Budayakan like sebelum membaca.
Bagi Vote seihklas anda.
Dan komentarlah sesuai alurnya.
Mari membagi bahagia dengan membaca.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
🎀Selamat Membaca🎀
Rafa berjalan santai seraya menikmati indahnya mentari pagi. Rafa merasa hari ini adalah hari yang sangat indah bagi dirinya. Lelaki tampan itu melangkahkan kaki keluar dari sebuah toko bunga yang tak kalah indanya dari sinar sang matahari pagi.
Sebuket mawar merah muda sudah berada di tanganya. "Harum." Gumam Rafa saat mencium aroma mawar itu. Bahkan Rafa sudah tak sabar ingin memberikan bunga cantik itu kepada calon istrinya.
Rafa mengeluarkan benda kecil dari saku celananya, sebuah kalung indah dengan huruf R sebagai leontinya juga akan rafa berikan kepada wanita cantik yang kini telah mengisi full relung hatinya. Ya dialah Refa Andrina, anak dari sahabat kedua orang tuanya.
Bayangan Refa benar-benar memenuhi benak dan fikiran Rafa. Lelaki tampan berwajah pucat itu selalu terngiang akan indahnya senyum sang calon istri tercinta, bagi Rafa. Refa adalah sosok yang sangat sempurna, wanita gila yang telah membuatnya benar-benar jatuh cinta.
.
.
-----------------------
Derrrrtttt.
Ponsel di saku celana Rafa bergetar. Dengan sigap Rafa mengambilnya, lelaki tampan nan rupawan itu menyungingkan senyum indah, kala mendapati nama sang calon istri tercinta tertera di layar ponsel miliknya.
"Rafa. Kau di mana? Aku sudah menunggumu 15 menit di sini." Nada bicara Refa terdengar sedang menahan kekesalan.
"Aku sudah ada di belakangmu!" Ucap Rafa seraya mematikan sambungan ponselnya.
Gadis cantik itu membalikan badanya dan benar saja, lelaki berwajah pucat itu sudah ada di hadapan Refa, membawa sebuket bunga mawar berwarna merah muda yang kini ada di tanganya.
"Ini untukmu." Rafa memberikan bunga indah itu kepada calon istri tercinta.
Refa tersenyum penuh makan, lalu mengambil sebuket bunga indah itu dari tangan Rafa.
"Terima kasih." Ucapanya. "Silahkan duduk! Seru Refa.
Rafa pun mendudukan tubuhnya, namun sorot matanya enggan berpaling memandangi wajah ayu calon istrinya itu.
"Permisi tuan, nona. Silahkan pilih menu yang ada di cafe kami!" Seru karyawan itu Ramah seraya memberikan daftar menu kepada kedua pasangan yang tinggal mengitung jam akan menikah.
Refa menaikan kedua alisnya lalu memesan makanan yang di inginkanya. "Kau mau makan apa?" Tanya Refa kepada Rafa.
"Aku sudah membawa ini dari rumah." Rafa menunjukan kotak kecil dari tasnya. "Ini mami yang menyiapkanya." Jelas Rafa yang membuat Refa menautkan kedua alisnya.
Sementara si karyawan cafe tak bisa menahan tawa, saat melihat lelaki setampan Rafa ternyata anak mami dan sangat manja.
"Apa yang kau tertawakan?" Refa heran dengan sikap Karyawan itu.
"Lucu, nona. Mungkin dia tak punya uang untuk mentraktir," ucap karyawan itu. "Jangan tertipu dengan penampilan mewahnya!" Ucapnya lagi
Rafa yang mendengar hardikan itu, hanya tersenyum kelu, sementara raut wajah Refa bagai merah membara, Refa cukup kesal dengan hardikan karyawan itu kepada calon suaminya.
"Sial, kau, ya! Jangankan hanya makananya, Cafe ini bisa saja di ambil alih olehnya!" Cetus Refa kesal dan berusaha membela calon suaminya. Sedangkan Rafa tersenyum sumringah melihat sikap tak biasa Refa.
Mendengar ucapan Refa yang terdengar begitu kesal. Membuat karyawan cafe itu meminta maaf kepada Rafa. Lelaki tampan itu membalas dengan senyuman. "Jangan di ulangi lagi!" Pesan Rafa singkat, yang membuat karyawan itu cukup malu.
_____________________
Hening.
Suasana hening seketika, baik Rafa dan Refa belum ada yang memulai percakapan. Hanya detak jantung Rafa yang berdetak lebih cepat dari biasanya
"Kauu___!" Rafa dan Refa mengucapan secara bersamaan.
"Kau saja dulu!" Seru Refa.
"Makanlah dulu! Ada yang ingin ku berikan kepadamu?"
"Apa itu?" Tanya Refa seraya menghabiskan makanan yang sudah di pesanya.
Rafa hanya diam, mendengar pertanyaan dari calon istrinya itu. Seraya memandangi Refa makan dengan lahapnya.
"Apa kau mau aku suap?" Canda Refa saat mendapati tatapan Rafa yang tak bisa.
"Tidak terim kasih." Ucap Rafa. "Ternyata makanmu banyak juga, ya, tapi kenapa tubuhmu tetap kurus begitu.
Refa tertawa saat Rafa memberikan pertanyaan itu untuknya. "Ini bukan kurus, tapi langsing tau." Jawab Refa yang membuat Rafa juga ikut tertawa.
Melihat tawa Rafa yang begitu lepasnya, membuat Refa cukup bahagia. "Aku berjanji akan membuatmu bahagia semampuku, walau cinta di hatiku belum tumbuh untukmu." Batin Refa seraya menatap wajah Rafa yang masih tengelam dalam tawanya.
"Kau sudah selesai makanya?" Tanya Rafa.
"Iya. Katakan! Apa yang akan kau berikan padaku? Bukankah kau sudah memberikan bunga yang indah untuku." Ucap Refa tanpa ragu.
Rafa pun berajanjak dari duduknya lalu melangkahkan kakinya mendekati Refa. Lelaki tampan itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Dengan pelan dan perlahan Rafa memakaikan kalung indah yang sengaja dia belikan untuk Refa.
"Apa ini?" Tanya Refa tak mengerti.
"Aku sengaja membelikanya untukmu, sebagai pengikat kau dan aku yang tinggal hitungan jam saja akan menikah." Bisik Rafa di telinga calon istrinya.
"Terima kasih, Rafa. Tapi harusnya kau tak perlu melakukan ini untuku." Ucap Refa sendu.
Rafa kembali ketempat duduknya. Lalu menggengam erat tangan Refa. "Kenapa. Apa karna kau dan aku menikah tanpa cinta?"
Refa terdiam.
"Kau memang tak mencintaiku, tapi aku mencintaimu. Jadi biarkan aku membahagiakanmu dengan caraku!" Tegas Rafa yang semakin erat menggenggam tangan Refa.
Lagi. Refa hanya bisa terdiam wanita cantik itu menatap tajam wajah Rafa. Ada rasa bersalah membenam dalam dadanya. "Andai, aku mengenalmu lebih dulu, sebelum Rafi hadir dalam hidupku, pasti aku akan jatuh cinta padamu!" Batin Refa sendu, ucapan itu hanya miliknya sendiri.
"Kau kenapa? Apa ucapanku salah." Rafa heran dengan sikap Refa yang tak biasa.
Refa tersenyum penuh makna, dirinya hanya menjawab pertanyaan Rafa itu dengan senyum paling indah dari wajahnya.
________________
Malam pun sudah menyapa, sang bintang bersinar terang dari atas sana. Rafa menghabiskan malam hari menjelang pagi dengan debaran tak biasa. Karna esok pagi dia akan menikahi gadis cantiknya.
Brukkk
Rafa menghempaskan tubuh lelahnya di ranjang empuk miliknya. Dirinya meraih benda pipih dari meja yang tak jauh dari sisi ranjangnya.
"Bisakah kau kerumahku?" Rafa menghubungi saudara sepupunya.
.
.
Tak selang beberapa lama, Rafi benar-benar memenuhi permintaan Rafa agar Rafi menemuinya.
"Ada apa kau memanggilku? Apa ada yang bisa ku bantu?" Tanya Rafi nada biaranya terdengar begitu sendu seraya membawa sebuah kotak yang cukup besar di tanganya.
"Aku hanya ingin kau menemaniku malam ini!" Pinta Rafa kepada Rafi. "Apa yang kau bawa itu?" Tanyanya lagi.
Rafi melangkahkan kakinya mendekati Rafa. Serta memberikan kotak yang ada di tanganya kepada saudara sepupunya yang sebentar lagi akan menikahi kekasihnya.
"Apa ini?" Tanya Rafa tak mengerti.
"Gunakan, Jas itu! Saat kau menikahi Refa besok pagi."Seru Rafi lagi.
Dengan cepat Rafa membukanya, dan ada binar tak biasa saat Rafa membuka isi kotak itu.
"Apa ini, Jas yang di belikan Refa untukmu?"
"Benar.
"Lalu kenapa kau berikan padaku?"
"Refa berharap, calon suaminya akan menggunakan jas itu. Saat dirinya menikah." Jelas Rafi.
"Tapi Refa berharap, yang akan menggunakan ini kamu, bukan aku," jawab Rafa kelu.
"Tak apa, kau dan aku sama saja.
"Maksudmu?"
"Sama-sama mencintai dia.
"Haaaaà!! Sorot mata Rafa mengarah ke wajah Rafi.
"Benarkan kataku. Bahwa kau benar-benar mencintai Refa?" Tanya Rafi lagi
Rafa diam tanpa kata, di tatapnya wajah Rafi penuh makna, ada luka yang menghujam hati saudara sepupunya itu, hingga membuat Rafa merasa sendu.
"Maafkan aku!" Bisiknya tiba-tiba. "Kau pasti akan mengunakan ini juga suatu saat nanti," Ucap Rafa lagi.
"Maksudmu?" Rafi menatap tak mengerti.
"Kau pasti sudah tau jawabanya." Jelas Rafa.
Rafi hanya menggelengkan kepalanya.
"Kau tau. Bahwa aku pasti akan pergi, yakinlah kau dan Refa akan bersama lagi." Ucap Rafa seraya menepuk bahu saudara sepupunya itu
PLAKKKKK.
Rafi spontan menampar wajah Rafa. Namun Lelaki berwajah pucat itu, justru memberikan senyum atas tamparan yang di berikan Rafi kepada dirinya itu.
"Gila!" Upat Rafi.
"Ya. Aku memang gila." Jawab Rafa dengan santainya.
Sementara Rafi sudah beranjak dan berencana pergi meninggalkan kamar saudara sepupunya.
"Heeey. Kau mau kemana?" Tanya Rafa dengan lantangnya.
"Berkelana. Karna esok aku akan menjadi pendamping sepupuku yang akan menikah.
"Siapa?" Canda Rafa sok polos.
"Entahlah. Gilaaa!!"
Rafa pun tertawa, namun nada tawa Rafa terdengar sumbang, lelaki tampan itu terdengar seperti menahan sesuatu.
"Rafi!" Panggil Rafa lagi. Namun kali ini suara Rafa terdengar sangat lirih.
Mendengar hal itu, Rafi segera membalik badanya dan kini matanya menatap wajah Rafa. Yang terlihat pucat. "Apa, sakit itu datang lagi?" Rafi memegang tangan Rafa yang begitu dingin menurutnya.
"Tidak." Jawab Rafa.
"Baiklah. Jika begitu, aku pulang dulu dan kau harus segera beristirahat."
Rafa tak bergeming dengan apa yang Rafi katakan kepadanya. Dia memandagi langkah Rafi yang akan pergi.
"Apa kau tak berniat menggagalkan pernikahanku? masih ada waktu jika kau ingin melakukanya." Kata-kata itu tanpa sopan dan santun keluar dari mulut Rafa.
Rafi hanya tersenyum kelu mendengar seruan itu. Tanpa kembali menatap wajah sepupunya, lelaki yang tengah patah hati itu, segera menutup pintu kamar Rafa.
Di depan kamar Rafa. Rafi mendudukan tubuhnya. "Andai, kau sehat ingin sekali aku menghajarmu," gumam Rafi sendu.
Sementara dari kejauhan, seseorang memandang Rafi dengan perasaan yang teramat sedih.
.
.
.
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱.
🌷JANGAN LUPA BAHAGIA BUAT PARA PEMBACA.
🌷SALAM DAMAI PENUH CINTA.
DARI : RAFA
RAFI
REFA
🌷TERIMA KASIH🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Lucki RM
jangan bilang ntar end nya Rafi sama Refa nikah pas Rafa sudah meninggal
2021-03-21
0
Lucki RM
jangan bilang ntar end ya Rafi sama Refa pas Rafa sudah meninggal
2021-03-21
0
Gia Gigin
Rafi ternyata kuat juga menahan egonya kamu termasuk spesies langkah juga😂😂😂 demi Rafa, Thor buat Rafa bisa melewati sakitnya, kenapa harus Refa yg Rafa cinta seandainya tdk ada yg tersakiti dan Rafi Semoga kau mendapatkan kebahagiaan mu walaupun tanpa Refa 😍😍😍
2021-03-03
0