di meja makan Erkan tidak berhenti tersenyum hal itu membuat keluarganya bingung
"Vrey?.. si aa teh kunon senyum-senyum sendiri gituh? bisik Tania Mamih Erkan karna melihat anaknya senyum-senyum sendiri
"Fall in love, Mih.. " jawab Vreya
"Ekhmm... Ekhmmm.. " dehem Tania dan semua mata langsung tertuju padanya
"Kenapa Mih " tanya Revan
"Aa?"... panggil Tania pada Erkan namun tidak ada respon karna anaknya tetap tidak berhenti tersenyum "Ya allah... Papihh!..." triakk Tania, sedangkan Revan dan Vreya menutup telinga mereka pertanda Mamihnya pasti akan berderama "Pih anak kita kesambet jurig dari mana ini, dari tadi teh senyum-senyum wae atuh"
Gibran hanya menggelengkan kepalanya melihat istrinya walupun sudah memiliki anak sudah dewasa dan waktunya memiliki cucu tapi tingkah bar-bar dan crewet istrinya tidak pernah hilang, tapi hal itu tidak pernah mengurangi cintanya justru semangkin bertambah seiring bertambahnya umur mereka..
Tania bernjak dari duduknya menghampiri Erkan " ERKAN GIBRA ARSAKHA!!!!!!..." triak tania tepat di telinga Erkan
"Astaga!... kenapa triak-triak sih Mih... " protes Erkan sambil mengusap telinganya,
pecah sudah tawa Revan dan Vreya karna melihat Erkan yang menjadi korban Mamih sedangkan Gibran hanya menggelangkan kepalanya"
"dari tadi Mamih teh udah mangil-mangil kamu, tapi kamu senyum-senyum terus, kunaon?.. kenapa atuh?
"Mamih kaya gak tahu ajah! " ujar Revan "baru baikan itu mih" lanjutnya langsung mendapati plototan dari Erkan, "Upsss!... Visss" Revan mulutnya dan mengacungkan dua jari tanda damai karna keceplosan lebih tepatnya di sengaja,
"Cieee aa,,, Jangan lupa PJ yah a" Vreya ikut menimpali dan mengedipkan matanya pada Erkan
Erkan hanya mendengus "pantesan aja kamu mau makan malem di sini, Ternyata.... kapan mau kenalin sama Mamih?" tanya tania yang kini sudah duduk kembali, sebenarnya dia sudah tahu apa yang terjadi pada anaknya ketika Erkan datang ke rumah karna anaknya itu jika miliki masalah pasti akan menghindari keluarganya..
"nanti" jawab Erkan singkat
"Nanti kapan, Mamih teh pengen cepet punya cucu, umur kamu itu udah 35tahun udah produkti! Iyakan Pih?.." Tanya Tania pada suaminya
"iyah... yasudah lanjutkan lagi makannya.. kita bicarakan lagi setelah makan" pinta Gibran karna iya tahu istrinya tidak akan mau berhenti untuk mengintrograsi anaknya
***
saat ini Erkan sedang merebahkan tubuhnya di kursi malas pinggir kolam renang sambil terus memandang layar ponsel dengan foto Zella sebagi Wallpaper, iya benar-benar senang hari ini, akhirnya Zella mau memaafkanya, tadinya Erkan akan menemani Zella di rumah sakit tapi kekasihnya itu malah menolak dan langsung menyuruh Erkan pergi setelah mengantarkannya.
"gue seneng liat lo kaya gini A" ujar Revan yang menghampiri Erkan dan duduk di samping Erkan
"Thanks! atas semua saran lo"
"iya! karna gue udah pusing, ngurusin kerjaan selama lo galau, belum lagi kerjaan gue sendiri, bikin gue gagal ngedate terus" protesnya
"Mamih gimna?..." tanya Erkan
"kanya Mamih mau merencanakan sesuatu! trs lo mau gimna?.. "
"hahhh...." Erkan menghela nafas panjang "turuti saja apa yang Mamih inginkan nanti" Erkan sudah bisa menebak pasti Mamihnya itu akan meminta bantuan Revan nanti
"Hmm.." gumam Revan
Erkan bangun dari tidurnya"wey... kemana lo" tanya Revan mekihat Erkan yang akan pergi
"tidur" jawanya singkat
"Yaelah gue malah di tinggal wey..."Revan langsung mengejar Erkan mengikutinya masuk kedalam rumah
namun saat Revan hendak menaiki tangga sebuah tangan menariknya menuju ruang tamu "Astaga! .. Mamih ngagetin" ternyata yang menarik lengan Revan adalah Mamihnya baru ajah di omongin udah nongol kan, Mamihnya ini benar-benar ajaib,
"Mamih mau minta bantuan!"
