🌷Jangan lupa tinggalkan jejak anda gaes!"
🌱Like
❤Vote
🌱Komen
❤Rate
🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀
SEBATAS MATA MEMANDANG
SEBATAS NALAR MENGHAYAL
TAK PASTI NAMUN TERJADI
TANPA KOMPROMI DAN JUGA JANJI.
KETIKA DATANG TAK BISA DI HINDARI.
ITULAH "MATI"
❤Selamat membaca❤
Luka. Ya kata itulah yang kini menyelimuti hati Rafa. Kecewa, dan kata itu pula yang kini di rasakan kedua orang tua Rafa.
"Jeng, kenapa? Apa ada yang salah dengan ucapan, suami saya?" Tanya si mama (Emaknya Refa), ketika melihat perubahan di raut wajah sahabatnya.
Si mami hanya diam, hatinya perih teramat dalam, terlebih lagi saat memandang Rafa, anak kesayanganya itu hanya menundukan kepala. Begitu pun si papi, ingin sekali dirinya mencaci maki sahabat yang ada di depanya kini, namun entah mengapa, saat dirinya menatap Refa. Gadis cantik itu seolah memberi isyarat agar si papi bisa menanggalkan emosinya.
"Lalu, Om akan menol___!" Ucapan Rafa terhenti saat akan mengatakan kejujuran kepada kedua orang tua Refa. Gadis cantik itu mendekati Rafa lalu menendang kakinya, hingga membuat Rafa cukup ke sakitan karna ulah konyolnya. "Auuuuuuw! Sakit tau." Cetus Rafa seraya mengelus-elus kakinya.
"Ehhh. Maaf-maaf! Aku tak sengaja." Ucap Refa. "Jangan katakan apa pun, diam saja!" Bisik Refa begitu pelan di telinga Rafa.
Tingkah konyol Refa, membuat kedua orang tua Rafa, tersenyum bahagia, sebab mereka menangkap sinyal, bahwa gadis cantik itu tengah menutupi kelemahan anaknya di hadapan kedua orang tuanya.
"Refa. Ada apa denganmu, kenapa sikapmu aneh begitu? Bersikaplah sedikit sopan di hadapan calon mertuamu! Masa kau tendang Rafa di hadapan kedua orang tuanya." Omel si papa panjang lebarnya.
Sementara Refa tersenyum penuh makna, saat mendengar omelan si papa untuknya. Itu artinya si papa tak menaruh curiga dengan tingkah konyol yang di lakukanya, demi menutupi sakit Rafa dari kedua orang tuanya.
.
.
.
Pertemuan hari ini pun berakhir. Baik kedua orang tua Rafa atau pun Refa sudah sama-sama sepakat, bahwa pernikahan kedua anaknya akan di laksanankan sekitar 3 minggu lagi. Awalnya, baik Rafa dan Refa sedikit menolak, karna menurut mereka, 3 minggu terlalu cepat dan 3 minggu waktu yang teramat singkat. Namun apa daya, kedua orang tua mereka bersikukuh agar mempercepat pernikahan kedua anaknya, sehingga Rafa dan Refa tak akan mungkin menolaknya.
_________________
Setelah pulang dari rumah Refa. Lelaki tampan itu langsung masuk di kamarnya. Baik si papi atau pun si mami, hanya diam saja. Membiarkan Rafa belalu begitu saja, karna mereka tau bahwa hati Rafa kini sangat terluka.
BRUUK
Rafa menjatuhkan tubuhnya di pembaringan. Lelaki tampan nan rupawan itu, menatap kelu langit-langit kamarnya, bahkan dia mengerutkan wajahnya, saat mengingat, kata-kata calon mertuanya siang tadi.
"Aaah!" Rafa berdecak kesal seraya mengambil bantal guling kesayangnya. "Kau akan menjadi sababat setiaku, sampai aku mati nanti," ucap Rafa kepada bantal guling miliknya.
Karna sudah terlalu lelah, sayup-sayup Rafa mulai memejamkan matanya, kini Rafa sudah tenggelam dalam dunia mimpinya.
Ceklek.
