Pagi harinya, Rava terbangun terlebih dahulu, ia langsung membereskan bantal dan selimutnya, ia melipat selimutnya dan menaruhnya diujung sofa.
Ia langsung berjalan menuju kekamar mandi, namun sebelum itu, ia memutuskan untuk masuk kedalam kamar untuk mengambil pakaiannya.
Saat ia hendak masuk, ternyata kamar masih tertutup, ia mengetuk pintunya pelan.
Tok, tok, tok.
"Siska.." Panggil Rava, namun tidak ada jawaban dari Siska.
"Siskaa..." Panggilnya lagi, namun masih tidak ada jawaban dari Siska.
"Masih tidur kali ya, eh tapi kan dia nggak pernah kesiangan, baisanya aja bangun pagi banget." Batin Rava
Rava langsung membuka pintunya.
Ia mendapati Siska yang masih tertidur.
"Tumben." Gumam Rava langsung menuju almari, dan mengambil pakaiannya. Siska yang merasa ada yang masuk kedalam kamar langsung membuka matanya memastikan.
"Aaaaaaaa siapa kamu?!" Kaget Siska yang langsung menarik selimut menutupi rambutnya yang terbuka, karna hijab yang ia kenakan ia lepas sebelum tidur.
Rava yang sedang serius memilih baju, dikagetkan dengan teriakan Siska yang tiba tiba, ia langsung menjatuhkan baju yang ia pegang dan berbalik menatap Siska yang menutup kepalanya rapat rapat.
"Siska, ini aku." Ucap Rava yang melihat Siska yang masih terkaget, ia langsung mendekat dan mengambilkan minum untuk Siska.
"Ini minumlah." Ucap Rava menyodorkan gelas berisi air. Namun Siska tidak menggapainya, karna tangannya yang masih memegang selimut erat erat.
"Kenapa kau begitu takut, aku ini bukan setan." Ucap Rava langsung duduk disamping Siska dengan memajukan gelasnya hingga kedepan mulut Siska.
"Minum, biar kagetnya ilang." Lanjut Rava. Siska langsung meminum air langsung dari tangan Rava.
"Emm, makasih." Ucap Siska.
"Maaf, aku tadi sudah mengetuk pintunya, aku juga sudah memanggil manggilmu tadi, tapi kau tidak menyahut, jadi aku buka saja." Jelas Rava menerangkan. kronologi kejadiannya.
"Emm, maaf aku juga tidak mendengarnya, mungkin karna keasikan dialam mimpi." Balas Siska.
"Kau kenapa seperti itu, lucu sekali." Ucap Rava yang melihat Siska terus memegangi selimutnya dengan erat, menutupi kepalanya, ia juga langsung menaruh kembali gelas tadi diatas nakas, samping tempat tidur.
"Ah, aurat." Ucap Siska.
"Iya, aurat, jika kau bersama laki laki yang bukan muhrim, tapi aku ini sudah sah menjadi suamimu, jadi itu tidak masalah." Ucap Rava.
Sejenak Siska berpikir, apa yang dikatakan Rava memang ada benarnya.
"Iya." Ucap Siska namun enggan untuk melepaskan selimutnya.
"Baiklah, aku akan mandi terlebih dahulu, nanti gantian, kebetulan juga aku ada jam pagi." Ucap Rava langsung pergi mengambil kembali pakaian yang ia jatuhkan tadi, dan langsung pergi kekamar mandi.
"Huh." Siska langsung menghela nafasnya setelah Rava keluar dari kamar, dan masuk kedalam kamar mandi. Ia langsung mengambil jilbabnya dan pergi kedapur untuk membuat sarapan seperti biasanya, untuknya dan Rava.
Setelah Siska selesai memasak, Rava juga baru saja keluar dari kamar mandi.
"Giliran mu." Ucap Rava. "Biarkan makanannya disitu, aku yang akan menatanya dimeja, kau mandi saja." Lanjut Rava saat ia melihat Siska belum memindahkan makanannya diatas piring.
"Baik." Ucap Siska langsung meninggalkan masakannya yang sudah jadi dan pergi kekamar mandi.
Rava langsung saja menyajikan masakan Siska kedalam meja dan menaruhnya diatas meja.
Ia melihat ada yang masih kurang.
"Susu." Ucap Rava langsung mengambil Susu dan menuangkannya kedalam gelas, sembari menunggu Siska ia bermain dengan handphone nya.
***************************************
Like
Komen
Vote
Tambahkan favorite 💜
AUTHOR SAYANG KALIAN💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments
Happyy
😚😚
2021-05-05
0
Andriyah Nurhidayati
kan siska dari pesantren klo adegan paginya g ada adegan ibadahnya
2021-01-08
28
nanda
lanjut thor
2020-11-17
3