Mari Pak. “ Jason mempersilahkan Evander keluar dari ruangan setelah beres merapikan penampilannya.
Sesaat Evander keluar dari ruang kerjanya, dengan sabar Deandra memungut satu persatu barang – barang yang jatuh berserakan di lantai. Ia menata ulang meja atasannya itu, dengan sangat hati – hati. Deandra benar – benar tahu bagaimana perasaan Evander hari itu, ia sudah sangat mengenal Evander.
***
Setelah menderu beberapa saat dijalan raya mobil berwarna blue passion keluaran Maserati itu tampak parkir didepan sebuah club VIP dipusat kota. Evander segera keluar dari dalam mobil sesaat Jason sudah membuka kan pintu mobil untuknya.
Tidak sembarang orang dapat masuk kedalam tempat itu, hanya orang yang memiliki kartu keanggotaan saja yang dapat keluar masuk setelah melakukan reservasinya. Jason mengiringi Evander yang terlihat langsung masuk kedalam sebuah ruangan dengan minibar tertutup.
Ruangan yang tidak begitu luas itu terlihat begitu eksklusif, berbagai macam minuman berharga mahal tersaji
memenuhi minibar. Evander duduk diatas kursi tepat didepan meja bartender, ia meminta bartender menyajikan beberapa minuman yang menjadi kesukaannya.
“ Kalian keluarlah, aku ingin sendiri. “ Ucap Evander pada Jason dan bartender itu setelah ia selesai menyajikan minuman yang dipesan oleh Evander.
Mendengar perintah sang empunya uang, keduanya segera keluar dari dalam ruangan tertutup itu. Membiarkan Evander terhanyut dalam keputusasaannya dan penyesalannya, ia kecewa pada dirinya sendiri yang tidak mampu membangkitkan Aludra Entertaiment dari keterpurukan.
Ia meneguk habis minumannya, botol anggur yang semula masih penuh kini hanya sebagian terisi. Evander telah menyesapnya tanpa henti, ia berusaha menghibur dirinya yang tampak begitu menyedihkan hingga ayahnya sendiri tidak percaya pada kemampuannya.
“ Lihatlah Ayah, aku akan membuat kalian semua menyesal karena meremehkanku! “ Dengan berapi – api Evander berteriak seraya melemparkan gelas anggurnya hingga pecah berhamburan diatas lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ucy (ig. ucynovel)
baru mampir di sini kak
keren 👍
2023-02-18
0
Imas Aisha Raya
visual Jason lebih pas buat jadi Evander thor ....itu mah pendapat ku ☺
2021-10-02
0
Ria Kim
cast nya cakep semua 😍😍
2021-07-17
0