Rengang

...🎼 SLANDER FT DYLAN MATTHEW 🎼 ...

...Love Is Gone...

...☘☘☘...

Sebuah buket bunga indah sudah berada di atas meja kerja, dan sudah tiga hari bunga itu selalu ada disana setiap harinya selalu berbeda pula jenis bunga yang dia terima, tapi isi dari Not tersebut selalu kata-kata yang sama yaitu MAAF.

"Dapet bunga lagi Dok?"

"Iya Sus.." jawabanya seraya memindahkan bunga itu ke dalam Vas lalu meletakanya di samping bunga yang kemarin dia juga terima, bukan hanya di tempat kerja saja ia menerimanya tapi di apartemen nya juga, sampai memenuhi setengah ruangan disana

"Pengen deh kaya Dokter Zella, punya pacar romantis, ganteng, terus Kaya kebangetan lagi " ujarnya antusias

"Gk usah lebay deh sus" jawabn Zella yang duduk di kursi kerjanya "Dah.. sekarng lebih baik suster pangil pasien, kasian kelamaan nunggu" ujarnya mengalihkan pembicaraan, asistenya mana tahu jika saat ini ia sedang ada masalah dengan pria itu. dan benar saja apa yang pria itu bilang jika namanya akan keluar dalam portal berita gosip

"ia Dokter, saya kagum ajah sama dokter, tiga hari cuti kerja udah bikin heboh seisi rumah sakit sama berita Dokter pacaran sama pemilik perusahaan Arsakha Grup

"Suster lisa..." pangilnya penuh peringatan

"iya Dok.. iya.."

Zella hanya menggelengkan kepalanya melihat asistenya itu, dia jadi ingat setelah dia kembali bekerja semua orang di rumah sakit menatapnya berbeda dan banyak yang membicarakanya di belakang tapi dia tidak peduli akan hal itu karna Zella bukan tipe orang yang mudah terpengaruh dengan omongan orang lain, toh ia itu hal semua orang ia tidak memaksa orang lain untuk menyukainya.

Zella melirik bunga-bunga yang ia sudah taruh dalam vas ternyata sudah tiga hari berlalu setelah kejadian malam itu di paris, Zella juga tidak pernah bertemu Erkan setelah menyuruh pria itu pergi, bahkan ketika di kapal pesiarpun hanya ada Robbi yang menemaninya samapi pulang ke indonesia, Pria itu sama sekali tidak menunjukan batang hidungnya sampe sekarang.

Zella memang begitu kecewa dengan apa yang di lakukan Erkan, tapi ia juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri ia begitu merindukan Pria tersebut, ingin rasanya menghubugi Pria itu dan mengatakan dia sudah memaafkannya, tapi egonya terlalu besar, bukanya Pria harus lebih dulu bukan!?... walupun Erkan selalu mengirimkan ia bunga tapi Pria itu tidak pernah menghubungunginya.

"I Miss u.." batin Zella

Dengan wajah dinginnya Erkan memasuki gedung Arsakha Grup, semua kariawan yang melihatnya langsung memberi salam, namun Erkan seperti biasa tidak pernah mau berbasa basi dengan kariawannya walupun hanya sekedar membalas sapaan, hal itu lah yang membuat ia di takuti namun bagi para kariawan wanita hal itu justru membut mereka mengagumi sosok Erkan, berbeda dengan adiknya yang selalu membalas sapaan mereka dengan senyuman..

Erkan terus berjalan dengan dua orang yang setia mengikutinya di belakang Sekretaris dan ajudanya mereka berjalan melewati lobi dan langsung memasuki lift khusus Direksi yang akan membawa mereka ke lantai tertingi gedung tersebut dimana ruangan CEO berada.

"Rob.. bagaimana perkembanganya" tanya Erkan saat ini masih berada di dalam lift

"Seperti biasa Tuan, nona Zella selalu menerima bunga dari anda, dan tidak pernah membuangnya " jawab robbi

"Kirimkan terus bunga-bunga itu, harus jenis yang berdeda"

"Baik Tuan"

"Yaelah.. Bos-Boss kirim bunga mulu, kenapa gak sekalian ajah sama toko-tokonya" ujar Hardi yang sedari tadi mendengarkan ikut menimpali

Erkan membalikan tubuhnya mematap Hardi "Ide bagus, kau bisa mengurusnya "

" Aishh.. yakali... bercanda Boss serius amat, saya tahu Boss kaya kebangetan, Tapi gak gituh juga kali yang ada Nyonya Boss nambah marah kalo di beliin toko bunga, di rayu Boss.. di rayu, bikin nyonya Boss luluh " saran Hardi

Erkan diam dan memikirkan apa yang di saran kan Hardi, merayu Zella?.. untuk menemui gadis itu saat ini saja rasanya belum tepat ia takut akan penolakan gadis itu nantinya justru membuat iya lepas kendali dan melukainya lagi, dan Erkan tak ingin hal itu terjadi.

Ting!....

Bunyi pintu lift terbuka terdengar menyadarkan Erkan dari lamunanya kemudian keluar berjalan menuju ruangnya

"Son.." pangil sesorang ketika Erkan memasuki ruanganya

"Papih! " kaget Erkan melihat Papihnya berada di ruangannya "Kenapa tidak memberitahu jika kesini" tanya Erkan sambil mendekat ke sofa tempat Papihnya berada dan dia pun mendudukan dirinya disana

Papih Gibran hanya terkekeh melihat anak pertamanya itu kaget melihatnya "Papih sengaja tidak memberitahumu, kamu pasti akan menghindari Papih seperti yang kamu lakukan pada mamih"

"Pasti Mamihkan yang menyuruh Papih kesini?" tanyanya dengan penuh selidik karna sudah tiga hari ini dia menghindari sang Mamih

Gibran hanya menggelengkan kepalanya"Sepertinya kamu sedang ada masalah Son?" Gibran tahu pasti anaknya sedang ada masalah karna sudah tiga hari putranya tidak pulang ke rumah dan tikak pernah mengangkat telpon dari Mamihnya

"Nope!"

Gibran menghela nafas panjang "Apapun masalah kamu cepetlah selesaikan" sambil menepuk pundak anaknya "Papih kesini bukan hanya sebagi seorang Ayah, tapi juga sebagai seorang suami yang mencintai istrinya, Papih tidak ingin melihat Mamih kamu bersedih hanya karna kamu menghindarinya"

Seperti ini lah Gibran selalu menjadi panutan oleh anaknya, suami yang begitu mencintai istrinya dan mau melakukan apapun demi orang yang di cintai, Erkan sangat mengagumi sosok ayahnya tersebut dan dia ingin kelak bisa menjadi seperti sang ayah. ia begitu sangat menghormati ayangnya itu.

"Sorry Pih, Erkan tidak bermaksud " ujarnya dengan penyesalan

"Its ok son... apa masalahmu ada hubunganya dengan Dokter itu? Erkan diam enggan menjawab pertanyaan Papihnya, Gibran yang melihat Erkan yang diam, bisa menyimpulkan jika dugaanya benar.

"Alex!..." ujar Erkan hanya menyebutkan satu nama.

🌼🌼🌼

"Kak Zella!... " triak segrombolan anak kecil memangil nama Zella berlari ke arahnya dan memeluk dirinya

"Hallo Semuanya!..." sapanya sambil berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anak-anak kecil tersebut

"Kak.. kemana ajah kok baru datang ke panti?" tanya salah satu anak kecil

"Maafin kakak yah?.. sambil mengusap kepala anak kecil yang bertanya kepadanya "Sebulan ini Kakak sibuk, baru sempet kesini, Sebagi perminta maaf, liat apa yang kakak bawa" meunjukan kantung belanjanya

"Ice Cream!.." triak mereka

"Aku mau, aku mau" ujar mereka bersamaan Zella langsung membagikan Ice cream tersebut pada mereka dengan perasaan senang, anak tersebut satu-satu memeluk Zella dan mengucapkan terima kasih

"Loh ada nak Zella?" ujar seorang wanita paruh baya dengan logat jawanya berjalan menghampiri Zella

Zella menoleh ke arah sumber suara "Ibu!.. " panggilnya dan mendekat pada wanita paruh baya Zella langsung mencium tangan dan memeluknya"Apa kabar ibu lasmi" sapanya pada wanita paruh baya yang bernama lasmi itu

"Alhamdulilah baik nak, ibu denger anak-anak ribut ternyata ada kamu datang" ujarnya sambil mengelus kepala Zella dengan sayang "Gimna kabar kamu baik?.. udah sebulan kamu gak datang ke panti"

Zella hanya tersenyum menatap bu lasmi tak enak, dia saat ini sedang berkunjung ke sebuah panti asuhan Ar-Rahman Zella memang selalu menyempat dirinya untuk datang seminggu sekali ketempat ini namun selama sebulan ini Zella tidak datang karna pekerjaanya di rumah sakit di tambah masalahnya dengan Erkan.