Si mami perlahan membuka pintu kamar, anaknya. Wanita paruh baya itu tersenyum getir saat melihat Rafa sudah tertidur lelap, memeluk bantal guling kesaynganya. "Selamat tidur sayang!" Bisik si mami di telinga Rafa, lalu menarik selimut dan menutupi tubuh anaknya.
Raut wajah sang mami, terlihat begitu sedih. Bagai mana tidak, kian hari wajah tampan Rafa semakin tampak pucat saja. "Kau harus bahagia sayang! Mami akan selalu melakuakan yang terbaik untukmu," ucap si mami sendu,
__________
Sang fajar mulai menyapa. Matahari mulai menampakan sinar indahnya. Awan putih mulai bersahabat dengan langit berwarna biru itu. Burung-burung mulai berterbangan, seolah-oleh sedang mengejar sang awan.
Rafa sudah berada di kantornya, akhir-akhir ini, si anak mami sering kekantor pagi-pagi sekali. Entahlah, atas dasar apa dia melakukanya demi Refa atau demi pekerjaanya, hanya Rafa sendirilah yang memahaminya.
Chiit
Refa menghentikan mobilnya dan tak lama kemudian Rafi pun datang juga. Rafa yang memang belum masuk ke dalam kantornya, tersenyum sendu melihat kedatangan Rafi dan Refa secara bersamaan.
"Pagi, Pak Rafa!" Rafi dan Refa menyapa Rafa bersama.
"Pagi, juga!" Jawab Rafa penuh makna.
Rafa pun segera masuk kekantornya, begitu pun Rafi dan Refa. Mereka mulai aktifitas kerja seperti biasanya.
"Nanti siang. Kalian makan bersamaku!" Titah Rafa kepada Rafi dan Refa.
Keduanya mengangguk, dan saling bertatap heran, Rafi yakin sekali, bahwa ada yang akan di bicarakan oleh Rafa.
.
.
.
Saat makan siang pun datang, Rafi dan Refa sudah berada di Cafe tak jauh dari kantornya. Keduanya kini tengah menunggu kehadiran Refa.
"Haayyoooo! Lagi nungguin aku, Ya?" Refa coba mengejutkan keduanya.
Namun Rafa menatap kelu, calon Istrinya itu justru menepuk bahu Rafi dan menatap wajah lelaki itu, bukan dirinya. Gadis cantik itu segera duduk di antara keduanya.
"Permisi. Ini makanan yang sudah di pesan tadi!" Ucap si Karyawan cafe itu ramah.
"Terima kasih." Jawab Rafa.
Refa nampak begitu bahagia, karna makanan yang kini ada di hadapanya, benar-benar ke sukaanya.
"Woow..!" Cetus Refa sumringah
"Aku yang memesankanya untukmu!" Tegas Rafi.
"Waah, terima kasih. Kau benar-benar selalu memahamiku!" Puji Refa tanpa ragu, seraya mencubit pipi Rafi begitu mesra.
Rafa hanya membisu, melihat kebahagiaan Rafi dan Refa itu. Tatapanya semakin sendu, mana kala keduanya bagai tak perduli dengan kehadiranya.
Rafa beranjak dari duduknya, berniat meninggalkan Rafi dan Refa yang tengah bermesraan penuh cinta. Namun langkah laki-laki tampan itu terhenti seketika, saat Refa menggenggam tanganya.
"Jangan pergi, tetaplah di sini!" Pinta Refa penuh arti.
"Apa alasanya, aku ada di sini? Memandangi kau bermesraan dengan, Rafi?" Ucap Rafa ketus
Sementara Rafi hanya menatap heran, tak mengerti dengan cara Refa. Cara yang membuat otaknya di penuhi tanda tanya
"Kau mau tau, kenapa aku melarangmu untuk pergi?" Matanya menatap Rafa tanganya menggenggam tangan Rafi.
Rafa menggelengkan kepalanya, sedangkan Rafi semakin penasaran, dengan sikap Refa yang tak biasa.
"Kau sakit melihatku bersama, Rafi? Seperti itulah perasaan Rafi setelah kita menikah nanti!" Jelas Refa.
"Haaaahhhh!" Hati Rafa tersentak mendengarnya, begitu pun Rafi, yang juga heran dengan sikap gadis yang masih menggenggam tanganya kini. "Apa maksud ucapanmu itu?" Tanya Rafa sendu.
"Aku di sini bermesraan dengan Rafi hanya 15 menit saja. Sedangkan jika kau dan aku menikah, kita akan bersama setiap pagi siang sore dan saat malam tiba, kau dan aku akan terus bersama. Jadi janganlah cemburu!" Tegas Refa yang membuat Rafa diam tanpa kata.
Penjelasan Refa membuat Rafa terenyuh. Begitu pun Rafi, dia sendiri tak mengerti, harus bagai mana saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Refa.
CK.
"Aaahhhw!" Rafa memeggang perutnya tiba-tiba. Hal itu sontak saja membuat Rafi dan Refa panik seketika.
"Kau kenapa?" Refa menggenggam tangan Rafa yang begitu dingin saat menyentuhnya.
"Ayo. Kita ke rumah sakit!" Rafi ikut panik.
"Tidak, bawa aku pulang saja!" Pinta Rafa.
Tanpa fikir panjang, Rafi segera memapah tubuh Rafa, dan membawa Rafa masuk kedalam mobilnya, begitu pun Refa, gadis cantik itu juga mengikuti langkah keduanya.
TAAP
Tiba-tiba saja pandangan Rafa gelap seketika.
"Rafa. Rafa!" Kau kenapa panggil Rafi mengguncang tubuh sepupunya.
"Rafa. Buka matamu! Ada apa denganmu, kenapa kau tiba-tiba saja tak sadarkan diri seperti ini?" Refa semakin panik juga.
Ada apa dengan Rafa? Entahlah. Sepertinya faktor makanan yang membuatnya tiba-tiba bagai tak bernyawa. Itulah sebabnya kenapa, selama ini si mami, mati-matian melarang Rafa makan sembarangan, karna jika salah-salah, akan fatal akibatnya.
Tanpa fikir panjang lagi, Rafi dan Refa membawa Rafa ke Rumah Sakit saja. Dan tak lupa mereka mengabari juga kedua orang tua Rafa.
_____
Angin menderu keras, membelai apa saja yang di temuinya. Membuat gorden putih yang ada di ruangan Rafa, terobang-ambing terkena hembusanya. Sejuk angin itu seolah mencoba ikut membangunkan Rafa, yang masih bertahan dengan mata terpejamnya.
"Baru tadi, aku melihatmu berdiri di hadapanku, tapi dengan sekejab saja, aku melihatmu terpejam dan tak berdaya. Sebenarnya, kau sakit apa?" Tanya Refa pada dirinya, Batinya sendu bercampur pilu.
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱
🍀MOHON DUKUNGANYA GAES.
🍀JANGAN LUPA BAHAGIA BUAT KALIAN SEMUA❤
🍀SALAM DARI RAFA RAFI REFA.
❤TERIMA KASIH❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
ReyN
apapun ceritanya Refa seorang wanita yg baik2 tak akan membiarkan dirinya bermesraan dgn laki2 lain ketika akan mengambil keputusan akan menikah dgn laki2 lain jgn hy Krn menyenangkan pihak2 tentu. pernikahan di jadikan ajang percobaan. dan Rafa juga jgn terlalu memaksa bila refa tak mau meninggalkan kekasihnya. dgn sikap rwfa Apr ini ibarat sama dgn wanita murahan. yg gampangan yg seakan-akan memberikan harapan pd Rafa.
2021-06-26
0
Gia Gigin
Sama "dilema 😭😭😭😭😭
2021-03-02
0
🍾⃝ɴͩɪᷞɴͧᴅᷠʏͣᴀ ᴘuᴛʀɪ
klo AQ jd Rafa...lebih baik AQ mundur teratur...dripda lanjut melangkah tp AQ membuat sakit parah...harusnya Refa juga jgn memberi harapan PD Rafa...wajar Rafa cemburu,karna melihat calon istrinya bermesraan dengan kekasihnya..tp seharusnya ragi n Refa g boleh gitu...bukannya Rafa makin sehat justru makin bertambah parah...AQ kasihan sm Rafa...
2021-02-23
1