...🎼THE CHAINSMOKERS FEAT DAYA 🎼...
...Don't Let Me Down ...
...☘☘☘...
Akhhhhhh!......
Suara jeritan kesakitan memenuhi ruangan yang terlihat seperti sel disana seseorang sedang di pukuli oleh beberapa orang bertubuh besar
"Katakan siapa yang menyuruhmu" ujar seorang Pria dengan nada dingin Pria itu duduk di kursi menyaksikan orang yang di depanya sedang di pukuli
Orang yang dipukuli itu hanya tertawa dengan banyak luka di sekujur tubuhnya dia terlihat tidak takut dengan pria yang di depanya, padahal pria itu sangatlah berbahaya.
"Cih.." orang yang di pukuli itu melemparkan ludahnya "Mau kau membunuhku aku tidak akan pernah memberitahu Sialan! "
Pria dihadapanya menyeringai berjalan menghapiri orang yang sudah berani kepadanya Pria tersebut mengeluarkan sebuah belati dari balik jaket kulitnya
"Nyalimu besar sekali" ujar pria tersebut sambil memainkan belati yang dia pegang menelusuri tubuh orang tersebut " Sekali lagi aku tanya, siapa yang sudah menyuruhmu?"
"Aku tida Aaaakhhhh....." triak orang tersebut ketika belati itu menusuk tepat di paha membuat darah segar mengalir begitu saja bukan hanya itu kini belati itu di mainkan memainkan dengan memutarnya.
"Akhhhhh Brengsek!... "
Pria tersebut langsung mencabut belatinya "dengar, pilihanmu ada dua mati di tanganku atau mati di tangan anak buahku" ujar pria itu datar
Orang tersebut hanya tertawa mendengarkannya"Bunuh saja aku, Dengar Erkan kamu tidak akan pernah bisa melawanya sampai kapanpun " ujar orang tersebut
DOR!!!!
Dengn wajah dinginya Erkan menembak orang tersebut tepat di kepalanya membuatnya mati seketika itu juga pria yang menyiksa orang itu adalah Erkan, karna orang yang tadi Erkan bunuh adalah kaki tangan seseorang yang selama ini telah menerornya.
"Tuan sepertinya dugaan anda selama ini benar, karna orang ersebut mempunyai tato dari lambang sindikat seperti mendiang kakek dan orang tua anda hanya saja di tato tersebut terdapat goresan luka" ujar Robbi
"Ternyata dia seorang penghianat seperti orang itu" gumam Erkan "Bereskan mayat orang ini" printah Erkan pada anak buahnya lalu pergi meninggalkan tempat tersebut dan di ikuti oleh Robbi di belakangnya
"Bagaimana kamu sudah melakukannya" tanya Erkan yang kini sudah berada di dalam mobil
"Sudah tuan! tadinya Direktur rumah sakit itu menolak, pada akhirnya dia menyetujuinya"
"Good!" ujar Erkan seraya memejamkan matanya Erkan baru saja tiba lagi di indonesia setelah satu bulan lamanya ia pergi
"Grizella, I am back " batin Erkan dengan senyuman di bibirnya.
🌸🌸🌸
Zella berjala di lorong rumah sakit dengan snelli yang melekat pada tubuhnya ia berjalan menuju rungan poli karn hari ini dirinya akan bertugas di poli bedah umum
"Pagi Dok" sapa seorang perawat yang akan menjadi asisten Zella pagi ini di ruang poli
"Pagi suster lisa" jawab Zella dengan senyuman " lansung aja sus"
"Siap Dok" jawab suster lisa lalu memulai memanggil pasien satu persatu.
beberapa jam kemudian Zella melakukan tugasnya dengan lancar "Sus masih ada pasien lagi" tanya Zella
"Ada Dok satu lagi ini yang terakhir " jawab lisa
"Ok suruh masuk sus" pintanya pada suster lisa
Masuklah pasien terakhir yang ia tangani, pasien tersebut langsung duduk dengan angkuh dan seperti bisa selalu menatap Zella dengan tatapan yang seakan menelanjanginya, tatapan kurang ajar!...
Zella ikut mentapa pria yang ada di depanya sambil menaikan satu halisnya " Oh.. jadi anda pasien terakhir saya Pak Erkan " Tanya Zella
"That's right, long time no see Dokter, sepertinya sudah lama sekali kita tidak bertemu" tanyanya pada Zella sambil teseyum dan tak berhenti menatap gadis di depanya
"Setelah membuat saya kerepotan dengan tingkak anda yang kekanak-kanakan, dan pergi begitu saja, baguslah setidaknya and tidak membuat saya terkena serangan jantung."
"Jadi anda mengingatnya dokter, dan..." Erkan langsung bangun dari duduknya membungkukan setengah badanya tanganya menahan pada meja Erkan mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Zella
Zella tetap diam pura-pura tidak terpengaruh oleh Erkan namun detak jantungnya sudah berdebar sangat kencang, karna Zella dapat merasakan hembusan nafas beraroma mint bercampur Muks berasal dari tubuh Pria yang ada di hadapannya Ohhh... Come on Fokus Zella...
"Merindukan ku..Eh " tanya Erkan tersenyum miring
"No.. jadi sekarang apa keluhan anda tuan Erkan?" dengan cepat Zella mengeuasai dirinya "Kenapa anda datang kesini?" Tanya Zella yang juga melihat Erkan membuat kedua mata mereka saling bertemu
"Tidak ada" jawabnya singkat seraya menjauhkan wajahnya langsung duduk kembali, Zella dapat bernapas lega karna Erkan sudah menjauhkan wajahnya sebenarnya dia meras gugup hanya saja Zella menutupi itu karna ia tidak ingin pria di hadapany ini tahu,
"Saya hanya ingin anda menjadi dokter pribadi saya"
"Apa lo bilang!?" Tanya Zella sedikit berteriak karna sedikit kaget dengn apa yang di dengarnya tadi "Sorry-sorry... maksud anda saya jadi dokter pribadi anda begitu?" tanyanya lagi karna ia tidak percaya apa yang dia dengar tadi.
"Hmm..." gumam Erkan
"Lo jangan gila yah, jagan senakanya gituh dong" kesal Zella langsung berdiri dari duduknya entah kenapa jika berhadapan dengan pria ini membuatnya selalu Emosi
"Kamu bisa hubungin Direktur rumah sakit ini jika tidak percaya dia sudah mengijinkan dan memberi cuti selama tiga bulan, anggap saja anda sedang liburan"
"Keluar" usirnya pada Erkan
"Ahhh satu lagi kamu juga mendapat gaji tiga kali lipat dan.. "
"gue bilang keluar dan gue gak butuh uang dari lo " Zella langsung menarik tangan Erkan untuk keluar dari ruanganya begitu saja
Erkan memilih mengalah dan mengikuti keinginan Zella, tapi Erkan tidak akan menyerah setelah ini, cukup dia pergi satu bulan karna bisnisnya yang tidak bisa di tingalkan, kali ini Erkan akan membuat Gadis jatuh cinta padanya karana hanya gadis itu Erkan merasakan ingin memiliki.
"Suster lisa kalo ada pasien yang modelnya kaya begini usir ajah "
Bugh....
Setelah mengatakan itu Zella langsung menutup pintu itu dengan keras
Suster lisa yang di depan hanya dapat menganga karna baru kali ini iya melihat Dokter yang pendiam itu marah besar
"Ini angin hari ini datengnya dari mana yak?..., itu benerkan Dokter Zella?.." bingung suster lisa sambil menggaruk-garuk kepalanya
Erkan hanya mengakat kedua bahunya berlalu pergi dari sana dengan senyum tipis di bibirnya " You are mine Zella" batin Erkan
🌸🌸🌸
"Dokter!.. saya bener-bener gak bisa, saya gak mau jadi dokter pribadinya pak Erkan, lebih baik saya di tugaskan menjadi relawan di manapun"
"Tidak bisa, kamu sudah sering menjadi relawan, apasalahnya memerima tawaran ini Dokter Zella"
Saat ini Zella yang sudah berada di ruangan Direktur, untuk menolak tawaran Erkan tadi
"Om Adrian. Zella mohon" Ujar Zella yang masih tidak menyerah, akhirnya ia memanggil Direktur rumah sakit itu dengan sebutan Om karna beliau adalah sahabat ibunya
"Om gak salah dengerkan?.. sudah lama Om gak melihat kamu merengek seperti ini " Ujar Adrian masih tidak percaya melihat anak sahabatnya, atau lebih tepatnya anak mantan pacarnya,
Zella langsung tediam dia baru menyadarinya ketika Dokter Adrian berkata seperti itu.
Dokter Adrian yang menyadari perubahan raut wajah Zella langsung memulai pembicaraanya kemabli "Zell dengarin Om anggap saja ini sebagai cuti liburan kamu, selama kamu berkerja, kamu tidak pernah mengambil cuti bukan?" dan yang Om tau kamu akan terus mengikuti Pak Erkan kemana pun selama menjadi dokter pribadinya yang berarti kamu juga akan ikut berpergian keluar negri misal, itu sama saja dengan liburan bukan?"
Zella menghela napas panjang "gak tahu Om, Zella udah nyaman seperti ini" Ujar Zella sambil menundukan kepalanya
"Cobalah keluar dari zona nyaman mu Zel dan mulailah membuka hati kamu" sambil menatap teduh pada Zella lalu iya tersenyum sebagi tanda bahwa Zella pasti bisa
"Akan saya coba" jawab zella sambil membalas senyuman Dokter Adrian "kolo begitu Zella permisi, maaf sudah mengganggu Om"
"Its ok Zell, Om akan selalu ada jika kamu membutuhkan bantuan "
Zella hanya membalas dengan senyuman, iya menganggukan kepalanya sebagai tanda pamit untuk kembali lagi kerungannya, Dokter Adrian masih memandangi pintu dimna Zella sudah keluar dari ruanganya
"Raina... maafkan aku yang dulu tidak bisa menjaganya, dan menyababkan salah satunya pergi " gumam Adrian penuh penyesalan.
Tidak lama kemudian Zella kini sudah di dalam ruanganya mengerang prustasi "Arghhh... " Zella menjabak rambutnya sendiri betapa kesalnya iaa hari ini "Tuh cowok maunya apa sih, ganggu kehidupan gue" trik Zella dengan penuh rasa kesal sampai tidak menyadari jika ponselnya berbunyi
"Hollo.. " sapa Zella
^^^"Aku dengar kau sudah menyetujuinya"^^^
^^^pertanyan langsung keluar dari serbang telpon^^^
"Never, aku gk pernah menyetujuinya"
Zella tidak perlu menebak siapa yang telpon dan bagaimana dia bisa tahu nomor telpon pribadinya jelas pria seperti Erkan dengan mudah mendapatkanya namun tidak dengan dirinya.
^^^"Hahahahha.."^^^
^^^suara tawapun terdengar di sebrang sana^^^
^^^"Dan akan aku pastikan kau akan menerimanya"^^^
"In your dream,"
Tut
Zella langsung mematikan telponya "Brengsek.. Arrghhhh.... " Erang Zella penuh kesal...
Di tepat Erkan berada pria itu masih terus saja tertawa sambil melihat Handponnya yang baru saja di matikan, Erkan sedang membayangkan bagaimana kesalnya Zella atas ulahnya..
Sekretaris yang melihat Erkan tertawa terbahak untuk pertama kalinya di buat takjub, karna Bossnya setelah bertemu dengan Dokter itu menjadi sedikit berubah, contohnya seperti 1 bulan yang lalu ketika urusan bisnis di Italia Bossnya malah ingin cepat-cepat pulang ke Indonesia padahal mereka harusnya 2 bulan berada disana alahasil semua perkerjaan di selesaikan lebih cepat hingga membuat dia dan Robbi kerepotan, dan sekarang Bossnya ini malah tertawa dengan keras.
"Boss sehat kan ? Tanya Hardi tetapi Erkan tidak menjawabnya sekarang malah senyum-senyum sendiri, " Wah... bener-bener kesambet ini Boss" besik Hardi dalam hati
Hardi yang merasa di abaikan dia memilih keluar dari ruangan Bossnya tadinya iya ingin meminta tanda tangan namun sepertinya Bossnya sedang dalam mode gila, (gila karna cinta), jadi dia urungkan mungkin 1jam lagi dia akan masuk kembali.
🌺🌺🌺
Zell tumben lo mau gue ajakin ketempat beginian biasanya ogah "Why?.. What happened?.. taya Dina pada sahabatnya padahal iya tidak suka tempat berisik iya lebih suka tempat yang tenang
"Nothing happened, Haya ingin, bukanya ini yang kalian pengen, ngeliat gue keluar dari Zona nyaman" jawab Zella meneguk meminum Gin yang baru saja di berikan oleh bartender, Zella benar-benar membutuhkan pengalihan karna sudah hampir seminggu ini Zella terus di teror oleh pria berengsek itu, yang terus memaksanya untuk menjadi dokter pribadinya.
Ahirnya Zella mengajak Dina sahabatnya itu untuk ikut ke club dan seperti sekarang ini Zella dan Dina sedang berada di Club terkenal di jakarta walaupun Zella tidak begitu menyukai Club bukan berarti dia tidak pernah minum alkohol, karna Empat tahun yang lalu ia pernah tingal di Swiss selama satu tahun negara yang memiliki suhu 5,50 rata-rata pertahun disana ia sering meminum minuman yang berakohol untuk pertama kalinya.
"Yes I know... Om Adrian udah bilang sama gue semuanya tentang lo yang di suruh untuk jadi dokter pribadi kenapa gak lo terima ajah" tanya Dina iya juga mengetahui jika Zella tidak menyukai Erkan karna Zella menceritakan semuanya betapa iya tidak menyukai pria yang sok itu.
"Tuh angakat ponsel lo dari tadi bergetar terus" Zella tidak menjawab untung suara ponsel Dina berbunyi,
"Aisshh.. gak nyadar gue ada telpon, gue angakt telpon dulu Zel" Dina langsunh berlalu dari hadapan Zella karna harus mengangkat Telponnya
Sedangkan Zella kembali menyecap minumpnya tanpa Zella sadari ternyata sedari tadi ada seseorang telah memperhatikanya semenjak Zella masuk ke dalam club.
Tidak lama kemudian Dina kembali "Zel sorry gue gk bisa lama di sini, pasien gue lagi kumat, lo ikut gue balik ya? ajak Dina
"Tenang ajah gue bisa balik sendir ko, lo balik duluan ajah, kasian pasien lo" ujar Zella
"Tapi lo gk bawa mobil"
"Gue bisa pangil taksi, lagin gue gak bakalan mabuk, dah sana pergi"
"Serius gue tingal nih?" Langsung di angguki Zella "Ok kalo gituh gue tinggal, kalo ada apa-apa lo hubungin gue " ujarnya Lalu Dinapun pergi dengan terburu-buru
"Awastuh mata lo loncat keluar, di liatin mulu deketinlah, ajakin kenalan sekalian" tanya seseorang pada si pria yang sedari tadi memperhatikan Zella
"Ydah kenal" jawabnya singkat sambil meneguk minumanya dengan mata yang masih menatap tajam pada Zella
"Tungu-tunggu.. gue gak salah dengerkan lo udah kenal tuh cewe, kayanya gue kelewatan banyak nih, kayanya baru liat juga tuh cewe di Club gue, lo kenal dimana?"
"Hmmm... " pria itu bergumam sebagai jawaban
"Wey!... Erkan gue tanya serius ini? lo kenal di mana tuh cewe, cantik lagi?" tanya marvel sambil senyum melihat Zella
Erkan langsung melirik Marvel dengan tatapan tajamnya "jagan macam-macam" jika Erkan sudah bilang seperti itu maka Marvel tahu berarti jagan ganggu miliknya
Marvel haya mengangkat kedua tanganya seakan menyerah" Gimna lo udah ketemu sama orang yang mau niat celakain lo" tanya mengalihkan pembicaraan
"Dia orang yang sama"
"Dan lo bakalan diem terus sampe kapan?" jelas-jelas lo gak salah, tu orang sebenernya mau apa sih cewenya yang dia suka bu...
"Gue pergi" Erkan langsung memotong perkataan marvel dan berlalu begitu saja
"Emang si kampreto gw lagi ngomong malah pergi, kebisaan banget tuh orang, pulang dan pergi sesuka hati udah kaya jelangkung" ujar marvel dengan perasaan kesal.
Sedangkan Zella berjalan pergi keluar dari Club karna sedari tadi ia sudah muak pada para lelaki hidung belang yang mencoba menggodanya, di saat Zella sedang ingin memesan taksi namun sebuah tangan besar dan berotot sudah menarik tanganya, untuk mengikutinya
"Hay apa-apan!.. lepas Brengsek sakit.. " pinta Zella namun si pria tetap menarik lenganya sampe area parkir Zella pun hanya bisa pasrah karna dia sudah tahu si pria itu adalah Erkan
"Masuk.." pinta Erkan yang sudah membuka pintu mobilnya untuk Zella
"Gak lo tuh apa-apan sih Er, mau lo itu sebenernya apa sih selalu ganggu kehidupan gue, salah gue apa sih sama lo hah? tanya Zella dengan emosi dia sudah lelah dengan sikap senaknya pada pria yang ada di hadapannya
Buugh!...
Erkan langsung menutup kembli pintu mobilnya, menatap tajam Zella dan langsung menghimpit tubuhnya, Belum sempat Zella akan perotes lagi, Erkan sudah lebih dulu membukam Zella dengan bibirnya.
Erkan menciumnya Zella dengan kasar tangan kanan memegang tengkuk Zella untuk memperdalam ciumannya tangan kiri memeluk tubuh Zella yang terus berontak, cuman itu begitu panas dan terburu-buru Erkan sedikit menggigit lembut bibir Zella agar terbuka sepenuhnya.. Erkan terus mencium Zella dengan gerakan yang menuntu...
"Shitt.. " ciuman merkapun langasung terhenti karna Zella menginjak Kaki Erkan Dengan Heelsnya
"Itu pelajaran buat cowok kurang ajar kaya lo yang selalu seenaknya" kesal Zella seraya melap cepat bibirnya yang basah karna ulah Pria kurang ajar yang ada di hadapannya
Si Ganteng Aa Erkan 😘
Cantiknya Teteh Zella 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Rehanza99
seru 👍
2020-11-17
1