Tengang pria itu sampai sekarang dia tidak pernah berhenti mengirimkannya bunga dan hal itu sudah seminggu berlalu tetapi Erkan tidak pernah menampakan dirinya, dan Zella benar-benar merindukanya Apa iaa sudah jatuh cinta? .. Tidak!.. tidak. semudah itu untuk di katakan cita hubungan mereka saja terkesan menurutnya

"Nak ko melamun" tegur bu lasmi memegang pundak Zella meyadarkannya dari lamunan.

"Akhh.. Ia Bu maaf Zella memang sedang sibuk sebulan ini, Maaf baru sempat berkunjung" Ujarnya sopan

"Walah.. dak apa-apa duk, ibu mengerti" dengan senyuman

"Pak agus dimana Bu?" ujarnya menanyakan suami bu Lasmi

"Bapak lagi ada tamu"

"Donatur!" tanyanya

lasmi mengangguk mengiyakan

Tidak lama kemudian Pak agus yang di tanyakan Zella keluar bersama dengan seorang pria dan dari postur tubuh Pria itu ia seperti mengenalnya

"Trimakasih Nak Alex atas kunjungan" Zella yang melihat itu mengerutkan keningnya melihat ke arah sosok Pria yang sedang berbincang dengan pak agus

"Loh nak Alex sudah mau pulang" ujar bu Lasmi yang mengahmpiri ke dua pria tesebut dengan Zella yang ikut menghampiri

"Zella!.."

"Alex!.."

ujar mereka bersamaan

"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Pak agus

"Iya pak kebetulan saya dengan Zella saling mengenal" jawab Alex

"Kak Zella! Pangil seorang gadis kecil berumur lima tahun menghampirinya " Kak main yuk! temen-temen Temuanya udah nungguin Kakak" ujarnya menarik ujung baju Zella, gadis kecil sangat imut, memiliki mata bulat dan juga pipi cabinya, gadis kecil itu membawa boneka berung kecil di tangannya.

Zella sangat gemas melihat gadis kecil itu, begitu juga dengan Alex ia langsung menggendong gadis kecil itu kepangkuannya

"Hallo cantik siapa nama kamu?" ujar Alex sambil mencubit pelan pipi gadis kecil tersebut

"Caca, Om!.. " Jawabnya

"OK....Caca, Om boleh ikut main juga gak " ujar Alex yang melirik ke arah Zella

"Boyeh Om, Yey caca tunya cemen bayuu" ujarnya dengan semangat kemudia Caca turun dari gendongan Alex dan menarik tangan Alex untuk mengikutiya kemudian di susul oeh Zella yang sebelumnya sudah berpamitan pada Pak agus dan Bu lasmi,

Akhirnya Zella dan Alex menemani para anak panti bermain dengan gembira membuat Zella bisa tertawa lepas karna tingkah lucu anak-anak tersebut, Zella memang selalu tertawa seperti ini jika bermain bersama anak-anak karna hal itu mengingatkan dia pada sosok Raihan adik kecilnya hal tersebutlah yang membuat ia selalu datang ke panti

Di sisi lain Alex terus mentap ke arah Zella yang sedang tertawa bersama anak-anak, bagaimna wajah cantik itu tersentum dengan helayan rambut panjangnya yang menutupi wajahnya karna hembusan angin, dan hal itu membuat jantung Alex berkerja lebih cepat, seperti yang pernah ia rasakan dulu terhadap Tasya orang yang sangat ia cintai, sampai Alex rela melakukan apapun termasuk membalaskan dendamnya terhadap Erkan dan wanita di depanya hanyalah alat untuk melancarkan rencanaya

"Sial!.. gue gak boleh suka sama cewe ini, sadar Alex" gumamnya dalam hati.

"Anak-anak waktuny makan siang!..." triak Bu lasmi dari kejauhan memanggil anak asuhnya

"Ok.. semuanya! kita harus berenti dulu kalian harus makan" Ujar Zella

"Yahhh..." keluh mereka bersamaan

"Benar kata Kak Zella kalian harus makan dulu setelah itu kita lanjutkan lagi, kalo tidak Om tidak akan membelikan kalian mainan " rayu Alex

Tidak lama kemudian anak-anak tersebut langsung berlari karna mereka takut jika tidak di belikan mainan

"Thank you Lex " ujar Zella

"Yah.. kamu tidak perlu berterimakasih, bisa kita duduk sebentar" ajaknya kemudian mereka berdua duduk di kursi taman tersebut

"Kamu sering kesini, Zel?" tanya Alex memulai pembicaraan ketika mereka sudah duduk di kursi taman panti

"Hmm.." Gumam Zella

"Zella! Sorry untuk kejadian tempo hari di Paris, waktu itu aku sangat khawatir Ketika Erkan membawamu"

"Tenang saja, buktinya aku baik-baik saja sekarang" ujarnya menutupi hal yang terjadi sebenarnya, kalian sudah tahu bukan Zella bukan orang yang mudah terbuka dan terpengaruh oleh orang lain.

