R&S#2

Serkacak sinar terang matahari pagi menembus hordeng apartemen, milik pemuda yang tengah tidur dengan nyenyaknya, alarm handphone berbunyi membangunkannya dari mimpi indahnya.

Ia langsung meraih handphone nya diatas nakas, dan mematikan alarm nya.

Ia beranjak dari tempat tidur, pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya, setelahnya ia langsung pergi kedapur membuat sarapan untuk dirinya sendiri.

"Gini ya rasanya jadi bujangan." Gumamnya saat memakan makanannya dimeja makan dengan sendirinya.

"Bangun nggak ada yang ngebangunin, masak nggak ada yang masakin, makan nggak ada yang nemenin, tidur juga sendiri gw." Gumamnya lagi menghabiskan makanannya.

Setelah semua aktivitas rutinnya dipagi hari, ia langsung beranjak pergi kekampus dengan menggunakan mobil barunya yang sudah ia beli sesaat setelah tiba dinegara yang bukan kelahirannya ini.

Ia menuju universitasnya dengan kecepatan sedang, menikmati suasana kota negara M yang berbeda dari negara asalnya.

Saat sampai dikampus, ia langsung memarkirkan mobilnya.

"Rava!" Panggil seseorang dari arah belakangnya, ia langsung menoleh dengan cepat, melihat siapa yang memanggilnya.

"Eh elu Ron, apaan?" Tanyanya setelah melihat Roni, Roni langsung mendekat menghampiri Rava.

"Kekelas bareng aja." Ajak Roni.

"Iya lah, ayok, gw juga sendirian kali." Ucap Rava menyetujuinya.

"Iyalah lu sendiri mulu, orang lu aja kalo ama yang laen, dingin datar kayak kulkas 100 pintu." Ejek Roni.

"Berani juga lu sama gw." Balas Rava dengan tatapan tajam.

"Huweit, maap lah, gw kan cuman bercanda, elah, baperan amat lu jadi orang." Balas Roni yang tidak takut sama sekali dengan Rava.

"Hmmmm." Rava hany membalasnya dengan deheman.

"Iya kali ya, gw terlalu dingin, nyatanya gw masih jomblo aja." Batin Rava berjalan beriringan bersama Roni menuju kelasnya.

Saat dikoridor ia berpapasan dengan sorang mahasiswi yang memakai baju muslimah, namun ia hanya melihatnya sekilas dan berlalu begitu saja, karna Rava juga tidak mengenalnya, begitu juga dengan mahasiswi tersebut, karna mereka berbeda fakultas.

"Lu liatin sapa tadi?" Tanya Roni yang tadi melihat Rava melirik mahasiswi yang melintasinya tadi.

"Nggak." Jawab Rava singkat padat dan jelas.

"Eleh, lu kalo ngeles kaga guna didepan gw." Ucap Roni.

"Gw kasih tahu, itu namanya kalo nggak salah Siska, dari fakultas ekonomi, dia masuk kesini karna beasiswa penuh." Ucap Roni menerangkan.

"Pinter dong." Balas Rava.

"Ya nggak usah ditanya lagi, yang pasti kita kalah pinter dari dia." Ucap Roni.

"Kita?"

"Iya kita."

"Lu aja kali." Ucap Rava tak mau disamakan dengan Roni.

"Dasar, emang sih lu lebih pinter dari gw, tetep aja Siska lebih pinter." Ucap Roni tetap membela Siska.

"Bodo amat gw, mau dia pinter atau kaga, kaga ada pengaruhnya sama gw." Batin Rava langsung masuk kedalam kelas dengan membuka pintunya dengan kasar, hingga semua siswa yang berada didalam melihat kearah pintu.

"Apa lu pada liat liat." Sewot Rava.

"Gw tau gw ganteng." Lanjutnya dengan kepercayaan diri yang amat sangat sangat penuh.

"Nih orang pede banget dah ah, kaga tahu malu." Batin Roni yang malu karna ulah Rava.

Rava yang mendengar suara batin Roni langsung menatapnya dan berlalu duduk dibangkunya, bangku kesayangannya, paling pojok belakang sendiri.

Roni juga langsung masuk.

"Maaf ya, itu anak emang gitu, kaga ada akhlaknya." Ucap Roni pada seluruh siswa.

"Lu ngomong sekali lagi, gw pindahin mulut lu keparu paru." Ucap Rava.

"Iye kaga." Ucap Roni, langsung duduk didepan Rava.

***************************************

Komen

Vote

Tambahkan favorite 💜