JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
LIKE. VOTE. RATE. KOMEN ❤
ANDA BACA KARYA SAYA
SAYA BACA KARYA ANDA😉
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
🎀Selamat Membaca🎀
Hari ini Rafa memutuskan di rumah saja, karna bisanya setiap Weekend, baik si mami atau pun papi, pasti sibuk rebuatan dirinya. Si mami biasanya paling suka mengajak Rafa menemani dirinya ke salon. Sedangkan si Papi paling suka mengajak Rafa main Tenis meja.
Namun tak seperti hari-hari libur biasanya, Rafa lebih memilih untuk di rumah saja, mengistirahatkan tubuhnya dari semua aktifitas yang ada.
BYUUUR.
Rafa menceburkan tubuh gagahnya kedalam kolam renang, merasakan sensasi yang tak bisa yang sangat jarang di nikamtinya. Karna sang Mami tak pernah mengijinkan Rafa berenang terlalu lama. Maklum si Mami takut anaknya kedinginan 😁. Jadi Rafa memanfaatkan waktunya ketika sang Mami tak ad di rumah.
.
.
"Heemz. Hemz!" Sesorang datang dan menyapa Rafa dengan gaya tengilnya.
"Hey. Tumben kesini? biasa hari libur jalan-jalan sama sang pacar tercinta," balas Rafa.
"Sibuk, dia lagi shoping sama mamanya. Biasa wanita, kalau urusan belanja tak bisa nanti dulu."
"Hahahaha. Kasihan!" Hardik Rafa kepada Rafi.
Ya. Yang datang adalah Rafi kekasih dari Refa yang tak lain Sekretaris Rafa.
"Nihh!" Rafi melemparkan sesuatu ke arah Rafa.
"Apa ini?"
"Mamimu tadi, memintaku untuk mengambil obat untukmu di Apotik Dokter Reikhan.
"Heemz. Dasar mami," desuh Rafa seraya menghembuskan nafas panjangnya.
"Sudahlah jangan terlalu lama berenang! Nanti kau kedinginan dan itu tak baik untuk kesehatanmu," seru Rafi seraya mengulurkan tanganya, agar Rafa menghentikan aktifitas berenangnya.
Rafa segera mengeringkan tubuhnya, mengganti baju lalu menemani Rafi yang tak lain adalah Saudara sepupunya.
"Permisi, Mas Rafa dan Mas Rafi, ini minumnya," ucap bi Ani.
"Terima kasih, Bik." Balas Rafa ramah.
"Pembantu baru Bro?" tanya Rafi seraya memandangi langkah Ani yang semakin lenyap dari pandanganya.
"Iya. Tapi dia datang pagi pulang sore. Kenapa? dilarang jatuh cinta, dia sudah punya Suami," tegas Rafa, membuat Rafi mengernyitkan wajahnya.
"Hiiih." Rafi berdecak kesal.
"Lagi pula, kau kan sudah punya Refa,"
"Refa tak terlalu mencintaiku, hanya aku yang sepenuhnya mencintainya,"
"Heems, sok tau! Apa buktinya dia tak mencintaimu?"
"Aku sudah terlalu sering di bohongi, Refa, tapi karna cintaku yang teramat besar darinya. aku tak pernah mempermasalahkanya. Karna bagiku, asal Refa tak pernah minta berpisah, aku tak akan melepaskanya," jelas Rafi dengan raut wajah yang cukup sedih.
Mendengar penjelasan Rafi, membuat Rafa menelan salivanya. "Sebesar itu, cinta Rafi untuk, Refa," batin Rafa dengan menatap wajah Rafi yang masih nampak sedih.
"Ahh sudahlah! Kenapa kita jadi bahas-bahas, Refa sih." Rafi menunjukan sikap kesalnya.
"Lalu kau mau bahas apa?"
"Main tebak-tebakan yok."
"Boleh, tapi kamu saja yang kasih tebakan, nanti aku yang jawab!" Seru Rafa kepada Rafi.
Rafi menganggukan kepalanya, kini dia tengah berfikir susah payah, mencari tebak-tebakan, agar Rafa tak bisa menjawabnya.
"Heems." Rafi menarik nafas panjang.
"Apa. Ayo cepatlah!" Rafa penasaran dengan tebak-tebakan yang akan Rafi berikan padanya.
"Kenapa Dokter melarang kita, TELENTANG?"
"Dih pertanyaan macam apa itu?"
"Udah jawab saja, kalau kau bisa.
"Ya, jelas di larang, lah. Kan bahaya kalau telentang, apa lagi telentang sembarangan. Kalau perempuan bisa-bisa hilang ke perawananya," jawab Rafa dengan formalnya.
"Kata siapa?"
"Kataku barusan,"
"Salah.
"Apa dong?" Rafa penasaran.
"Bener katamu, Telentang itu bahaya, bisa membunuh seketika.
"Loh. Kok bisa?"
"Lah iya, bukan hanya Telentang yang bahaya. TELEN BAUT, TELEN OBENG, TELEN PAKU itu semua bahaya, apa lagi TELEN TANG. Bisa mati seketika kita," Tegas Rafi di iringi tawa yang menggema, hingga membuat Rafa menggaruk-garuk kepalanya.
"Benar juga, ya," ucap Rafa yang membuat Rafi semakin tertawa sejadi-jadinya.
Kini keduanya larut dalam tawa, apa yang di lakukan Rafi cukup menghibur Rafa.
Tok
Tok
Tok
Seseorang memngetuk pintu.
"Sepertinya mami sudah pulang," ucap Rafa lalu beranjak dari duduknya.
Rafi pun mengikuti langkah Rafa. Dan benar saja si Mamilah yang sudah ada si depan pintu rumahnya.
"Sayang, Mami pulang," si Mami terlihat begitu senang.
"Apa ini, Mi? belanja kok bayak banget sih,"
"Iya. Sayang mami sangat bahagia, ini semua yang milihin calon Menantu mama,"
"Haaaah. Menantu?" Rafa dan Rafi beratanya secara bersama.
"Siapa, Mi?" Rafa tak mengerti.
"Iya, siapa, Onti? Rafi juga penasaran.
Dreeettt.
Tiba-tiba HandPone si mami berbunyi. Saat akan menjawab pertanyaan Rafa dan Rafi.
"Hallo, Saudaraku. Ada apa kau menelponku?" Si mami menyapa dengan gaya lebaynya.
Ternyata maminya si Rafi yang menghubunginya.
"Ohh. Baiklah, aku akan menyuruh Rafi pulang," balas si Mami lalu mematikan sambungan telponya.
Tut
Tut
Tut.
Sambungan telpon itu terputus.
"Siapa, Mi?"
"Maminya si Rafi." Seraya menatap Rafa. "Mamimu menyuruh pulang," si Mami lalu menatap wajah Rafi.
"Oh, baiklah, Onti," Rafi lalu melangkahkan kakinya untuk pergi.
Setelah Rafi sudah tak napak lagi, Rafa kembali bertanya kepada si mami, prihal calon Mantu yang di ucapkanya tadi.
"Mi, siapa si calon, Mantu mami? maksud mami calon istriku. Hiiss," Rafa bertanya dengan nada kesalnya.
"REFA." Jawab si Mami dengan santainya lalu pergi dari hadapan Rafa.
"Haaaaaaah!" Rafa terkejut luar biasa mendengar nama yang di ucapkan si Mami kepadanya. "Refa? gak mungkin. Bisa-bisa perang Dunia, Refakan pacarnya si Rafi, duh si mami ada-ada saja," grutu Rafa di iringi hentakan kecil dari kakinya.
Tok
Tok
Tok
Terdengar pintu rumah Rafa kembali berbunyi.
"Siapa lagi, sih? hems mungkin si Papi," Rafa segera membuka pintunya.
DAN
Rafa menatap nanar ke arah seseorang yang kini ada di hadapanya.
"Refa.."
"Siang, Pak Rafa?"
"Si-siang," jawab Rafa terbata-bata. "Mau apa kau kesini?"
"Begitukah seorang Bos besar menyapa Karyawan kantor, yang berkujung kerumahnya?" ledek Refa yang membuat lidah Rafa kelu karnanya.
"Refa.." Sapa si Mami dengan senyum bahagia yang terpancar dari wajahnya.
"Siang, Tante." Sapa Refa ramah.
"Ayo masuk, cantik!" Seru si Mami dengan senyum sejuta makna.
"Terima kasih, tante," Refa melangkahkan kakinya, sementara Rafa memandangi langkah Refa yang dengan santainya melenggang di hadapanyan.
Si Mami mengajak Refa duduk di ruang keluarga, bahkan keduanya terlihat bagitu akrabnya.
Rafa mendekati keduanya, dengan membawa seribu petanyaan di benaknya. "Apa Refa tau, jika mami mengiginkanya menjadi Istriku. Jika itu terjadi, lalu bagai mana dengan Rafi." Pertanyaan itu benar-benar membenan di benak Rafa.
Ada perasaan yang tak biasa saat dirinya menatap Refa. Entahlah. Apakah perasaan itu rasa sukanya terhadap wanita yang kini sedang asik berbicara dengan Si Mami, Rafa benar-benar tak mengerti.
"Tak mungkin, secepat itu aku jatuh cinta, Apa lagi jatuh cinta kepada wanita gila seperti Refa," Rafa memengangi dadanya. Jantungnya berdetak tak seirama, dan detakan itu lebih cepat dari biasanya.
Kan Kan. Kena batunya deh Rafa?" 😃.
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤.
😁😁😋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
KIA Qirana
7in1
Sapta Eka
Tujuh dalam Satu
🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
👌👌👌👌👌👌👌👌
2021-09-17
0
Dhina ♑
😭😭😭 kasihan Rafi dong
2021-07-27
1
Tara
Kasihan Rafi😭
2021-03-28
1