R&S#11

Rava membawa Siska kesebuah pusat perbelanjaan yang tidak jauh dari apartemen Siska.

Ia menemani Siska mencari pakaian, lebih tepatnya ia yang mencari bukan Siska sendiri, Siska malah hanya menurut dengan apa yang dipilihkan oleh suaminya selagi itu masih dalam pakaian kriterianya, yaitu muslim tertutup.

"Kau suka ini?" Tanya Rava menunjuk satu baju.

"Bagus." Jawab Siska.

"Kau ini dari tadi, ditanya suka tidak, jawabnya selalu bagus, bagus terus." Kesal Rava.

"Emmm, iya memang semua yang kau tunjuk dan pilih bagus bagus." Balas Siska.

"Ok, baiklah." Ucap Rava mengangguk angguk.

Rava lalu memanggil penjaga toko dengan mengangkat tangannya tinggi tinggi, sang penjaga toko yang mengerti langsung menghampiri Rava dengan senang hati.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya penjaga toko yang kebetulan adalah seorang wanita.

"Tampan sekali." Batin penjaga toko melihat ketampanan wajah Rava, Rava yang mendengar hanya membiarkannya tanpa ingin membalasnya.

"Tolong bungkuskan semua pakaian muslim untuk istri saya." Ucap Rava menunjuk Siska.

"Ah sudah punya istri." Batin penjaga toko yang terlihat kecewa.

"Dengar tidak?" Tanya Rava pada penjaga toko tersebut yang belum bergerak, ia malah terus menatap wajah tampan Rava.

"Ah iya, sebentar saya bungkuskan." Ucap penjaga toko langsung mengambil semua baju muslim wanita yang ia rasa ukurannya cocok dengan tubuh Siska yang tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kecil.

"Rava, apa tidak berlebihan? itu banyak sekali." Ucap Siska yang melihat penjaga toko mengambil banyak baju untuk ia bungkus dengan perintah Rava.

"Apanya yang berlebihan? itu tidak seberapa, jika kau mau maka toko ini juga mampu aku beli." Ucap Rava.

"Tapi, aku tidak memintanya, aku hanya membutuhkan beberapa potong baju saja." Balas Siska yang tak enak hati.

"Kau ini, jangan menolak apa yang ku berikan padamu, semua yang kau mau pasti akan ku turuti, tanpa kau memintanya." Ucap Rava, ia lalu mendekat dan berbisik ditelinga Siska.

"Karna kau sekarang istriku." Bisik Rava.

Siska yang dibisiki begitu langsung malu dan memalingkan wajahnya kearah lain.

"Tidak perlu malu begitu." Ucap Rava yang menyadari bahwa Siska merasa malu padanya.

"Aku kan sudah bilang padamu, aku akan mencintaimu." Lanjutnya, yang lagi lagi membuat Siska tambah malu, namun dalam hatinya ia sangat senang dengan perlakuan Rava yang sangat manis.

"Terima kasih." Ucap Siska yang berusaha menyembunyikan rasa malunya.

"Tidak perlu begitu." Ucap Rava yang selalu mendengar Siska mengucapkan terima kasih padanya saat Rava melakukan sesuatu untuknya.

"Tuan, sudah selesai, total biaya sudah dikasir." Ucap penjaga toko menghampiri Siska dan Rava yang mengobrol.

"Ah, ya." Jawab Rava kembali dengan mode datarnya, ia lalu berjalan menuju kasir dengan diikuti Siska disampingnya.

"Berapa?" Tanya Rava.

"Total semuanya 50 juta, Tuan." Ucap kasir. Rava langsung mengeluarkan black card dari dompetnya, sang kasir yang melihat merasa terheran heran, karna bukan hanya satu kartu yang berada di dompet Rava, melainkan ada 3 black card dan masih banyak lagi kartu yang lain.

"Ini." Ucap Rava memberikan salah satu karyu black card nya. Kasir langsung mengambil dan menggesekknya dengan senang hati.

"Terima kasih." Ucap Kasir mengembalikan karyu Rava. Rava langsung mengambil semua belanjaan dan meninggalkan toko.

"Rava..." Panggil Siska.

"Iya."

"Apa tidak berat?" Tanya Siska yang tidak tega melihat Rava membawa semua pakaian Siska.

"Tidak, tidak perlu khawatir, hitung hitung olah raga." Jawab Rava tersenyum pada Siska. Entah kenapa, ia selalu tersenyum saat memperlakukan Siska dengan manis.

"Tidak ada yang ingin dibeli lagi?" Tanya Rava.

"Ada."

"Apa?"

"Bahan makanan, dikulkas tidak ada."

"Baiklah, ayo." Ajak Rava menuju pusat makanan.

Disana Siska memilih semua apa yang dibutuhkan didapur dengan sangat rinci, karna ia sudah terbiasa berbelanja kebutuhan makanan dipesantren.

***************************************

Komen

Vote

Tambahkan favorite 💜

AUTHOR SAYANG KALIAN💕

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***