tuhkan bener saja dugaan Revan, yang penting dia sudah menanyakanya pada Erkan.. karna dia tidak ingin kena amukan Erkan bukan karna dia takut tapi dia menghormati kakaknya itu, karna sedari kecil kehidupn Erkan dan Revan sangat berbeda Erkan dari umur 8thn sudah di latih keras oleh kakeknya dulu, kehidupan Erkan benar-benar sudah di atur itulah takdir pewaris di keluarganya itulah yang membuat Erkan menjadi sosok seperti sekarang dingin tak tersentuh, hanya pada keluarganya Erkan bersikap hangat dan penyayang, tetapi Revan ingin melihat kakanya juga bahagia untuk dirinya sendiri bukan hanya untuk kelurganya.
ketika kejadian di rumah sakit untuk pertama kalinya Revan melihat Erkan yang berbeda, karna seorang gadis bernama Zella, Revan akan melakukan apapun untuk membuat kakanya itu bahagia " bantuan apa sih mih ? " tanya Revan
"Van kamu pernah ketemukan sama cewe itu" Revan mengganguk "pleasee.. atuh bawa kesini yah, Mamih minta tolong jangan sampe si aa teh tahu yah?
Lama terdiam akhirnya Revan mengangguk "Ok.. kali ini Revan bantu mamih
"Akhhhh.... yey akhirnya" Senang Tania memeluk Revan " gth doang dari kemarin-kemarin Mamih minta tolong kamu teh nolak terus, nuhun atuh jangan lupa yah? minggu depan nanti ajak dia kesini?
"Iya..iya.. Kanjeng Mamih" jawab Revan
***
"Pokonya lo harus temenin gue belanja hari ini, udah lama kita gk jalan berdua kaya gini Zell, lo sibuk pacaran mulu sih sekarang "
"iya Din.. bawael banget sih, siapa juga yang pacaran mulu " sanggah Zella saat ini dia sedang menemani sahabatnya Dina berbelanja di Mall "Din lo masuk duluan aja gue ke kamar keci dulu bentar"
"hmmm...jangan lama-lama gue masuk duluan" ujar Dina kemudian Iya masuk lebih dulu ke dalam toko
disaat dina sedang asik memilih ada satu baju yang menarik perhatiannya namaun saat dia akan mengambilnya ada seseorang juga mengabil baju tersebut dan merebutnya dari Dina
"Eekhh.. maksud lo apaan?"... ujar Dina dengan kesal menatap orang yang merebut pakaian yang iya ambil tadi
"gue yang liat duluan ini baju" sanggah orang tersebut dengan wajah terlihat sombong
"Denger yah mba! gue duluan yang ambil itu baju, tiba-tiba lo rebut gitu ajah "
"ada apa ribut-ribut" tanya seorang pria pada wanita yang sedang berdebat dengan Dina
"sayang!.. " pangil si wanita sambil merangkul lengan pria itu dengan manja " aku tuh lebih dulu liat baju ini, tapi dia malah marah-marah" tujuknya pada Dina
"Oh jadi Cewe ini pacar lo " tanya Dina pada si Pria karna iya tahu betul siapa pria yang ada di hadapanya
"Wahh... sepertinya sudah lama kita gk ketemu, tenyata lo gk pernah berubah yah?" ujar si Pria
"Revan, kamu kenal cewe ini " tanyanya, yah pria itu adalah Revan wanita yang sedang ribut dengan Dina adalah temen kencannya
"sayang! pokonya aku gk mau tahu baju ini punya aku" sambil melirik Dina dengan sinis
lantas itu membuat Dina geram dengan wanita itu" ekhh Menor.. jelas-jelas gue lebih dulu ambil baju itu"
"apa yang lo bilang tadi MENOR!.." tanyanya tak percaya
"iya MENOR! tu muka kliatan dempulan semua"
Revan yang di samping wanita itu tertawa pelan karna mendengar perkataan Dina " Sayang ko kamu ketawa sih! belain aku doang?.. kamu tuh gimna sih "
"Din!.. ada apa" tanya Zella yang baru datang " Lohhh.. Revan lo ada di sini juga"
"Lo kenal sam meong garong! ini Zell" tanya Dina
"iyah.. dia Revan adiknya Erkan, Lo kenal Revan "
"Ekhh lo masih ajah yah suka panggil gue Meong garong, padahal lo suka sama nih meong" goda Revan mengedipkan matanya menggoda Dina
Dina membelakak menatap tajam Revan "Heh kalo ngomong jangan sebarangan najis MUGHOlADOH gue suka sama lo.. amit-amit cabang beby " sambil mengetuk kepalanya
"denger yah Delinor, awas ajah klo lo sampe jatuh cinta lagi sama gue " Revan mendengus tidak suka mematap Dina
"Never... Gak akan jagan mimpi deh lo"
"jatuh cinta lagi?" ujar Zella dan wanita di samping Erka berbarengan ,Zella menatap dina seakan meminta penjelasaan karna dia kaget ketika mendengar perkatan Revan jadi sahabatnya ini pernah memiliki hubungan dengan adiknya Erkan, kenapa dia baru tahu...
"jadi dia mantan kamu sayang!" tanya teman kencan Revan
"Bukan!.." sangkal Revan " Ayo lebih baik kita pergi " ujarnya menghindar, Revan sebenarnya keceplosan mengatakan itu, apa lagi di situ ada Zella kekasih Kakanya, Revan baru tahu ternyata Delina itu adalah Dina sahabat Zella
"sayang! nanti dulu, aku belum selesai " protesnya
"Dah! kasih ajah bajunya sama dia" Revan melirik ke arah Dina "aku bakalan belin baju lebih bagus dari ini" Revan langung mengajak pergi teman kencanya itu dari hadapan Dina dan Zella
"ekkhhh... Meong Garong!.. mau keamana lo, gue udah gk butuh baju ini " triak dina kesal menatap kepergian Revan.
Zella langsung menarik tangan Dina keluar dari toko baju tersebut karna mereka sekarang sudah menjadi pusat perhatian selain itu Zella juga ingin meminta penjelasan pada sahabatnya itu
"jelasin ke gue! apa maksudnya tadi"
"Ok Fine! gue bakal jelasin tapi jagan di sini, kita ketempat makan ajah.. laper!.. karna Energi gue terkuras habis "
***
di tempat lain Revan malah terlihat seperti melamun memikirkan sesuatu "Angel!..." Pangil Revan pada teman kencanya yang bernama Angel yang saat ini sedang memilih pakaian, mereka berdua sudah berada di toko lain
"iya sayang" jawabnya dengan manja
"setelah belanja kamu pulang sendiri bisa kan? "
"apa! Kenapa?.. gk aku gk mau " tolok Angel
"Sorry aku ada kerjaan, kamu boleh belanja sepuasnya" rayu Revan "Ok.. aku temenin sekarang, tapi pulangnya nanti kamu sendiri gak apa-apakan!"
"kamu tuh udah bikin aku kesel tahu gk! kitakan udah lama gk jalan , sekalinya jalan malah ketemu mantan kamu!.. kesalnya
"Angel dengar! kita juga tidak memiliki hubungan yang spesial, kamu tahukan aku Pria yang mudah bosan!" ujarnya penuh penekanan Revan tidak suka pada wanita yang menganggap dia spesial untuknya, Angel orang yang mengajaknya berkencan tentu saja Revan menerimanya, karna hubungan mereka hanya sebatas saling menguntungkan tidak lebih dari itu.
***
"so.. sekarang jelasin lo punya hubungan apa dulu sama Revan? gk usah mengelak lagi! ujar Zella karna sedari tadi Dina selalu menghindar Makanan mereka juga sudah habis
"Dulu gue pernah deket sama dia?"
