JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK ANDA.
BERIKAN VOTE SEIHKLASNYA, LALU RATE JIKA ANDA BISA, DAN BUDAYAKAN LIKE SEBELUM MEMBACA.
MARI SALING MEMBAGI BAHAGIA.
🎀🎀 🌱🌱 🎀🎀 🌱🌱
🍀Selamat Membaca🍀
Rafa menyandarkan tubuhnya tak jauh dari keberadaan Si Mami dan juga Refa, dirinya memandangi kedua Wanita itu yang tengah asik berbicara tanpa sedikit pun memperdulikan dirinya.
Karna terlalu asiknya mereka berbicara, keduanya pun tak sadar bahwa sore telah menyapa.
"Tante. Aku pulang dulu, ya," pamit Refa sopan.
"Iya, sayang, biar Rafa yang mengantarmu," Balas si Mami.
Awalnya baik Refa atau pun Rafa sama-sama menolaknya, namun karna si mami cukup memaksa, hingga membuat keduanya tak ada pilihan keculi memenuhi permintaanya. Hal itu cukup membuat sang Mami tersenyum bahagia.
_______________
Dalam perjalanan, baik Refa atau pun Rafa sama-sama, tak ada yang mau memulai untuk bicara. Entahlah, apa yang ada dalam benak mereka, yang pasti hanya mereka berdualah yang mengetahuinya.
"Apa kau___!" Saat keduanya membuka suara, justru mereka mengucapkan kata yang sama.
"Pak Rafa, saja dulu!" Seru Refa.
"Ahhh. Tidak, kamu saja dulu!" Balas Rafa.
Keduanya pun tertawa, hingga akhirnya Refalah yang memulai untuk bebicara.
"Pak Rafa, nurut banget sama Si Mami ya. Salut, jarang loh ada cowok seperti itu," puji Refa.
"Hemmmz. Sudah seharusnya, bahwa seorang anak menuruti ke ingin orang tua, selama masih memiliki nyawa dan di izinkan tinggal di Dunia." Tegas Rafa dengan senyum sejuta makna, Jawaban Rafa atas pertanyaanya membuat Refa terdiam seribu bahasa.
Jujur, sebenarnya Refa ingin sekali mencaci Rafa anak mami, namun Refa mengurungkan niatnya kala mendengar jawaban yang di berikan Rafa padanya.
Chiiiit.
Rafa menghentikan laju mobilnya, saat susah tiba tepat di depan rumah Refa.
"Mampir, Pak!" Seru Refa.
"Tidak, terima kasih. Oh ya, Refa!"
"Iya, ada apa, pak?"
"Tolong, jika di luar kantor, jangan panggil saya Bapak!" Tegas Rafa.
"Ba_ik, Pak." Jawab Refa terpatah-patah, mana kala Rafa langsung pergi begitu saja, tanpa mendengarkan jawaban darinya. "Astaga, dasar cowok gila," Upat Refa seraya memandangi laju mobil Rafa yang semakin menjauhinya.
___________
Sampailah Rafa di rumahnya, dirinya mendapti si mami tengah asik membicarakan sesuatu kepada si papi.
"Papi, sudah pulang," sapa Rafa lalu mencium tangan papinya.
"Iya, sayang. Rafa dari mana?" tanya si papi
"Dia baru anterin calon mantu kita, Pi," jawab si mami membalas pertanyaan Sang papi.
"Mulai deh, Mami." Cetus Rafa seraya melenggangkan langkah kakinya.
.
.
.
"Apa yang mami ucapkan serius, bukan bercanda," Ucap si Mami tiba-tiba, yang membuat Rafa seketika saja menghentikan langkahnya.
"Apa maksud, mami?"
"Mami dan Papi serata kedua orang tua Refa, sudah menjodohkan kalian sejak kecil," jelas si Mami yang membuat Rafa semakin tak mengerti.
"Tapi, Mi.
"Apa kamu mau membantah, mami?"
"Maaf, mi. Selama ini aku sudah menuruti semua keinginan, Mami. Tapi tidak untuk yang satu ini," Tegas Rafa yang membuat si Mami tak percaya dengan apa yang di katakan Rafa kepadanya.
"Apa alasanmu, menolak Refa?"
"Ini masalah hati, mi, belum tentu Refa menyukai Rafa atau pun sebaliknya, lagi pula mami juga tidak tau kan, apakah di luar sana Refa memiliki kekasih yang mungkin dia cintai,"
"Tapi Orang Tua Refa, sudah setujuh untuk menjodohkan Refa denganmu,"
"Tidak bisa begitu, mi. Refa adalah kekasih Rafi, Saudara sepupuku sendiri," Jelas Rafa tentu saja membuat kedua orang tuanya, menatap tak percaya ke arahnya.
"Apa kau serius, dari mana kamu tau?" si mami sedikit tak mempercayainya.
"Rafi dan Refa sendiri yang mengatakan itu di hadapanku, beberapa waktu lalu.
"Baiklah, kalau begitu mami yang akan bicara kepada Rafi, umtuk mengihklaskan Refa untukmu,"
"Jangan gila, mi! Refa bukan mainan yang perlu di ihlaskan. Dia punya pilihanya sendri,"
"Tidak ada tapi-tapi. Kau dan Refa harus menikah." Jawab si Mami yang membuat Rafa bedecak kesal.
"Apa alasan mami, bersikukuh menjodohkan aku dan juga Refa?
"Iya. Karna mami tau Refa anak baik, dari keluarga yang baik-baik, dia cerdas dalam bidang perkantoran, jadi dia bisa membantumu mengurus Perusahaan. Yang paling penting Refa itu berbeda, dia tidak lemah, dia wanita tegas, mami yakin dia akan mampu menjagamu dengan baik, jika kalian sudah menikah nanti," Tegas si mami, panjang lebar hingga membuat Rafa menatap nanar.
"Jika itu alasan mami, aku tak bisa menerimanya," jawab Rafa.
"Kenapa?"
"Pertama Refa sudah memiliki kekasih, dan dia saudaraku sendiri. Kedua, aku merasa cukup tersinggung dengan perkataan mami, bahwa jika sudah menikah nanti, Refa yang akan menjagaku. Itu bukan yang terbaik mi, seharusnya, Suamilah yang menjaga Istrinya, bukan Suami menjadi beban untuk Istri. Itu artinya, Mami sama saja akan membuat anak orang menderita, untuk menikah denganku,"
"Tapi sayang, kau juga berhak bahagia, dan mami sangat yakin, Refalah yang terbaik buatmu,"
"Mami tak berhak mengatur masa depan Refa, dia belum tentu mau menikah denganku,"
"Baiklah, jika Refa menyanggupinya. Apa kau mau menikah denganya,"
"Itu tak mungkin terjadi, Mi, karna Refa sudah memiliki kekasih," Rafa nampak cukup sedih.
"Mami tak mau tau itu, yang mami mau adalah jawabanmu. Apa kau bersedia menikah dengan Refa, jika Refa menyetujuinya?" Tanya si mami dengan tatapan penuh harapan.
Rafa terdiam sejenak, dirinya sedang memikirkan pertanyaan si mami yang cukup membuat dilema dirinya.
"Haaah," Rafa menaraik nafas panjang lalu membuang secara perlahan.
"Bagaimana, sayang? mami butuh jawabanmu,"
"Asal tidak akan menimbulkan, permusuhan antra aku dan Rafi, mungkin aku akan coba menerimanya,"
"Baiklah, mami yakin bahwa Rafi pasti akan mengerti, karna dia tau kondisimu seperti apa saat ini.
Rafa hanya terdiam, dia coba menerima apa yang telah di rencanakan kedua orang tuanya, Rafa yakin, apa yang di rencanakan si mami adalah yang terbaik untuknya dan masa depanya, walau sebenarnya Rafa sangat yakin Refa tak akan mungkin mau menikah denganya. Karna melihat apa yang terjadi setelah bertemu beberapa kali, Refa dan Rafa bagaikan Tikus dan Kucing, yang sangat susah untuk di persatukan.
.
.
.
BRUUUUK
Tiba-tiba terdengan suara keras dari luar rumah Rafa, yang membuat Rafa dan kedua orang tuanya terkejut luar bisa.
Tanpa fikir panjang mereka beranjak dari duduknya. Untuk melihat siapa yang berada di luar rumahnya.
Namun tak ada siapa-siapa, saat mereka melihat keluar rumah, hanya ada pot bunga yang pecah karna terjatuh.
"Mungkin Kucing, yang menjatuhkanya," Cetus si Papi seraya melangkahkan kaki untuk masuk kedalam rumah lagi, begitu pun si mami.
Namun berbeda dengan firasat Rafa, dia yakin sekali, bahwa pasti ada seseorang yang datang kesini, dan di pastikan dia mendengar semua pembicaraan antara Rafa dan kedua orang tuanya. Namun siapa dia, Rafa pun tak mengetahuinya.
🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔.
🌱🎀🌱🎀🌱🎀🌱🎀🌱🎀🌱🎀🌱.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
KIA Qirana
7in1
Sapta Eka
Tujuh dalam Satu
🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2021-09-17
0
Herlan Sylvana
pasti rafi, kasian dia
2021-07-29
0
Dea Amira 🍁
rafi tu psti.
2021-04-08
2