Keluarga Arsakha

"Hallo... Dokter kita ketemu lagi "

"Tante" panggil Zella pada wanita paruh baya yang ada di depanya, Zella pernah bertemu denganya satu bulan yang lalu dia adalah Tania Zaara Arsakha, Mamihnya Erkan

"Mamih! pangil Mamih jangan tante" tegasnya Tania langsung memeluk Zella hal itu membuat Zella kaget" Akhirnya kita ketemu.. udah lama Mamih teh pengen ketemu sama kamu geulis"

dengan gugup Zella membalas pelukan Tania hal partama Zella rasakan adalah rasanyaman, dan membuat hatinya menghangat "Seperti ini kah rasanya pelukan seorang ibu" Selama 18tahun Zella tidak pernah merasakan lagi hangatnya pelukan dari seorang ibu.

"Mih.. sekarang Revan udah nepatin jaji ke Mamih" ujar Revan seraya meninggalkan mereka berdua masuk lebih dulu ke dalam Mension

"Ayo masuk " ajak Tania setelah melepaskan pekukanya langsung mengandeng lengan Zella agar ikut denganya, Zella hanya mampu menganguk dan terdiam

"Papihhhhh!... " triak Tania "Pihhh... liat siapa ini yang dateng

"ada apa Mih" tanya Vreya yang datang berbarengan dengan Papihnya "wahh.. yang di tungu-tunggu akhirnya dateng juga Hallo Teh? sapa Vreya mengenggam jemari Zella dengan antusias tidak sia-sia Vreya membolos hari ini hanya untuk bertemu pacar kakaknya.

"i- iya hallo "jawab Zella gugup karna tingakah sepontan dari gadis Remaja yang sekarang mengenggam tanganya

"Selamat datang di rumah kami nak Zella?" ujar Gibran tersenyum menatap Zella

sekarang Zella tahu darimna wajah tampan Erkan berasal ternyata dari sang ayang mereka bener-bener terlihat mirip, sedangkan Revan perbaduan antara ibu dan ayahnya, dan gadis Remaja yang saat ini menempel denganya sangat mirip dengan sang ibu, padahal Zella pernah bertemu dengan mereka tapi baru menyadarinya kali ini.

"terimakasih Om, Maaf saya datang kesini tidak membawa apa-apa, saya tidak tahu jika Revan mengajak saya kemari" ujar Zella sopan

semua orang disana tertawa mendengar perkataan Zella, sedangkan Zella sendiri bingung apa yang salah dengannya menurut Zella seperti itulah tata cara bertamu dengan membawa bingkisan

"tidak perlu formal seperti itu nak"terang Gibran "dengan datangnya kamu kesini kita sudah senang"

"duh... Geulis jangan panggil Om sama suami Mamih atuh, cukup panggil Papih ajah yah?..."

lagi-lagi Zella hanya mengangung situasi ini begitu canggung baginya apalagi tidak ada Erkan di sisinya Zella bener-benar butuh pria itu sekarang

"Gak usah tegang teh nyantai ajah?" Kekeh Vreya karna melihat Zella seperti gugup

"Yaudah atuh! kita lanjut ngobrol di ruang tamu ajah" ajak Tania dengan tangan masih menggandeng Zella di sebalah kanan sedangkan di sebalah kiri ada Vreya

***

Di dalam kamar Revan termenung mentap langit-lagit Revan teringat kejadian beberapa tahun silam ketika dia masih berusia 5tahun pada waktu itu walaupun Revan masih kecil tetapi kejadian itu masih berbekas di ingatanya.

Revan mengingat bagaimana Erkan di ambil paksa oleh kakeknya, bagaimana Papih dan mamihnya memohon-mohon agar Erkan tidak di bawa pergi, sedangkan Revan hanya bisa menangis memeluk Erkan waktu itu.

Flashback On

"Daddy!... Daniel mohon jangan bawa Erkan"

"Kamu lupa Daniel tentang tradisi keluarga kita" tegas pria paruh baya tersebut " Daddy sudah mengijinkamu untuk menikahi gadis yang kau sukai, sampai kau rela menganti nama dan juga kamu berpindah keyakinan masuk agama mereka menjadi mualaf Daddy terima itu. "

"Pihhh... Erkan Pihhh..." ujar Seorang wanita menatap suaminya dengan berlinang air mata, hati ibu mana yang tidak sakit ketika anaknya ingin di bawa pergi dia yang mengandung dan melahirkan dengan mudahnya seseorang akan mengambilnya, walupun orang itu adalah kakeknya

"Apa yang harus Daniel lakulan?.. agar Daddy tidak memabawa Erkan, Daniel akan melakukan apapun itu!" mohon seorang ayah untuk anaknya, Daniel tidak ingin kehidupan anakanya seperti dia dulu tidak memiliki cinta, belaskasih dan perasaan, Daniel pikir kehidupan dia akan terbebas setelah meninggalkan semuanya, nyatanya selama ayahnya masih hidup rantai itu masih kuat mengikatnya

Sedangkan anak kecil yang mereka rebutkan hanya terdiam, melihat ayahnya yang terus memohon dan ibunya yang terus menangis di samping ayahnya, tubuh anak kecil itu di peluk erat oleh adik kecilnya yang juga sedang menangis.

"Kembalilah ke Winchester dan bergabung kembali memimpin sindikat tinggalkan Arsakha dan indonesia " ujarnya penuh penekanan

seketika itu juga tangis seorang wanita semakin pilu memeluk suaminya bagaimana mungkin dia harus kehilangan salah satu orang yang sangat berarti baginya

"baik! Daniel akan..."

"Jangan pernah mengancam menantu dan Tania putriku Delio Winchester" ujar seorang pria paruh baya lainya yang baru saja datang langsung memeluk kedua tubuh anak kecil itu

"wahh.. ternyata kau Zalian Arsakha, aku hanya menagih janji anakku "

"di depan anak-anak kau sudah gila?.. Erkan juga adalah cucuku, aku juga berhak atasnya bukan hanya kau " tujuk Zalian penuh amarah pada Delio

"dengar! kau memiliki Revan sebagai penerusmu kau juga sudah mengambil anakku, apa salahnya aku meminta Erkan dari kalian sebagi penerusku"

"Tutup mulutmu itu Delio, seharusnya kau sadar apa yang dulu telah kau lakukan terhadap anakmu, dan sekarang kau akan menjadikan Erkan seperti ayahnya juga, kau benar-benar gila Delio" terang Zalian

"Okay! biarkan Erkan menentukanya siapa yang dia akan pilih"

" Daddy!.. " bentak Daniel menatap ayahnya penuh kebencian tanganya mengepal sampai buku-buku jarinya memutih "jangan pernah mengatakan itu, pada anakku , atau Daddy akan tau akibatnya"

"Erkan akan ikut Grandpa" ujar anak kecil tersebut

Daniel mengelengkan kepelanya menatap anaknya sendu, sedangkan Tania langsung menghampiri Erkan memeluk anaknya erat dengan tangis yang tidak bisa di bendung lagi

"Anak Mamih gak akan kemana-mana, gak boleh pergi Mamih sayang Erkan" ujar Tania dengan tangis pilu terus menghujani wajah anaknya dengan ciuman, dia tidak ingin di pisahkan dengan anaknya

" Pah tolong Tania Pah... Tania gak mau Erkan pergi " mohon Tania pada Zalian Ayahnya

"Erkan dengarkan kakek" Zalian menangkup wajah mungil Erkan untuk melihatnya "kenapa kamu memilih untuk pergi nak, kami sangat menyayangimu"

mata bulat itu menatap sang kakek "Erkan tidak ingin Papih ingkar janji dan Mamih behentilah menangis Erkan tidak suka melihatnya"

Daniel hanya mampu memejamkan matanya tubuhnya begitu lemas mendengar anaknya ini salahnya, janji yang dulu pernah Daniel ucapkan ketika dia masih belum menemukan arti cinta sebenarnya.

"Liat.. liat Mamih " Tania menangkup wajah Erkan " mamih udah gak nangis lagikan, jadi Mamih mohon Erkan jangan pergi, Erkan sama Revan kita pergi ke tempat bermain ajah yah seprti janji kita kemarin"

"Erkan benci tempat bermain" ujar Erkan melepaskan jemari ibunya dan pergi dari hadapanya bejalan menghampiri Delio

"Erkan suka Grandpa "

senyum kemenangan terbit dari bibir Delio, berbeda dengan yang lainnya terlihat begitu sedih dengan keputusan yang Erkan ambil.

Flashback Of

"Akhirnya Erkan di bawa pergi Zell"

Zella membawa tubuh Mamih Tania kedalam pelukannya tubuhnya bergetar karna tangis, begitupun dengan Zella dia juga ikut menangis setelah mendengar cerita Mamih Tania tentang Erkan sewaktu kecil, ternyata pria itu juga menjalani kehidupan yang tidak mudah di ambil paksa dari keluarga yang sangat mencintainya.

inilah alasan Tania, meminta Revan mebawa Zella kemari tanpa Erkan, karna Tania ingin menceritakan tentang Erkan, Tania tidak ingin anaknya itu tau. Tania percaya jika Zella adalah kabahagian untuk Erkan, tania teringat kejadian beberapa waktu lalu di meja makan karna waktu itu untuk pertama kalinya Erkan tersenyum bahagia, tanpa Erkan tahu disana Tania meneteskan air matanya, yang tahu hal itu hanya suaminya dan Revan.