"apa?.. ko gak pernah cerita hal ini sama gue, curang banget sih lo" decaknya tak suka Zella sendiri selalu cerita tapi Dina malah menutupinya
"sorry Zell. bukan maksud gue gak mau cerita" sesal Dina "gue juga baru tahu kalo Revan adiknya Erkan "gue kenal dia udah lama banget waktu gue ambil SPKJ (Spesialis kesehatan Jiwa) kita satu kampus dulu di inggris tapi kita beda fakultas, gue kenal dia karna kamunitas pelajar indonesia, waktu itu gue mau cerita sama lo tapi lupa,, hehehe" tawa Dina
"gak usah ketawa deh, gue bener-bener marah sama lo" ujar Zella merajuk
"Duh Zell jangan marah dong" pinta Dina sambil berpindah tempat duduk ke samping Zella "gue bener-bener lupa karna itu juga bukan hal yang penting.. Sorry ok!?
"hmmm, terus kenapa Revan bilang lo pernah suka sama dia"
Dina berdecak mendengus sebal ketika Zella mengatakan itu, memang dia pernah tertarik dengan Revan tapi itu dulu setelah tau kebiasaan Revan yang sering berganti pasangan, hal itulah membuat iya membenci Revan, pepatah pernah bilang jagan terlalu mencintai suatu saat kamu akan berbalik membencinya seprti yang dina Rasakan saat ini tapi ada juga yang bilang jangan terlalu membenci seseorang mungkin suatu saat kamu akan mencintainya.
"Cinta!.. Dina tidak akan pernah mencintai Revan lagi cukup iya merasakan sakit hati dulu, Dina tidak mau lagi masuk ke lubang yang sama..
"Dina!.." pangil Zella menepuk pundak Dina " malah melamun, jadi lo pernah suka sama Revan" tanyanya lagi
"hmmmm itu..."
sebelum Dina melanjutkan kata-katanya sebuah panggilan masuk ke ponsel Zella dan langsung mengangkat panggilan tersebut hal itu membuat Dina bernafas lega karna dia tidak melanjutkan Ceritanya pada Zella
"Hallo!.." sapa Zella
" kamu lagi dimana?" tanya seseorang di serbang telpon
"aku lagi di Mall makan sama Dina, kenapa?..
"aku jemput!.. Tunggu aku di lobi sekarang"
Tut..
pangilanpun langsung terputus " Aisshhh.... selalu saja seenaknya " kesel Zella
"Siapa? Erkan?.. " tanya Dina
"mmm.. siapa lagi! bentar lagi Erkan kesini jemput gue, tuh orang emang tahu gue ada di mall mana?"
"bagus doang!.. dah gak usah di pikirin Erkan selalu tahu lo ada dimana!...yaudah ayo gue anter ke lobi sampe Erkan dateng" ajak Dina karna jika Zella berlama-lama di sini pasti sahabatnya itu tidak akan berhenti untuk mengintrograsinya, sepertinya Dina harus berterimakasih pada Erkan yang sudah menolongnya.
***
"Din lo gak apa-apa gue tinggal" tanya Zella karna Iya tidak tega meninggalkan Dina sendiri tadi mereka datang ke mall naik taksi, dia juga kesal pada Erkan kenapa bawa mobil cuman bisa di tumpangi dua orang saja..
"iya gpp, gue juga mau pergi ketempat lain dulu ada perlu, Erkan gue titip Zella yah" pintanya pada Erkan dan di angguki oleh Pria itu..
"yadah ..klo gitu gue pergi yah, hubungin gue kalo ada apa-apa" pasrah Zella
"gue bukan anak kecil lagi Zella!.. yaudah hati-hati " sambil melambaikan tanganya pada Zella
setelah Zella dan Erkan pergi Dina memutuskan untuk berjalan kaki menuju Halte dia akan naik Busway kali ini namun saat ia berjalan bunyi kelakson mobil mengagetkanya dan berhenti tepat di sampingnya hal itu membuat Dina mengamati mobil tersebut.
tidak lama kemudian kaca mobil tersebut terbuka, Dina mengerutkan halisnya melihat seseorang yang sedang tersenyum menatapnya di dalam mobil
"Delina?.." panggil orang tersebut.
...Revan & Delina 😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments