Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Budayakan Like sebelum membaca
🎀HAPPY READING🎀
Rafa memandangi tumpukan berkas yang ada di hadapanya dengan perasaan resah. Sorot matanya masih tak mau luput dari kotak yang di berikan Refa padanya. Rasa kesal masih benar-benar menyelimuti perasaanya.
"Hanya orang gila, yang akan jatuh cinta kepada gadis seperti, Refa." Gumam Rafa.
Kreeekkk.
Seseorang membukan pintu, dengan senyuman yang mengembang, menunjukan jajaran indah gigi putih dan bersihnya.
"Selamat siang, Pak Rafa." Sapanya ramah. Tapak sekali dia sedang menahan tawa.
"Refaa__!" Tatap Rafa bagai kucing yang siap menerkam mangsanya.
"Awuuuu. Tatapanmu itu, membuatmu terlihat semakin unyu-unyu," hardik Refa tanpa ragu.
"Hiiih. Sebenarnya apa mau mu? aku baru saja mengenalmu, tapi kenapa aku selalu sial setiap berjumpa denganmu?"
"Ah, itu hanya perasaan Bapak saja! Aku wanita baik-baik loh, Pak." Ucap Refa menunjukan wajah sok imutnya.
"Berbicara denganmu, benar-benar membuat tekanan darahku semakin naik saja," omel Rafa
Refa semakin menunjukan senyumnya paling indah, membuat Rafa semakin berada di puncak kesabaranya.
Rafa menarik tangan Refa dan menyandarkan tubuh gadis itu di tembok kantornya. Sorot mata Rafa menghujam ke arah Refa, hingga membuat gadis itu merasa cukup resah.
"Kau mau apa?" nada biaca Refa melemah, membuat Rafa tertawa dalam hatinya.
"Aku ingin membalas rasa terima kasihku padamu, karna kau telah memberi hadiah yang cukup berharga padaku. Celana dalam disconan dengan warna warni pelangi yang sangat indah sekali," jelas Rafa membuat Refa mengernyitkan dahinya.
Refa yang merasa dirinya dalam bahaya, menyipakan kakinya, dan memasang jurus kuda-kada. Refa siap mengayunkannya tepat mengarah ketelur masa depan Rafa.
Ciaaaatttt.
Haaaaap.
"GAK KENA!" Tawa Rafa seraya menangkap kaki Refa yang siap menendangnya.
"Aaaahhh.." Teriak Refa yang tubuhnya akan jatuh kelantai.
Sssttttt.
Rafa dengan sigap menangkap tubuh Refa dan membuat Refa gagal jatuh kelantai kantornya.
Mata Rafa menatap dalam-dalam wajah Refa, ada rasa tak biasa bergejolak dalam hatinya.
Plakkk.
Refa menampar wajah Rafa dengan sekuat tenaga. Hingga membuat Rafa reflek menjatuhkan tubuh Refa.
"Awwww," pekik Refa.
"Dasar gila. Kenapa kau menamparku?"
"Otak mesum, tatapanmu tadi seolah-olah tengah melucutiku," cetus Refa.
"Sial. Kau kira aku lelaki macam apa, hah?"
"Lelaki macam-macam." Hardik Refa.
Rafa menarik lagi tangan Refa, dan gadis itu kini benar-benar terbenan dalam pelukan Rafa.
Erat, erat dan semakin erat.
"Aku memang tak tau diri, maka akan ku habisi kau hari ini," ancam Rafa.
"Aaahhh." Lagi-lagi Refa berteriak.
"Rasakan kau ya, siapa suruh main-main dengan Rafa." Ucap Rafa dengan senyum kemenangan yang berhasil membuat Refa dalam ketakutan.
Saat Rafa semakin erat memeluk tubuh Refa.
Tiba-tiba pintu kantor terbuka dengan lebarnya, hingga semua karyawan yang ada di luar ruangan kerja Rafa, menatap tajam ke arah keduanya. Begitu pun seseorang yang membuka pintu itu.
"Rafa. Apa yang kau lakukan?" tanya si Mami heran dan cukup terkejut dengan apa yang di lihatnya. Rafa dengan sigap melepaskan Refa dari dekapanya.
"Tante___!" Refa berlari memeluk si Mami.
"Mi, ini tak seperti yang mami lihat," bela Rafa.
"Apa? kau akan melakukan apa, kepada Refa?
"Aku tak melakukan apa pun, Mi.
"Tidak melakukan apa pun katamu. Lalu apa yang baru saja mami lihat? Kau mau menodai anak perawan orang. Memalukan!" Omel si Mami.
Rafa hanya terdiam tak ada jawaban pembelaan yang bisa dia lakukan. Sementara Refa tersenyum senang dalam dekapan si mami. Dia menatap wajah Rafa yang kecewa dengan senyuman penuh makna. Lagi-lagi Refa menunjukan jempolnya dan mengacungkan ke bawah.
"Sial. Sial, dia benar-benar pembawa sial," Omel Rafa kesal.
"Refa. Apa kau mau memaafkan ulah, Anak Tante?" Tanya si Mami dengan penuh harapan.
"Pasti tante,"
"Apa kau masih bersedia bekerja di sini,"
"Tentu. Karna aku yakin sekali, anak tante ini tak akan mengulanginya lagi. Iya kan, Pak Rafa?" sorot mata Refa menatap tajam Rafa seraya mengedipkan mata sebelah kirinya.
"I-iya, mi!" Jawab Rafa terpaksa.
"Baiklah mami percaya padamu. Refa maafkan anak tante ya! Dan semoga kamu betah bekerja menjadi Sekretaris, Rafa," ucap si Mami seraya berlalu pergi dan menutup pintu ruangan kerja Rafa secara pelan dan perlahan.
Para Karyawan yang tadi menyaksikan pemandangan yang cukup langka. Akhirnya mundur secara teratur. Tinggalah Rafa dan Refa di dalam ruangan itu lagi.
"Dasar gila. Pandai cari muka!" Hardik Rafa.
"Memang mukaku kemana? dari lahir dia sudah ada di sini," jawab Refa seraya menunjuk wajah cantiknya.
"Huuuuuh." Desuh Rafa kesal "Sial. Lagi-lagi sial, bukan dia yang akan tersiksa tapi aku yang akan menderita jika harus selalu bertemu setiap waktu," Rafa menggerutu.
Sementara Refa tak perduli dengan ucapan Rafa, dia justru tertawa dengan sangat bahagia mendengar hardikan Rafa untuknya.
"Kemarilah!" Seru Rafa
"Mau apa lagi?"
"Mencium wajahmu," cetus Rafa tanpa ragu.
"Ampuuuuuuun Bang jago 😂😂😂😂...!" Tawa Refa seraya berlalu dari hadapan Rafa dan secepat kilat dia berlari menjauhi Rafa yang semakin kesal dengan ulahnya.
BRAAAAKKKK.
Refa menabrak seseorang ketika hendak keluar dari ruang kerja Rafa.
"Refa," Rafi terkejut saat menatap wanita yang kini ada di hadapanya.
"CINTAKU," ucap Refa yang juga tak percaya dengan kehadiran Rafi yang kini berada tepat di depan wajahnya.
"YANK. Mengapa kau ada di sini?" Tanya Rafi lagi.
"YANK?" Rafa tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.
"Iya. Dia Kekasihku," pengakuan Rafi tanpa ragu.
Rafa mengigit bibir merahnya, ada rasa tak percaya dengan pengakuan Rafi terhadapnya, terlebih lagi saat dia merasakan ada rasa tak terima saat Rafi mengatakan Refa adalah kekasihnya.
"Cocok. Sama-sama gila!" Hardik Rafa terpaksa.
"Weeeh, mulutmu!" Jawab Rafi kesal seraya memasamkan wajah tampanya.
"Sudahlah, Cintaku! Tak usah perdulikan ucapanya." Pinta Refa lalu menarik tangan Rafi dan segera membawanya pergi.
Sedangkan Rafa hanya menatap nanar dengan gejolak tak biasa yang menghujam perasaanya.
Entah mengapa, sepertinya dia benar-benar kecewa mendengar pengakuan Rafi bahwa Refa adalah kekasihnya.
"Haaaah." Rafa menarik nafas panjang lalu membuangnya dengan kasar. "Aneh sekali aku ini," grutunya mengtuk dirinya sendiri.
_______
Rafi benar-benar heran mengapa Refa ada di ruang kerja Rafa.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Rafi tak mengerti.
"Aku bekerja di sini. Papa dan Mama yang memintaku bekerja di Kantor, Pak Rafa. Lalu, kenapa kau juga ada di sini?"
"Aku juga bekerja di sini, tapi aku dan Rafa bukan hanya sekedar rekan kerja.
"Lalu?"
"Dia Saudara sepupuku!"
"Haaaahh?" Refa tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.
😃😃😃😃😃.
Ribet kan Ribet wkwkwkwkwkwk.
🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀.
Jangan lupa dukunganya wahai Saudara-saudara.
Tinggalkan Like dan Komentar buat karya ambyar saya 😘😘😘😘😘.
SALAM DAMAI RAFA ❤ REFA 💔 RAFI 🙃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
KIA Qirana
Ampun Jagoooooo
2021-09-16
0
Dhina ♑
😂😂😂 Refa, Rafa
Kalian kembar, bukan
Kakak beradik, bukan
Tapi, bagai Tom & Jerry 🤣🤣🤣
Eh, selalu saja bersitegang
Author
Refa yang merasa dirinya dalam bahaya, menyipakan (apa ya Thor, menyiapkan?) kakinya, dan memasang jurus kuda-kada (kuda-kuda Thor). Refa siap mengayunkannya tepat mengarah ketelur masa depan Rafa
2021-07-24
1
Riris Saputri
bagus ceritanya baru baca langsung suka😊
2021-04-24
2