Go To Paris

...🎼 ONE DIRECTION 🎼...

...You And I...

...☘☘☘...

"Jadi apa yang membuat kalian datang tengah malam begini" taya Erkan pada kedua sahabatnya, sekrang mereka berada di ruangan kerja Erkan..

"Kenapa masih kesel kita gangguin, Gila! gue gk percaya ternyata lo bisa begitu juga" Marvel terus menggodan Erkan

"Vel.. lo kaya gak tahu ajah, naluri seorang lelaki" Roy ikut menimpali godaan Marvel kepada Erkan.

"Brisik kalian berdua.. sebenarnya kalian mau apa?"

"Kita mau bahas masalah Dia!.. gue denger itu orang lagi ada di jakarta?" Marvel mulai bertanya

"Hmmmm.." gumam Erkan

"Sorry Kan, sebenarnya ini masalah gue tapi lo yang kena imbasnya!"

"It's ok, karna dia selalu gak pernah percaya jika gue bukan pelakunya"

"Ini serius Er.. sampe kapan lo mau diem ajah, dia ada di sini gue takut targetnya malah nyakitin orang terdekat lo" Marvel menatap Erkan dengan serius

"Gak akan gue biayarin!"

"Dokter jadi pacaran sama kakak saya?" tanya Revan karana Zella dan Revan masih di ruang tamu Erkan menyuruh mereka tetap di sana

"Hmm"

"Saya... Aishhh pangil gue, lo ajah yah lagian umur kita juga gak beda jauh gak enak ngomong Formal, gak nyaman gue, biar lebih akrab ajah" terangnya yang di angguki oleh Zella

Revan dan Zella berbicara banyak hal, Zella beberapa kali di buat tertawa oleh Revan dengan guyonannya. Revan sangat berbeda dengan Erkan yang selalu serius tapi selalu membuat hati Zella berdebar dan juga ia sangat menyukai Pria itu yang selalu memperlakukanya dengan lembut.

"Ekhmmmm... "deheman sesorang seketika menghentikan tawa mereka, Zella dan Revan langsung melirik ke arah sumber suara di sana mereka melihat Erkan yang menatap tajam mereka sambil melipatkan kedua tangan di dada

"Ini sudah jam satu pagi kamu harus tidur" Erkan yang melihat ke arah Zella

"Tar dulu Er... aku lagi ngobrol "

Tatapan Erkan langsung tertuju pada Revan seperti memberi peringatan kepada adiknyan. Marvel dan Roy yang melihat itu hanya bisa menahan tawanya mereka tahu kalo Erkan sedang cemburu, tenyata sahabat mereka sudah berubah hanya karna seseorang Gadis bernama Grizella.

"Huwaahhh.." Revan pura-pura menguap "duh... sorry Zell kayanya gue udah ngantuk deh pengen tidur"

Zella langsung melirik Erkan "Kamu ngancem Revan!?" tanyanya penuh selidik karana Zelka tahu sedari tadi Erkan seperti memberi pringatan kepada adiknya

"Aku gak ngancem! kamu memang harus tidur"

Zella mendengus sebal pada pria yang satu ini dasar diktaktor, Zella langsung bangun dari duduknya hendak pergi, Erkanpun mengikutinya "kamu ngapain ikutin aku" tanya Zella

"Ya. tidur lah" jawabnya santai sedangkan Revan dan kedua sahabat Erkan masih setia melihat kedua drama pasangan tersebut dari duduknya, hal seperti ini tidak boleh di lewatkan.

"Gak!.. kamu tidur di kamar lain sana!" printah Zella sambil berjalan menaiki tangga tidak memperdulikan Erkan yang sedang berteriak kepadanya.

"Zellll...! kamu gak bisa tidur kalo gak aku peluk, Ekhhh... itu juga kamar aku"

Zella langsung menghentikan langkahnya berbalik menatap Erkan "Bodo! wee.. " Zella menjulurkan lidahnya seperti anak kecil, yang sedang meledek, sekali-kali Zella harus memberi plajaran pada pria pemaksa itu.

"Zellaa!... Sayang!..." Erkan terus memangilnya namun Zella terus berjalan menaiki tangga tampa memperdulikanya.

Zella terus terseyum karna berhasil membuat Erkan kesal, sepertinya Zella harus berterimakasih kepada Revan yang memberikan dia ide.

Setelah kepergian Zella seketika tawa dari ruang tamupun terdengar memenuhi ruangan akhirnya merkea bisa mengeluarkan tawanya yang sedari tadi mereka tahan.. karna untuk pertama kalinya melihat Erkan seperti itu, Erkan yang bucin

Erkan langsung melirik mereka tajam "Pergi lo semua!.." ujarnya berlalu pergi ke atas menyusul Zella, tanpa memperdulikan mereka yang masih setia menertawakannya, Erkan harus menemui gadisnya, siapa tahu Zella memperbolehkan Erkan tidur denganya.

"Paris?!.." Tanyanya kanget ketika mendengar jika siang ini mereka harus pergi kesana

"Hmmmm.." hanya di balas gumaman dan tetap melanjutkan makannya

Pagi ini Erkan. Zella dan juga Revan sedang menikmati sarapan mereka, Malamnya Revan benar-benar menginap, untuk kedua sahabat Erkan memutuskan untuk pulang.

"Lo kapa Zell kaget begitu?.. Yaelah... enak kali sekalian liburan "

"Kakak lo bener-bener gila yah Van, se enaknya terus!"

"Baru tau lo?... enakin aja kali Zell " sambil mengedipkan matanya, kemudian Revan menoleh ke arah Erkan

"pulang yah A, mau jemput Vreya di rumah tante Gina, "sambil beranjak dari duduknya "nanti sorekan Mamih, Papih pulang, Gue pamit.. dan selamat bersenang-senang " ujar Revan

"Hmmmm..."gumam Erkan sebagi jawaban

Namun Zella langsung menahan Revan "Ko pergi sih, lo gk ikut juga Van ?!..

"Sorry gak bisa!.. gue harus jemput bokop, yokap pulang dari Honeymon, gue pergi bye!" Revan langsung pergi meninggalkan mereka berdua

"Bersiaplah kita juga harus pergi" tegas Erkan

Zella hanya bisa mendengus sebal padahal hari ini dia harus masuk kerja, tetapi pria itu sudah lebih dulu meminta ijin kepihak Rumah sakit, Zella bisa apa sekarang hanya bisa pasrah mengikuti keinginan Pria itu, bener kata Revan tadi anggap saja sebagai liburan.

🍁🍁🍁

Sebuah Pesawat Jet pribadi milik Erkan sudah terpakir di landasan, siap mengantarkan mereka, Erkan benar-benar dengan ucapanya akan membawa Zella pergi bersamanya, mobil yang di kendarai Erkanpun masuk ke area landasan tersebut.

"Sebenarnya kita kesana mau ngapain?.." tanya Zella menahan lengan Erkan ketika pria itu akan keluar

"Hanya ada sedikit urusan " sebenarnya ini tugas Revan namun adiknya itu harus menjemput orang tua mereka yang akan pulang sore ini tapi Erkan juga akan mengajak Zella berjalan-jalan nanti disana "Ayo turun " akhirnya mereka keluar dari mobil dengan Erkan merangkul pingang Zella begitu posesif

di sana sudah ada Sekretaris dan ajudannya menunggu mereka

"Selamat siang Boss? "

"Selamat siang Tuan"

Sapa mereka secara bersamaan karna mereka berdua memangil Erkan dengan pangilan yang berbeda

Erkan hanya mengangukan kepalanya "Zell kenalkan Ini Hardi sekretaris aku, dan ini Robbi orang kepercayaan ku, Jika kamu membutuhkan sesuatu kamu juga bisa minta tolong kepada mereka "

"Hallo nyonya Boss " sapa Hardi sedangkan Robbi hanya menangukan kepalanya

"Zella.. aku lebih suka di pangil itu " balas Zella dengan senyum ramahnya kepada Hardi dan Robbi,

Hal itu membuat Robbi tersenyum, karna sedari tadi dia hanya diam saja, ia sempat berpikir kalo Zella adalah gadis sombong dan angkuh, tapi setelah melihat senyuman itu tadi ia tahu jika kekasih Tuannya tidak seperti di bayangkan.

"Silahkan Tuan dan Nona kita harus segera berangkat" pinta Robbi kepada Erkan dan Zella mereka semuapun masuk menaiki pesawat tersebut

Zella duduk bersebelahan dengan Erkan karna Zella meminta Pria itu untuk duduk di dekatnya, tentu saja Erkan tidak akan pernah menolaknya walupun Zella tidak meminta Erkan pasti sudah lebih dulu berada di sampingnya.

Kejadian seperti ini mengingatkan Erkan Tiga tahun lalu ketika bertemu Zella di Swiss dengan pesawat yang sama membawa mereka, Zella tidak pernah tahu jika Gadis itu dan dirinya pernah bertemu.

Hal itu membuat Erkan terseyum sendiri jika membayangkanya, apa ia harus memberitahu Zella tentang hal ini, sepertinya tidak

Tujuh jam berlalu mereka masih dalam penerbangan "Er !... " Zella memangil Erkan hanya di balas gumaman oleh Pria itu yang sedari tadi matanya tidak lepas dari Macbook, tentu hal itu yang membuat Zella kesal.

"Kamu bawa aku cuman jadi pajangan!.." Zella menatap Erkan sambil mendekap lenganya karna sedari tadi Erkan sibuk dengan pekerjaanya

Erkan langsung menutup Macbooknya memiringkan tubuhnya untuk melihat Gadis yang sedang menatap kesal padanya "Kamu membutuhkan sesuatu" tanyanya lembut sambil mengelus pipi Zella dengan ibu jarinya

"Tidak! lanjutkan saja sana perkerjaanmu Mr Bussy! aku mau tidur" Zella langsung membuang muka dan menyandarkan punggungnya memejamkan mata

Erkan hanya tersenyum melihat Zella yang sedang kesal denganya, tapi Erkan harus menyelesaikan pekerjaanya lebih cepat agar di Paris nanti bisa meluangkan waktu bersama Zella

lama dengan pekerjaanya Erkan melirik ke arah Zella yang sudah tertidur, pasti tidak nyaman tidur seperti itu pikir Erkan, kemudian Ia memposisikan dirinya untuk menggendong Zella ala bridal style secara hati-hati agar tidak membangunkan kekasihnya, Erkan membawa Zella ke tempat tidur yang ada disana.

Di tempat lain, di sebuah ruangan dua orang pria paruh baya namun tetap terlihat tampan dan gagah di usianya yang tidak muda lagi itu terlihat sedang membicarakan hal yang serius

"Terimakasih Adrian? selama ini kamu sudah banyak membantuku dan juga Zella, aku berhutang banyak padamu"

"Tidak perlu bertrimakasih padaku Jonathan"

"Aku tahu kau melalukan ini untuk mendiang istriku Raina" Adrian diam tidak menjawab karna memang benar dia melakukan ini untuk Raina mantan kekasihnya sekaligus ibu kandung Zella tapi bukan berarti ia tidak menyayangi Zella, apa yang ia lakukan karna ia begitu amat menyayangi Gadis itu.

Saat ini Jonathan sedang berada di kediaman Adrian, sebentar lagi Jhonatan akan kembali ke Jerman untuk sementara, beban selama ini dia pikul sedikit berkurang karna sudah menemui anaknya Zella, Jhonatan hanya bisa berharap, Zella akan membuka hati dan juga memaafkanya, di ingin di sisa hidupnya ada Zella bersamanya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Adrian mengalihkan pembicaraan

Jhonatan menghela nafas dan tersenyum menatap Adrian "Seperti yang kamu lihat aku baik, aku akan pergi ke jerman untuk sementara, setelah itu aku akan fokus memperbaiki hubunganku dengan Zella!.. " Adrian terus mendengarkan Jhonatan berbicara kepadanya

"Kamu tahu Kehidupan kami berubah setelah Raina mengalami kecelakan Pesawat itu" Jhonatan langsung menundukan kepalanya hatinya masih sakit jika mengingat tragedi itu, mayat istrinya tidak pernah di temukan, pesawatnya benar2 hancur karna mengalami ledakan, hal itulah yang membuat Jhonatan mengalami Depresi berat karna belum bisa menerima kenyataan

"Tenang saja Zella akan baik-baik saja, karna ada seseorang yang akan menjaganya"

Jhonatan langsung mendongkakan kepalanya menatap Adrian "Pria itu!.. yang pernah kau ceritakan padaku?" tanyanya tidak percaya karna Adrian pernah menceritakan padanya jika ada seorang pria yang memohon-mohon pada Adrian untuk mendekati Zella, dan kemarin melihat Pria itu yang membawa Putrinya

"Iya.. menurutku dia pria gila. dia sampai mengancamku, di sisi lain aku takut dia akan menyakiti Zella hanya sekedar Obsesi, tapi aku juga percaya jika Pria itu akan membuat Zella bahagia dan mengobati Zella dari Traumanya".

🌹🌹🌹

Hembusan angin di pagi hari sedikit menganggu tidur seorang gadis, angin itu masuk dari pintu baklon yang terbuka, akhirnya ia membuka matanya secara perlahan dan melihat ke setiap ruangan yang terasa asing baginya ruangan tersebut banyak di penuhi oleh bunga di setiap sudut yang tetatarapi di dalam vas.

Zella melihat ke arah samping tempat tidur disana sudah tersedia makanan seperti menu sarapan, dan di atasnya ada sekertas Note, dengan penasaran Zella bangun dari tempat tidur mengambil surat tersebut dan membacanya.

Zella tersenyum ketika membacanya "Aishhhh... dasar pria gila " gumam Zella dengan perasaan senang, ternyata dia tertidur sangat lama sampai tidak menyadari jika dirinya sudah berpindah tempat, pasti Pria itu yang menggendongnya sampai kemari, siapa lagi jika bukan dia pikirnya.

Dengan handuk yang masih melilit tubuhnya, Zella menju ke arah balkon yang sedari tadi menjadi pusat perhatiannya, padahal Zella baru saja menyelesaikan mandinya tapi pemandangan di balkon lebih menarik, sepertinya ia akan memakai bajunya nanti..

Dan ternyata benar pemandangan di sini sungguh sangat indah dengan balkon yang mengarah langsung ke menara Eiffel, ternyata Pria gila itu tahu cara membuat hati Zella jatuh kepadanya, apa Zelka harus mengakuinya jika dirinya mulai memiliki prasaan terhadap Pria yang selama ini selalu berusaha membuat dia bahagia.

Hembusan nafas berat menerpa pundaknya dengan sebuah tangan yang melingkar pada perutnya, seseorang kini memeluknya dari belakang, tidak perlu ia beritahu siapa Pria itu

"Jika aku membuka handuk ini, apa yang akan terjadi, mencoba menggodaku hmmm..?" ujar Erkan yang memeluknya dan terus mengecup pudak polos Zella

"Jangan berharap terjadi sesuatu, lepas aku ingin memakai bajuku" Zella langsung melepaskan tangan yang memeluknya langsung berlalu pergi "bodoh! bukannya Pria itu akan datang siang nanti " gumam Zella sambil berjalan ke arah ruang ganti

Erkan hanya tersenyum melihat kepergian Zella, apa dirinya sedang beruntung hari ini ?.....

...Untuk mengobati rasa kangen 😍...

...senyuman Erkan waktu liat Zella cuman pake handuk 🤭...

...Zella yang udah pake baju😅...

Terpopuler

Comments

Rehanza99

Rehanza99

next thor

2020-12-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!