Grizella Maheswari

...🎼 BRUNO MARS 🎼...

...Talking To The Moon...

...☘☘☘...

"Ampun tante sakit hiks.. sakit tante"

Di sudut ruang kamar mandi seorang gadis kecil dengan tangis pilu tidak hentinya di pukuli oleh seorang wanita dengan bibir merah yang tebal, dia terus meronta minta di lepaskan ketika wanita itu menjambak rambut dari gadis kecil tersebut,

"Ini palajaran buat kamu anak sialan! "bentak wanita itu

Wushhh!...

Wanita itu langsung menyiramkan air melalui shower kepada tubuh gadis kecil tersebut "Rasakan!.... ini anak sialan " wanita itu langsung melayangkan shower hendak memukul gadis kecil tersebut dan...

"TIDAK! aku mohon" Zella langsung terbangun dari tidurnya dengan napas terengah tubuhnyapun sedikit bergetar, keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya,

Zella menghela nafas lalu mengusap wajahnya "huh... Mimpi itu lagi" ujarnya dengan gusar

Setelah merasakan dirinya sedikit tenang Zella beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, lalu Zella menyalakan shower dan membirkan seluruh tubuhnya basah dengan baju tidur yang masih melekat di tubuhnya, ia langsung menjatuhkan tubuhnya duduk di lantai, besandar di tembok dan membiarkan air itu terus mengalir membasahinya, hanya dengan cara ini dapat membuatnya tenang, hingga 15 menit lamanya Zella berada di bawah guyuran air tersebut

"Hallo" sapa seseorang di sebrang telpon

" Kenapa pasti lo mimpi lagi yah? ini udah jam 3, dan lo gk bakalan telpon gue kalo gak ada apa-apa"

^^^"Hmm.. padahal udah 1tahun ini geu ^^^

^^^gk pernah mimpi itu dan sekarang Huh..."^^^

^^^Zela hanya mampu membuang napas panjang dan tidak ingin melanjutkan kata-katanya^^^

"Its Ok Zel, kapan lo mau kesini"

^^^"Gue gak tahu Din"^^^

"Zel dengerin, gue pernah bilangkan sama lo klo gue sahabat lo bukan dokter lo" jawab Dina

^^^"Kita ketemu besok sore di tempat biasa "ajak Zella^^^

"Okay!..."

^^^"*Yau**dah, sorry di jam segini udah ganggu lo*"^^^

"Yaelah kaya kesiapa ajah sih lo mah nyatai aja gue udah biasa, tar lain kali harusnya lo tuh telpon cowo lo, sampe sekarag masih betah jomblo inget gue tuh masih normal masa yang di tlpn gue mulu"

^^^Zella hanya tertawa kecil mendengarnya^^^

^^^"sembarangan lo! gue masih normal yah!..^^^

^^^gak kepikiran buat gue menjalin hubungan"^^^

"Nah gituh dong ketawa, yakin lo gk butuh cowo?.. Punya pacar enak lo biar bis...

^^^"Stop dah sono lo tidur gue juga mau tidur lagi,^^^

^^^Ok Baye!..^^^

Tut..

Zella langsung mematikan sambungan telpon tersebut karna kalo di lanjutkan, sahabatnya yang satu itu tak akan berhenti mengodanya. Zella menghela nafas benar apa kata sahabatnya tadi dia sudah lama tidak pernah kontrol. Zella sangat benci ini dalam hidupnya selalu di kejar mimpi buruk terus menerus.

Karana sudah terbangun Zella tidak bisa tidur lagi sekarang, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke balkon dimana dia sering memandangi bintang-bintang.

Ketika pintu balkon itu terbuka udara dingin langsung menyentuh tubuh Zella walupun sudah mengenakan blazer,

"Hay?.." sapa Zella sambil menatap bintang di langit, memejamkam matanya menghirup udara yang dingin itu sejenak lalu membuka matanya kembali secara perlahan menatap bintang itu kembali .

"Kamu tahu?" Tanya Zella berbicara pada bintang

"Aku merindukanmu Rai, kenapa kau tak pernah datang dalam mimpiku dan kenapa harus wanita itu yang selalu datang" wajah cantik itu masih setia menatap bintang bulir air mata mulai jatuh membasahi wajah cantiknya setiap kata dia keluarkan mengisyaratkan rasa sakit yang amat dalam, ia bener-benar lelah menajalani hidup seperti ini selalu di hantui oleh masalalu

Kesokan paginya Zella melakuan aktifitas seperti biasa, pagi ini dia sedang melalukan Visit pada pasien yang Zella tangani, seperti sekarang Zella tepat di depan pintu ruangan Pasien yang sangat malas Zella temui,

"Dok, kita gak masuk ke dalem nih?" Tanya seorang perawat karna sedari tadi Zella hanya diam di depan pintu

"Akhhh.. iya ayo kita masuk" ajak Zella pada Asistenya mau bagai manapun Zella harus professional dan ini juga sudah menjadi tanggung jawabnya seperti apapun pasienya,

Dan akhirnya Zella masuk ke dalam ruang prawatan tersebut, saat sudah di dalam Zella melihat pasienya itu sedang duduk bersandar di kepala ranjang sedang serius menatp IPad di tanganya.

"Selamat pagi Pak Erkan" sapa Zella

Erkan meletakan iPad yang di pegang tadi ke pangkuanya lalu menoleh ke arah Zella menatapanya dengan intens, inilah yang Zella tidak suka Pria itu selalu saja menatpanya, sebnarnya apa ada yang salah dengan dirinya

"Ekhmmmm" dehem Zella menyadarkan Pria di hadapanya.

"Hmmm" gumam Erkan

Ingin rasanya Zella mencakar pria di depanya ini

"Apa yang anda raskan saat ini pak Erkan , apakah ada keluhan ?" tanya Zella sopan

"Tidak Ada" jawab Erkan singkat

Zella memasangkan Stetoskopnya pada telinganya "maaf saya priksa sebentar " ujar Zella lalu menempelkan ujung stetoskop itu pada tubuh Erkan untuk mendengarkan detak jantung, pernapasan dan suara bising usus, sedangkan Erkan hanya diam saja tidak ada sepatah katapun yang dia ucapkan,

"Sus bagai mana dengan pemeriksaan tanda-tanda vital pak Erkan?" tanya Zella pada asistenya setelah selesai memeriksa Erkan, lalu sang asisten langsung menjelaskan hasil pemeriksaan rutin tersebut pada Zella..

"Pak Erkan dari hasil semua priksaan anda sudah baik-baik saja, sore ini anda bisa pulang" jelasnya

"Dokter yakin saya baik-baik saja, tapi saya ingin di rawat lebih lama lagi" ujar Erkan sambil mendekap lenganya di depan dada

"Apa?.. astaga pria ini benar-benar" batinya lalu Zella menghembuskan nafasnya "Tapi hasil semua periksaan anda sudah baik-baik saja, dan boleh pulang sore ini?"

Ada pasien seperti ini sudah sembuh, malah minta di rawat lama, sangat merepotkan dan menyebalkan

"Tujuh hari bagi saya tidak cukup membuat saya pulih"

Zella menghembuskan napas lelah dengan pria di depanya " apa pria ini pikir sedang berada di hotel bisa menentukan sesuka hati" pikir Zella

"Akhhhhhhh.... "

"Emang seyebelin apa sih pasien lo itu Zell?" tanya Dina yang melihat Zella yang sedang meluapkan kekesalanya,

"Nyebelin banget tahu gak sih Din, itu cowo ngotot gak mau pulang, padahal dia udah bisa keluar, gue minta dia buat kontrol malah gak mau, ribetlah apalah, " ujar Zella dengan kesal

Dina hanya menggelengkan kepala melihat sahabatnya yang sedang kesal itu, dia hanya menjadi pendengar setia untuk Zella

"Terus lebih parahnya lagi, mau minum obat ajah harus gue yang liatin.. Nyebelinkan tuh orang dikit-dikit selalu panggil gue padalah dia gak kenapa-kenapa alasanya kepalanya selalu sakit "

Pecah sudah tawa Dina yang melihat kekesalan Zella karna Dina jarang melihatnya sekesal ini

"Ikhhh.. kok lo malah ketawa sih Din... ?

Dengan sisa-sisa tawanya Dina mencoba menjawab Zella " Sorry beb sorry ... Abis lo lucu sih" ujar Dina

"Tauah bete gue! " cemberut Zella lalu pergi meninggalkan Dina, sedangkan sahabatnya itu kembali menertawakan Zella.

🍀🍀🍀

"Tuan kita harus kembali ke itali" ujar Robbi pada Erkan yang kini sedang duduk di sofa sedang serius menatap Laptopnya

"Hmmm" gumam Erkan

"Iya Boss kita harus pergi, lagian Boss bukanya udah boleh pulang, harusnya Boss seneng dong?" ujar Hardi Sekretaris Erkan

Erkan langsung menatap Hardi tajam lalau menghela nafas panjang baru kali ini Erkan merasakan malas pergi untuk urusan bisnis tapi mau bagaimana lagi ia tidak bisa berlama-lama di indonesia dia harus kembali lagi ke itali ke prusahan Winchester Company yang kini sudah menjadi bagian dari Arsakha Grup.

"Urus kepulangan ku" Ujar Erkan kepada Robbi

"baik Tuan"

"Aishhh.. si Boss kenapa gak dari kemarin-kemarin ajah sih Boss" keluh Hardi menggelengkan kepalanya melihat tingkah Bosnya ini yang tidak seperti biasanya menunda pekerjannya, apalagi jika berurusan dengan Winchester Company.

Beberapa lama kemudian Erkan sudah bersiap untuk meninggalkan rumah sakit namun Erkan tetap duduk di dalam ruang prawatanya itu sesekali Erkan melihat jam di tanganya

"Tuan seprtinya Dokter Grizella tidak akan kesini" ujar Robbi yang sepertinya tahu jika Tuanya itu sedang menunggu Dokter yang sering keluar masuk kemari karna permintaan aneh Tuanya

"Ekhmmm" dehem Erkan sedikit melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya " aku tidak menunggunya " sangkal Erkan

"Kalo begitu anda bisa melihatnya di IGD karna saya sempat dengar jika Dokter Grizella sedang bertugas disana"

Mendengar itu Erkan langsung bangun dari duduknya berjalan keluar dari ruangan prawatanya sedangkan Robbi hanya bisa menggelengkan kepalanya di belakang, Tuannya ini benar-benar gengsi bilangnya tidak sedang menunggu Dokter cantik itu, buktinya sekarang malah semangat untuk menemui Dokter itu.

Erkan Berjalan menelusuri lorong rumah sakit menuju IGD, membuat semua orang yang Erkan lewati merasa kagum padanya karna pria itu terlihat begitu tampan dengan setelan Jas dan kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya membuat Erkan menjadi pusat perhatian. tetapi Erkan tidak memperdulikan itu.

ketika Erkan sudah masuk ke ruang IGD ia melihat seseorang yang ia tunggu-tunggu tadi di ruang perawatanya ada disana, Erkan melihat Zella sedang berada di atas pasien sedang memberikan CPR memberi pertolongan gawat darurat. hal itu membuat Erkan tidak henti memperhatikan Zella bagai manacara gadis itu memberi pertolongan begitu serius, dan gadis itu sangat cekatan untuk memberi arahan kepada Perawat dan dokter yang sedang membatu gadis itu disana.

"Tuan kita harus segera pergi "

Erkan menghela napas benar kata Robbi dia tidak boleh lama-lama di sini, Erkan akan membiarkannya untuk kali ini tunggu setelah Erkan menyelesaikan urusanya setelah itu Erkan tidak akan pernah melepaskanya.

tanpa menjawab Robbi Erkan langsung membalikan tubuhnya pergi meninggalkan ruangan IGD, dan meninggalkan gadis itu untuk semntara.

🍁🍁🍁

"Dokter pasien mengalami henti jantung" ujar seorang Dokter Residen

"Shit!...."

Mendengar itu Zella langsung naik ke atas tempat tidur pasien yang mengalami henti Jantung Zella langsung melakukan CPR dengan cara memompa bagian dada pasien Zella berusaha untuk mengembalikan irama jantung yang sempat berhenti, alat bantu napas pun sudah terpasang Zella memompa selama 30 kali di selangi dengan melakukan oropharyngeal airway dengan cara meremas bag untuk memasukan udara ke paru-paru pasien,

" Epinephrine "triak Zella pada seorang perwat karna tidak ada tanda-tanda irama jantungnya kembali berdetak selama 2 menit Zella melakukan CPR

Dengan cepat perawat tersebut langsung menyintikan Epineprin, Zella langsung turun dari tempat tidur pasien dengan cepat seorang perawat langsung membuka bagian atas baju pasien, dengan cepat Zella mengambil alat untuk DEFIBRILLATION ELEKTRO-KARDIOVERSI  atau alat untuk respon shock jantung.

Seorang perawat langsung memberikan jeli pada alat tersebut dengan cepat Zella menempelkan benda tersebut ke dada pasien, sudah tiga kali Zella melakukan tidakan tersebut sampai akhirnya...

"Jqntung sudah kembali berdetak Dok"

"Syukurlah Akhirnya" ujar Zella dengan lega karna pasienya berhasil selamat melewati masa kritis "bagaimana tekanan darahnya?" lanjutnya

"100/60 Dok"

Mendengar itu Zella bernapas lega begitupun dengan yang lainya" pantau terus kaedaan pasien jika sudah normal baru di pindahkan " printah Zella,

Zella menoleh ke arah pintu masuk karna sedari tadi merasa jika ada seseorang memperhatikanya namun yang Zella lihat hanya petugas kesehatan yang berlalulalang menangani pasien, Zella menghela napas lelah hari ini dia sudah tiga kali menangani oprasi, setelah selesai Zella langsung pergi ke IGD karna ada pasien darurat, yang Zella butuhkan kali ini hanya istirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!