...🎼SAM SMITH 🎼...
...*Fire On Fire...
...☘☘☘*...
"Ok fine, apa yang aku lakukan itu salah, So.. kita bicarakan baik-baik, dan kamu berhentilah bersikap keras kepala"
Bugh...
Suara pintu mobil tertutup terdengar cukup keras, Zella lansung masuk kedalam mobil Bugatti milik Erkan tanpa mendengar ingin mendengar apa yang akan di katakan Pria itu lagi
"Kenapa kau tidak menurut saja dari tadi" tanya Erkan ketika sudah berada dalam mobil seraya memasang Safety beltnya "Aku kan tidak perlu menci..."
"Jangan banyak bicara cepat jalan" Zella langsung memotong perkataan Erkan, padahal sedari tadi jatungnya terus berdebar dengan keras ketika Erkan tadi menciumnya "Stopp.. Zella Fokus, jagan mau terpancing dengan cowok kaya dia" bisiknya dalam hati
Erkan haya tersenyum melihat tingkah Gadis di sampingnya ini, tidak ingin membuang waktu Erkan langsung menajalankan Mobilnya meninggalkan area parkir Club Black Rose sebelum Gadis itu berubah pikiran.
15 menit kemudian merekapun sampai di kawasan Arsakha Residence mobil Erkan masuk basement gedung tersebut
"Kita akan bicara di dalam" ujar Erkan melepas safety beltnya begitupun dengan oleh Zella
Merkapun berjalan menuju Lift dengan Zella mengikuti Erkan di belakang, namun tiba-tiba Erkan menghentikan langkahnya
"Duh...lo kalo berhenti bisa gak sih jagan mendadak" pinta Zell sambil mengusap jidatny yang bertabrkan dengan pugung keras milik Erkan
"Kamu lama jalanya" jawab Erkan sambil memegang pergelangan tangan Zella namun kemudian berpindah menautkan jemarinya pada jemari Zella
Zella langsung metap Erkan namun pria itu hanya tersenyum padanya, ia hanya pasrah atas perlakuan pria yang kini menariknya bejalan, akal Zella menolak tetapi hati kecilnya menerima, karna ia merasakan ada yang berbeda dengan perasaanya yang tiba-tiba menghangat atas perlakuan pria tersebut.
Merka sudah sampai di Penthouse milik Erkan. mata Zella langsung takjub dengan interior Penthouse tersebut ternyata Pria ini bukan sembarangan terlihat dari mobil dan Penthouse ini
"Duduklah aku kan mengambilkanmu minum, kamu ingin apa biar aku buatkan?" Tanya Erkan pada Zella
"Terserah apa saja, asalkan jangan racun"
"No lebih tepatnya aku akan menaruh obat perangsang untukmu" Kekeh Erkan yang menggoda Zella.
Zella langsung menatap tajam Erkan "Kau mau mati? hanya dibalas tawa oleh Erkan berlalu pergi
Mata Zella langsung tertarik ke arah balkon, lalu ia berjalan menuju balkon tersebut seperti biasa ia langsung menatap bintang-bintang, memejamkan matanya udara dingin langsung menghebus pada tubuhnya
"Pakailah di sini dingin" ucap Erkan sambil memakaikan selimut kepada Zella
"Thanks, bintang-bintang terlihat jelas jika di lihat di rooftop ini " jawab Zella dengan matanya yang masih memandang ke atas..
"Tinggalah di sini, bersamaku,!" bukan pertanyaan tapi seperti sebuah keharusan agar Zella tinggal bersamanya
"Kau gila, jangan asal, bukanya kamu ingin bicara!... Sebenarnya apa yang kamu inginkan ?
Namun bukanya menjawab Erkan malah memeluk Zella dari belakang, lalu menopangkan dagunya di pundak Zella, Erkan dapat merasakan tubuh Zella yang menegang "Biarkan seperti ini sebentar saja" pintanya pada Zella yang akan membrontak
"Aku tidak suaka di printah, jadi please...cepat lepaskan" pinta Zella sambil mencoba melepaskan tangan yang memeluk erat perutnya
"Ok.. " jawab Erkan sambil melepaskan pulukanya, lalu iya langsung membalikan tubuh Zella kehadapanya "Jadilah kekasihku" Erkan menatap Zella dengan penuh ke sungguhan
Satu, Dua, Tiga Ooh.... tuhan apalagi ini masalah yang tadi ajah belum selesai sekrang di tambah lagi pernyataan Erkan barusan Zella rasanya ingin membenamkan pria ini ke dasar lautan.
"Jika aku menolak kamu pasti akan terus menggangguku bukan?..
"Hmmmm... dan aku tak akan pernah melepaskanmu "
"Untuk alasan kamu memintaku untuk menjadi dokter pribadimu aku terima, tapi ini kita saja baru kenal aku tidak mengenalmu dengan baik, dan sebaliknya"
"Aku tahu semua tentangmu" jawab Erkan sambil menyelipkan rambut Zella di sela telingganya kemudian menarik lenganya untuk mengikutinya duduk di sofa balkon.
Zella langsung mendengus tanda tak suka "Pria sepertimu bukan tipe orang setia" sambil menujuk pada dada Erkan "kamu hanya sekedar penasaran denganku, begitu aku tidak menarik lagi kau akan mencari mainan baru"
"Seperti itu kamu menilaiku, kenapa kamu tidak mencobanya, aku ini tipe pria monogami, aku pastikan akan selalu setia kepadamu "
"Kamu tidak mencintaiku begitupun dengan aku"
"Dengar!.. aku tidak tahu arti cinta itu seperti apa" Erkan membawa telapak tangan Zella pada dadanya "Di sini, Aku selalu merasakan jatungku berdetak lebih cepat ketika aku di dekatmu, pertama aku melihatmu bayangan tentangmu tidak pernah menghilang dalam pikiranku
Ck... Zella berdecak sambil melepaskan tanganya "Cara merayumu payah sekali tuan" Erkan hanya tersenyum, sulit sekali pikirnya untuk meyakinkan gadis di depanya
"Kenapa kita tidak belajar untuk saling mencintai, Yess Or No !.. tapi kamu harus berkata Ya!
"Dasar pria pemaksa menolakpun kau akan terus mengangguku, Ya! kau puas, dengan satu syarat aku tidak ingin kau mengaturku
"Aku tidak janji karna aku juga tipe pria Posesif " Cup.. Erkan langsung mengecup bibir Zella yang akan protes "jika sudah bilang Ya, maka kamu tidak bisa menarik kata-katamu dan selamanya kamu akan terus terikat denganku, dan aku takan pernah melepaskanmu..
"Terserah.." jawab Zella singkat untuk menutupi kegugupanya karna ciuman dadakan tadi,, Erkan hanya terkekeh melihat Zella yang terlihat gugup... manis juga pikir Erkan
"Tentang kesepakatan menjadi dokter pribadiku kamu juga harus berkata Ya"
"Iya dengan terpaksa, karna dokter Adrian sudah ACC izin cutiku dengan sepihak. Sekarang kamu Puas!" Zella dengan penuh rasa kesal, iya berpikir apa sebenarnya yang di lakukan pria ini sampe dokter Ardian pun memihak kepadanya
Erkan tekekeh entah kenapa akhir- akhir ini dia sering tertawa dan itu karna Gadis yang baru saja menjadi kekasihnya
"Jika berhubungan denganmu aku tidak akan pernah puas" ucapnya ambigu
"Dasar Diktaktor, sudah selesikan?.. aku lelah dan butuh tidur "
"Klo begitu ayo kita tidur" Jawab Erkan memegang lengan Zella
"kita!? No antarkan aku pulang" pinta Zella lalu bangun dari tempat duduknya di ikuti oleh Erkan
"Tenang aku tidak akan macam-macam kita akan tidur terpisah dan ini juga sudah jam 2 pagi, hilangkanlah pikiran negatifmu itu " sambil menyentil lembut jidat Zella
Zella mendegus sebal "cepat tunjukan kamarnya" Erkan langsung memeluk pinggang Zella dan mengajaknya beranjak dari balkon "Bisa gak sih gak usah nempel-nempel begitu "
"Diem nurut ajah kenapa sih keras kepala banget kamu harus terbiasa "
Aishhhh Zella hanya bisa pasrah ia lelah berdebat
Akhirnya mereka berdupun meninggalkan rooftop berjalan menaiki tangga Erkan mengajak Zella ke lantai dua dimana kamar pribadinya berada.