"Syukurlah, aku takut Erkan melakukan sesuatu yang buruk padamu" ujar Alex dengan nada khawatir

"Klihatanya kamu dan Erkan mempeunyai masalah? " tanya Zella

Alex mengelengkan kepalanya tersenyum sinis ketika Zella menamyakan hal tersebut "Bagimana hubunganmu denganya ?" Alex mengalihkan pembicaraan enggan menjawab pertanyaan Zella

"Baik!.." jawabnya singkat

"Jangan terlalu mempercayainya, Erkan tidak sebaik yang kamu bayangkan" ujar Alex memperingati

"Alex.. boleh aku memberimu saran? tanya Zella dengan mata yang menatap lurus kedepan, tanpa menunggu jawaban Alex, ia melanjutkan kembali kata-katanya "Aku tidak tahu apa masalahmu dengan Erkan, tapi jangan pernah berkata buruk tentang orang lain hanya karna kamu membencinya, "

Alex langsung menoleh ke arah Zella ketika mendengar saran darinya ketika Alex ingin berbicara, namun Zella langsung berdiri dari duduknya

"Maaf Alex aku harus pergi" pamit Zella entah kenapa ia tidak begitu nyaman dengan Alex, dia juga tidak habis pikir dengan Pria itu yang yang membicarakan hal lain tentang Erkan, tapi entah kenapa hati kecilnya berkata jika Erkan tidak seperti itu, karna dia juga butuh penjelasaan dari Pria itu bukan?...

Alex mempersilahkan Gadis itu pergi dan terus memandangi punggu Zella yang menjauh dari pandanganya "Menarik!.." Gumam Alex karna ia tidak menyangka jika Zella tidak terpengaruh oleh ucapanya gadis itu bener-benar berbeda hal itu yang membuat Alex semangkin tertarik dengannya.

PRANGGG!!!....

Bunyi pecahan kaca terdengar dengan keras di dalam ruangan karna seseorang telah melemparkan ponselnya begitu saja hingga mengenai meja kaca yang kini sudah hancur.

Orang tersebut menyugar rambut sedit mencengkramnya, dengan nafas memburu berusaha mengontrol Emosinya, orang itu begitu marah dengan apa yang di lihatnya di dalam ponsel seseorang mengirimkanya pesan sebuah Foto yang memperlihatkan seorang Gadis yang amat ia cintai sedang tertawa lepas dan begitu terlihat bahagia, tapi yang dia benci seseorang yang bersama Gadisnya.

"Sit!.. Brengsek! dia benar-benar gak mau dengar peringatan gue tempo hari. Sial!... Arghhhhh!..." Triaknya menjambak rambutnya dengan emosi yang tertahan, lalu pria itu langsung menyambar kuci mobilnya berlalu pergi dari ruangan terdebut.

"Kenapa lagi tuh orang?... rajin banget sekarang ke Club " ujar seseorang yang baru saja masuk ke ruang private room yang berada di Club tersebut

"lo tau sendiri jawabanya" ujar malas menjelaskan "Lah lo ngapain kesini Roy bukanya lo mau pergi ke Australi ?"

Roy berdecak menatap kesal pada seseorang disana "Noh.. " tunjuknya pada Erkan yang sedang asik meneguk minumanya "Gara-gara dia gue gk bisa pergi" ujarnya dengan kesal

"Mamam noh.. Erkan mana mungkin biarin lo pergi saat ini, selesain dulu masalah yang udah lo buat " ujar Marvel

"Brisik! lo semua " triak Erkan saat ini dia benar-benar terlihat kacau hanya karna sebuah pesan yang baru sempat ia buka malam hari karna siangnya dia sengaja menyibukan dirinya agar mengurangi rasa rindunya pada gadis itu..

Tapi yang dia dapat justru hal yang membuatnya kacau saat ini, Erkan kembali meneguh botol minuman yang ke lima dia benar-benar butuh pengalihan

Marvel dan Roy hanya menggelengkan kepalanya melihat Erkan yang bener-benar terlihat kacau untuk pertama kalinya dan itu hanya karna seorang wanita, emang jatuh cinta bisa membuat gila atau bucin, sepertinya kata-kata itu sangat cocok untuk seorang Erkan saat ini.

Erkan tidak memperdulikan temanya dan ia kembali meneguk botol minumannya

"i'm good!....." gumamnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!