Kita FWB (friend with benefit)

Malam itu, Tia dengan selamat diantarkan Michael sampai di kostnya sebelum jam 11.

Tentang status hubungan mereka, Michael bertekad untuk membicarakannya secepat mungkin dengan Tia.

Selama di mobil dalam perjalanan pulang, Tia menolak permintaan Michael untuk meningkatkan hubungan mereka menjadi lebih dekat dengan Michael kecuali pertemanan antara Adik kelas dan Kakak kelas.

Bagi Tia, Michael setara dengan adik.

Tapi bagi Michael, apa yang terjadi di bukit Berbintang adalah cerminan dari perasaan mereka berdua.

Sayangnya...Tia menolak dengan tegas. Baginya, mereka berdua hanya terbawa suasana.

Lagipula..Tia malu kalau harus pacaran dengan adik kelas.

Apa kata teman-temannya nanti ?

Michael harus putar otak untuk membalikkan pendapat Tia itu.

... ☘️🌹🍃...

Hari berikutnya.

"Kurang ajar banget tu.. baru kelas 10 aja udah belagu banget." kata Davina berapi-api

"Ya udah...kita samperin aja ke kelasnya." kata Aster.

"Hayyukklah." kata Tika.

Beramai-ramai teman sekelas Tia yang cewek datang menyerbu ke kelas...Michael.

Tia yang mengikuti teman-teman nya dari belakang berjalan pelan.

Davina menyerbu masuk.

"Mana Melly?" bentaknya

Hebohlah siswa- siswa kelas X IPA 2 tersebut.

Segerombol kakak kelasnya menyerbu masuk.

Tia berdiri menyandar di koridor.

Dia yang merasa tidak mengetahui masalah memilih untuk menonton saja.

Tiba-tiba Tia merasa kelingkingnya dikait oleh telunjuk seseorang.

Tia menoleh. Dilihatnya Michael berdiri disampingnya.

"Ada apa?" tanyanya menganggukkan kepala ke arah kelasnya.

Tia melirik kelingkingnya yang dikait telunjuk Michael lalu menjawab, "Gak tau Kel. Aku cuma ngikut aja ke sini."

"Nyari aku.." senyum Michael.

"Ihh..enggaklah." elak Tia.

"Yuk ikut..." ajak Michael.

"Kemana ?" tanya Tia

"Tempat sepi." jawab Michael sambil menarik kelingking Tia.

Hah ?!

... 🌹...

Michael mengajaknya ke kantin.

Bukan beneran tempat sepi rupanya.

"Traktir aku." katanya sambil menghempaskan tubuhnya ke bangku panjang.

Tia tersenyum.

"Astaga...kirain beneran tempat sepi. Aku udah deg-degan aja.." katanya

Michael bangkit.

"Eh..eh..mau kemana?" tanya Tia.

"Tempat sepi beneran !" jawab Michael.

Tia segera meraih tangan Michael dan menariknya kembali duduk.

"Bang...bakso 2!" teriak Tia.

"mau minum apa ?"

"mineral water aja." jawab Michael.

"Aqua dingin 2." pesan Tia lagi.

Michael sudah kembali duduk. Matanya menatap tangannya yang masih dipegang Tia.

Tia menyadari dirinya masih memegang tangan Michael buru-buru melepaskannya.

"Dipegang terus juga gak papa kok." cetus Michael.

Wajah Tia merah.

"Kel...jangan begitu donk. kan canggung jadinya." tegur Tia.

"Aku gak canggung kok. Kamu aja yang canggung." balas Michael.

"Kel..kamu gak manggil kakak lagi lho ke aku.'" sambung Tia.

"Aku gak mau.

Kalo aku terus menerus manggil kamu kakak, kamu bakalan terus anggap aku ini anak kecil." ketus Michael.

"Lho tapi kenyataannya kan emang kamu adek kelas aku Kel." bantah Tia.

"Kamu jangan menyangkal sama apa yang terjadi antara kita.!" Michael tetap keras kepala

"Michael !!" tegur Tia lagi.

Tia kaget melihat Michael yang emosi.

Tia menghela nafas panjang.

"Ya udah...sekarang kamu maunya gimana ?" tanya Tia mencoba kompromi.

"Kita jadian." jawab Michael pendek.

Belum sempat Tia menjawab,

"Baksonya dik." Bang Kumis meletakkan 2 mangkok bakso di hadapan mereka.

"Makan dulu Kel." ajak Tia.

Michael menatap tajam.

"Kamu mengalihkan pembicaraan." katanya

"Enggak juga. kita makan dulu. nanti kalo dingin gak enak." jawab Tia.

Mereka makan bakso tanpa berbicara.

Tia sesekali melirik Michael.

Michael sama sekali tidak melihatnya.

Dia melepas kacamata lalu meletakkan di samping mangkok bakso.

Tangannya mengusap mata.

Tia menyodorkan tissue.

Michael mengambilnya tanpa melihat Tia.

Tia kembali menarik nafas panjang.

Susah kalo urusannya sama anak kecil - batinnya.

"Jangan terus berfikir kalo aku anak kecil." kata Michael tiba-tiba.

Tia terlonjak.

ehh...kok dia bisa tau pikiran aku ya ? -

"Muka kamu tu...mencerminkan pikiran dalam otak kamu." kata Michael menunjuk jidat Tia.

Tia buru-buru menutup muka dengan tangannya.

Michael tertawa.

Dia terlihat lebih santai.

"Kamu belum mengiyakan pernyataanku." Michael mengingatkan.

Tia lagi-lagi menghela nafas panjang.

"Kel...

kemarin dulu kan aku udah ngomong panjang lebar.

Aku takut terjadi hal yang sama.

Apalagi ngeliat kelakuan kamu hari ini.."

"Kamu..."

Tia mengangkat tangan.

"oke...oke...

Gini aja.

Kita jalan seperti ini dulu.

Kalau ke depannya ternyata perasaan kita menjadi semakin kuat, kita jadian.

Tapi kalau ternyata kita menemukan orang lain yang membuat perasaan kita satu sama lain datar ya berarti kita jadi teman saja.

seperti kemarin-kemarin."

"Kamu mau menguji aku ?" kata Michael tidak puas dengan jawaban Tia

"Bukan.

Tapi membiarkan hubungan kita berjalan apa adanya. Kita FWB." jelas Tia.

"Oke.

Kita liat aja ke depan. Aku yakin kita akan makin kuat." kata Michael bertahan.

Tia tidak menjawab

Dia meletakkan jari ke dahinya.

Duh..kenapa gue jadi terlibat sama anak kecil ? - batinnya.

"Ada syarat lagi." kata Michael menyela lamunan Tia.

"Apa ?"

"Kamu gak boleh menghindari aku.

Not at all!!" tegas Michael

oalaaah...padahal itu yang mau gue lakuin...- batin Tia.

"Baiklah." jawab Tia pasrah.

Michael tersenyum.

... 🍃🌹☘️...

Tia sedang berjalan sendiri pulang dari tempat bimbelnya.

sudah hampir 1 tahun Tia mengikuti bimbel terutama untuk persiapan masuk universitas.

Biasanya Tia bersama-sama dengan teman-teman nya.

Tapi hari ini banyak temannya yang tidak masuk. Mereka semua sedang liburan.

Jadi Tia sendirian.

Samar-samar didengarnya suara langkah kaki mengikuti.

Tia mempercepat langkahnya.

Dia mulai berlari kecil.

Tiba-tiba sebuah lengan menangkap pinggangnya.

Hah...nafasnya tersedak.

Tia takut sekali.

"Hei...ini aku."

Sebuah suara yang dikenalnya menyapa.

Tia menoleh.

Rasa lega menyelubungi hatinya.

Michael.

Rasa lega berganti sebal.

Tia memutar tubuhnya lalu tangannya memukul dada Michael.

"Hei..hei...Tia...!" tangan Michael menangkap tangan Tia.

"Hiihhh...kamu itu bikin takut tau.." gerutunya

Tidak menyadari bahwa lengan Michael masih melingkari pinggangnya.

Tia mengangkat wajahnya, menemukan Michael yang tersenyum padanya.

Lengan satunya masih mengunci tangan Tia sementara lengan lain dalam posisi memeluk pinggang Tia.

Tia menghela nafas dalam.

Sekali lagi dalam posisi terkunci oleh Michael.

Tia bakal terbiasa dengan kehadiran dan sentuhan bocah ini kalau seperti ini terus.

"Lepasin aku Kel."

"Kamu gak akan mukul kan ?" tanya Michael memastikan.

"Enggak !!" tegas Tia.

