JUJUR ARSYAD

Setelah jam makan siang Eriana menghubungi Arsyad untuk menemuinya di caffe dekat dengan sekolah nya.

Arsyad pun menerima nya dan langsung pergi ke caffe tempat Eriana tetapkan.

Setelah sampai, Arsyad menjadi pusat perhatian oleh para pengunjung karna paras nya yang sangat tampan dan gagah itu.

Tetapi dia cuek saja dan terus berjalan kearah dimana Eriana duduk.

"Pesan dulu ka." ujar nya kepada Arsyad setelah Arsyad mendudukan pantat nya di bangku depan nya.

Arsyad pun memesan minuman dan makanan untuk makan siang.

"Ada apa ka? tiba² ingin mengobrol dengan ku?" tanya nya.

"Kangen ya hihihi." lanjutnya sambil menunjuk wajah kakanya.

Arsyad hanya diam saja sambil memainkan hapenya.

"Kaka makin lama makin ganteng aja kak." ujarnya mencubit pipi Arsyad.

"Ehemm jaga tuh tangan, emang kamu pikir kaka murahan yang bisa di sentuh² sama siapa aja." ucapnya yang membuat Eriana tertawa terbahak bahak.

"Hahahahha yaampun ka haha." ucapnya terpotong oleh tawa yang tidak bisa di tahan.

"Akukan adik kaka, memangnya kenapa.....Ih gemes banget sama kakaku ini." lanjutnya gemes sambil mencubit kedua pipi kakanya kenceng karna saking gamesnya.

"Bisa diem engga si tangannya sakit tau." ujar Arsyad menepis tangan Ariana.

"Judes banget, pantes belom punya istri hahahahah." ledeknya terbahak bahak dan minimum minumannya.

Arsyad yang mendengarnya pun tersenyum jahil. "Kata siapa." jawabnya.

Eriana memandang wajah tampan kakanya. "Ya kata aku lah."

"Oho kamu salah besar." ujarnya sambil memperhatikan foto pernikahannya bersama Ririn.

"APAA!!" Eriana kaget bukan maen sampai² matanya melotot hampir keluar dan mulutnya mengaga.

Sepuluh detiknya dia tersadar.

"Ohh ini pasti tipuan iyakan? gak mungkin kaka menikah tanpa memberitahukan mamah dan aku." ucapnya membantah ucapan Arsyad barusan.

"Yaa mungkin lah ini buktinya." sekarang Arsyad mengeluarkan buku nikahnya yang bersama Ririn kepada Eriana.

"Ini asli kak? gak mungkin kan kak? ini bohong kan?" ujarnya tidak percaya saat melihat buku nikah tersebut.

"Menurut mu?"

Pesanan Arsyad pun datang dan Arsyad langsung melahapnya.

"Ririn julianti." gumamnya.

"Ya namanya Ririn."

"Kalau dilihat² cantik juga. Tapi ko aku seperti pernah melihatnyaya." ujarnya menampakkan raut wajah berfikir keras.

Arsyad yang mendengarnya pun memperhatikan adiknya itu menunggu jawaban.

"Oh iya di caffe." Ucapnya saat mengingat kejadian di toilet waktu itu.

Arsyad pun mengangkat satu alis menandakan bahwa dia masih bingung.

"Haiss iya waktu itu aku tidak senga menabraknya didalam toilet, terus pas aku keluar dia sedang bersama lelaki." jelasnya kepada Arsyad.

Pasti Dika. batinnya menebak yang ternyata tebakannya benar.

"Yasudah kaka cuma mau menyampaikan itu saja, ingat ini hanya kita berdua saja yang tahu. Mamah tidak usah diberitahu." ucapnya henadak pergi tapi di tahan oleh pegangan Eriana.

Arsyad pun berbalik dan langsung dapat pelukan dari adik tercintanya.

"Kak hiks hiks, ana kangen sama kaka hiks hiks." ucapnya menangis dipelukan kakanya.

Arsyad pun membalas pelukan adiknya sambil mengelus ngelus pundak Eriana.

"Nanti kalau kaka sudah berani bilang ke mamah, kita bisa kumpul kaya dulu lagi ya, jadi kamu sabar aja. Kaka akan sering² ngunjungin kamu." ucapnya sambil melepaskan pelukannya.

"Udah dong jangan nangis nanti tambah jelek." ledeknya sambil mengusap air mata adik nya.

"Ih kaka mulai deh." Ujarnya memukul dada bidang kakanya pelan.

"Aduh haha." tawanya yang membuat semua orang dicaffe tersebut meleleh melihat manisnya senyuman Arsyad.

"Gitu dong ketawa, lebay banget hahaha." Arsyad terus saja tertawa tanpa mempedulikan orang di sekitarnya sudah ada yang menetaskan air liurnya.

"Inget ya, ini hanya kita berdua yang tahu." bisiknya dan mengelus ngelus rambut adiknya setelah itu pergi.

"Sampai juga kak." gumamnya dan meneteskan air mata tapi cepat² dihapus nya.

*Bersambung........

***JANGAN LUPA LIKE KOMEN DAN VOTE YA😘😉****

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***