Maafkan aku ya, jika masih banyak typo di karya saya, mohon koreksinya. Boleh beritahu saya, tapi mohon di maklumi ya 😁. Sebab saya menulis tangan saya masih setia sama temenya.
🙄🙃
🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀.
KETIKA MALAM TAK LAGI GELAP
KETIKA SIANG TAK LAGI TERANG.
TAK AKAN ADA SEMUA ITU.
KARNA SEMUA ITU HANYA ADA
DI DUNIA MATI. SEPI SUNYI SENDIRI.
TAK AKAN ADA MALAM DAN SIANG LAGI.
🌱Selamat Membaca🌱
Rafi mengerutkan wajah tampanya setelah melihat bekas bibir wanita di kening Refa. Kekasih Refa itu sedikit mengigit bibirnya.
"Benar. Aku brnar-benar cemburu," batin Rafi sendu.
"Jangan cemburu, singkirkan wajah masamu itu! Ini bukan kecupan dari kekasihmu, tapi ini kecupan selamat pagi dari, mami tadi," jelas Rafa berbohong.
"Benarkah?" Rafi menatap penuh selidik.
"Iya...
"Haahahahahahaha___!" Rafi tertawa sejadi-jadinya.
Sementara Rafa dan Refa sama-sama menautkan kedua alisnya, keduanya cukup penasaran dengan sikap Rafi yang mengherakan.
"Issssshhhh...!" Refa berdecak kesal, dia menggigit bibir sexinya seraya mencubit hidung Rafi.
"Aww! Sakit, Yank." Cetus Rafi manja.
"Apa yang baru saja kau tertawakan? Sikapmu benar-benar mengherankan." Cetus Refa penasaran.
"Tidak, Yank. Seandainya tadi kau memang mencium Rafa, silahlan saja! Kan dia nanti akan menjadi Suamimu," Rafi coba menahan rasa cemburu. Hati dan mulutnya berkata lain.
"Tidak!" Cetus Rafa tiba-tiba. "Dia milikmu, bukan miliku," ucap Rafa tanpa ragu.
Rafi dan Refa terdiam mendengera apa yang baru saja Rafa ucapkan, keduanya saling bepandangan.
"Aku menikahinya hanya status, dia tetap miliku," jelas Rafa sendu.
Rafi dan Refa masih saling berpandangan.
"Aku tak mau menyakitimu, tapi aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku. Tenang saja! Aku pasti akan pergi, dan kau bisa memiliki dia setuhnya," sorot mata Rafa menatap Refa. Wanta yang sebentar lagi akan di nikahinya.
"Kau bicara apa, hah? Tidak ada yang akan pergi, kau akan tetap di sini bersama kami." Tegas Rafi menguatkan.
Rafa mengulas seutas senyum di bibirnya, saat Rafi berusaha menguatkanya.
____________________
(Di rumah Refa)
"Sayang, kenapa kau belum makan juga?" Sang mama heran, melihat tingkah Refa yang tak biasa, putri semata wayangnya itu hanya memainkan sendok di pring makanya.
"Aku belum nafus makan, Ma!" Jawab Refa.
"Kenapa sayang, apa kau masih memikirian tentang perjodohamu dengan, Rafa?"
"Heeeeemmz!" Refa menarik nafasnya.
"Jika iya. Mama dan Papa akan bicara baik-baik kepada kedua orang tua Rafa, bahwa kau menolaknya," tambah sang mama seraya membelai rambut lurus Refa.
"Ja-jangan, ma. Jangan batakan!" Tegas Refa gemetaran.
"Itu artinya, kau bersedia menikah dengan, Rafa?" Tanya si papa yang mulai ikut angkat bicara.
"Iya." Jawab Refa singkat dengan mengukir senyum terpaksa di wajah cantiknya. "Oh ya, apakah, mama dan papa tau sesuatu tentang, Rafa?" Selidik Refa.
"Tau.." Jawab si papa.
"Tau, apa pah?" Refa penasaran, "Benarkah kedua orang tuanya sudah mengetahui, prihal sakit Rafa selama ini. Batin Refa dalam hati.
"Iya, papa dan mama sangat tau, siapa si Rafa itu, anak yang sangat berprestasi sejak kecil, dan selalu membanggakan. Bahkan saat, Papinya menyerahkan urusan prusahaan kepada Rafa di usianya yang terbilang muda, Rafa berhasil membuat semua rekan kerjanya tak akan berpaling darinya, Dan bayak perusahaan lain berbondong-bondong menanam saham di perusahaanya!" Jelas sang papa panjang lebar, dia sangat bersemangat ketika menceritakan tentang calon menantunya itu.
"Haaaahhh. Benarkah? Sehebat itu kah dia?" Tanya Refa.
"Benar, sayang," jawab si papa.
"Ohh, baiklah! Selain itu apa, papa dan mama tau sesuatu lagi tentang, Rafa?" Refa masih penasaran.
"Tau apa, sayang? Yang mama dan papa tau, bahwa calon suamimu itu, adalah sosok yang sempurna, baik hati, sopan bahkan dia sangat tampan dan mapan.
Refa terdiam sejenak. "Sepertinya, papa dan mama, belum tau tentang sakit yang di derita, Rafa itu," gumam Refa dalam hatinya.
"Memangnya, ada apa sayang?" si mama mulai penasaran.
"Ahhh, tidak mah!" Jawab Refa. "Oh iya mah, pah. Kemarin sahabatku si Desi akan menikah dengan Anwar, salah satu Bos di perusahaan ternama."
"Waaahhh. Tolong sampaikan selamat dari mama dan papa untuknya!" Seru si mama.
"Tapi sayang, mah,"
"Kenapa?" Si mama menautkan kedua alisnya.
"Mereka gagal menikah,"
"Loh, kok bisa. Kenapa?" Si mama penuh tanya.
"Ternyata si Anwar sakit parah, mah, dan keluarganya menyembunyikan semua itu dari keluarga, Desi. Jadi ketika semua keluarga dari pihak wanita mengetahuinya, mereka langsung membatalkan pernikahan, begitu saja." Refa mengarang cerita bebas demi mendapatkan jawaban dari kedua orang tuanya jika suatu hari nanti mereka mengetahui, bahwa Rafa sakit parah.
"Haaaaahhhhhhh__!" Si mama dan si papa sama-sama terkejut. Mendengar cerita Refa tentang sahabatnya.
"Semoga, Rafa tidak ya, mah?" Tanya si papah seraya tersenyum ke arah wanita cantik yang telah setia selalu berada di sampingnya.
"Iya, pah." Jawab si mama singkat saja seraya membalas senyum sang suami tercinta.
"Apa, mama dan papa akan melakukan hal yang sama, jika semua itu terjadi kepada, Rafa?"
"Tentu..!" Jawab si mama dan papa bersamaan.
Refa tersenyum kelu, mendengar jawaban dari kedua orang tuanya itu
___________________
Setelah satu minggu berlalu, Rafa mulai berangsur pulih, dia bahkan memutuskan untuk memulai aktifas seperti biasanya. Walau sebenarnya sakit di kepalanya masih sering terasa.
"Jika belum mampu, kekantor. Jangan di paksakan sayang!" Seru si mami.
"Sudah baikan, Mi. Aku tak sudah tak sakit lagi," jawab Rafa di sertai senyum penuh arti.
Mendengar jawaban itu, si mami hanya menganggukan kepalanya, dan mengijinkan Rafa kembali ke kantor, walau sebenarnya hati si mami belum mengizinkanya.
______________
Rafa mengukir senyum tipis di wajahnya, saat semua karyawan menyapa ramah kedatanganya. Laki-laki tampan itu hanya tersenyum sendu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Hay." Sapa Rafi tiba-tiba dia terlihat bahagia karna Rafa sudah mulai bekerja.
"Hey, kau rupanya. Oh ya, apa agendaku hari ini?" Tanya Rafa seraya menepuk bahu Rafi.
"Itu bukan urusanku, tanyakan pada sekretarismu!" Jawab Rafi lalu pergi dari hadapan Rafa dan kembali ke ruang kerjanya.
Tag
Tag
Tag
Seorang gadis cantik datang dengan begitu santainya, lalu tersenyum manis ke arah Rafa.
"Maafkan aku, Pak Rafa! Aku datang agak telat, aku baru saja belanja, toko yang waktu itu sedang ada discon besar-besaran," ucap Refa berbisik di telinga Rafa.
"Cihhh. Sial! Upat Rafa. "Apa katamu, agak siang? Ini jam sudah 10, apa ini masih pagi menurutmu?"
"Tentu, Pak. Sebab siang itu mulai jam 11.00 sampai jam 14.00. Itu baru masih siang, Pak," jelas Refa yang mulai berulah.
"Dihh dasar, gila!" Cetus Rafa kesal.
"Gila-gila begini, sebentar lagi akan menjadi Istrimu," jawab Refa tanpa ragu, seraya berlalu dari hadapan Rafa.
Mendengar kata-kata itu, Rafa mengukir senyum di wajahnya. "Syukurlah, jika dia benar-benar menerimanya," batin Rafa.
Sementara di balik pintu ruang kerjanya, Rafi menyaksikan pemandangan itu dengan perasaan terluka. "Tuhan. Bagaimana jika nanti Refa benar-benar jatuh cinta kepada, Rafa?" Tanya Rafi pada dirinya sendiri.
🍀🍀🍀🍀🎀🎀🎀🎀🍀🍀🍀🍀.
🍀Jangan lupa tinggalkan jejak, ya!
🌷Like
🍀Vote
🌷Komen.
❤Terima kasih❤
❤Jangan lupa bahagia buat kalian semua❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
👑⁹⁹Fiaᷤnͨeͦ🦂
Hadir
2021-04-05
0
Gia Gigin
Fix Rafa sakit Leukimia 😭😭😭
2021-03-02
0
Nesa Satria
sebenerny sakit ap si thooorrr si rafa
bikin sedih aq aj deh 🤭
2021-01-16
2