"Masuklah kamu akan tidur di sini" ujar Erkan ketika mereka sudah berada di depan kamar
Zella masuk kedalam kamar tersebut "kamu kenapa ikut masuk" tayanya saat melihat Erkan juga ikut masuk
"Aku hanya ingin mengambil baju tidurku, dan kamu pakailah baju milik adikku akan ku bawakan nanti karna bajunya ada di kamar bawah tenang saja bajunya masih baru, kamu mandi saja" pinta Erkan sambil mengambil bajunya di walk in closet miliknya
Setelah Erkan sudah mengambil bajunya iya berjalan ke arah Zella dengan sunyuman lalu iya mencium pucuk kepala Zella dengan lembut "Mandi dan tidurlah aku ada di kamar bawah"
Setelah Erkan pergi Zella masih bengong iaa langsung memegang dadanya yang berdetak dengan cepat, ingatanya kembali ketika mereka berada di balkon saat Erkan mengatakan "Jantungnya selalu berdetak dengan cepat jika berdekatan denganya. "
Zella menepuk-nepuk kedua pipinya "Ayolah Zella bukanya ini terlalu dini di katakan jatuh cinta" bisiknya dalam hati
Mata Zella langsung melihat setiap sudut kamar tersebut, jadi ini kamar pribadinya Erkan dan kenapa dia yang harus tidur di sini bukan si pemiliknya, harusnya ia yang tidur di kamar tamu bukan Erkan
Setengah jam kemudian Zella sudah siap akan tidur, benar saja apa yang di katakan Erkan ketika ia keluar dari kamar mandi baju sudah ada di atas tempat tidur, Zella merebahkan tubuhnya di atas kasur dan menatap langit ruangan itu "Apakah ini pilihan yang benar" tanya Zella pada dirinya sendiri, lalu memejamkan matanya ia sangat lelah.
Sedangkan disisilain Erkan baru saja menyelesaikan ritual mandinya lalu ia langsung berbaring di singel size tempat tidur yang selalu di pakai adiknya jika menginap di Penthousenya..
"Grizella " Satu nama ia lapalkan sambil tersenyum, lalu kemudian Erekan bangun dari tidurnya langsung berjalan keluar dari kamar
Sementara Zella begitu gelisah dalam tidur keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya ia juga terus menangis dalam tidurnya
"Dimana kalian cepat keluar!" suara triakan seorang wanita terdengar di seluruh ruangan "Aku bilang keluar anak nakal!"
"Aku takut kak" bisik seorang anak lelaki pada kakanya dengan rasa rakut
"Suuuttt diam de nanti tante itu denger kita"
Bugh!...
Suara pintu kamar di buka secara keras dari luar "Wku tahu kalian pasti di sini, ayo sayang keluar mamah udah cape main petak umpetnya, Keluar yah mamah gak marah ko" Sekarang suara wanita itu terdengar lembut namun mengerika bagi ke dua anak kecil yang masih bersembunyi darinya.
Kedua anak kecil itu langsung menutup mulut mereka dengan kedua tangnya agar tidak menimbulkan bunyi, air mata sudah keluar dari kedua bola matanya, tubuh bergetar menahan isak, mereka merasa ketakutan bersembunyi di bawah tempat tidur agar wanita itu tidak bisa menemukannya..
"Kena!.. mau lari kemana lagi kalian Hah!.." Wanita itu sudah menemukan tempat persembunyian mereka dan menarik salah satu kaki dari mereka
"Kakak!.. Tolong aku kak hiks...hiksss.. aku takut kak, kakaaaaa!...."
"Zella bangun hey! kamu kenapa Zel, Grizella!.."
"TIDAK....RAIHANNNN!......" Zela langsung terbangun dengan nafas memburu kemudian dia langsung menangis sambil memeluk kedua lututnya dengan wajah di benamkan di antara lutut seakan ingin melindungi dirinya...
Sebuah lengan langsung membawaya kedalam pelukan dengan kepala Zella di benamkan di dada bidangnya pria itu terus mencium pucuk kepala Zella dengan lembut memberikan ketenangan
"Aku takut Er.. Hiks..Hiks.. aku takut " ucapnya pilu dan terus terisak dalam tangis
"Ada aku di sini kamu tidak perlu takut, ada aku Its ok tenanglah" ini pertamakalinya Erkan melihat Zella serapuh ini, hati iapun ikut sakit melihat Zella seperti ini, itu adalah hal pertama baginya Gadis ini mampu menimbulkan indra perasanya, jadi dugaan ia tidak salah.
Erkan sebenarnya tadi berniat untuk melihat Zella sudah tidur apa belum namun yang ia lihat Zella sedang menangis dalam tidurnya lalu Erkan mencoba membangunkan Zella tapi gadis itu langsung berteriak ketakutan
Ingatan Erkan langsung kembali kesebulan yang lalu ketika Erkan meminta Robbi orang kepercayaannya utuk mencari tahu tentang Zella, dan betapa kagetnya ia mengetahui apa yang terjadi kepada Zella salama ini pasti tidak mudah bagi gadis itu menjalani kehidupannya untuk bertahan agar tidak ada yang menyakitinya Erkan berjanji akan selalu menjaga Zella samapai kapanpun ia tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada gadis ini yang sekarang menjadi kekasihnya..
lama Erkan terus memeluk Zella memberikan ketenangan pada wanita itu, sekarang kekasihnya suadah tidak menangis seperti tadi dia mulai tenang dalam pelukannya
Zella langsung melepaskan pelukanya mata yang sembab itu langsung menatap Erkan "Kenapa kamu ada disini" sambil mengerutkan dahinya
"Aku cuman ingin melihat apa kamu sudah tidur apa belum, kamu bermimpi buruk?.. Siapa Raihan!
Zella hanya diam tidak ingin menjawab pertanyaan Erkan "aku hanya ingin tidur" Zella langsung mengalihkan pembicaraan
"Ayo kita tidur" Erkan langsung naik keatas tempat tidur sehingga Zella langsung bergeser ke samping
"Kamu ngapain tidur disini, sana pergi aku mau tidur" pinta Zella pada Erkan tetapi pria itu malah sudah berbaring dengan nyaman di sampingnnya
Erkan langsung melihat zella kemudian ia menarik lengan Zella otomatis tubuh Zella jatuh tepat pada dada bidangnya.. saat Zella ingin melepasnya Erkan langsung memeluknya erat
"Tidur Zel, biarkan seperti ini, tenang aku tidak akan melakukan apapun " Erkan berbicara dengan kedua bola mata yang sudah terpejam
Zella mengangkat kepalanya melihat Erkan yang sudah memejamkan matanya "Kenapa kamu seperti ini padaku Er?.."
Pria itu langsung membuka matanya kembali, jemarinya langsung menangkup wajah Zella manik hazelnya itu langsung menatap menatap mata Zella dengan Intens
"Dengar, kamu mengatakan jika aku tidak mencintaimu, kamu salah, nyatanya aku sudah jatuh cinta padamu cukup lama, sebelum kita bertemu di rumah sakit"
"Maksudmu?.." tanya Zella dengan penuh penasarann
"Tidurlah kita butuh tidur Zell" Erkan langsung melepaskan jemarinya dari wajah Zella ia kembali memeluknya
"Er.. katakan apa maksudmu kita pernah bertemu, karna aku merasa tidak pernah bertemu denganmu selain di rumah sakit"
kemudian Erkan membuka matanya kembali melihat Zella "Aku akan mengatakan semuanya, nanti jika kamu sudah membuka hatimu, dan ceritakan semua tentangmu"
Zella mendengus sebal "Aku belum siap menceritakan semuanya, rasanya terlalu menyakitkan"
"Its ok aku tidak akan memaksamu, sekarang tidurlah aku akan menemanimu"
Zella langsung memendamkan kepalanya di dada Erkan Pria itu kemudian tersenyum mencium lembut kepala Zella sambil mengertkan pelukannya "Aku akan selalu bersamamu" bisiknya dalam hati
Tidak lama merekapun tertidur dengan tenang saling berpelukan.
Ditempat lain seorang pria sedang tersenyum sinis melihat foto-foto yang baru saja di berikan anak buahnya
"Kalian yakin ini mereka memiliki hubungan ?"
"Saya yakin tuan karna dia sudah pernah menemuinya di rumah sakit tepat wanita ini berkerja seperti ada lihat dia juga mengajak wanita ini ke apartment miliknya"
"Menarik.. dia tidak pernah dekat dengan wanita, sepertinya wanita ini sangat special baginya" Pria itu terus memandang foto wanita di tangannya "Kamu ternyata cantik juga"
"Tunggu saja Erkan aku akan membuatmu merasakan seperti apa yang aku rasakan dulu" Kemudian pria itu meremas foto tersebut dan tersenyum misterius
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments