Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

...🎼 CALUM SCOOT FT LEONA LEWIS 🎼...

...You Are The Reason...

...☘☘☘...

Saat ini Erkan sudah berada di dalam mobil baru saja datang ke indonesia "Har.. kita langsung ke apartemennya" pintanya pada Hardi, sungguh ia sangat merindukan Zella saat ini

Erkan mengambil ponsel di saku Jasnya ia akan memberitahu Zella jika dirinya sudah sampai, panggilan pun langsung terhubung tapi Zella tidak kunjung mengangkatnya, Erkan kemabli terus menghubungi tetap sama saja Zella tidak mengangkatnya, Erkan sedikit mulai merasa khawatir dan gelisah

"Hardi.. cepat bawa mobilnya"pintanya pada Hardi dengan terus menghubingi Zella

Dan untuk sekian kalinya pada akhirnya Zella mengangkatnya

"Hal.." ucapanya terpotong ketika

mendengar suara Zella di serbang sana

^^^"Sakit Er.. Hiks sakit"^^^

"Kamu dimana! Hallo Zella!

^^^Tut..^^^

Shit! " umpat Erkan karna Zella mematikan sambungan telponya begitu saja

"Kenapa Boss?.." tanya Hardi kepada Bossnya yang terihat panik

"Cepat bawa mobilnya, sesuatu terjadi kepada Zella" kemudian Erkan langsung mengaktifkan pelacak yang ada di ponsel Zella yang sempat Erkan pasang tempo hari ketika Zella tertidur.

"Taman?.. cepat kita menuju taman Danau buatan" printah Erkan pada Hardi

Hardi melajukan mobilnya dengan cepat seperti di perintahkan, baru kali ini dia melihat Bossnya sepanik ini bisanya Bossnya itu selalu tenang jika menghadapi masalah.

Di tempat Zella berada gadis itu masih terus menangis, seakan mengeluarkan semua rasa sakit yang selama ini gadis itu pendam, bahunya terus bergetar dengan isakan yang tertahan.

Pada saat itu juga Zella dapat merasakan ada sebuah tangan besar membawanya kedalam pelukan yang begitu hangat dengan aroma muks yang tercium dari tubuhnya, Zella sangat tahu dia, orang yang selama Satu minggu ini tidak memberikan kabar, Pria yang selama ini Zella rindukan dalam diam, kali ini Zella merasakan kembali rasanyaman ketika berada di dalam pelukanya. dan Pria itu adalah Erkan

"Tenanglah sudah ada aku di sini, maafkan aku baru menemuimu" ujar Erkan terus mencium pucuk kepala Zella memberikan ketenangan " Maaf " pria tersebut terus mengucapkan kata maaf..

Sebenarnya apa yang terjadi dengan kekasihnya pikir Erkan karna melihat Zella yang begitu rapuh, dan siapa yang dia temui?.. ingin sekali bertanya, tapi Erkan tahu ini bukan saatnya

tangan yang memeluk Erkan mulai mengendur, kemudian Erkan langsung melepaskan pelukanya melihat Zella, ternayata Kekasihnya sudah tidak sadarkan diri..

"Zel.. Zella , Sayang! " Shit! Tak butuh waktu lama bagi Erkan langsung mengendong Zella ala bridal style, langsung meninggalkan taman menuju parkiran

Apa yang terjadi pikirnya, sampai membuat Zella seperti ini saat Erkan tiba di taman Erkan langsung berlari untuk menemui Zella, tepat saat Erkan menemukan Gadisnya itu hatinya begitu merasa sakit melihat Zella begitu sangat rapuh tidak butuh lama baginya langsung menghampiri Zella dan memeluknya memberikan ketenangan.

"Maafkan Papah sayang" Gumam Jhonatan yang ternyata masih disana bersembunyi di bali pohon, ia hanya bisa melihat putrinya yang di bawa pergi oleh seorang Pria dan ia tahu siapa orang itu, jadi itulah Pria yang di maksud Adrian

🍁🍁🍁

"Bagimana keadanya" tanya Erkan pada dokter dengan cemas

"Bisa kita bicara sebentar" tanya Dokter tersebut sambil mengajak Erkan untuk berbicara

Saat ini Erkan berada di Pantehousenya karna tadi ia membawa Zella ke sini "Ikuti saya" pintanya kepada dokter yang menangani Zella, lalu Erkan mengajak dokter tersebut ke ruang kerjanya untuk berbicara

"Erkan.. right?.. kamu pasti sudah tahu aku? tanyanya, Erkan mengagukan kepalanya di

"Aku Delina sahabat Zella sekaligus dokternya" lanjut Delina

Kebetulan tadi mereka berdua bertemu di taman ketika Erkan yang akan membawa Zella pergi untuk membawanya kerumah sakit, namun Dina datang langsung mencegahnya meminta dia untuk membawa Zella di bawa ke apartemennya tetapi Erkan justru membawa kepentehouse mewahnya ini

"Sebenarnya apa yang terjadi kepada Zella?" tanya Erkan

"PTSD bisa disebut Post Traumatic Stress Disorder atau gangguan Stress Pascatraauma"

Degh!...

Erkan tidak percaya ini ternyata Zella mengalami trauma yang cukup parah, dan jadi itu mengapa dia bermimpi tempohari, sepertinya Erkan melewati informasi ini karna yang dia tahu Zella hanya korban kekerasan.

"Dia selalu mengalami mimpi buruk, karna trauma masa lalunya, dia seperti ini pasti ada sesuatu yang memicunya"

Sebenarnya Dina sudah tahu apa yang terjadi pada Zella pasti berkaitan dengan Papahnya karna sebelumnya Zella lebih dulu menghubungi Dina bahwa Zella sedang bersama Papahnya di taman, pada saat itu juga Dina langsung pergi menemui Zella.

"Boleh saya berbicara sebagai Sahabat Zella?" Tanyanya pada Erkan

"Silahkan"

"Saya tahu kamu sudah mencari tahu tentang Zella bukan?, tapi kamu melewati yang satu ini, itu karna pamanku Om Adrian yang menutupi semuanya, sehingga orang lain tidak pernah bisa mencari tahu tentang masalalu Zella lebih dalam"

"Kenapa kalian melakukan itu" Tanya Erkan

"Seperti yang kamu lihat inilah yang akan terjadi atau lebih parah, aku percayakan Zella kepadamu, jika terjadi sesuatu datanglah ke tempat ini" ujar Dina sambil memeberikan kartu pengenal kepada Erkan..

"Apa adahal lain lagi yang tidak aku ketahui, siapa yang dia temui di taman, kamu pasti tahukan?"

Dina menggelengkan kepalanya "lebih baik kamu cari tahu sendiri, hanya ini yang dapat ku beritahukan kepadamu, selebihnya kamu bisa mencari jawaban itu darinya"

Erkan hanya diam terlalu banyak hal yang Erkan pikirkan ternyata dia tidak mengetahui Zella sepenuhnya terlalu banyak rahasia yang gadis itu sembunyikan

"Kalo begitu aku pergi, aku percayakan Zella kepadamu" pamit Dina menyadarkan Erkan dari lamunanya

"Akhh.. iya sekretarisku akan mengantarkanmu"

Setelah Dina pergi dari Pantehosenya, Erkan pergi ke kamarnya untuk menemui Zella yang saat ini masih tertidur, Erkan berjalan mendekat lulu duduk di samping tempat tidur, terus memperhatihan wajah cantik Zella mengelus pipinya lembut lalu kemudian Erkan membawa tangan Zella untuk memberi kecupan disana

"Kamu pasti lelah" ujarnya seraya mengelus rambut Zella dan mengecupnya disana

"Eumhhh..." lenguh Zella membuka matanya perlahan

"Apa aku membangunknmu" tanya Erkan

Zella menggelengkan kepalanya kemudian bangun dan menyandarkan punggunya ke kepala ranjang yang di bantu oleh Erkan

Erkan menunggu Zella berbicara tetapi gadis itu tetap diam "Akan aku siapkan makanan" namun saat Erkan ingin berdiri Zella menarik ujung baju Erkan dan memandangnya dengan tatapan sendu.

Erkan yang mengertipun ikut masuk kedalam selimut dan mengajak Zella tidur kembali, seperti biasa Erkan akan memeluknya "Kamu harus makan" pinta Erkan sekali lagi

"Hmm..." Zella hanya bergumam dan kembali tidur dalam pelukan Erkan dengan nyaman, Erkan melihat itu hanya tersenyum dan mengecup lembut pucuk kepala Zella, yang sepertinya sudah menjadi kebiasaan.

Jam sudah menunjukan 11 malam Zella akirnya bangun dan saat ini Gadis itu sedang memperhatikan Erkan yang sedang memasak makanan untuknya, Pria ini tadi membangunkanya karna harus makan, mau tidak mau akhirnya Zella menyetujuinya karna memang sedari siang ia belum makan.

Zella terus memandangi Erkan yang sedang memasak di kitchen set, ternyata Pria ini sangat keren dan semakin terlihat tampan, rasanya Zella ingin sekali memegang tubuh berotot milik Erkan dan tidak lupa roti sobek yang ada di balik bajunya yang selalu membuatnya nyaman.

"Aishhh.. Zella kok lo jadi mesum gini sih" bisiknya dalam hati sambil mengelengkan kepalanya ternyata hal itu tak luput dari perhatian Erkan

"Aku tahu aku tampan, berhentilah memandangku seperti itu Sayang" sambil tersenyum jail melirik Zella

"Kamu memang Tam... Ehhh enga-enga" sanggah Zella ketika

tidak sadar mengakui jika Erkan Tampan, "Selain tukang pemaksa kamu juga punya kepedean tingkat tinggi"

Erkan hanya terkekeh melihat tingkah gadisnya membuat Erkan gemes sendiri melihatnya, kekasihnya sudah kembli ternyata tapi Erkan lebih suka Zella yang jinak karna bisa memeluk gadis itu sepuasnya

"kenapa sulit sekali mengakui jika aku tampan hmm.." godanya sekali lagi

Zella hanya mendengus "cepat aku lapar, ketampananmu tidak bisa membuat aku kenyang " sanggahnya

"Aku tahu Sayang, tapi bagus untuk memperbaiki keturunan" jawabnya sambil berjalan ke arah Zella memabawa makanan

"Pastinya anak kita akan tampan seperti Ayahnya dan cantik Seperti ibunya" sambil mengedipkan matanya

"sutttt! " Erkan menempelkan jari telunjuknya di depan bibir ketika Zella akan berbicara kembali "waktunya makan, Setelah ini kita bicara " akhirnya Zella menuruti apa kata pria di hadapanya.

Saat ini Zella dan Erkan sudah berada di ruang tamu mereka sudah duduk di sofa yang sama saling berhadapan

"Ada yang ingin kamu ceritakan padaku" tanya Erkan dengan serius menatap Zella

Zella masih diam engan menjawabnya

"Tidak bisakah kamu membagi beban denganku" Tanyan Erkann sekali lagi

Zella menghela napas panjang "Waktu di taman aku bertemu denganya lagi setelah sekin lama a..ak..aku" kata-katanya tertahan di akhir kalimat tapi Zell harus menceritakan semuanya. tapi bisakah dia percaya pada Pria yang ada di hadapanya, apakah dengan menceritakan semuanya beban Zella akan berkurang

"Zella " Erkan menangkup wajah Zella dengan kedua tangannya, matanya menatap kedua mata Zella yang sendu "Jika kamu belum siap Its ok .. tidak apa-apa, kita bisa pelan-palan"

Zella memegang kedua tangan besar itu dan membawanya untuk Zella genggam seolah untuk memberinya kekuatan "aku bisa menceritakanya" dan akhirnya pada malam ini Zella menceritakan pertemua dengan jonatahan papahnya kepada Erkan tentang apa yang selama ini Zella alami walupun tidak semuanya Zella ceritakan

"Berhentilah menangis" Bisik Erkan yang juga menahan sesak, sambil menghapus air mata yang sudah jatuh di pipi Zella, dan membanya kedalam pelukan.

"Kamu tahu setiap kali aku melihatmu menangis itu membuatku merasakan sakit, Please jangan menangis lagi ok!" sambil mengelus lembut kepala Zella dan terus memberikan Kecupan-kecupan di pucuk kepalanya.

"Saat kamu ningalin aku tampa kabar, aku pikir kamu sama saja akan meningalkan aku juga" Zella langsung melepaskan pelukanya menatap Erkan penuh selidik sambil menghapus sisa air mata di pipinya

"mmmm... "sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal "Itu.. jika aku menghubungimu pasti aku ingin cepet pulang atau menculikmu membawamu ke itali dan setelahnya kamu pasti akan marah padaku, jadi aku memilih menahan untuk tidak menghubungimu" terangnya

Zella hanya bisa mengelengkan kepalanya pria ini benar-benar sudah gila pikirnya "dan kenapa kamu bisa tahu aku berada di taman "

"Itu karna aku memasang pelacak di ponselmu"

"oh... Astaga! Erkan! kamu udah Gila yah! " Zella bangun dari duduknya. tapi Erkan kembali menariknya membawanya duduk di atas pangkuannya

"Sorry.." sambil mengelus lembut pipi Zella dengan ibu jarinya "aku melakukan ini untuk berjaga-jaga, dan untuk alat placak itu aku tidak akan melepaskanya, buktinya aku bisa menemukanmu"

"Iya tap.."

