Hari ini, ujian semester kedua sedang berlangsung di salah satu SMA favorit tempat Amira mengajar.
Di kelas Amira Anak - anak tampak serius mengerjakan ujian mereka.
Tapi tidak sedikit juga anak yang saling berbisik meminta jawaban kepada teman yang lain nya.
Amira yang melihat itu hanya berdehem. Sedangkan anak-anak yang berisik itu hanya nyengir kuda sambil mengangkat jari tanda peace.
Amira hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka. Lalu meletakkan jari telunjuk nya ke arah bibir. memberi isyarat untuk diam dan jangan berisik.
Seketika anak-anak itu diam dan mulai kembali mengerjakan soal ujian mereka.
Daffa menyelesaikan ujian nya terlebih dahulu dan menyerahkan kertas ujian nya kepada Amira.
setelah selesai, Daffa tidak langsung keluar kelas. Dia berdiri dihadapan Amira. Memandangi Amira sambil senyum- senyum.Amira mengerutkan kening dengan heran. ia mencoba acuh tak memperdulikan Daffa.
Ia memeriksa kertas ujian Daffa.
Daffa termasuk siswa yang pintar, hingga jawaban nya hampir semua nya benar.
Lama Daffa berdiri menatap Amira. Dengan senyum yang terus tersemat di bibir tipis nya.
Hingga membuat Amira menyerah. Ia cukup jengah di pandangi terus menerus oleh Daffa.
" Ada apa ? " tanya Amira akhirnya.
" kenapa belum keluar? bukan kah kamu sudah selesai ? " tambah Amira kemudian.
" buk, bapak nya penjual madu ya ? " tanya Daffa balik.
Amira melipat kedua tangannya di dada. menunggu gombalan apa lagi yang akan di buat oleh Daffa. Karna Daffa sering sekali menggombali Amira.
" jawab dong buk. kok diem aja sih ? " ujar Daffa gemas Melihat guru kesayangan nya ini hanya diam tak merespon.
" ibuk harus jawab apa ? kok tau ? gitu ? " tebak Amira.
hehehe...😁😁
Daffa hanya cengengesan.
" iya dong buk guru yang cantik. " balas Daffa kemudian.
" oke, kok tau ? " ujar Amira kemudian. Ia ingin cepat menyelesaikan drama konyol ini.
" karna senyum mu manis banget. Bikin diabetes. " ujar Daffa sambil mengembangkan senyum manis nya.
( ya ampun. kayak nya Mak author nih yang bakal diabetes lihat senyum si Daffa 🤭🤭🤭)
Huuuuuu....
seisi kelas yang tadi hanya melihat Daffa dan Amira bersorak mendengar gombalan Daffa. sontak saja kelas jadi riuh.
Amira hanya menggeleng kan kepala melihat tingkah siswa satu ini. Setiap hari selalu saja menggoda nya.
" Sudah- Sudah. nggak bosan ya kamu tiap hari gombalin saya ? " tanya Amira melotot. Mencoba tidak terpengaruh dengan gombalan Daffa.
" Apapun demi kamu sang pujaan hati. Aku tak kan pernah bosan ." gombal Daffa lagi dengan senyum yang terus mengembang.
seisi kelas kembali riuh. mereka cukup terhibur dengan gombalan receh nya si Daffa. Tapi tidak dengan Dea. Ia mengepalkan kedua tangannya. Ia sangat tidak menyukai Amira. Karna ia beranggapan, Daffa tidak pernah melihat padanya karna Amira. Cinta memang membuat mata hati Dea tertutup.
" ayo - ayo yang belum ngumpulin kertas ujian nya, segera kumpulkan. Waktu nya sudah habis. " kata Amira kemudian. Ia mengabaikan Daffa yang masih setia berdiri di hadapan nya.
Dea berdiri dan menghampiri Amira. memberikan kertas ujian nya kepada Amira. Amira tersenyum menerima kertas ujian itu, tapi tidak dengan Dea.
Ia meletakkan kertas ujian dengan kasar.
Amira heran melihat tingkah Dea. ia heran, mengapa Dea tak pernah bersikap baik padanya. Tapi Amira tak ambil pusing dengan itu semua.
Ia mencoba menepis pikiran buruk nya dan mencoba berpikir positif. Mungkin ia ada masalah. pikir nya.
Dan para siswa yang lain menyusul mengumpulkan kertas ujian mereka.
Daffa yang melihat sikap Dea, merasa tidak senang. Ia segera mengejar Dea keluar kelas dan menarik tangan Dea.
Dea terlonjak kaget. Ingin marah,, tapi di urungkan karna melihat Daffa yang menarik nya. Seketika ia mengembangkan senyum nya.
" Ada apa ? " tanya Dea dengan pandangan yang sangat lembut.
" Lo tu nggak punya sopan santun banget ya. nggak bisa apa Lo ngasih ke Bu Amira baik-baik ? " bentak Daffa.
Dea terkejut. Sampai segitunya Daffa membela Bu Amira. Hati Dea sakit, sangat sakit. Dea segera menghempaskan tangan Daffa dari lengan nya.
" bukan urusan Lo." ujar nya sambil melangkah pergi meninggalkan Daffa. Ia setengah berlari menghindari Daffa. Dengan sekuat tenaga Dea menahan air mata yang mulai jatuh.
Dea berlari ke taman sekolah. Menangis sejadi jadinya. Mencoba menahan sesak di dadanya. Perlakuan Daffa pada nya berbanding terbalik dengan sikap Daffa pada Bu Amira. padahal Dea selalu mencoba baik pada Daffa. Selalu memberi nya perhatian. Tidak dengan Bu Amira yang selalu mengabaikan nya.
Seketika perasan benci menyelimuti hati nya. Hingga iri bahkan dendam mulai menggerogoti hati nya.
Dea menyeka air matanya dan mengepal kan kedua tangannya dengan kuat. Matanya menyiratkan dendam yang teramat dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Qiana
Ga papa digombalin
2021-10-25
0
Dania
Waduh Dea......makin sedih tentunya, kalau benar sampai begitu.
Daffa...jangan terlalu keras, cara menegur anak remaja. Karena perasaannya pasti meluap-luap penuh emosi
Kalau sampai ada bibit kebencian, itu sangat bahaya
2021-10-16
0
🏁Nyno_Ever🏁
Saat internet eror
saat jempol tidak sakti
saat menyebalkan
7in1 🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
2021-09-22
0