Sebuah Alasan

suara bel terus berbunyi dan juga ketukan pintu yang keras dari luar, seseorang terus berteriak memangil-mangil penghuni apartemen tesebut.

"Zella!.... Grizellaaa!...." triak seorang pria dan terus menekan bel dan mengetuk pintu dia terlihat sangat mabuk

"Tuan,nona mungkin sedang tidak ada disini" ujar seseorang yang menemani, namun pria tersebut tetap tidak mendengarkan terus saja memangil dan menggedor pintu

"ada apa ini" tanya seorang wanita, karna melihat dua orang sedang berada di pintu apartemennya " Robbi kamu...Astaga! Erkan... Kalia.." Belum sempat melanjutkan kata-katanya Erkan langsung memeluk gadis itu yang masih terihat kaget

"Zella!.." panggil Erkan setelah itu dia tidak sadarkan diri dalam pelukan Zella karna dia benar-benar sangat mabuk

"Tuan!.. " triak Robbi ketika melihat Erkan yang tidak sadarkan diri

"Rob.. tolong gue!"

Robbi langsung melepaskan Erkan dari pelukan Zella karna melihat gadis itu menahan tubuh Erkan yang berat "Maaf nona, Tuan sedang mabuk" jelas Robbi

"Ok!.. nanti aja jelasinnya sekarang ayo bawa Erkan ke dalam "

kemudian Zella membuka pintu apartemenya dan membantu Robbi menuntun Erkan untuk di bawa kedalam "Ya tuhan.. Erkan lo tuh makan apasih berat banget" keluh Zella ketika menuntun Erkan kemudian menidurkanya di sofa..

"Sekarang jelasin kenapa bisa kalian ada di sini" tanya Zella pada Robbi setelah meletakan Erkan yang sudah tida sadar

"saya mendapat telpon dari tuan untuk menyusulnya ke Club, jadi pulangnya saya mengantarkan tuan tapi di perjalanan tuan marah-marah dan ingin saya mengantarkanyan pada anda" jelas Robbi

"terus kamu biarin dia bikin keganduhan? Astaga!." ujarnya kesal untung saja para tetanganya tidak ada yang protes karna ulah Erkan, Zella tidak bisa membayangkan bagaimana tadi jika dia tidak pulang malah menginap di rumah sakit, karana tadi siang dia mendapatkan telpon darurat dari rumah sakit untuk melalukan oprasi besar, sehingga selesai sampai tengah malam karna dia harus memantau terlebih dulu pasien pasca oprasi.

"maafkan saya nona"

"gak apa-apa Rob, kamu gak perlu merasa bersalah, dan berhenti mangil gue nona, gue kan udah pernah bilang!" protesnya karna Robbi selalu memangilnya dengan sebutan nona " Jangan terlalu Formal Rob.. kita ini teman"

Robbi hanya tersenyum dan mengangguk pantas saja Tuanya begitu mencintai gadis yang ada di depanya, Zella begitu baik dan tidak membeda-bedakan sama seperti Tuanya yang menganggap dia seperti adiknya sendiri..

"Bagai mana dengan Tuan, karna untuk pertama kalinya Tuan semabuk ini?.."

"Malam ini biar Erkan tidur disini, kamu tidak perlu khawatir "Jelasnya sambil melihat ke arah pria yang sedang tertidur sambil bergumam " dia benar-benar mabuk"

"Baiklah.. nanti pagi saya akan kembali kesini, untuk mengantar pakaian tuan" Pamit Robbi

***

saat ini Zella sedang menyelimuti Erkan dan memakaikan pria itu bantal, untung saja sofanya bisa di modifikasi menjadi tempat tidur jadi pria itu tidak perlu merasakan sakit nantinya.

Setelah memakaikan selimut dan bantal Zella berjongkok melihat wajah pria yang akhir-akhir ini iya rindukan sekarang ada di hadapanya, rahang yang begitu tegas ingin sekali iya gigit karna gemas, dan juga sudah di penuhi bulu-halus sepertinya pria itu belum bercukur, justru membuat pria itu semangkin menggoda

" Ohh may.. Zella sadar apa yang lo pikirin" batinya

tetapi rasa penasaran itu benar-benar memaksanya akhirnya Zella mengerakan jari telunjuknya untuk menyentuh wajah Erkan dengan pelan menusuri jidat, hidung kumudian iya menglus rahang pria itu dan terakhir iya mengelus bibirnya dengan lembut,

seakan tersadar Zella buru-buru bangun, namun saat iya akan pergi sebuah tangan menahanya, Zella kaget Erkan sudah tersadar " E...Erkan? panggilnya dengan gugup

"aku mencintaimu Zella" ujar Erkan melepaskan genggamannya

Zella melihat kembali keadaan Erkan namun pria tesebut tertidur kembali dengan pulas, lantas Zella bergegas pergi ke kamarnya, iya berdiri di balik pintu memegang dadanya yang berdetak dengan kencang, iya mendengar apa yang Erkan katakan tadi, Zella tahu pria itu sering mengatakan hal itu padanya tapi kenapa mengatakannya di saat mabuk membuat dia berdebar, apa karna orang mabuk itu selalu jujur atau karna dia juga sudah mencintai pria itu.

Kesokan paginya Erkan terbangun namun mendapati dirinya bukan di kamar miliknya, Erkan melihat ke sekeliling tidak mendapati siapapun tapi sayup-sayup terdengar suara seseorang kemudian iya menghampiri arah sumber suara tersebut, Erkan melihat seseorang yang amat iya kenal berada di balkon membelakanginya, orang itu sedang membicarkan sesuatu lewat telpon

"saya tukar shift....iya nanti malam. Ok!" ujarnya di telpon Erkan yang melihat tidak bergeming dia tidak percaya apa yang dia lihat saat ini

"Astag!.. Erkan!" Ujarnya kaget karna setelah membalikan badan mendapati pria itu berdiri di hadapanya "Kamu udah bangun?" Erkan diam "Er.. kamu baik-baik aja kan?" tanyanya sekali lagi karna pria itu terus diam

seakan baru tersadar Erkan langsung menerjang tubuh Zella memeluknya erat "Ini bukan mimpikan ?" tanyanya

"iya mimpi, ketemu bidadari, lepas Er.. aku gk bisa nafas inih.."

Erkan melepaskan pelukanya kemudian menangkup wajah Zella "iya kamu bidadari hati aku, ternyata ini bukan mimpi"

"dah lepas.. gak usah lebay deh" Zella melepaskan lengan Erkan dari wajahnya "sana mandi badan kamu bau banget, setelah itu kita bicara" tak butuh waktu lama Erkan segera bergegas melaksanakan yang di printah Zella karna dia juga memang ingin berbicara dengan gadis itu ada banyak hal yang harus iya katakan.

***

"Maafkan aku?"

"aku tahu.. berhentilah meminta maaf dan stop mengirimkan bunga, liat...kamu mau jadiin rumah aku toko bunga!" ujarnya melihat keseluruh ruangan karna saat ini Zella dan Erkan sedang berada di sofa tempat pria itu tidur semalam tadi setelah Erkan selesai mandi Zella menyuruhnya untuk sarapan terlebih dahulu sebelum mereka berbicara..

Erkan hanya terkekekh mendengar toko bunga, tadinya dia ingn membelinya karana ingat perkataaan Hardi tempo hari "aku senang bisa melihatmu Zella. sekali lagi maafkan aku untuk kejadian yang lalu, aku berjanji tidak akan terulang lagi" ujarnya menatap Zella dengan serius

"aku sudah memaafkanmu Erkan, berhentilah untuk mengucapkan janji, ubahlah kata-kata janji dengan berusaha, jika berjanji aku takut suatu saat nanti kamu akan mengingkarinya?" Erkan tersenyum mendengarnya

"Jadi!.." jeda Erkan " Kamu mau kasih aku kesempatan lagi?.."

"jawab dulu pertanyaan ku, kenapa kamu mabuk semalam"

"hanya ingin" jawab Erkan menutupi padahal dia mabuk karna melihat foto Zella yang membuat iya bener-benar marah karna cemburu

Zella menaikan satu alisnya menatap Erkan karna tidak yakin jawabnya pria itu terlalu banyak menyimpan rahasia"Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan" Ujarnya melipatkan tangan di depan dada, kali ini dia harus tegas dia juga harus mengetahui apa yang pria itu sembunyikan

pria itu diam enggan menjawab Zella " ini kesempatan kamu untuk menjelaskan semuanya, saling terbuka, saling percaya itu kunci sebuah hubungan bukan?... Dan" jeda Zella "apa alasan kamu mencintaiku? lanjutnya karan dia sangat ingin tahu apalagi semalam jantungnya merasa bedebar begitu Erkan mengatakannya, dia hanya ingin tahu alasanya karna dia takut jika prasaan Erkan hanya sebuah Obsesi.

Erkan mendekatkan duduknya lebih dekat pada Zella dan memandang gadis itu dengan senyuman "Tidak ada alasan, aku hanya menyukaimu, karna itu kamu Zella, kamu adalah alasannya, hanya itu" jawabnya dengan kesungguhan di matanya, Erkan tidak bohong

"Aku mohon!.." ujar Erkan menagkup wajah Zella " beri aku kesempatan"

Zella tersenyum mematap Erkan mengangukan kepalanya, tentu saja hal itu membuat Erkan senang bukan main akhirnya dia di beri kesempatan kembali

"may i !...." pinta Erkan

Zella tidak menjawab justru iya terlebih dulu mencium Erkan hal itu tidak di sia-siakanya Erkan membalas ciuman Zella dengan tangan yang memegang tengkuk Zella, mereka berdua tersenyum di sela-sela ciumannya saling menyecap bibir atas dan bawah dengan lembut seolah menyalurkan perasaan keduanya, Zella benar-benar sudah jatuh hati pada pria berdarah itali ini, kemudian mereka akhirnya melepaskan ciumanya.

Erkan mengusap bibir Zella dengan ibu jarinya " ti amo" ujar Erkan

***

🍂3 tahun yang lalu

Lake Lugano - Swiss 🍂

Seorang pria sedang asik duduk di pingir danu yang begitu luas, dia sangat menikmati pemandangan di danau tersebut untuk menghirup udara segar, pria itu benar-benar membutuhkan ketenangan sudah 8thn dia menjabat sebagai penerus Arsakha Grup di usia muda dan apalagi beberapa tahun lalu dia berhasil mengambil alih perusahaan besar Winchester Company

pria itu adalah Erkan dan untuk pertama kalinya dia pergi berlibur seorang diri, biasanya dia akan pergi berlibur dengan keluarganya tapi kali ini dia ingin menikmati waktunya sendiri, dia memilih Swiss negara federal yang memiliki empat bahasa Jerman, Prancis, Itali, Romans itu menjadi tempat beliburnya

danu itu begitu terlihat indah, tidak salah dia datang ke Lake Lugano danau yang terletak di perbatasan Swiss dan itali

lama menikmati pemandangan Erkan beranjak dari tempat duduknya kali ini dia akan mampir ke toko roti untuk membeli sarapanya, Erkan benar-benar menjadi orang biasa karna di kota kecil ini pasti tidak akan ada orang yang mengenalinya Erkan sangat pintar memilih tempat bukan?..

saat ini Erkan menjadi sorotan dunia karna berhasil menjadi seorang Billionair di usia muda dan masuk Top 10 terkaya di dunia dalam 8thn dia berhasil membuat Arsakha Grup menjadi prusahaan berpengaruh di dunia..

"Mi dispiace signore, il nostro negozio accetta solo contanti (maaf tuan. toko kami hanya menerima uang Cash" ujar seorang kasir

Erkan saat ini sedang berada di toko roti namun ketika iya ingin membayar ternyata tokonya tidak menerima credit card, sial!... Erkan lupa yang satu ini " Non ho portato contanti, poi l'ho restituito di nuovo " (saya tidak membawa uang cash, kalo begitu saya kembalikan lagi).. ujar Erkan mengembalikan roti yang sudah iya ambil.

"non è necessario restituirlo" (anda tidak perlu mengembalikanya" ujar seorang wanita yang berdiri di belakang Erkan, wanita itu kemudian mendekati kasir menaruh semua roti yang iya bawa dan meminta kasir itu untuk memghitung semunya termasuk milik Erkan

"Signorina, non deve pagare" (nona, kamu tidak perlu membayarnya) ujarnya karna melihat wanita itu membayarkan roti miliknya,

"Niente" (Tidak apa2) jawab wanita dengan senyuman di wajahnya

Erkan yang melihat senyuman wanita itu membuat prasaan dia hangat entah kenapa melihat wanita itu tersenyum membuat dia nyaman, untuk pertama kalinya Erkan merasakan hal seperti ini pada seorang wanita. tapi Erkan menepis perasaan tersebut, mungkin karna wanita itu baik padanya, salin itu dia juga cantik mungkin Erkan hanya megaguminya

"Lo sostituirò " (saya akan menggantinya) karna Erkan tidak ingin memiliki hutang

wanita itu menggelengkan kepalanya "non c'è bisogno, mi capita di festeggiare un compleanno, pensalo solo come un regalo, quindi non devi restituirlo, scusami e goditi la colazione" (tidak perlu, kebetulan saya sedang merayakan ulang tahun, anggap saja ini sebagai hadiah, jadi anda tidak perlu mengembalikanya, permisi dan selamat menikmati sarapan anda)" Pamit wanita tersebut tanpa menunggu jawaban Erkan

" grazie" (terimakasih) gumam Erkan dalam hati, melihat wanita itu yang sudah pergi dari hadapanya

entah kenapa hal tersebut justru membuat Erkan penasaran, iya buru-buru keluar dari toko roti untuk mencari sosok wanita itu, Erkan melihat kanan dan kiri mencarinya namun sosok wanita itu sudah menghilang "come on! Erkan lo udah gila" ujarnya dalam hati

5 hari telah berlalu dan hari terakhir Erkan berada di Lake Lugano-Swiss, dan saat ini dia sudah duduk di Bisnis class untuk sementara Erkan menggunakan pesawat komersial dan ketika transit dia akan melanjutkan dengan pesawat Jet pribadinya karna Erkan akan pulang terlebih dulu ke indonesia, pria itu benar-benar sangat menikmati liburanya, liburan seorang diri tidak buruk juga pikirnya..

sebuah suara informasi terdengar mengharuskan semua orang di dalam pesawat untuk menggunakan sabuk pengaman karna tiba-tiba mengalami cuaca buruk, dan meminta para penumpang untuk tetap duduk dan memakai sabuk pengamannya.

Erkan yang mendengar itu memilih untuk tidur, namun saat Erkan sudah mengenakan masker dan penutup mata siap untuk tidur sayup-sayup ia mendengar seorang pramugari sedang berbisik membicarakan sesuatu, tentu saja hal itu membuat ia terganggu, saat Erkan ingin protes dengan membuka tutup matanya justru yang dia melihat seorang gadis yang suda duduk di sampingnya.

"Damn It!"...

kaget Erkan ternyata wanita itu yang pernah ia temui di toko roti. wanita tersebut terlihat sangat gelisah untuk memakai sabuk pengamanpun tangganya bergetar, Erkan hanya bisa diam memperhatikanya

" can I help you miss " tanya seorang pramugari

"No.. thanks " jawabnya wanita itu memejamkan matanya terus menarik nafas agar membuatnya tenang

Erkan masih saja terus memperhatikanya enggan berpaling rasa kantukpun juga hilang "Shit!...." umapat Erkan dalam hati karna kaget, tiba-tiba wanita itu memeluk lengannya seraya mencengkramnya kuat sehingga Erkan merasakan kuku-kuku dari gadis itu menembus kulit melukai lengannya atasnya

wanita itu benar-benar begitu semakin panik ketika pesawat mengalami turbulensi sedikit guncangan gadis itupun menyusupkan wajahnya pada lengan Erkan yang kini dapat merasakan jika tubuh gadis itu bergetar.

Erkan yang melihat itu berinisiatif memberikan ketenangan dengan melepaskan tangan kanannya yang mencengkram lalu membawa telapak tanganya itu untuk ia genggam dengan jari tangan saling bertautan dan sedikit memberikan sentuhan lembut dan terbukti wanita itu mulai tenang nafasnyapun mulai teratur, sedikit demi sedikit mampu membuka matanya, dan pesawatpun sudah tidak mengalami guncangan

"akhh...Sorry" wanita itu tersadar melepaskan tangan yang memeluk Erkan dan juga melepaskan genggaman tanganya .. "Astaga apa yang gue lakuin!...I'm so sorry?.. make you hurt" ujar wanita itu merasa bersalah karna telah melukai lengan atas Erkan yang terlihat berdarah karna kukunya apalagi pria itu menggunakan baju lengan pendek yang memperlihatkan ototnya, yang kini terdapat luka olehnya

Erkan hanya diam tidak melakukan respon apapun, ia hanya memperhatikan gadis itu yang sedang mengambil sesuatu dari dalam tasnya, sebuah benda kecil berbetuk seperti odol, ternyata itu adalah sebuah salep luka karna saat ini gadis itu mengoleskan salep itu pada lengan Erkan dengan hati-hati

" I am really, really sorry " ujar gadis itu meminta maaf seraya terus mengoleskan salep itu di lenganya,

Jujur ketika gadis itu sedekat ini jantungnya samakin berdebar kencang namun saat Erkan akan mengucapkan sesuatu seorang pramugari datang menghampiri mereka

" do you feel better " (anda sudah merasa lebih baik) tanya pramugari

wanita itu hanya menganguk melepaskan sabuk pengamannya lalu bangun dari duduknya, dan pramugari itu mengantarkanya kembali, Erkan hanya mampu melihat kepergian gadis itu tanpa ingin mencegahnya untuk ke duakalinya

padahal Erkan sudah di beri kesempatan bertemu kembali untuk menanyakan siapa namanya dia mana wanita itu tinggal banyak hal yang iya ingin tanyakan, justru Erkan menyia nyiakan kesempatan tersebut, yang hanya dia tahu wanita itu bisa berbahasa indonesia, yang artinya dia berasal dari negara yang sama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!