"I miss you Grizella" Erkan langsung memotong kalimat Zella

Zella hanya diam kaku dengan pertanyaan Pria yang ada dihadapanya

"Maaf.. untuk tidak memberikanmu kabar, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, begitupun juga dengan kamu jagan pernah berharap bisa lepas dan pergi dariku"

"Haisss.. dasar pemaksa"

Erkan terkekeh melihat wajah kesal Zella Kemudian Erkan mendekatkan wajahnya untuk membisikan sesuatu di telingga Zella "I love you" bisiknya

Tiga kata itu mampu membuat Zella jantungnya kembali berdebar seprti ribuan kupu-kupu bertebaran di dalam sana,

Hembusan nafas dengan aroma mint tercium ketika Erkan mendekatkan wajanya dengan mata yang tertuju ke arah bibir Zella yang kini memejamkan matanya, Zella mulai merasakan bibir lembut Erkan yang mengecupnya

Erkan yang merasa mendapatkan respon semakin menekan tengkuk Zella sehingga ciuman itu berubah menjadi liar menyesap bergatian atas dan bawah dengan gerakan menuntu, Erkan mengigit kecil bibir Zella untuk memberi akses masuk semakin dalam,

Lengan Zella kini melingkar di leher Erkan dengan tangan satunya mencengkram rambut Kekasihnya

Tangan kanan Ekan tidak ingin tingal diam memasuk kedalam baju Zella mengusap lembut punggung Zella.

Sngguh Erkan benar-benar tidak tahan lagi, tanpa melepaskan ciuman Erkan sedikit mengankat tubuh Zella untuk membaringkannya di sofa dengan posisi tubuhnya sekarang berada di atas

tangan Erkan kini berpindah ke depan mengelus perut Zella lari ka atas "Eughhh.." Desah Zella di sela-sela ciumanya, ketika Erkan berhasil menyentuh benda kenyal itu

Prang!...

Erkan dan Zella tesentak kanget ketika mendengar suara benda pecah merkapun langsung menyudahi ciumanya, tanpa merubah posisi Erkan melihat ke arah sumber suara tersebut.

Zella langsung membenamkan wajahnya ke dada Erkan karna malu ketika aksi merka dilihat oleh ketiga pria yang memergoki dirinya dan juga Erkan.

"Sorry Bro ganggu lo!... Roy nih sama Adik lo yang pecahin"

"Shit!!.." umpat Erkan kesal "balikan tubuh kalian" pintanya kepada tiga Pria yang kini sedang tertawa seraya membaikan tubuhnya

Pada akhirnya mereka berlima sekarang sudah duduk di sofa dengan Zella duduk di samping Erkan di sebrang mereka ada Marvel, Roy, dan Revan, suasana tiba-tiba menjadi sunyi Dengn Erkan mendekap lengannya dengan menyilangkan kaki, terus menatap tajam ketiga orang yang kini sedang tersenyum ke arahnya.

"Ngapain kalian ke sini" Tanyanya penuh selidik

"Nyatai Bro" Jawab Marvel sambil mengangkat tanganya

"Gue yang minta Marvel temenin buat kesini, masalah adik lo kita ketemu di bawah" ujar Roy menjelaskan karna sedari tadi Erkan terus memandang mereka seperti ingin membunuh merka saat ini juga.

Erkan langsung melirik adiknya, Marvel yang mengerti tatapan tersebut langsung menyikut Lengan Revan "Gue cuman mau nginep doang A " terang Revan seakan tidak terpengaruh dengan tatapan kakanya Revan malah melirik ke arah Zella "Halo.... Dokter Grizella kita ketemu lagi" sapa Revan

"I...iya Hallo" balasnya dengan canggung, Zella masih merasakan malu, ingin rasanya secepatnya pergi dari hadapan mereka tapi Erkan menahanya

"Lo berdua ngapain kesini" tanya Erkan

"Ada hal penting yang mau gue bahas, tapi ngomong-ngomong lo gak mau kenalin cewe cantik di samping lo" tanya Roy

"Akhh.. iya lo gak mau kenalin, Revan ajah kayanya udah kenal, tega yah lo sama kita berdua, berasa gak di anggep" ujar Marvel dengan dramatis

"Zell.. kenalkan mereka berdua Marvel dan Roy sahabat aku dan itu adik aku kamu pasti sudah mengenalnya" Erkan langsung mengenalkan mereka kepada Zella

"hallo cantik.. siapanya Erkan" tanya marvel dengan mengedipkan matanya

" jangan macam-macam " tegas Erkan

Terpopuler

Comments

Rehanza99

Rehanza99

lanjut thor.. aku tunggu next up nya

2020-11-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!