🎀MOHON DUKUNGANYA KAWAN🎀
🌱Selamat Membaca🌱
Rafa menarik nafas panjang lalu membuang dengan kasar. Sebenarnya bukan hanya Rafa yang terkejut luar biasa tapi seseorang yang kini ada di hadapanya. Gadis itu menatap tajam tak percaya, Laki-laki yang kini ada di hadapanya adalah orang yang hampir saja menabrak dirinya.
"Kau__!" Ucap Refa matanya melotot ke arah Rafa.
Rafa hanya tersenyum tipis, dirinya tak seterkejut Refa. Karna Rafa sudah membaca profil Refa sebelumnya.
"Ada hubungan apa antara kau dan Mami?" Rafa meninggikan nada bicaranya.
"Ohh. Jadi Beliau, Mamimu." Refa tersenyum sinis, membuat Rafa menatap nanar ke arahanya.
"Jelaskan! Ada hubungan apa antara kau dan Mami, kau kesini bersamanya, Kan?" Rafa penasaran.
"Iya, tapi Mamimu langsung pergi, tak tau entah kemana. Bukan aku yang kenal Beliau tapi Mamimu dan Mamaku Bersahabat.
"Bersahabat?"
"Iya." Jawab Refa singkat.
"Dan Sahabat Mami punya anak, cewek gila sepertimu! Tak bisa di percaya," cetus Rafa.
Ucapan Rafa membuat Refa memasamkan wajah cantiknya.
.
.
.
Ceklek
Tiba-tiba, seseorang masuk ke Ruang kerja Rafa, dengan setelan kemeja putih dan jas hitam membalut tubuhnya, walau sudah tampak tua Lelaki itu masih terlihat tampan dan mempesona.
"Papi!" Rafa mendekati si Papi lalu mencium punggung tanganya.
Refa tersenyum geli. "Lelaki songong seperti dia bisa sopan juga ternyata." Batin Refa.
"Ehh. Ada anak perawan orang di sini," sapa si Papi.
"Siang, Om." Sapa Refa dengan senyum terpaksa.
"Papi, kenal dia?" tanya Rafa.
"Papi, baru kali ini melihatnya. Dia anak sahabat Papi dan Mami namanya Refa," bisik sang Papi di telinga Rafa. "Cantik, ya?" tambah sang papi menggoda Anaknya.
"Apaan sih, Pi? gak jelas banget," cetus Rafa kesal.
"Jangan sampai kau tak menerima dia, karna jika sampai itu terjadi, kau akan berhadapan dengan, Mami."
"Astaga. Papi mengancamku?" Rafa semakin kesal dan semakin heran, kenapa kedua orang tuanya melihat gadis gila menurutnya secara istimewa.
"Papi bukan mengancam. Tapi ini permintaan, Mamimu,"
"Huuuuuf.." Rafa menghela nafas panjang, kini tatapanya mengarah kepada Refa, Gadis yang entah mendengar atau tidak percakanpan antara dirinya dan sang Ayah.
Ting
Sebuah pesan singkat masuk ke No WhatsApp si Papi Rafa.
("Yank. Jemput dong! Aku lagi kena sial nih, Mobil Mami pecah Ban)." Isi pesan singkat yang tak lain dari Sang Istri.(Mami si Rafa).
"Siapa, pi?"
"Mami, mu!" Jawab sang Papi singkat seraya melangkahkan kakinya meninggalkan ruang kerja Rafa.
Hingga kini tinggalah, Rafa dan Refa berada di ruangan tersebut.
"Apa lihat-lihat!" Cetus Rafa membuat Refa mengerutkan dahinya.
"Apaan sih."
"Mau apa kau kesini?"
"Lah. Aku kesini mau melamar kerja, dan Mamimu yang tak lain sahabat Mamaku, menyuruhku bekerja di sini, dan aku tak tau jika kau yang akan jadi, Bosku!" Jelas Refa masih dengan raut wajah masamnya.
"Aku tak akan menerima__!" Namun ucapan Rafa seketika saja terhenti saat dirinya mengingat ucapan si papi. "Huuuuuh!" Desahnya kesal.
Refa tersenyum penuh makana, dia tau bahwa Rafa tak akan bisa untuk tak menerima dirinya.
Bruuuk.
Refa menjatuhkan tubuh langsingnya di sofa empuk yang ada di ruang kerja Rafa.
"ACnya dong. Tolong di full_in! Soalnya kurang dingin," seru Refa.
"Astaga. Siapa anda? enak sekali main nyuruh-nyuruh, saya." Omel Rafa.
"Ohh. Maaf-maaf! Saya lupa, kalau ini bukan di kantor papaku dan maaf juga ya. Saya sudah terbiasa manja, apa-apa saya memang suka suruh-suruh," cetus Refa yang membuat bola mata Rafa seakan keluar karna terlalu tajam menatap wajah Refa.
Melihat tatapan Rafa yang menyeramkan, Refa segera beranjak dari tempatnya, tanpa basa-basi langsung keluar dari Ruang kerja Rafa. Hal itu sontak saja membuat Rafa tersenyum lega.
"Akhirnya. Keluar juga dia." Ucap Rafa seraya mengelus dadanya dan mengulas senyum tipis di wajah tampanya.
🎀 🎀 🎀
Hari itu pun berlalu begitu saja, Rafa dan Refa tak lagi pernah berjumpa, hingga suatu ketika sang Mami bertanya keadaan Refa, karna yang dia tau, bahwa Refa bekerja di Kantor milik Rafa.
Rafa bingung bukan main, terlebih lagi ketika sang Mami, mengatakah bahwa dia ingin bertemu dengan, Refa. Hal itu tentu saja membuat Rafa salah tingkah dan bingung di buatnya.
"Sudah, Papi bilang. Jangan coba-coba tak menerima, Refa." Bisik si Papi di telinga Rafa.
Rafa yang mendengar bisikan sang Papi hanya mampu terdiam seraya menggaruk-garuk kepalanya. Rafa tak menyangka bahwa si Papi tau dirinya tak menerima, Refa bekerja di kantornya.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Rafa membalas bisikan si Papi.
"Nanti, Papi akan memberi tahumu. Alamat rumah si Refa itu," bisik si Papi lagi.
Sang Mami yang sedari tadi memang memperhatikan sikap tak biasa dari Anak dan Suaminya, merasa sedikit curiga. Karna rasa curiganya yang membahana, si Mami mengatakan kepada Rafa. Bahwa siang nanti dia akan ke kantor untuk menemui Refa.
Ucapan sang Mami membuat Rafa berada di puncak kegalaunya. "Astaga. Kalau sampai Mami tau, aku tak menerima dia, bisa-bisa terjadi perang Dunia ketiga nih, kayaknya," gumam Rafa.
Tanpa fikir panjang Rafa segera pergi meninggalkan Rumah, bahkan karna terlalu terburu-buru membuat Rafa melupakan sesuatu.
.
.
"Kenapa Rafa belum meminum obatnya," batin sang Mami yang mendapatan beberapa butir obat yang sudah di siapkanya tapi tak di minum oleh Anaknya.
🤔🤔🤔🤔🤔
___________
Di lain tempat Rafa melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tak biasa. Dirinya menuju sebuah Alamat yang di beri tau sang Papi.
.
.
Chiiit
Rafa menghentikan laju mobilnya di sebuah rumah mewah, berlantai dua dengan warna cat Hijau dan Kuning yang membut pemandangan rumah tersebut terlihat dingin dan begitu indah. Nampak jejeran mobil-mobil mahal terparkir di halaman Rumah mewah nan megah.
"Apa ini benar-benar rumah dia?" batin Rafa.
Benar saja, tak selang beberapa lama keluarlah Refa dan masuk ke dalam mobil mewah berwarna merah. Tanpa fikir pajang Rafa segera mengikuti kemana Refa pergi.
.
.
Turunlah Refa di salah satu pusat perbelanjaan, Gadis cantik tersebut tersenyum sumringah saat membaca tulisan besar yang tertera di pintu utama.
(PROMO! BELI APA SAJA DISCON 50 PERSEN)
pemberitahuan itu terpampang nyata, dan hal itulah yang membuat Refa nampak bahagia, jiwa belanja pada dirinya benar-benar menggelora.
Langkah kaki Refa dengan licah membawa tubuhnya bolak-balik memilih barang-barang yang di inginkanya. Bola Matanya menatap kesana-sini mencari barang yang sesuai seleranya. Bahkan karna jiwa belanja yang membahana membuat Refa tak sadar telah banyak memilih barang-barang mewah. Yang lebih mengherankan bahwa Refa memasukan celana dalam Pria kedalam list belanjanya.
"Mumpung murah. Lumayan buat kado Ulang Tahun, Papa." senyum Refa bahagia di iringi tawa kecil dari bibir merahnya.
Rafa yang sedari tadi memang mengikuti Refa, hanya menggelengkan kepala melihat tingkah konyol Wanita muda yang kini sedang di perhatikanya.
"Cewek aneh," batin Rafa.
Refa segera menuju meja Kasir untuk membayar semua barang yang telah di belinya. Namun di luar dugaan Refa. Barang yang dia pilih melebihi kapasitas uang yang kini di milikanya.
"Berapa, Mbak?" tanya Refa ramah.
"SATU JUTA SEMBILAN RATUS SEMBILAN PULUH SEMBILAN RUPIAH!" Jawab si Mbak-mbak Kasir.
"Ahh. Masa sih, Mbak? coba hitung lagi! Bukankah masih Discon 50 persen ya?"
"Iya, Mbak, tapi belanja Mbak ini banyak sekali, coba anda kurangi saja sesuai dengan uang yang ada di tangan anda!" Seru si mbak kasir di iringi senyum sejuta makna.
Refa pun mengambil celana dalam Pria yang masuk list belanjanya. "Mbak kalau di kurangi ini, kira-kira tinggal berapa, ya?" tanya Refa dengan menunjukan barang yang kini ada di tanganya.
Si mbak kasir hanya menggaruk-garuk kepalanya, iya melihat jelas raut wajah tak rela Refa bila harus mengurangi barang-barang yang telah di pilihnya.
"Biar saya saja, Mbak, yang bayar. Total semuanya berapa?" ucap Rafa tiba-tiba membuat Refa cukup terkejut melihatnya.
"Hampir Dua Juta, Mas."
Rafa pun mengeluarkan uang tunai dari dompetnya dan segera melunasi semua barang yang telah di pilih Refa. Hal tersebut membuat Refa menghela nafas lega, karna dia tetap bisa membawa pulang semua belanjaan yang di inginkanya.
Setelah keluar dari tempat tersebut, Refa pun mengucapkan terima kasihnya kepada Rafa.
Seraya menyodorkan kotak segi empat kepada Pria tampan yang sudah menolongnya.
"Apa ini?" Tanya Rafa heran.
"Ini celana dalam Pria, ambilah sebagai bentuk terima kasihku padamu," ucap Refa sambil tertawa sejadi-jadinya.
Sementara Rafa menautkan kedua alisnya, tampak expresi tak biasa terpacar dari wajahnya. Wajah tampan Rafa berubah merah dan bola matanya menatap tajam ke arah Refa.
"Sial. Dasar cewek gila!"
😁😁😁😁😁😁😁😁.
🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀
❤JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA
🌱LIKE
🌱KOMEN
🌱RATE
🌱VOTE
❤TERIMA KASIH❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
🤍
Like
2021-11-29
1
KIA Qirana
7in1
Favorit ♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
2021-09-16
0
Dhina ♑
Mamimu dan mamiku
Kamu dan aku
2021-06-24
0