...🎼 LEONA LEWIS 🎼...
...Bleeding Love...
...☘☘☘...
Cahaya matahari sudah menembus di setiap sudut ruangan, kedua kelopak mata indah itu terbuka secara perlahan hal yang pertama ia lihat wajah Pria yang masih setia memejamkan matanya dengan garis wajah yang begitu tegas
Gadis itu tidak henti terus memandanginya. selama satu minggu Pria ini selalu mengganggunya hingga akhirnya ia akhirnya menyerah menyetujuinya
Pria yang tadi malam memberikan ketenangan, entah kenapa ia merasaakan tidak ingin kehilangan lagi, dan ia juga menginginkan pria ini selalu ada bersamanya, apakah itu salah?.. padahal ia tidak begitu mengenalnya, tetapi Pria ini ternyata sudah mengenalnya jauh sebelum pertemuan mereka di rumah sakit waktu itu,
"Good Morning" Sapa Erkan memecah lamunannya dengan cepat mencuri kecupan di bibirnya "Morning kiss " ujarnya tersenyum
"Er.. bisa gak sih kam..."
"Eummmhhh..."
Perkataan Zella terhenti ketika Erkan tiba-tiba menciumnya, Erkan mencium bibir Zella lembut dengan gerakan yang menuntu, Erkan dengan cepat merubah posinya berada di atas Zella,, tanpa melepaskan pungutannya,
Zella yang tadinya hanya diam karna terkejut namun akhirnya terbuai dan membalas ciuman Erkan dengan melingkarkan lenganya di leher Pria itu
Erkan tersenyum di sela-sela ciumannya karna akhirnya Della membalasnya, dan tentu saja ia tidak menyia-nyiakan hal ini "Eughhhh Er..." erang Zella sambil meremas rambut Erkan saat pria itu memberi tanda di lehernya lalu kembali mencium bibir Zella. rasanya Erkan tidak ingin berhenti, rasa bibir ini begitu candu baginya.
Kemudin Erkan melepaskan ciumanya langsung melihat wajah Zella dengan mata yang sudah di penuhi kabut girah, apalagi ketika melihat Zella yang terengah dengan wajah memerah dan bibir yang bengkak karna ulahnya, Saat Erkan kembali akan mencium Zella, dering ponsel langsung menginterupsinya.
"Er.. ponsel aku buyi " Zella langsung mendorong Erkan ke samping, lalu bangun begitu saja untuk mengangkat ponselnya
"Shit!.." umpat Erkan kesal bukan karna ada yang menginterupsi kegitanya, justru Erkan berterima kasih pada si penelpon itu, hampir saja ia lepas kendali..
Erkan menyugar rambutnya mengontrol sesuatu dalam dirinya, yang hampir meledak. pengaruh gadis itu benar-bener membuatnya.. ahhh sudahlah hanya Erkan yang tahu.
"Er.. kamu harus cepat antarkan aku kerumah sakit, ada pasien gawat darurat, yang harus di oprasi sekarang!
"Bukanya kamu sudah ambi cuti dan kemana dokter lainya"
"Erkan please.. ini bukan waktunya untuk berdebat nyawa seseorng sedang di pertruhkan" mohonya pada Erkan
"Fine! sebelumnya kamu harus mengganti bajumu dulu" tegas Erkan
"Thank you Er" dengan tersenyum manis mentap Erkan
Degh!..
jantung Erkan lansung berdetak untuk pertama kalinya Erkan melihat kembali senyuman itu.
17menit kemudian Zella sudah mengenakan baju Ok siap memasuki ruang oprasi, hari ini Zella akan melakukan tindakan Lalaratomi (Sebuah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk melakukan diagnosa penyebab terjadinya perdarahan organ dalam perut).
Untunglah Tempat tinggal Erkan dekat dengan tempatnya bekerja.
(Zella yang udah pake baju Ok)
"Er.. kamu pulang aja, aku pasti akan lama di dalam" pinta Zella pada Erkan
"N0! aku akan tetap di sini" Erkan lansung berjalan ke arah Zella mengecup pucuk kepala kekasihnya itu,"Pergilah tidak perlu menghawatirkanku" sambil tersemyum lembut menatap Zella langsung di balas dengan senyuman manis dari Gadisnya
"Ok tunggu disini"
Tidak lama kemudian Zella sudah berada di dalam ruang oprasi, "Kamu sudah siap Chris" tanya Zella pada dokter Residen yang menghubuginya tadi,
Chris hanya mengantuk sip
"Bagimana kondisi pasien dan tanda-tanda vitalnya" tanya Zella pada dokter Anestesi yang bertugas memantau kedaan pasien
Dokter anestesipun langsung menjelaskan keadaan pasien kepada Zella, lalu setelah itu Merekapun langsung menjalankan tugasnya dengan kerja sama time
(contoh gambar melakukan tindakan laparatomi) ya say 😍
Beberapa jam kemudian Zella sudah menyelesaikan tugasnya dengan lancar dan pasien juga sudah di pindahkan ke ruang ICU untuk di pantau, seharusnya Dokter Vani yang bertugas entah kenpa dia tidak masuk dan juga tidak bisa di hubungi, Dokter bedah lain sedang melakukan oprasi dan sebagian melakukan seminar di luar kota, jadi hanya Zella yang dapat mereka hubungi dan sekarang waktunya Zella untuk kembali keruanganya karna ada seseorang yang sedang menunggunya disana..
"Dokter!..Dokter Zella"
Zella menoleh ke belakang karna ada seseorang memangil namanya,
"Dokter Zella saya mau meminta maaf, Maafkan saya Dok, sudah menggangu waktu cuti anda " Ujar Chris dengan perasaan tidak enak
"No problem.. justru saya yang berterima kasih, karna berkatmu kita bisa menyelamatkan seseorang, mungkin aku akan pertimbangkan kembali tentang cutiku " Ujar Zella seraya menepuh bahu Chris
"Dan satu lagi, dengar Chris jangan pernah ragu dalam bertindak saya tahu kamu baru menjadi Residen, tapi keselamatan pasien yang utama"
Chris hanya tersenyum menatap kepergian Zella, dia akan selalu mengingat kata-kata itu.
Saat sudah berada di ruanganya Zella melihat Erkan yang sedang tertidur di sofa kemudian Zella berjalan dengan pelan menghapiri Erkan yang sedang tertidur, dengan perlahan Zella menjatuhkan bokongnya duduk di karepet di samping sofa, sekarang ia dapat melihat jelas wajah Pria di hadapanya dan terus memandanginya..
"Sebenarnya kamu siapa? Kenapa melakukan hal sejauh ini? aku takut dengan semuanya, aku takut dengan perasaan ini?" Zella bertanya pada Erkan yang saat ini sedang tertidur dengan tenang, itulah yang Zella pikirkan sedari kemarin malam Zella takut jika Pria ini terus memberikan kenyamanan justru akan membuat Zella menjadi ketergantungan.
Cukup lama mandangi wajah Erkan, Zella memutuskan untuk bangun namun saat Zella akan pergi sebuah tanganbesar menahan pergelangan tangannya.
" Er.. kapan kamu bangun" tanya Zella karna iya kaget mendapati Pria ini sudah bangun Zella takut jika Erkan mendengar perkatanya tadi.
"Ketika kamu akan pergi" jawab Erkan sambil merubah posisnya duduk di sofa, Sebnarnya Erkan sudah bangun ketika Zella membuka pintu , Erkan juga mendengar jelas apa yang di katakan gadisnya itu.
Erkan menarik lengan Zella agar mendekat langsung mendudukan Zella di pangkuanya " Er.. jagan seperti ini" pinta Zella namun tidak di dengar oleh pria itu
Erkan menyelipkan rambut Zella ke samping telinga " kamu cantik" Erkan berkata sambil terus memandangi Zella
Bluss..
Pipi Zella langsung memerah mendengarnya, hal itulah yang membut Erkan suka melihat wajah gadisnya merona
"Kita akan pergi ke itali nanti malam" ujar Erkan dengan Zella yang masih di pangkuannya
"Sepertinya aku tidak bisa ikut" jawab Zella dengan nada sedikit pelan
"Maksud kamu! bukanya kita sudah sepakatinya hmmm... " tanya Erkan dengan menaikan satu alisnya
Zella langsung menangkup wajah Erkan agar Pria itu menatapnya "Er ini terlalu berat untukku, tempatku di sini, mereka masih membutuhkan aku, lagi pula bukanya kamu menjadikan dokter pribadi hanya sebagai alasan untuk mendekatiku, dan kamu berhasil jadi biarkan aku melakukan apa yang aku sukai"
Erkan menghelanapas "Ok jika memang itu yang kamu inginkan, tapi ada syaratnya?"
Zella langsung mendegus sebal Pria ini selalu saja ingin menang tidak pernah ingin rugi "katakan apa syaratnya"
"Cium aku sekarang!" pintanya sambil memainkan rambut Zella
"Er.. apakah tidak ada yang lain "
"No!.. aku juga tahu kamu menyukainya, jadi cium aku "
Zella lanagsung mendengus pria ini selalu saja memaksa "Ok!" Zella langsung memegang rahang Erkan kemudian mendekatkan wajahnya lalu mendekatkan bibirnya pada bibir Erkan
"Cup!..."
Zella hanya mengecupnya saat dia ingin menjauhkan kembali wajahnya Erkan sudah lebih dulu menahan tengkuk Zella langsung menciumnya dengan lembut mereka saling menyecap satu sama lain hingga akhirnya Erkan melepaskan ciumanya dengan dahi mereka menempel
"Itu yang namanya ciuman Sayang!" ...
💐💐💐
"Gila.. jadi lo malahan jadian sama dia Zel" Dina bertanya pada Zella sambil menggelengkan kepalanya tanda tidak percaya apa yang dia dengar
Sekrang sudah Dua hari berlalu Zella dan Erkan berpisah dan terakhir mereka bertemu ketia Pria itu mengantarnya pulang dan malamnya Erkan langsung pergi ke Itali mengurus bisnisnya, sebelum pergi Erkan meminta Zella untuk menemaninya tapi Zella menolak secara halus kalo dia memiliki tangung jawab di sini..
"Hmmm.." zella hanya bergumam menjawab pertanyaan sahabatnya
"hahaha... akhirnya lo punya cowok juga yah" Dina tertawa sambil duduk di dekat Zella. "akemajuan yang bagus,, So... ceritakan apa yang terjadi dan apa yang sekarang lo rasain" tanya dina yang sekarang berubah menjadi serius
"Gue gak tahu!.. yang jelas gue ngerasain ada hal yang berbeda ketika waktu mimpi itu datang lagi, lo tahukan jika setelah mimpi itu datang gue bakalan lari ke kamar madi buat basahin tubuh gue biar tenang, mimpi itu hal yang paling menakutkan bagi gue " Zella menatap Dina dengan serius
"Tapi waktu itu pertama kalinya bagi gue ngerasain hal yang berbeda dia berhasil membuat gue tenang, dan juga merasakan takut bersamaan"
"Apa yang lo takutin"
"Gue takut rasanyaman itu menjadi suatu ketergantungan, gue juga takut dia bakalan ningalin gue seperti Pria itu dulu" Zella menundukan kepalanya dia benar-benar merasa takut.
"Zell? Look.. "Dina meminta Zella melihatnya "Dengerin gue.. gak semua pria sama Zel, dan pastinya Erkan berbeda dengan dia, lo harus benar-benar membuka hati lo"
"blBuktinya sekarang ajah dia gak hubungin gue sama sekali" keluh Zella dengan perasaan kesal..
"Buahhahahahahha...." pecah sudah tawa Dina untuk pertama kalinya iaa melihat Zella yang merajuk Dina harus memberi selamat untuk pria yang bernama Erkan yang sudah sedikit mengubah Zella "ini beneran lo kan Zel" sambil menempelkan pungung tangannya pada dahi Zella
Dugh!..
Zella langsung memukul Dina dengan bantal "Puas lo ngetawain gue " Dina masih saja terus menertawakanya
"Ok..Ok... dari pada lo galau mendingan kita jalan, sekalian temenin gue Shopping"
"Hmmm..."
"Yaelah Boss itu ponsel di liatin mulu telpon aja kali orangnya" tanya Hardi karna sedari tadi iya melihat bossnya yang terus menatap pada handpone di tanganya ..
"Kenapa kakak gue" tanya Revan pada Hardi yang ada di sampingnya
Saat ini mereka baru menyelesaikan jamuan makan malam dengan rekan bisnisnya, Revanpun ada di sana karna dia sempat menggantikan Erkan di Itali ketika kakaknya itu berada di indonesia
"Biasa lagi galau dari kemarin, gak di hubungin tapi rindu, di hubungin malah bikin si boss kesetanan pengen cepet balik ke indo entar"
"Brisik kalian" Erkan langsung memarahi adik dan Sekretarisnya..
"A lo beneran udah jadian sama dokter itu, Grecep juga ya lo.. bentar lagi Mamih, Papih pulang dari honeymoon, kalo Mamih tahu dia gak bakalan tinggal diem ajah, siap-siap A!" terang Revan sambil menepuk bahu kakaknya"
"Hmmm..." jawab Erkan sambil bangun dari duduknya berlalu pergi dari ruangan yang sudah reservasi tersebut.
"Gue mau balik nih ke Indo, kayanga gue mau ketemu sama cewe lo" triak Revan
Begitu mendengar kata adiknya Erkan langsung membalikan tubuhnya menatapnya tajam "Jangan Coba-coba!" dengan penuh penekanan langsung kembali berjalan keluar dari ruangan
'Nih minuman lo" Dina menyerahkan minuman yang dia pesan tadi kepada Zella karna saat ini mereka sedang berada di Bioskop di salah satu Mall di jakarta "Masuk yu bentar lagi filmnya bakalan di puter" ajak dina pada Zella merekapun berjalan masuk ke dalam Studio
"Duhh!.."
"I'm sorry sir?...Yah basah gimana dong!" sesal Zella karna tidak sengaja menumpahkan minumanya pada pada seorang Pria
"Akhh.. it's okay no problem" jawab Pria tersebut sambil melap celana yang basah dengan saputangan mikiknya..
"Sorry Sir temen saya tidak sengaja" ujar Dina meminta maaf merasa tidak enak karna sahabatnya membuat pakaiyannya basah
"Tidak masalah hanya basah sedikit nanti juga kering tenang saja kalian duduk saja sebentar lagi filmnya akan di mulai " ujar pria itu sambil melirik Zella
"Beneran gak apa-apa" tanya Zella dengan persaan bersalah
"tenteu, tidak perlu merasa bersalah" jawab si pria tersebut
"Sekali lagi saya minta maaf" lalu setelah itu Zella duduk di samping Pria tadi karna tempat duduk mereka bersebelahan
"Alex.." Pria terebut mengulurkan lenganya mengajak Zella berkenalan
"Zella, ini sahabat saya Dina" jawab Zella membalas uluran tangan Pria yang ada di sampingnya.
"Semoga kita juga bisa menjadi teman, selamat minikmati filmnya Zella" sambil tersenyum menatap Zella,
Karna merasa tidak enak hati Zella hanya membalas dengan anggukan dan senyuman kepada Alex sebagai jawaban
Salama film di putar Alex terus mentap Zella tanpa memperhatikan Filmnya menurut ia Gadis di sampingnya jauh lebih menarik di bandingkan Film di depan sana
"You're Mine Zella" bisik Alex dalam hati dan terus menatap Zella dari samping tanpa henti.
...Delina Putri Wijaya (Dina)...
...Alex Fabio Demir...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Rehanza99
next kak
2020-11-21
1