Sebuah aquarium besar berisi aneka jenis ikan langsung menyambut mereka saat pertama kali masuk. Jakarta Aquarium di bagi menjadi beberapa bagian berdasarkan kategori ikan nya.
Yang paling menarik perhatian yaitu sebuah aquarium berbentuk lorong kecil. Amira, Aisyah, Angga, Lidia dan Gilang masuk dan mulai menyusuri aquarium dengan ukuran yang sangat besar itu sambil menempelkan tangan mereka di dinding aquarium.
Mereka Sangat takjub dengan apa yang mereka lihat.
Dari sini, Mereka bisa melihat ikan yang menari dengan lincah dari dekat. Aisyah dan Angga terlihat sangat antusias melihat beraneka macam ikan yang begitu cantik.
Tampak dari raut wajah mereka yang tersenyum bahagia. Senyum mereka tak surut sedari awal memasuki Aquarium besar ini. Mereka pun sangat takjub dengan penampakan kehidupan bawah laut yang sungguh mempesona. Memanjakan mata dan membuat hati seketika damai.
" Tante... Tante... itu ada ikan pali. " Ucap Aisyah seraya menunjuk ikan Pari yang melintas di atas mereka.
Amira segera melihat arah yang di tunjuk Aisyah. Memang benar, ada ikan Pari yang ukuran nya lumayan besar sedang berenang dengan lincah kesana-kemari.
Amira tersenyum sambil berjongkok agar tubuh nya sejajar dengan Aisyah.
" itu nama nya ikan pari sayang. bukan ikan Pali ." goda Amira sambil tersenyum.
" iya Tante. Itu ikan Pali. " ucap Aisyah lagi masih dengan khas cadel nya.
Amira sekuat tenaga menahan tawa nya. Anak ini selalu membuat ku geli. ucap nya dalam hati.
" Pari " ucap Amira tak mau kalah.
"Pali " balas Aisyah setengah berteriak.
" Pari sayang " ujar Amira lembut. Ia tak tahan untuk tidak menggoda keponakan nya yang tembam ini.
" Pali Tante. " ucap Aisyah yang hampir mewek. Bibir mungil nya mulai mencebik.
Amira terpingkal. Ia pun memegangi perutnya yang sakit menahan tawa. Terlalu geli mendengar ucapan Aisyah yang cadel.
" iya.. iya sayang. Ikan Pali. " ucap Amira lembut sambil mengusap pucuk kepala Aisyah. Ia tidak tega melihat keponakan nya ini yang sudah mendung dan sebentar lagi akan hujan.
" Anak siapa sih. pinter banget. " Amira mencubit pipi Aisyah.
" anak papa mama lah. Macak anak Tante ." jawab Aisyah sambil memonyongkan bibirnya. Ia masih kesal di kerjai Tante nya. Anak itu bersedekap dan memalingkan wajahnya dari Tante jahil nya itu.
" iya.. iya bocil. Jangan ngambek dong. Jelek tau.
Tante kan cuma bercanda" Amira mengacak rambut Aisyah. Ia memelas membujuk Aisyah.
" bocil.. bocil. Aicah. butan Bocil ! " tegas Aisyah. Ia sangat kesal kepada Tante nya yang super usil ini.Hal itu sontak saja membuat Amira tidak bisa menahan tawa nya. Amira memegangi perutnya sambil terus tertawa. Ia pun tertawa lepas berhasil mengerjai keponakan lucu nya itu.
Amira sangat gemas dan mencubit pipi tembam Aisyah. Lalu ia pun mengangkat tubuh Aisyah yang tidak ringan. Aisyah yang di angkat pun hanya tertawa menahan geli. Ia pun kembali tersenyum dan lupa akan kekesalan nya kepada Tante nya ini.
Mereka terlihat sangat bahagia. Mungkin bagi yang tidak mengetahui status mereka, akan mengira mereka ibu dan anak.
Amira dan Aisyah
Gilang yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka hanya memandangi mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.
" bahagia nya jika itu adalah istri dan anak ku.'" batin nya dalam hati. Ia pun tersenyum tersipu sendiri. Malu kepada hati nya yang tak bisa lepas dari pesona Amira.
Lidia yang melihat Gilang tersenyum sambil menatap Ke arah Amira pun hanya bisa tersenyum masam.
Hati nya terasa di cubit oleh cemburu.
" mengapa kau tak pernah melihat kearah ku" ungkap nya dalam hati.
Lidia pun berjalan mencoba mendekati Gilang.
Mencoba mencari tahu perasaan Gilang.
" Apa perasaan mu Masih sama ? " tanya Lidia datar. padahal ia mati Matian menahan nafas nya. Terasa sesak. Tapi penasaran.
Gilang pun mengalihkan pandangannya ke arah Lidia yang sudah berada di samping nya. Berdiri menatap lekat ke arah Gilang.
" beberapa tahun ini aku bisa melupakan nya. "
Lidia membuang nafas nya lega.
' syukur lah ' batin nya dalam hati.
" Tapi setelah beberapa hari ini aku bertemu kembali dengan nya, aku baru menyadari. Perasaan ku masih sama. Otak ku mungkin bisa melupakan nya. Tapi tidak dengan dengan hati ku. Rasa yang tertinggal lama didalam sini, tak kan pernah hilang. Meski sudah beberapa tahun lama nya. " lanjut nya dengan pandangan masih menatap Amira.
duuarr...
seperti ada petir yang menyambar nya.
Lidia tercekat. Seketika dia merasa sangat sulit bernafas. Lemas semua rasa tubuhnya.
' ya Tuhan. Baru saja aku merasakan angin segar. Tapi dengan tiba-tiba angin badai datang menghancurkan segala nya ' gumam nya dalam hati.
Lidia hanya bisa tersenyum masam. semasam hati nya saat ini. Ia mencoba menetralkan nafas nya. Menghirup udara sebanyak- banyak nya agar ia tak sesak hingga nanti akan pingsan di buatnya.
Gilang mengalihkan pandangan nya menghadap wajah Lidia. Ia memandang mata Lidia dengan lembut. Sumpah demi apapun Lidia gugup setengah mati. Secara tak sadar ia meremas jemari nya. Mencoba merelaksasi kan perasaan nya.
" Lid. Apakah salah jika aku mencintai nya? " curhat Gilang. Ia memandang lekat ke mata coklat Lidia.
deg..
" ti-tidak. tidak ada yang salah." ujar Lidia gugup.
Lidia mencoba menekan perasaan nya. Mencoba menahan bulir bening di ujung mata nya. Lidia mendongak kan kepala nya agar air mata nya tak sampai luruh dihadapan pria yang bertahun-tahun merajai hati nya. Ayah dari Angga anak nya.
" Tidak ada yang salah jika kita mencintai seseorang. Meski terkadang orang itu tidak membalas cinta kita. memang itu akan terasa sangat menyakitkan.
Cinta tak mesti harus memiliki bukan ? Melihat nya bahagia, kita pun akan merasa bahagia. Meski kebahagiaan itu tidak berasal dari kita. " Ujar Lidia dengan segenap perasaan nya. Perasaan itu murni dari hati nya. Karna itu lah yang ia rasakan sekarang.
Gilang tersenyum mendengar ucapan Lidia.
" God girl. Ternyata kamu makin pintar ya. " puji Gilang seraya mengacak rambut Lidia.
" Hentikan Gilang. Kau merusak rambut ku. " teriak Lidia sambil merapikan rambutnya. Lidia mengerucut kan bibir mungilnya. sambil berusaha menetralkan perasaan nya yang seakan terasa meledak karena berdekatan dengan Gilang seperti ini.
Gilang terkekeh melihat Lidia yang kesal dengan ulah nya.
Sedangkan Amira yang melihat mereka mengembangkan senyum bahagia. Ia kira itu adalah awal yang baik untuk Gilang dan Lidia. Tanpa tau apa yang baru saja mereka berdua bicarakan.
" Ya Allah. Satukan lah mereka. " do' a nya tulus dalam hati. Ia pun senyum dengan sangat manis.
Gilang dan Lidia
*****
Happy reading 💖💖💖
jangan lupa selalu dukung author ya...
Tinggalkan jejak Like, coment and vote ya 😁😁😁
Terima kasih 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Dania
Hatiku pun dicubit oleh rasa cemburu
🖤🖤🖤🖤💜💜💜💜💕💕💕
2021-10-29
0
Qiana
keren 👏👏👏👍👍👍
💕🌷🌷💛🖤🖤🖤🖤💜💜💖💛💛🖤🖤🖤♥️🌷💕🖤🖤🖤💜💖💛♥️🖤🖤🖤❤️💗💝💝💚🖤🖤🖤💙💚💗💗🖤🖤🖤💖💛♥️🖤🖤🖤💕🌷💛🖤🖤🖤💙💚💝💗
2021-10-26
0
Qirana
😱😱😱 seru sekali
💜💜💜💜👍👍👍💕💕💕
2021-10-13
0