"Zella!..." panggil tania melepaskan pelukanya "kamu adalah gadis yang mampu merubah Erkan, dulu ketika Erkan kembali lagi, usianya sudah 16tahun karna semenjak Erkan pergi kami tidak pernah bisa menemuinya sama sekali, dia kembali itupun karna Grandpanya meninggal dunia" terang Tania

Zella mendengarkan ketika Tania ingin menceritakan kembali tentang Erkan, tadinya Zella hanya melihat album foto-foto masa kecil Erkan yang di tunjukan Mamih Tania padanya yang berakhir pada kisah di balik foto album tersebut.

"saat Erkan kembali dia sudah berubah, walupun dia hanya tersenyum dan bahagia bersama kelurganya itu bohong, Erkan melakukan itu hanya untuk menunjukan pada kami bahwa dia sudah bahagia dan baik-baik saja, karna Erkan tidak ingin kami menghawatirkanya, prasaan seorang ibu tidak bisa di bohongi nyatanya Erkan tidak pernah merasakan kebahagian itu, meskipun dia sudah kembali bersama kami"

"Kenapa Tant... Mmm.... Mamih mengatakan kalo aku orang yang merubah Erkan?" inilah yang sedari tadi Zella ingin tanyakan karna sedari tadi Zella terus mendengar jika dia yang mampu merubah Erkan.

Tania tersenyum mengelus kepala Zella dengan sayang "kamu adalah gadis yang pertama yang di pandang lama oleh Erkan, kamu adalah gadis yang membuat Erkan tersenyum, tertawa bahagia dengan tidak ada kebohongan di dalamnya, kamu juga adalah alasan Erkan tinggal lama di indonesia"

se egois itukah Zella selalu memikirkan prasaanya sendiri dan tidak memperdulikan perasaan Erkan terhadapnya selama ini, sekarang Zella mengerti kenapa Revan mengajaknya kesini. terjawab sudah keraguan di hatinya terhadap Erkan.

sedangkan di sisilain gadis remaja sedang menangis di pelukan ayahnya yang menenangkan "sudah Rey jangan menangis "

"kenapa... Papih sama Mamih gak pernah cerita?... jadi itu alasanya kenapa rumah kita gak ada pajangan foto semasa kita kecil dulu, itu karna menjaga perasaan Aa" Tanya Vreya, dia tadi tidak sengaja mendengarkan cerita Mamihnya di balik pintu perpustakan.

Gibran terus memeluk anak bungsunya yang sedang menangis, Gibran percaya Erkan akan menemukan kebahagiaannya seperti dirinya.

***

"Thank you Van dan gue minta maaf waktu kejadian tadi pagi" ujar Zella

"hmmm... lupain ajah! gue juga sama salah "jawab Revan yang sedang fokus menyetir saat ini Revan akan mengantarkan Zella pulang ke apartementnya lagi

"Erkan masih diemin gue" ujar Zella

Revan melirik Zella sekilas menghela nafas lalu fokus menyetir kembali "kalo dia masih diemin lo, kenapa lo gk coba ajah buat samperin dia " saran Revan

beberapa lama kemudian Zella sudah berada di apartementnya Zella sedang berada di balkon dan hanya termenung disana, Zella teringat ketika dia berada di rumah Erkan kebersaman keluarga Erkan begitu hangat dan menerima Zella dengan tangan terbuka, seperti itukah yang dinamakan keluarga pikir Zella, jika Raihan dan ibunya masih ada apakah akan menjadi keluarga yang bahagia..

lama dengan lamunanya Zella sampai tidak menyadari bunyi ponselnya terdengar cukup keras di dalam, dengan buru-buru Zella masuk kedalam siapa tahu itu adalah telpon dari Erkan.

Zella menyeritkan halisnya ternyata yang telpon bukan Erkan melaikan nomor baru yang tertera disana.

"Hallo!.. "

"Zella! Papah akan pulang "

Tut**...

"Papah" gumam Zella yang langsung mematikan telponnya

***

"Kamu adalah seorang Winchester Erkan"

Erkan memandang dirinya pada cermin dia baru saja menyelesaikan mandinya suara-suarapun terdengar di telinga dan memenuhi isi kepalanya

"Grandpa sudah bilang padamu bunuh orang itu Erkan"

suara itupun terdengar lagi sekarang pandangan di cermin memperlihatkan seseorang disana tengah memandangnya

"Bagaimana Erkan sekarang kehidupanmu, kau pembunuh Erkan, kau telah membunuh Grandpamu sendiri "

"Diam!.." Gumam Erkan

"Kau seorang pembunuh Erkan, Pembunuh..Pembunuh..Pembunuh "

"Ku bilang DIAM Breangsek!

Dugh!.....

bayangan di cermin itupun hilang dan darah langsung bercucuran melalu jemari Erkan dia baru saja meninju cermin di depanya sampai retak dan noda darah di sana, tidak terlihat ekspresi kesakitan di wajahnya hanya ada tatapan dingin dan datar

"Grizella" gumam Erkan

Terpopuler

Comments

Mhee

Mhee

bikin penasaran 😳 ditunggu nexk up nya yaa

2021-01-12

1

Mhee

Mhee

ini lanjutannya mana,,,??

2021-01-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!