Emosi Daffa

Hari ini tepat satu bulan setelah khitbah.

Amira pun telah kembali menjalankan aktivitas nya di SMA favorit tempat nya mengajar.

Mobil yang Amira tumpangi bersama Arif tiba di sekolah. Hari ini Amira terpaksa menyetujui permintaan Arif yang mengajak nya pergi bersama ke sekolah. Setelah terjadi drama yang cukup panjang karna Amira tidak ingin terlihat mencolok di sekolah.

Tapi Arif bersikeras ingin pergi bersama. Hingga Amira mengalah dan menurut saja.

Amira segera melepaskan seatbelt yang ia kenakan setelah Arif memarkirkan mobil nya di parkiran sekolah. Ia akan membuka pintu mobil saat Arif mencegah nya.

" Tunggu " ujar Arif segera keluar dari mobilnya. Ia memutari mobil nya dan segera membuka pintu mobil untuk Amira.

HAHHH...

Amira menutup mulutnya. Pipi nya merona seketika di perlakukan begitu manis oleh Arif. Ia pun menurut dan keluar dari mobil dengan tersipu.

" Terimakasih. Tapi tidak seharusnya kamu melakukan itu padaku. Lagian tidak enak kan dilihat para siswa. " ujar nya kemudian.

" sstt..." Arif meletakkan jari telunjuk nya dibibir nya sendiri.

" Apa salah jika aku memperlakukan calon istri ku dengan istimewa ?" goda Arif.

Terdengar sangat gombal. Tapi tidak dipungkiri Amira menyukai nya. Wanita mana yang tidak suka jika diperlakukan istimewa.

"Tapi aku malu."

" Tidak perlu malu. " Arif menutup pintu mobil dengan perlahan.

Ciieeee......

Terdengar godaan dari beberapa siswa yang berpapasan dengan pasangan sweet tersebut.

Amira pun malu bukan main. Ia makin tersipu.

" Tuh kan. " Amira menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Ia pun segera berlalu menuju kantor. Sedangkan Arif hanya terkekeh. sangat gemas melihat tingkah Amira yang menurut nya sangat lucu.

**

Brakkk....

" Beneran Lo !" Daffa berdiri sambil menggebrak meja kantin. Sontak saja seluruh siswa yang ada di kantin menoleh ke arah nya.

Daffa mengeraskan rahangnya. Ia marah dan kecewa karna temannya baru saja memberi informasi jika Amira sudah bertunangan dengan Arif.

Daffa tidak rela jika Guru kesayangan nya harus bertunangan dengan Pak Arif yang menurut Daffa bukan lah pria yang baik.

Teman-teman Daffa terdiam melihat reaksi Daffa yang terlihat agak menakutkan. Mata nya memancarkan amarah yang sangat besar. selama ini Daffa tidak pernah marah hingga seperti ini.

Wajar saja jika teman-teman nya terkejut melihat sisi lain dari Daffa.

Daffa pun berlalu dari kantin dengan amarah yang meluap. Sedangkan teman nya menghela nafas lega.

hhuuhhhhhh...

" Si Daffa kalo ngamuk nyeremin ya." ujar Dino sambil bergidik.

" iya. ngeri banget gue liat nya." teman nya menimpali.

Mereka pun melanjutkan makan mereka yang tertunda.

***

Daffa berjalan dengan amarah yang masih meluap dalam dirinya. Ia berjalan menghampiri Amira yang sedang berada di dalam ruang kantor.

Daffa langsung saja masuk dan menuju meja Amira. Semua guru yang ada di ruangan itu merasa tidak senang dengan sikap Daffa yang tidak sopan.

Terlebih Arif yang menatap Daffa dengan pandangan tajam.

" kenapa lagi bocah ini. selalu saja bikin ulah".

gumam nya dalam hati.

Amira pun tidak kalah terkejut melihat Daffa yang tiba-tiba muncul dengan raut wajah memerah dan menghampiri nya.

" Daffa, ada apa?" tanya Amira heran.

" saya ingin berbicara berdua dengan ibu." jawab Daffa datar.

" Berbicara mengenai apa?"

Tapi Daffa hanya diam saja. Ia memandang Amira dengan pandangan tajam.

Amira yang tidak ingin Daffa membuat keributan akhirnya mengikuti saja.

" Baiklah.. baiklah. Kita bicara di luar." ujar Amira kemudian. Daffa pun berlalu keluar dari kantor tersebut di ikuti Amira di belakang nya.

Arif Sangat heran,mengapa Amira mau saja ikut dengan siswa yang tak punya sopan santun tersebut.

pandangan nya tak sedikit pun lepas dari Amira dan Daffa hingga mereka menghilang di belokan liar kantor.

Daffa menghentikan langkahnya ketika agak jauh dari kantor. Ia membalikkan badannya menghadap Amira.

Amira pun ikut berhenti dan menatap siswa nya ini dengan masih memasang raut wajah keheranan.

Banyak sekali pertanyaan yang bercokol di kepala nya

" Ada apa?" Mengapa kamu mengajak ibu bicara berdua? " tanya Amira.

Tapi Daffa hanya diam di tempat nya tanpa sepatah kata pun yang keluar dari bibir anak remaja itu.

" jika tidak ada hal penting yang akan kamu bicarakan, lebih baik kamu kembali ke kelas mu" Ujar Amira yang mulai kesal. Ia segera akan berlalu dari situ. Tapi dengan cepat Daffa mencegah nya.

" tunggu sebentar buk."

" mengapa ibu menerima lamaran dari pak Arif?" tanya Daffa tiba-tiba.

" apa hak mu?" tanya Amira yang mulai kesal karna Daffa mencampuri urusan pribadi nya.

" ya jelas saja ini akan jadi urusan saya. saya tidak akan rela ibu menikah dengan pria bre**sek seperti dia. Saya tidak akan pernah rela jika nantinya dia akan menyakiti ibu. " jawab Dafa dengan menggebu-gebu.

" jaga ucapan kamu " bentak Amira.

" kamu tidak berhak menilai orang hanya dari sudut pandang mu saja. Menurut saya, dia pria yang baik.

Dia bisa menjadi calon imam yang baik untuk saya. Jangan terlalu ikut campur dalam urusan pribadi orang lain. Jangan mentang-mentang selama ini saya dekat dengan kamu, kamu bisa seenaknya ikut campur urusan saya. Saya dan kamu itu hanya sebatas guru dan murid. Jadi tolong. Jangan ikut campur. Urus saja sekolahmu dengan baik." Amira menekankan setiap kalimat nya kepada Daffa. Dia harus memberi jarak antara urusan sekolah dan urusan pribadi nya.

Daffa tak mampu lagi berkata apa-apa. Ia cukup terkejut dengan perubahan sikap Amira. Karna selama ini Amira selalu bersikap lembut dan tak pernah marah.

" apa kah begitu besar cinta ibu kepada pak Arif. sehingga tidak bisa melihat sisi buruk dari pria itu. " ujarnya dalam hati.

Amira segera berlalu meninggalkan Daffa yang masih berdiri kaku di tempat nya.

Dari tempat yang tidak terlalu jauh, terlihat Arif sedang memperhatikan mereka sedari tadi.

Ia menarik sudut bibirnya mendengar ucapan Amira. Ya. Ia menguping sedari tadi. Awal nya ia takut Amira akan terpengaruh oleh Daffa. Tapi setelah mendengarkan sendiri jawaban dari Amira, ia sangat senang.

Arif menatap Daffa dengan senyum yang mengejek. Dan berjalan menjauh.

Daffa yang melihat senyum Arif itu semakin geram. Ia mengepalkan kedua tangannya. Rasanya ingin sekali ia memukul wajah pria yang sangat ia benci.

Sungguh ia sangat emosi saat itu. Ia tidak ingin melihat kembali orang yang ia sayangi hancur oleh pria yang sama. Karna ia sangat tahu siapa Arif.

Daffa memukul dinding di sebelahnya nya dengan emosi yang meluap dan dengan sangat keras

bughh... bughh...

Daffa terus memukul dinding untuk menyalurkan emosi nya hingga ia tak menyadari dan merasakan jika tangan nya berdarah.

****

**Happy reading 💖💖💖

mohon dukungan nya dengan like koment and vote

jika berkenan, berikan kritik dan saran.

Agar author bisa memperbaiki tulisan.

terima kasih 🥰🥰🥰**

Terpopuler

Comments

Qiana

Qiana

Lanjut, Amira sayang 😘😘😘😘😘

2021-11-07

0

KIA Qirana

KIA Qirana

7in1
Sapta Eka
Tujuh dalam Satu
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🙏

2021-09-17

0

Jujuk

Jujuk

aku datang lagi

2021-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Guru favorit
2 Malam Minggu
3 Malam Minggu #2
4 Bertemu sahabat lama
5 Flashback masa lalu
6 Gilang dan Lidia
7 bodoh.. bodoh.. bodoh !!!
8 menerima keadaan
9 gombalan Daffa
10 Lihat saja nanti
11 Bertemu Gilang
12 Pergi bersama
13 pertemuan Gilang dan Lidia
14 Jakarta Aquarium # Part 1
15 Jakarta Aquarium # part 2
16 pertemuan yang tak di sengaja
17 Aku ingin menghitbah mu
18 makhtubah
19 Emosi Daffa
20 wanita yang sangat sempurna
21 Trauma masa lalu
22 Dia bukan pria baik
23 Mencoba untuk percaya
24 Musuh bebuyutan
25 Aku bukan PELAKOR
26 viral
27 kakak tersayang
28 Apa aku begitu menjijikkan?
29 Tragedi di parkiran sekolah
30 Di rumah sakit
31 Tom & jerry
32 hati yang telah rapuh
33 cobalah untuk memaafkan
34 Bumil yang sensitif
35 Ada apa dengan hati ku?
36 sepotong brownies
37 Bidadari surga???
38 kedatangan sahabat karib
39 jangan bodoh karena cinta
40 Calon suami???
41 Sebuah kotak
42 Panggil aku Mas
43 Aku tidak cemburu
44 Merasa tidak pantas
45 Ada apa dengan nya?
46 mengungkap masa lalu
47 Flashback Masa Lalu
48 Flashback masa lalu part 2
49 Hilangnya sebuah mahkota
50 Hancur
51 Berharap hanya mimpi Happy reading Zheyeng
52 Ini bukan Mimpi
53 Lebih baik MATI
54 Di larikan ke rumah sakit
55 Aksi heroik sang kakak
56 Akhir dari seorang Andre
57 Mencoba menerima takdir
58 Perubahan Aretha
59 Kekasih Halal???
60 Bakso
61 Diana cake's
62 Menikah lah dengan ku
63 Hantu brownies jomblo
64 Restu
65 Penentuan tanggal
66 Daffa patah hati
67 Fitting baju
68 Bertemu sang mantan
69 Bukan sebatas ilusi
70 Keselek meteor
71 Kenyataan untuk Gilang
72 Hampir berciuman
73 Kejahilan Natalie
74 Kecewa
75 Antara benci dan obsesi
76 Jangan suudzon
77 Berbaikan
78 Cinta dalam diam
79 Mencoba membuka hati
80 Permintaan Gilang
81 Rencana yang gagal
82 Kehangatan di bawah guyuran hujan
83 Kepergok
84 Air mata bahagia
85 Saling melengkapi
86 Bertemu Alma
87 Petuah seorang ibu
88 SAH
89 Kabar bahagia
90 Aku mencintaimu
91 Sun Dapat pahala
92 Dasar pencuri
93 Trauma masa lalu
94 sama sama beruntung
95 Janji jari kelingking
96 Munculnya Diana
97 Mencintai mu tanpa tapi
98 Terapi
99 Terimakasih ( MP)
100 Makan kamu aja
101 Bucin
102 Jadikan aku yang kedua
103 Pijat plus plus
104 sholat
105 Mama koma
106 Pulang ke rumah
107 Kepergian mama
108 Rasa yang pernah ada
109 Seblak
110 Gara gara seblak
111 Tespek
112 Hamil
113 TAMAT
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Guru favorit
2
Malam Minggu
3
Malam Minggu #2
4
Bertemu sahabat lama
5
Flashback masa lalu
6
Gilang dan Lidia
7
bodoh.. bodoh.. bodoh !!!
8
menerima keadaan
9
gombalan Daffa
10
Lihat saja nanti
11
Bertemu Gilang
12
Pergi bersama
13
pertemuan Gilang dan Lidia
14
Jakarta Aquarium # Part 1
15
Jakarta Aquarium # part 2
16
pertemuan yang tak di sengaja
17
Aku ingin menghitbah mu
18
makhtubah
19
Emosi Daffa
20
wanita yang sangat sempurna
21
Trauma masa lalu
22
Dia bukan pria baik
23
Mencoba untuk percaya
24
Musuh bebuyutan
25
Aku bukan PELAKOR
26
viral
27
kakak tersayang
28
Apa aku begitu menjijikkan?
29
Tragedi di parkiran sekolah
30
Di rumah sakit
31
Tom & jerry
32
hati yang telah rapuh
33
cobalah untuk memaafkan
34
Bumil yang sensitif
35
Ada apa dengan hati ku?
36
sepotong brownies
37
Bidadari surga???
38
kedatangan sahabat karib
39
jangan bodoh karena cinta
40
Calon suami???
41
Sebuah kotak
42
Panggil aku Mas
43
Aku tidak cemburu
44
Merasa tidak pantas
45
Ada apa dengan nya?
46
mengungkap masa lalu
47
Flashback Masa Lalu
48
Flashback masa lalu part 2
49
Hilangnya sebuah mahkota
50
Hancur
51
Berharap hanya mimpi Happy reading Zheyeng
52
Ini bukan Mimpi
53
Lebih baik MATI
54
Di larikan ke rumah sakit
55
Aksi heroik sang kakak
56
Akhir dari seorang Andre
57
Mencoba menerima takdir
58
Perubahan Aretha
59
Kekasih Halal???
60
Bakso
61
Diana cake's
62
Menikah lah dengan ku
63
Hantu brownies jomblo
64
Restu
65
Penentuan tanggal
66
Daffa patah hati
67
Fitting baju
68
Bertemu sang mantan
69
Bukan sebatas ilusi
70
Keselek meteor
71
Kenyataan untuk Gilang
72
Hampir berciuman
73
Kejahilan Natalie
74
Kecewa
75
Antara benci dan obsesi
76
Jangan suudzon
77
Berbaikan
78
Cinta dalam diam
79
Mencoba membuka hati
80
Permintaan Gilang
81
Rencana yang gagal
82
Kehangatan di bawah guyuran hujan
83
Kepergok
84
Air mata bahagia
85
Saling melengkapi
86
Bertemu Alma
87
Petuah seorang ibu
88
SAH
89
Kabar bahagia
90
Aku mencintaimu
91
Sun Dapat pahala
92
Dasar pencuri
93
Trauma masa lalu
94
sama sama beruntung
95
Janji jari kelingking
96
Munculnya Diana
97
Mencintai mu tanpa tapi
98
Terapi
99
Terimakasih ( MP)
100
Makan kamu aja
101
Bucin
102
Jadikan aku yang kedua
103
Pijat plus plus
104
sholat
105
Mama koma
106
Pulang ke rumah
107
Kepergian mama
108
Rasa yang pernah ada
109
Seblak
110
Gara gara seblak
111
Tespek
112
Hamil
113
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!