...🎼 ASTRID S 🎼 ...
...Hurts So Good...
...☘☘☘...
"Erkan!.. lepas sakit"
Namun Erkan tetap tidak bergeming terus menarik Zella, dia saat ini sedang di pengaruhi amarah, dia begitu benar-benar marah baru mengetahui jika Zella sudah beberapa kali bertemu Alex orang yang ia sedang selidiki saat ini, apa yang akan di rencanakan Alex sebenarnya pikir Erkan.
Erkan membawa Zella ke salah satu kamar yang ada di kapal pesiar tersebut
"Erkan Lepas!... Zella langsung menyentak lengannya dengan keras sehingga genggaman Erkan terlepas kemudian ia memegang pergelangan tanganya yang begitu sakit akibat cengkraman Erkan
"Kenapa kamu tidak bilang jika pernah bertemu dengan dia! tujuk Erkan ke arah lain "jawab?!.." bentaknya
Zella tersentak menatap Erkan tidak percaya dan merasakan takut ketika pria itu membentaknya, tidak ada lagi Erkan yang berkata lembut padanya kali ini ia melihat sisi Erkan yang berbeda, tapi ia juga tidak ingin Erkan terus seenaknya seperti ini.
"lantas apa aku juga harus memberi tahumu kemana aku pergi dan dengan siapa aku bertemu, kamu gila!.. " triak Zella dengan tubuh sedikit bergetar karna menahan diri agar PTSDnya tidak kambuh di saat seperti ini, dan apa salahnya ia hanya berbicara dengan Alex itupun hanya sebentar ia juga tidak begitu mengenal Alex dan kenapa Erkan bisa semarah ini.
"Ya! karna kamu aku gila!.. kamu itu milikku, hanya miliku Zella" sambil melangkah mendekat, Zella mundur ketika Erkan mendekatinya
"Aku bukan milik siapapun!.. termasuk kamu!.." langsung menghindar dari hadapan Erkan
Erkan langsung mencengkal kembali pergelangan tangan zella menahannya "Mau kemana kamu!" ujarnya dingin menatap Zella
"Pergi!.. dan lepaskan tanganku! "
Dengan penuh amarah Erkan langsung menarik dan memegang tengkuk Zella kemudian menciumnya dengan kasar, Zella terus membrotak minta di lepaskan saat ini ia benar-benar takut.
"Jangan pernah berharap pergi dariku Zella" bisiknya tegas ketika melepaskan ciumanya dengan nafas terengah
Namun tiba-tiba Erkan langsung mendorong tubuh Zella ke atas tempat tidur sehingga Gadis itu terjatuh berbaring di atasnya
"A...apa yang mau kamu lakukan, kumohon jangan" Zella dengan perasaan takut menatap Erkan yang saat ini sudah melepaskan kancing baju terakhirnya dan melepaskanya begitu saja,
Pria itu hanya diam tidak menjawab pertanyaanya dengan mata yang terus menatap tajam Zella,
Erkan mendekat naik ke atas tempat tidur, dia langasung menahan dan mengukung tubuh Zella ketika gadis itu akan mengidarinya sekarang Zella berada di bawah Erkan dengan tangan pria itu memegang kedua lenganya ke atas mengunci tubuhnya
"Pleasee! Erkan.. sadarlah" lirih Zella menyadarkan Erkan
Brekkk!
Buyi robekanpun terdengar Erkan merobek gaun yang Zella kenakan
" ERKANN...! "teriak Zella ketika terlihatlah seluruh bagian tubuh nya yang masih tertutupi dalamnya
Erkan kembali mencengkram lengan Zella ke atas, akal sehat dan pengendalian dirinya sudah hilang dia bener-benar sudah di penuhi kabut amarah, karan gadis itu mengatakan dia bukan miliknya, dan Erkan tidak ingin Zella meninggalkanya Zella hanya miliknya.
Erkan langsung ******* kembali bibir Zella dengan kasar Gadis itu terus memberontak ciuman itu turun kebawah mencium leher Zella dan meningalkan beberapa kissmark disana, salah satu tangan Erkan meremas sesuatu benda kenyal yang sudah tidak ada penghalang lagi karna dia sudah melpasnya di sela-sela ciumannya, Zella benar-bnar tidak bisa bergerak tubuhnya di terkunci kuat oleh Erkan
Tubuh Zella langsung bergetar menahan isak dia benar-benar merasa hancur sekarang "Hiks..." suara isakan terdengar
Seketika gerakan tangan Erkan yang mengelus perut Zella terhenti dan ia menjauhkan wajahnya dari leher Zella dan mematap gadis itu yang saat ini sedang meneteskan air mata hal tersebut membuat Erkan tersadar apa yang telah ia lakukan salah,
Erkan langsung menjauhkan tubuhnya dari Zella mengusap wajahnya dengan perasaan gusar Shit!... apa yang baru saja dia lakukan?
Erkan benar-benar tidak percaya apa yang sudah ia lakukan pada Zella dia begitu bodoh membiarkan amarah menguasainya hanya karna Alex
"Maaf.." satu kata lolos dari bibirnya dia langsung menyelimuti Zella menutup tubuh polosnya dan membawa Zella kedalam dekapannya
Zella semakin terisak ketika Erkan tersadar dan meminta maaf padanya
"Maafkan aku Zel, aku benar-benar bodoh maafkan aku" ujar Erkan yang terus memeluk erat dan mencium pucuk kepala Zella
"Sekarang aku sudah mengetahui jawabanya Er.. ?" ucapnya lirih sambil terisak dalam pelukan Erkan
Degh!...
Kata-kata Zella membuat Erkan tersentak ia tahu betul apa maksudnya. apa akibat tindakan bodohnya ia akan kehilangan semua usahanya selama ini, ia begitu merasakan sesak di dadanya Erkan mencoba mengendalikan amarahnya dia tidak ingin melakukan hal bodoh lagi
"Maafkan aku... aku sudah berjanji tidak ingin membuatmu menangis tapi aku sendiri yang membuatmu sedih, Zella..? pangil Erkan sambil mengangkat dagu Zella untuk menatapnya " kamu boleh memukulku, boleh melakukan apapun padaku Tapi..hahhh" sambil menghela nafas berat " tidak untuk satu itu kumohon maafkan aku "
Zella menggelengkan kepalanya dan melepaskan lengan Erkan dari wajahnya "Kumohon pergilah aku hanya ingin sendiri saat ini " Zella melepaskan tubuhnya dari pelukan Erkan dan berbalik membelakanginya, ia langsung meringkuk dalam tidurnya dan memejamkan mata, saat ini ia tidak ingin sendiri tidak ingin melihat Pria itu.
"Zella.." panggil Erkan namun Zella langsung menutupi tubuhnya dengan selimut seakan ingin melindunginya dari Erkan
Erkan yang melihat Zella menolaknya seprti itu di benar-benar sangat menyesal untuk saat ini ia akan membiarkan Zella tapi ia tidak ingin menyerah terlihat egois memang tapi ia sangat mencintai gadis itu
"A.ku sangat mencintaimu Zella" setelah mengatakan itu Erkan langsung pergi dari kamar tesebut.
Setelah kepergian Erkan Zella langsung menangis hebat dan terus terisak dalam selimut hatinya begitu sakit orang yang selama ini berjanji untuk membuatnya bahagia tapi dengan teganya melakukan seperti itu ia sangat kecewa, hanya karna dirinya berbincang dengan Alex, bisa membuat Erkan melakukan seprti itu apa sebenarnya hubungan Erkan dan Alex
Bugh!...
Suara pukulan terdengar begitu keras
"Apa yang sebenarnya lo rencanai berengsek!"
Orang itu hanya tertawa sambil melap darahnya yang kembli keluar dari sudut bibirnya dan menatap Pria yang memukulnya dengan tatapan meremehkan
"Hanya ingin bermain, lo suka?..
"Brengsek!" pria itu maju dan mencengkram kerah baju lawannya "Zella tidak ada hubungannya Alex!.."
"Lupa apa yang udah lo lakuin brengsek!.. "
Bughhh!..
"Kali ini Alex membalas pukulan Erkan "Lo udah ngehancurin hidup wanita yang gue cintai" ujarnya penuh kemarahan
"Harus berapa kali gue bilang!.. bukan gue yang nidurin dan hamilin Tasya, kenapa lo nyalahin kesalahan lo sama orang lain, andai lo berani ungkapin perasaan lo dulu "
"Diam lo Sialan!.. ini semua salah lo Erkan, dia cuman cinta sama lo dan lo selalu bertingkah angkuh dan terus menolaknya, tapi lo malah memanfaatkan dan menidurinya sehinga hamil dan lo gak mau tangung jawab!.. dasar Munafik!..."
Erkan hanya diam tidak menjawab perkataan Alex namun jemarinya sudah mengepal menahan emosi beberapa kalipun Erkan mengatakan bukan dia pelakunya Alex tidak pernah mendengarkannya karna memang kejadian tersebut terjadi di hotel miliknya tempat di adakanya pesta satu setengah tahun lalu tepat di kamar pribadinya.
Tapi itu bukan dia dan pria yang meniduri Tasya adalah Roy sahabatnya, Erkanpun baru mengetahui Fakta tersebut satu bulan setelah Tasya meninggal karna bunuh diri, Erkan juga merasa bersalah karna selalu mengusir Tasya yang selalu mendatanginya meminta pertangung jawabannya, Erkan berpikir jika Tasya waktu itu hanya berpura-pura dan mencari perhatian karna wanita itu tidak berhasil mendapatkanya, setelah Tasya meningal Erkan baru percaya, dia benar-benar merasa bersalah andai dia menyelidikinya lebih awal.
Ketika Erkan tahu jika plakunya adalah Roy dia memukuli sahabatnya tersebut hingga babak belur, Roy terus meminta maaf karna dia juga waktu itu sedang mabuk Roy juga tidak tahu jika wanita yang dia tiduri adalah Tasya karana waktu mereka mengunakan topeng karna memang sedang mengadakan pesta topeng, dan bodohnya Roy membawa Tasya ke kamar Erkan sehingga membuat wanita itu percaya jika Erkanlah pelakunya.
Erkan menatap Alex melangkah mendekat pada pria itu "Kali ini gue gak akan biarin lo, ini peringatan terakhir" setelah mengatakan itu Erkan berbalik pergi meninggalkan Alex yang tersenyum sinis.
Alex terus menatap kepergian Erkan dengan penuh amarah, dia sudah berjanji pada Tasya dalam suratnya untuk membalaskan dendamnya pada Erkan. Alex masih ingat ketika menemukan tubuh Tasya yang berlumuran darah dari tanganya, wanita itu bunuh diri di kamarnya, Alex membawa Tasya ke rumah sakit tapi sayang nyawanya sudah tidak bisa di selamatkan karna kehabisan darah.
"Gue gak akan berhenti sampai lo hancur Erkan" gumam Alex kali ini dia akan membuat Erkan hancur dan dia akan mengunakan Zella orang yang spesial bagi Erkan.
Di dalam ruangan yang gelap Erkan begitu merasa bersalah atas apa yang sudah terjadi malam ini dia sudah menyakiti orang yang di cintainya dan urusan dia dengan Alex benar-benar membuat dia harus berpikir untuk segera menyelesaikan semua kesalapahaman ini
Erkan begitu khawatir dengan keadaan Zella saat ini, Erkan begitu ingin menemui Zella tapi dia tidak ingin membutnya semakin rumit, Erkan akan membiarkan untuk kali ini tapi setelah itu Erkan tidak akan membiarkan Zella pergi bila perlu dia akan mengikat gadis itu agar teteap berada di sampingnya,
Yang di katakan Zella tidak sepenuhnya salah jika dia memang sudah gila!
🌺🌺🌺
Jakarta (Indonesia)
Senin
07: 05 Pagi
Mension Arsakha family
" Papihhhhhhhh.....! " suara teriakan terdengar memenuhi ruangan makan
"Ukh..Ukh..Ukhh... " suara batuk terdengar karna tersedak oleh makanannya
"Ya allah Mih.. kenapa sih pagi-pagi udah triak-triak, liat Papih sampe kesedak gituh" ujar pria yang duduk berhadapan dengan sang Mamih
"Ada apa sih Mih?.. heboh bener" tanya seorang gadis yang duduk di sampingnya
"Liat Pih, Erkan anak kita pih! si AA jadi berita utama" ujar sang Mamih memberikan Handponnya pada sang sumi
"Papih udah tahu Mih" Jawabnya sambil melanjutkan sarapanya kembali
"Apa! Papih teh tos terang! udah tahu kenapa gak bilang-bilang atuh sama Mamih " ujarnya dengan sebal menatap suaminya
"Kalo bilang ke Mamih pasti bakalan Heboh!"
"Revan kamu juga udah tahu?" langsung di jawab anggukan oleh pria itu "Vreya kamu?.. melirik anak gadisnya yang ikut menganggukan kepalanya "Ohh.. gituh jadi kalian main rahasia-rahasian sekarang " ujarnya kesal sambil mentap suami dan anaknya
"Bukan begitu Mih, tadinya Papih mau kasih tau, tapi lupa, yang pentingkan Mamih sekarang udah tahu, kenapa cembrut?" tanyanya sambil menggengam jemari istrinya "Kenapa gak suka liat beritanya" tanyanya sekali lagi
"Gak! siapa bilang Mamih gak suka, Mamih teh justru seneng Pih akhirnya anak kita punya pasangan" jawabnya dengan senyum lebar tenyata benar selama ini yang dia pikirkan anaknya itu tertarik pada dokter yang dulu sempat merawatnya, perasaan seorang ibu tidak pernah salah bukan?
"Revan!.." pangilnya Mamih Tania
"Hmm.. jangan macem-macem deh Mih" jawab Revan seolah tau apa yang ada di pikiran Mamihnya itu
"Siapa yang mau macem-macem mamaih cuman mau tanya si Aa kapan pulang, Suudzon ajah kamu?"
Revan hanya memandang mamihnya malas dia sudah tahu apa yang akan mamihnya rencanakan "Malam mungkin" jawabnya singkat "Yaudah yah Mih, Revan mau berangkat kerja dulu keburu siang " ujar Revan langsung berdiri ketika Mamihnya akan berbicara kembali
"Van!...Mamih teh belum selesai ngomong, kamu buru-buru banget biasa berangkat siang juga"
"Mih si Aa bakalan nganter Reya, mangkanya harus pagi, Iyakan A!?" ujarnya sambil melirik Revan
"Good adik yang baik" gumamnya dalam hati akhirnya adiknya menyelamatkan dari sang Mamih, Revan tahu pasti Mamihnya punya rencana dan itu berhubugan dengan Zella dan Kakanya apalagi saat ini hubungn Kakanya sedang ada masalah, tentu saja Revan tahu itu karna Erkan menelponya meminta pendapat tentang cara meminta maaf jika membuat kesalahan pada kekasihnya, dan tentu saja Revan memberitahu caranya kepada Erkan secara dia akhli dalam merayu para wanita.
"Akhh.. iya Mih Revan mau anter Vreya, ayo Rey?" ajak Revan pada Adiknya, sebelum pergi Revan mendekat pada Mamihnya mecium tangan dan pipi Mamihnya hal ini sudah menjadi kewajiban bagi anggota keluarga Arsakha untuk selalu menyayangi orang tua mereka.
"Pih.. anak kamutuh Mamih belum selesai ngomong udah pergi ajah "adunya pada sang suami karna melihat anak-anaknya pergi
"Aak kita Sayang " ucapnya lembut pada istrinya yang sedang kesal..
Revan dan Vreya sudah berada di dalam mobil ketika Revan hendak menjalankan mobilnya telapak tangan Vreya terulur di depanya seprti sedang meminta sesuatu namun Revan malah menpuk telapak tangan tersebut sepeti bertos
"Ko cuman di tepuk sih A?... kode ini!.." protes Vreya pada kakanya
Revan menaikan sebelah halisnya bingung menatap adiknya "Bukannya Kamu ngajakin Aa tos, karna berhasil kabur dari Mamihkan? " tanyanya pada sang adik
"Ikhhh.. siapa bilang!.. Reya bantuin Aa gk geratis" Ujarnya sambil tersenyum memerlihatkan gigi pep****nnya..
"Oh..jadi kamu bantuin Aa karna ada udang di balik bakwan gituh?" Vreya langsung mengangguk "Ok.. Aa Transfer" pasrah Revan
"Yess... Yuhuuu... Thanks A" ujarnya dengan senang
Revan hanya menggelengkan kepala melihat tingkah adik kesayangannya itu "dasar..Otak CUAN" gumamnya dalam hati, dan melajukan mobilnya meningalkan Mension..
(Si Playboy Cap Kaki Buaya )
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments