Terpaksa Menikahi Si Anak Mami
Brakkkk.
"Aaaaaaaaa_____!" Pekik seorang Gadis muda yang tengah membawa beberapa kertas di tangannya.
Ya dialah Refa Andriana, seorang Gadis cantik berusia 23 tahun, yang sedang mendapatkan hukuman karena sering menghambur-hamburkan uang demi belanja Online. Karena hobinya yang tak biasa itu, Refa tak di beri uang jajan selama tiga bulan, hal ini sontak saja membuat Refa terpaksa mencari pekerjaan kerja, demi memenuhi hasrat belanjanya yang luar biasa.
"Turun woy!" Seru Refa seraya menepuk-nepuk kaca Mobil seseorang yang hampir saja menabraknya.
Turunlah Lelaki muda yang tampan dan rupawan cakep ganteng mempesona semua ada pada dirinya. Ya dialah Rafa Aditama Pria muda dengan semua ketampan dan kekayaan yang sudah melekat pada dirinya sejak, Rafa terlahir ke dunia.
"Ihhh. Apaan sih." Cetus Rafa dengan nada kesalnya saat turun dari Mobil mewah miliknya.
Refa menatap kesal, Pria muda yang kini berdiri dihadapannya.
"Woy. Memang anda kira, cuma anda saja yang punya mobil mewah!" Teriak Refa menggema dengan menunjuk wajah Rada karena kekesalannya yang amat luar biasa.
Rafa tersenyum penuh makna, menunjukan wajah sombong dan songongnya. Hal itu sontak saja membuat Refa semakin kesal.
"Dasar gila!" Umpat Refa.
"Astaga, kamu, mengumpati saya?"
"Iya." jawab Refa sarkas.
"Dasar cewek gila!" Rada kembali mengumpat.
"Kamu sinting, gak penting, enak saja bilang saya gila. Apa anda tak sadar, kalau anda baru saja hampir membunuh saya," celoteh Refa dengan nada tinggi.
Rada tak menjawab ucapan Refa, ia justru terlihat tengah memasukan tangan kedalam saku celana.
"Saya tidak perlu uang anda, yang saya butuhkan, anda meminta maaf kepada saya!" Seru Refa spontan karena melihat Rafa seperti tengah mengambil sesuatu dari dalam saku celananya.
"Hiiiih. Kepedean banget sih anda, kamu kira saya akan memberi uang padamu. Hah?"
"Lah itu," Refa menunjuk tangan Rafa yang masih membenam di dalam saku celana.
"Saya mau ambil ini," Rafa menunjukan benda pipih di tangannya. "Kepedean banget kamu ya, siapa juga yang mau mengeluarkan uang untuk gadis kusut sepertimu.
CK "Sialan." Refa menginjak kaki Rafa dengan sekuat tenaga.
"Awww....!" Teriak Rafa menggema saat Refa menginjak sepatu mahal miliknya.
"Hey. Hentikan, kamu tau, sepatu saya ini mahal harganya?"
"Bodo amat."
Refa justru semakin gila, bukan hanya menginjak sepatu mahal, Rafa, dirinya juga menarik Jas hitam Rafa hingga pria muda itu tersungkur ketanah.
"Cewek gila!" Umpat Rafa lagi, seraya mengerutkan wajah.
Melihat ekspresi wajah Rafa yang tak biasa membuat Gadis itu tertawa sejadi-jadinya, dan Rafa pun semakin kesal karena sikap Refa tersebut.
"Awas kamu ya, cewek gila,"
"Bodo amat!" Cetus Refa lagi, ia pun segera berlalu dari hadapan Rafa.
Sementara Rafa hanya menatap kesal, langkah gadis itu yang semakin hilang dari pandangan.
"Tuhan. Jangan sampai wanita seperti dia yang akan menjadi jodohku," gumam Rafa dalam hati mungilnya
________________
Jam menunjukan pukul 09.00 pagi, harusnya Rafa sudah berada di Kantor, kalau sampai sang Papi tau, dirinya tak disiplin dalam bekerja, habislah dia.
Rafa melajukan mobilnya dengan kecepatan tak biasa. Tanpa rasa takut bahwa bahaya bisa saja menghampiri.
Ssssttt. Rafa menghentikan mobil mewah tepat di halaman Kantor miliknya.
1 Menit, 2 Menit, 3 Menit.
Rafa menunggu dua penjaga Kantor agar membuka pintu mobilnya, namun harapan Rafa sia-sia, si dua Satpam itu sedang asik dengan benda pipih yang kini ada dalam genggaman.
Dengan pelan dan sangat pelan, Rafa turun dari mobil. Rafa sengaja turun tanpa suara, agar bisa mengejutkan kedua penjaga kantor tersebut.
"Asik nih?" tanya Rafa mencoba menahan amarah.
"Iya. Nanggung lagi seru," jawab keduanya tanpa sadar bahwa yang bertanya adalah Bos mereka.
"Memang lagi pada ngapain, sih? asik banget kayaknya?" dengan santainya Rafa kembali bertanya.
"Iya. Lagi main Game Online, mumpung Bos muda belum datang," jawab sang penjaga dengan nada polos.
"Ohhh. Gitu! Memang kenapa, kalau sampai Bos kalian tau?"
"Bahaya, bisa-bisa gaji kami di potong setengah," jelasnya lagi.
Rafa masih coba menahan emosinya. "Memang Bos kalian sekejam itu, kah?"
"Sangat tega, dia bagai Domba berbulu Serigala, padahal dia Kucing, belum ada bulunya lagi," cetus salah satu penjaga lagi bahkan kali ini di iringi tawa renyah.
"BAGUSS___!" Rafa meninggikan nada bicaranya.
"Astaga___!" Seru keduanya. "Pak Rafa." Tambah mereka yang terkejut luar bisa, karena mereka baru sadar bahwa yang berbicara m sedari tadi adalah, Rafa anak Bos besar yang akan mewarisi kantor ini.
Mata kedua Satpam itu, terbelalak tak percaya, dengan rasa takut dan debaran yang tak biasa dalam hati. Keduanya sangat takut Rafa akan memecat mereka.
"Kalian bicara apa tadi? saya akan memotong gaji kalian setengah, kan? Baiklah, akan saya pastikan bulan ini kalian tak akan gajian." Ucap Rafa tegas membuat kedua Satpam itu ketakutan.
Keduanya tak mampu lagi berbicara, rasa kesal kepada Rafa tentu saja sangat memenuhi benak mereka. Namun apa daya, jangankan membantah ucapan, menatap wajah Bosnya saja, mereka tak mampu melakukanya.
Rafa melenggang dari hadapan keduanya, seraya memainkan benda pipih di tangannya.
"Siang, Pak Rafa?" sapa para Karyawan Kantor dengan sangat ramah.
"Kalian menghina saya?" tanya Rafa dengan nada kesal. "Ini masih pagi, baru jam 10.00 tapi kalian bilang sudah siang. Apa kalian sedang menyinggungku?"
"Ti-tidak, Pak!"
"Hihhh, dasar kalian semua menyebalkan!" lagi-lagi Rafa mengumpat.
Pria tampan nan rupawan itu melangkah tanpa ragu. Namun tiba-tiba Rafa menghentikan langkah kakinya, saat mendapati suasana kantor sedikit berubah.
"Kenapa warnanya, berubah kuning?" Rafa bertanya karena tembok kantor yang tadinya berwarna putih kini menjadi warna kuning.
"Maaf, Pak Rafa. Ini atas perintah, Mami, anda, agar merubah suasana kantor, agar terlihat berbeda, Beliau memintaku untuk memilih warna kuning," jelas salah satu Karyawan.
"Ih si, Mami ada-ada saja!" Guman Rafa dalam hati.
"Kalau mau protes, jangan ke mereka, marah sana ke Mamimu itu, kalau berani," Seru Rafi seseorang yang memang sudah menjadi kepercayaan kedua orang tua, Rafa.
"Wah, wah, berani sekali kamu bicara begitu pada bosmu!"
"Lah, memang apa yang perlu saya takutkan darimu?" Rafi melangkahkan kakinya mendekati, Rafa. "Dasar Anak Mami," bisiknya tepat di telinga Bosnya.
"RAFI___!" Teriak Rafa dengan sangat kesal.
Rafa mengepalkan tangan, siap menghajar wajah Rafi, seseorang yang berani membuat kesal luar biasa
Kring
Kring
Kring
Namun tiba-tiba, Ponsel Rafa berdering, dengan sigap Rafa menatap layar ponselnya, tertera nama Sang Mami di sana, seketika saja wajah Rafa menjadi semakin memerah, dan tanpa basa-basi Rafa langsung panggilan telepon tersebut.
"Hay, Mi, ada apa?"
"Sayang, Mami sudah antarkan makan siang untukmu, melalui Bayu, kamu jangan jajan sembarangan ya!" Seru sang Mami dengan nada lembut nan melambai bagai niur yang tertiup angin di pantai wkwkwkwk.
Rafa menautkan kedua alisnya, seraya menghentakkan kaki ke lantai kantor berkali-kali.
"Ihhh. Mami, apaan sih? aku sudah dewasa, Mi, aku bisa cari makan di sekitar sini.
"No, no, no!" Tidak ada jajan atau makan sembarangan, semua makananmu harus bersih dan terpantau. Paham?"
"Tapi, Mi!
"Rafa. Apa kau mau membantah Mami?"
"Tidak, Mi, baiklah, aku akan dengarkan apapun yang Mami katakan."
"Bagus. Begitu dong Anak tampan dan kesayangan, Mami. Love you!" Sang Mami mematikan sambungan Ponselnya
Melihat hal itu membuat Rafi tak mampu menahan tawa, dirinya tertawa sejadi-jadinya. Hingga membuat Rafa semakin kesal saja.
"Dasar Anak Mami!" ledek Rafi lagi dan di iringi tawa kecil dari beberapa Karyawan yang melihatnya.
Rafa yang kesal semakin mengerutkan wajah tampan dan rupawan badai membahana, hingga wajah tampannya berubah memerah bagaikan udang rebus.
____________
Dengan raut wajah kesal Rafa masuk ke dalam ruang kerjanya, sementara Rafi tersenyum geli melihat raut wajah Rafa yang tak biasa.
Tok
Tok
Tok
"Permisi, Pak Rafa, ini beberapa berkas yang anda minta dan di sini juga ada beberapa formulir Nama-nama yang akan menjadi calon Sekretaris anda. Dan ini formulir yang paling di rekomendasikan oleh, Tuan besar," Karyawan itu menyodorkan berkas-berkas yang ada di tangannya kepada Rafa.
Rafa menautkan kedua alisnya, seraya mengambil salah satu formulir yang di Rekomendasikan oleh, sang Papi, dan seketika saja Rafa mengigit bibir merahnya, saat menatap foto ukuran 2x3 yang kini berada di tangannya.
"Astaga! Bukankah ini cewek gila yang tadi pagi mencaci makiku," lidah rafa kelu, namun sorot matanya semakin tajam membaca formulir yang kini berada di tangannya. "Kapan dia akan menemuiku?" tanya Rafa lagi.
"Sebentar lagi dia akan datang, menurut informasi, dia akan datang bersama Nyonya besar," jelas Karyawan tersebut.
"Haah! Dia akan datang bersama, Mami?"
"Benar, Pak."
"Astaga," Rafa menepuk jidatnya. "Seistimewa apa sih, dia. Sampai Mami yang harus mengantarnya, kemari" gumam Rafa dalam hati. "Keluarlah!" Seru Rafa kepada Karyawan yang masih mematung di hadapannya.
Siang pun tiba, Rafa menunggu siang dengan rasa kesal yang amat luar biasa, ada beberapa pertanyaan kini membenam dalam pikirannya. Sungguh Rafa merasa curiga, ada yang telah di rencanakan oleh Kedua Orang Tuanya.
Tag
Tag
Tag
Seseorang masuk keruang kerjanya tanpa permisi dan basa basi, bahkan Rafa pun di buat terkejut dengan hadirnya seseorang yang berdiri di hadapannya kini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
nuraeinieni
ya ampun baru baca nih novel sdh ngakak,,,😂
2025-01-02
0
KIA Qirana
7in1
Rate 7x ⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
2021-09-16
0
𝐟𝐫𝐧_𝐜𝐚𝐧𝐬ಠ_ಠ
jdk
2021-08-14
0