...🎼 LADY GAGA 🎼...
...SHALLOW ...
...☘☘☘...
"Tuan maafkan saya, karna tidak mengecek terlebih dulu mobil anda " ujar seseorang
Saat ini Erkan sudah berada di rung prawatan VVIP setalah melakukan beberapa pemeriksaan seprti Xray dan CT Scan kepalanyapun terdapat beberapa jaitan karna ternyata lukanya begitu dalam tetapi Erkan tidak merasakan hal itu lehernya juga di pasang Cervical Collar (Penyangga Leher).
"Its okay Robby! bisa saja orang tersebut melakukannya ketika mobil itu sudah berada disana " ujar Erkan pada ajudannya itu
"tentang polisi sudah saya bereskan Tuan "
Akhhh....Erkan lupa yang satu itu ternyata ketika ia pingsan, Erkan di temukan oleh polisi yang kebetulan sedang berpatroli sehingga membawa dia ke rumah sakit ini, jika saja tidak ada polisi etah apa yang akan terjadi padanya karna jalanan memang begitu sepi. polisi itu tadi ingin memintai keterangan pada Erkan namun hal itu ia menyuruh Robbi untuk membreskanya karna Erkan malas jika berurusan dengan polisi.
"Good!.. Kamu cari tahu siapa orang yang telah menyabotase mobil itu" printah Erkan
"Baik Tuan!.." patuh Robbi lalu keluar dari kamar prawatan tersebut
Tidak lama setelah Robbi pergi masuklah seorang Dokter kedalam ruangan prawatan tersebut "Bagai mana keadaan anda sekarang Pak Erkan " tanya sang Dokter
Erkan hanya diam tidak menjawab pertanyaan dari Dokter itu, Justru Erkan terus memandanginya Dokter itu intens
"Eeeekhmmm" deheman Dokter Grizella membuat Erkan tersadar apa yang sedang Pria itu lakukan
"Just Call me Erkan, no pak "
Dokter Grizella mengerutkan halisnya "Anda ini pasien saya, jadi saya wajar memangil anda bapak"
"Bagaimana hasinya" tanya Erkan singkat sambil medekap lenganya, duduk bersandar kepala ranjang
"Apa sudah menghubungi keluarga anda" tanya Dokter Grizella namun lagi-lagi Erkan hanya terdiam "Ahhh.. sepertinya anda belum mengabarinya?"
"Hmm..." gumam Erkan
"Baiklah kalo begitu, saya akan menjelaskan kondisi anda nanti ketika wali anda sudah datang, saya permisi dan sebaiknya anda beristirahat" pamit Dokter Grizella dan sedikit memberikan printah pada Erkan
"Grizella Maheswari"
Dokter cantik itu langsung membalikan tubuhnya melihat Erkan yang baru saja memangilnya dengan nama lengkap "Anda tahu nama lengkap saya?" karna dia merasa aneh dari mana pria ini tahu nama lengkapnya, karna di Id cardnya hanya tertulis Dokter Grizella.
"Hanya menebak!.." bohong Erkan tersenyum menatap Dokter cantik itu padahal ia tahu hasil menanyakannya pada seorang perawat
"Menebak atau mencari tahu dari orang lain?"
senyuman di bibir Erkan langsung pudar ternyata bukan dia yang menebak, tetapi Dokter cantik itu yang menebak dan tebakan benar Sial!
"Well.. dugaanmu benar, tapi aku juga tidak salah" sangkal Erkan tidak ingin kalah dari Dokter cantik itu "Karna aku harus mengetahui seperti apa Doktor yang menanganiku" sekarang sekor seimbang satu sama..
"Ya..ya.. terserah apa kata anda!... saya harap wali anda besok datang"
"Tidak bisakah Dokter mejelaskanya hanya pada saya" pinta Erkan
"Dengar.. Pak Erkan apakah anda jika meninggal dunia nanti akan mengurusi Jenazah anda sendiri, tentu tidak bukan?"
"Kau!..aishhh" ringis Erkan memegang kepalanya yang sakit, sekali lagi dia merasakan sakit dan itu ketika berhadapan dengan gadis di depanya, sungguh aneh, sepertinya ia tidak akan melepaskan sumber rasa sakitnya.
Mendengar Erkan yang meringis, Zella langsung menghampiri Erkan tanpa banyak bicara Ia memeriksa Erkan kembali kondisi pria itu "Kali ini anda harus mendengar kata-kata saya, ada harus istirahat sekarang" tegas Zella
Lagi-lagi Erkan hanya menurut, mendengarkan apa kata Dokter cantik itu "Sial! baru kali ini seorang Erkan mau mendengarkan printah orang lain, selain kedua orang tuanya, sunguh menarik bukan?...
Tidak lama kemudian Zella keluar dari rungan Erkan dengan Mood yang tidak baik padahal ia sering menghadapi pasien yang menjengkelkan menurutnya, tetapi entah kenapa dengan pasien ini sangat berbeda karna pria itu selalu memandangnya tajam seperti seolah ingin menelanjanginya,
"Dokter Zella kenapa" tanya seorang perawat yang melihat raut muka Zella yang terlihat sedang kesal
"Gak apa-apa Sus" jawab Zella yang kini sudah duduk mengambil laporan data pasien yang ada di meja
"Zell tadi gue denger dari suster-suster kalo ada pasien ganteng banget bule yang sekarang kamar perwatanya di jagain sama dua Bodyguard bener gak Zell" Tanya orang tersebut
"Hmmm" gumamnya tanpa sedikitpun melihat orang yang bertanya padanya ia tetap fokus menulis laporan
"Tuh benerkan kata saya dok, coba tadi dokter Vani gak pergi, pasti liat cogan dok,, duhh ya allah liatnya ajah bikin meleleh hati ade bang " ujar salah satu Perawat pada Dokter Vani yang baru saja menanyakan hal tersebut kepada Zella
"Serius ?" tanya Dokter Vani penuh minat langasung di angguki oleh perawat tersebut " Zel paien yang di bilang suster lisa lo oper ke gue ajah please" mohon Dokter Vani
Zella mendongkakan kepalanya melihat kearah Dokter Vani, dia benar-benar kesal dengan orang yang ada di hadapanya ini giliran ada pasien yang masuk kriteria target icaranya langsung datang sedangkan giliran lagi banyak pasien orang itu malah hilang pergi entah kemana
"Sorry gk bisa! dia tanggung jawab gue, lagian dari tadi lo tuh kemana ajah, kenapa sekarang baru nongol" tanya Zella kesal
"Gue beli makan, jadi lo bisa gak?" Jawab Dokter Vani
Detik kemudian karna tidak tahan rengekan si ular pemburu lelaki tampan dan berduit ini akhirnya Zella langsung berdiri melihat Dokter Vani
"Sorry tetep gak bisa, karna itu udah masuk tanggung jawab gue, jadi saya mohon dokter Vani untuk mengerti!" Zella menoleh ke arah suster lisa "Suster lisa saya butuh bantuan anda" ujar zella sambil berlalu dan di ikuti suster lisa di belakang
"Cih..sombong banget dia. liat aja nanti " ujar Vani kesal
"Wih Dokter Zella emang paling bisa bikin dokter vani kehabisan kata-kata" puji suster Lisa
"Bisa ajah sus, memang benerkan pasien itu sudah tanggung jawab saya" jawab Zella
"Hehe... iya yah dok bener juga" jawan suster Lisa, lalu Zella hanya bisa menggelengkan kepalanya liat tingkah asistennya ini.
🍃🍃🍃
Ke esokan paginya di ruang perawatan Erkan yang sudah kedatangan kedua orang tuanya mamih Tania dan Papih Gibran, dan kedua adiknya Revan dan si bungsu Vreya , merka langsung masuk ke dalam kamar VIP tersebut..
"Ya ampun A kunaon atuh bisa kaya begini, ikhh kamu kecelakan gak kasih tau ke mamih kalo ajah adik kamu yang sableng itu gak ngasih tau mamih teh gak bakalan tau! " Mamih Erkan, yg baru masuk langsung memarahi anaknya
"Ko aku di katain sableng sih Mih, aku kan anak Mamih yang paling ganteng cewe-cewe ajah sampe ngantri Mih " jawab Revan yang tak terima di katain, dia itu seorang Play Boy masa di katain sableng apa kata cewe-cewe nanti
"Diem kamu!" duh kenapa sih anak Mamih tuh gk ada yang bener semua "
"Reya gak gitu yah Mih " Sela Vreya tak terima dengan wajah cemberut
" Tenang Mih Aa gak kenapa-napa, kita lagi rumah sakit Mih jangan terik-triak " terang Papih Erkan sambil menarik tangan istrinya dan mendudukanya di samping putra sulungnya itu,
"Duh si Papih teh kumaha ini anaknya abis kecelakan Pih, tuh liat kepalanya ajah sampe di perban, masa di bilang gak kenapa-napa" ujar Mamih Tania dengan raut wajah yang sedih
"Udah Mih Pih, Erkan gak kenapa-napa, hanya kecelakan kecil ajah" jawab Erkan
"Eekhhh. Aa liat eta teh jidad di perban, dibilang gak apa-apa mangkanya kalo bawa mobil jangan sambil mabok, sok tah karasakan, ketulah itu namanya, pulang dari Itali bukanya langsung ke rumah malah nangkring di Club" jawab mamih Erkan sambil mengelus kepala anaknya itu
Erkan bernapas lega ternyata mamihnya tidak tau pirihal kecelakan yang terjadi sebenarnya, pasti adiknya tidak menceritakan kebenaranya, karna semalam dia membritahu Revan adiknya itu.
"Ok fine Erkan yang salah, gak langsung kasih tau Mamih udah bikikn hawatir Mamih jadi Erkan minta maaf.. lagian ini luka ringan ko " Jawab Erkan sambil memegang tangan mamihnya dengan lembut, Erkan sudah tau pasti jika semalam memberi tahu orang tuanya akan seprti ini terlebih Mamihnya yang sangat menyayangi semua anaknya dan tidak ingin hal buruk terjadi dengan anak-anaknya,
Seprti inilah sosok Erkan yang selalu hangat pada keluarganya, sangat berbeda jika berhadapan dengan orang lain.
"Kita perlu bicara setelah kamu sembuh son" tanya papih Erkan
"Hmmm " gumam Erkan tahu apa yang ingin di katakan papihnya pasti pirihal kecelakan yang menimpanya
"Kalian mau bicarin apa sih, pasti kerjaan yah, duh si Papih naha atuh anaknya baru sembuh di suruh bahas kerjaan" tanya Mamihnya
"Iya sayang, cuman sedikit ko ada yang perlu di bahas" jawab Papih Erkan sambil mengusap sayang rambut istrinya.
" Dukhhh mulai deh alaynya" ledek Ravan yang melihat papih dan mamihnya yang selalu mesra setiap saat
"bilang ajah Aa sirik, Vreya jadi pengen di punya suami kaya papaih nanti, bolehin Reya pacaran yah?" ucap Vreya
"Gak Boeleh!" jawab mereka serempak, karna menurut mereka Vreya itu masih kecil walupun sudah menginjak akhir masa SMA, banyak yang ingin mendekatinya, tetapi semuanya pasti akan mundur karna takut pada kedua penjaga Vreya yaitu Erkan dan Revan
" Aishhh.. selalu begitu, Sebel.." kesal Vreya cemberut
Sekarang ruangan tersebut di isi dengan perderdebat, atau membicarakan hal-hal lain, tidak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar dari luar di ikuti pintu yang terbuka
"Permisi! selamat siang" sapa Zella ketika masuk ruangan
Yang ada di dalam semuanya langsung menoleh ke arah Zella
"Oh iya siang" Sapa mamih Erkan dengan senyum yang ramah "mau priksa yah silahkan Dokter di priksa anak saya" tanya mamih Tania pada Zella
"Ah.. iya ibu maaf mengangu, iya saya akan memeriksa keadaan pasien" jawabnya sambil meleirik ke arah Erkan yang juga sudah menatapnya sedari Dokter itu masuk ke ruangan, tatapan yang sama seperti semalam, dan Zella mencoba biasa saja tidak merasa terintimidasi sekalipun dengan tatapan itu terkesan masa bodoh dan cuek.
Di sisilain mamih Erkan malah berbisik-bisik pada suaminya " Pih liat Dokternya geulis pisan Pih cocok kayanya sama anak mamih" bisik Mamih tania
"Iya Mih, udah itu anaknya lagi mau di priksa" Jawab Papih Gibran sambil berbisik juga
"Mih boleh juga tuh Dokternya cantik" Revan ikut berbisik di telinga mamihnya,
"Aushhh... Mih ko Revan di cubit sih" tanya Revan masih sambil berbisik, karna Mamih Tania tadi mencubit perutnya
"Ekhhh... gak liat tuh si Aa liatin itu Dokter sampe gak berkedip, lama-lama matanya keluar itu sebentar lagu, baru kali ini Mamih liat si Aa kaya begitu" jawab mamih Tania sambil melihat ke arah Erkan yang masih di priksa ada perasaan yang tidak bisa Tania ungkapkan apa anaknya itu tertarik terhadap Dokter itu, jika benar Tania sangat bahagia jika akhirnya anakanya menemukan kebahagian sendiri
"Gimana dokter keadaan anak saya" tanya langsung Papih Gibran ketika Zella sudah memeriksa anaknya
"Sekarang keadaanya baik-baik saja, karna kepala Pak Erkan mengalami benturan kami melakukan MRI atau CT Scan hasilnya kepala Pak Erkan mengalami Gegar Otak ringan jadi jadi harus di pasang Cervical Collar (Penyangga leher) untuk sementara, sedangkan hasil Rontgen baik-baik saja, tapi Pak Erkan harus menjalani prawatan" terang Zella pada keluarga Erkan
"Waah.. bagus doang anak saya bisa ketemu dokter terus" ucap mamih Erkan sambil melirik anaknya yang juga melirik padanya seakan bertanya apa maksud Mamihnya berbicara seperti itu pada Dokter, karna Mamih Tania merasa senang jika anaknya harus di rawat sedikit lama di Rumah sakit pasti akan selalu bertemu Dokter cantik itu.
Sedangkan Zella sedikit bingung pada respon Mamihnya Erkan yang merasa senang ketika Zella menjelaskan hasil pemeriksaan dari anaknya
"Maksud istri saya senang jika Erkan tidak mengalami hal yang serius " ujar Papih Erkan mencoba mencoba menjawab kebingungan pada Dokter cantik itu
" Dokter udah punya pacar,? calon suami atau sudah menikah?" tanay Mamih Tania, sambil tersenyum menatap Erkan
"Ekhhh maksudnya" bingung Zella
"Mamih" Pangil Erkan panggil Erkan lembut, karna iya tidak ingin Mamihnya itu melakukan hal yang tidak-tidak nanti
mamih tania hanya melirik sekilas pada Erkan langsung melihat Zella kembali "Kayanya belum yah syukur deh, oh iya nama dokter siapa" mamih Tania langsung bertanya lagi tanpa menunggu jawaban yang tadi dia tanya di awal
"Akhh.. Iya nama saya Zella bu" jawab Zella dengan sopan
"Salam kenal Zella saya Tania Mamihnya Erkan, itu suami saya Gibran, tunjuk mamih pada suaminya, dan di sebalhnya itu Revan adik Erkan dan yang cewe itu Vreya si bungsu, pangil saja saya Mamih siapa tahu nanti Dokter mau jadi menantu saya "
"Mihh " kali ini Erkan memangil dengan sedikit keras karna dia tahu pasti mamihnya tidak akan berhenti setelah ini...
Zella haya diam dia juga tidak tahu harus menjawab apa, karna dari tadi orang tua pasienya yang ingin di panggil Mamih terus saja berbicara, jadi dia memutuskan untuk diam saja.
"Apasih A orang mamih mau kenalin sama Revan juga"jawab mamihnya sambil melirik Revan
Revan yang sepertinya tau lirikan mamihnya dia langsung berdiri dari duduknya dan melangkah mendekati Zella sambil mengukurkan tangannya untuk berjabat tangan
"Hallo.. cantik salam kenal, kayanya kita seumuran dan siapa tahu kita jo..."
"Maaf dokter seprtinya anda sudah selesai memeriksa saya dan bukanya anda juga harus memeriksa pasien lainya" sela Erkan langsung memotong kata-kata adiknya..
"Akhh.. iya terimakasih sudah mengingatkan pak Erkan, kalo begitu saya permisi dulu, mari pak, ibu" jawab Zella sopan
"Mari dokter selamat bertugas" mamih Erkan
"Bye!... cantik semoga kita ketemu lagi" goda Revan langsung dapat tatapam tajam dari kakanya, Revan langsung memperlihatkan jarinya tanda damai sambil tersenyum lebar
keetika Zella sudah keluar dari ruangan tersebut seketika suara tawa terdengar di seluruh ruangan yang menertawakan tingkah Erkan pada Zella..
...*Di b**awah ini Visulnya kelurga ARSAKHA*...
...Daniel Gibran Arsakha...
...Tania Zaara Arsakha...
...Revan Gibra Arsakha...
...Vreya Zaara Arsakha...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
HIATUS
vreya cantiiik 😍
2020-12-18
1