Di sudut lain, Papi mengeleng-gelengkan kepalanya saat Tia menyelesaikan lagunya.
"Papi paham kenapa Michael bisa jatuh cinta sama dia."
"Kenapa Pih ?" tanya Mami kepo
"Ya liat aja tadi.
Papi sendiri juga bakal meleleh kalo digituin."
"Digituin gimana ?" kejar Biliyan
"Ya itu.." tunjuk papi ke panggung,
"Ceweknya si Michael nyanyi seperti buat Michael seorang. Bukan buat kita para penonton."
"Iya ya Pih.
eh...apa perlu Mami naik ke panggung nyanyi kayak gitu buat Papi ?"
"Ooh..tidak Mami.
jangan lakukan itu.
Nanti Papi bukannya makin cinta malah nyari selingkuhan..!" sambar Biliyan.
Papi terbahak bahak.
keplak.
"Aduh.!" jerit Biliyan
"Dasar bocah kurang ajar !" kata Mami.
Mereka menikmati lagu-lagu berikutnya yang dimainkan sambil terus mengobrol.
Di meja Michael.
Tangan Michael yang masih menggantung di pinggangnya membuat Tia risi.
Disenggolnya kembali lengan Michael.
Michael menoleh, bibirnya bergerak mengatakan ' apa?'
Tia melirik tangan Michael yang memeluk pinggangnya.
Bukannya dilepas, Michael malah semakin mengeratkan pelukannya.
'Kel' desisnya.
Michael tak menatap Tia tapi kepalanya menggeleng sambil tetap melanjutkan mengobrol.
Tia lagi-lagi menghela nafas panjang.
Kok ya aku ketemu bocah yang sangat keras kepala.- batinnya.
Dari meja di samping, Olive melihat kejadian itu.
Hatinya semakin sakit. Melly dan Siska berusaha sebisa-bisanya mengalihkan perhatian Olive.
Music di depan berubah menjadi Poco-Poco.
Mami berkeliling mengajak teman-teman nya dan para tamu untuk ikut serta menari Poco-Poco.
Mami menghampiri meja orang tua Olive.
'ayuk..' ajaknya.
Mami Olive pun turun dengan semangat.
Mami lalu menghampiri meja Michael
'Ayuk..'ajaknya, ' Tia, ayuk...'
Genggaman tangan Michael mengerat.
Tia paham, itu artinya dia tidak boleh pergi.
Tia lalu menggeleng sambil tersenyum, 'saya bisanya nyanyi tante..' tolaknya sopan.
Genggaman Michael kemudian mengendur.
Tia menoleh sambil mengangkat alis.
"apa ?" bibirnya bergerak.
Michael menggeleng.
Cewek-cewek semua turun kecuali Tia.
Sementara cowoknya cuma Andre dan Sandy.
Tia melihat trio Olive, Melly dan Siska akhirnya juga turun karena diajak oleh Mami Olive.
Mereka semua tampak menikmati goyang Poco-Poco.
Malam semakin tua.
Music di cafe semakin menghangatkan suasana.
Beberapa penonton ikut menyumbangkan lagu
Nathan dan Tia kembali menyumbang lagu.
Suara Tia yang berat dan jernih mengimbangi suara bariton Nathan menghipnotis penonton saat menyanyikan lagu Harusnya Aku dari Armada.
Papi dan Mami bertepuk tangan saat Tia dan Nathan turun panggung.
"Pih...apa kita sewa aja tu anak-anak buat ngisi panggung tiap Sabtu ?" tanya Mami.
"ya terserah mami lah. kan ini cafe mami." jawab Papi.
"Sekalian nyediain tempat kencan buat si Michael daripada kencan kemana-mana gak jelas mending disini." kata Mami.
"Hmmm.." kata Papi tidak menjawab.
Mata mami memperhatikan kembali meja Michael.
Di sana obrolan mengalir lancar. Tidak tampak bahwa Tia dan Michael adalah pasangan.
percakapan lebur melibatkan semua yang ada di meja. Tawa membahana beberapa kali terdengar dari sana.
Mami menghela nafas.
Anak lelaki mami sudah besar. Sudah merasakan ketertarikan dengan lawan jenis.
Tidak seperti orang tua yang lain, mami berusaha memahami apa yang dirasakan oleh anak-anak nya yang sedang menjelang dewasa.
Mendekatkan diri pada mereka sehingga bisa menjaga mereka.
Mami senang kalau anaknya senang.
ikut bahagia kalau anaknya bahagia.
Mami dan Papi memang orang tua superb.
Di meja Michael.
Sudah mendekati jam 11 Michael mencowel Tia.
"udah mau jam 11, mau pulang ?" tanyanya
"Ooh...karena tadi berangkatnya rame-rame, aku, Gaby, sama Selly boleh bawa kunci. Boleh pulang agak telat."
Senyum Michael mengembang.
"Siip.
'Ehh...apa sekalian gak usah gue pulangin aja niy anak orang ya?" katanya menerawang
"Michael !!" kata Tia gemas.
Aldi datang mendekati dengan membawa tart yang dipesan Mami.
"Halo...ini bonus dari kami karena kalian sudah memesan banyak." kata Aldi.
"Wwaahhh....mantab banget niy cafe." seru Tika.
"Iya biar kalo kalian punya acara lagi, kalian mau kembali ke cafe kami." senyum Aldi sambil mengedipkan matanya ke Michael.
Michael melotot tapi berkata, "terima kasih Mas. Bilang sama bosnya sering-sering aja ngasih gratisan. Semoga cafenya Makin laris yaa.."
"Aamiin." teman-teman di meja mengucap berbarengan
Senyum Aldi makin melebar.
"Semoga uang jajannya gak dipotong banyak yaa."
Michael langsung mau melempar tissue.
Buru-buru Aldi beranjak dari sana.
"Ayo dipotong kuenya." kata Davina
"Ini pisaunya." kata Gaby sambil menyerahkan pisau pada Tia.
Tia berdiri hendak memotong kue.
"Eh..eh...motongnya bareng donk. !'' cegah Tika.
"Maksudnya ?" tanya Tia.
"ya tangan loe sama tangannya Michael barengan megang pisau donk.." kata Tika
"Hah?!"
"ya donk." kata Tika
"Potong...potong...potong...!" mereka serempak berkata.
Tia menatap Michael.
Michael balas menatap Tia sambil menaikkan satu alisnya.
Michael berdiri. Digenggamnya tangan Tia yang memegang pisau lalu menuntunnya memotong kue.
1 meja bersorak dan bertepuk tangan.
"Sah..sah....!!" teriak mereka
Meja itu menjadi heboh.
Muka Tia merah sekali.
kok jadi gini siy ?- batinnya.
Sementara di meja lain, Olive bersama orang tua dan temannya memperhatikan kehebohan itu.
"Itu kan teman kamu ya Liv ?" tanya mami Olive.
Olive hanya mengangguk.
"Kok kamu gak kesana gabung ?" tanya mami lagi.
"Enggak beda genk." jawab Olive pendek
Olive kesal sekali malam ini.
Dia sudah berdandan habis-habisan. Sudah memilih dengan cermat baju yang akan dipakai tapi Michael sama sekali tidak melihatnya. Melirik pun tidak.
Padahal Olive sudah sengaja bolak balik di depan meja Michael bersama Melly dan Siska.
Tapi yang menyapa mereka hanya Robert dan Sandy.
Tia memotong-motong kue dan meletakkannya di piring-piring kertas yang disediakan Aldi.
Menyisihkan 5 piring, Tia mendorong piring-piring tersebut pada Robert dan Sandy.
"Bet, San...itu teman-teman kamu yang dibelakang. Dibawain deh." katanya
Robert dan Dandy menatap Michael.
Michael mengangkat bahu.
Tia mencolek bahu Michael, "bawain deh." katanya.
"Bet, loe aja deh. Ntar kalo sama gue berabe."
kata Michael.
"Sama kamu juga gak papa." kata Tia tak peduli.
"Bet !" kata Michael.
Robert dan Sandy yang tau tentang Olive beranjak membawa piring-piring kue ke meja Olive.
"Tante, Om...ini ada kue .." sapa Robert malu-malu sambil meletakkan piring di meja Olive.
Olive merengut.
"Ooh..terima kasih. Ada yang ulang tahun ya ?" tanya mama Olive ramah.
"Perayaan kecil tante."jawab Sandy.
"Mari tante. om..." pamit mereka.
Olive melirik masam pada kue tersebut.
Sementara orang tua dan kedua temannya mulai menyantap kue.
"Hmm..enak kuenya. Beli dimana ya ?" kata Mami Olive.
"ya beli disini lah.." kata Papi Olive masih menikmati kue tersebut.
"Kamu gak mau Liv ?" tanya Mami Olive.
"Huh !!" dengus Olive.
"Ya udah kalo gak mau biar Papi aja yang ngabisin." kata Papi Olive sambil menarik piring dihadapan Olive.
*****************
******************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
moonlight destiny.
papa olive rakus jg wkwk ketawa
2020-12-30
6
Irfan Maulana
gk kebayang hati olive pasti....sedih banget😭
2020-12-25
1
Euis Teuki
olive kayanya anak manja ya
author "wedding dress" mampir nih
aku udah like
2020-11-28
1