Michael lalu melepaskan tangan Tia.

"Lepasin pinggangku."

"Ehmm...begini aja gak boleh ?"

"Enggak !!"

Dengan berat hati, Michael melepaskan pinggang Tia.

"Kamu ngapain stalking aku kayak gitu ?"

"Eh...yang stalkingin kamu siapa ?" balas Michael.

"Lha itu...barusan. Bikin jantungan aja." gerutu Tia.

"Tadinya aku mau jemput kamu.

eh..kamunya jalan cepat-cepat gitu.

yaaa..aku ikutin dong." terang Michael.

"Kan bisa kamu manggil nama aku gitu."

"Gak seru kalo gitu !" cetus Michael asal.

"Michael !!" Tia melotot.

Michael tertawa.

"Yuk...mobil aku ada di sana." ajaknya.

"Gak pake SIM lagi ?"

"Tentu saja tidak." jawab Michael enteng.

"Astaga...niy anak."

Michael menarik tangan Tia sambil senyum-senyum.

Tia menatap tangannya yang digandeng Michael.

Mereka sudah sepakat untuk FWB.

Ini salah satunya.

"Mau kemana Kel?" tanya Tia setelah di mobil.

"Kencan dong. Udah selesai belajarnya kan?"

"Kel..ihh...

Kita gak pacaran...kok kencan sih ?"

"Kamu yang minta FWB.

Benefitnya ya kencan dong." jawab Michael membalikkan kata-kata Tia.

Tia memerah.

"Kamu ngegemesin deh !" Michael melirik Tia lalu kembali memusatkan perhatiannya ke jalan.

"Kel !!" Tia makin memerah.

Walaupun lebih muda, tapi Michael lebih tinggi dan besar. Jadi Tia tidak mungkin menganggap Michael lebih kecil karena secara fisik Michael lebih besar dari dirinya.

Lirikan Michael menimbulkan gelenyar aneh dalam perutnya.

Mobil menuju mal.

"Yuk.."

Mereka turun dari mobil.

Michael kembali menggandeng Tia.

"Kel...lepasin.." bisik Tia berusaha melepaskan tangannya.

Michael malah mengeratkan genggamannya.

Mereka menuju cinema.

"Kamu mau nonton apa?" tanya Michael menoleh.

"Ini." tunjuk Tia pada satu poster film thriller.

Michael tersenyum lebar.

"Untung selera kita sama." katanya lalu menggandeng Tia mengantri.

Gandengannya dilepaskan.

Tia menarik nafas lega.

Tangan Michael memeluk pinggangnya.

"Kel !"

"Benefit Ti.. benefit.." kata Michael mengingatkan.

"Kok kamu terus yang dapet benefitnya ?!" bantah Tia.

"Ya kamu juga bisa dapet benefit.

Kamu boleh kok pegang aku. Gandeng aku juga gak papa." jawab Michael dengan manis.

Tia mencubit lengan Michael.

"Aduh !"

"Hmm..aku mulai seneng nih dapet benefit kayak gini" sahut Tia.

"Ti...bukan menyakiti..tapi menyayangi." kata Michael mengusap-usap lengannya.

Tapi tangannya tetap memeluk pinggang Tia.

Mereka maju ke konter.

Michael memilih tempat duduk yang sepi. Ditengah, sebelah pinggir.

Kanan kiri depan belakang tidak ada orang.

Tia menatap Michael.

Tangannya kembali mencubit lengan Michael.

Michael senyum-senyum.

Mereka membeli popcorn dan soda.

Kali ini Tia berkeras membayar.

Michael kembali menggandeng Tia ke dekat pintu masuk.

Tia sibuk menunduk, menyembunyikan wajahnya. Takut ketahuan teman-temannya atau teman Michael kalau mereka nonton berdua.

"Kenapa? Takut ketauan ?" tanya Michael Senyum-senyum.

"Iya ! Kamu..!!" sergah Tia dengan wajah memerah.

Saat waktunya tiba, Tia cepat-cepat menarik Michael masuk.

Didalam masih terang, untungnya Michael mencari tempat duduk yang kosong.

Tia sibuk menutupi wajahnya.

Michael memandangnya. Tersenyum jail.

Direnggutnya tangan Tia...lalu..

"Wooi...gue ngencanin anak kelas dua belas !!" katanya tertawa.

Tia memerah lalu mulai menyerang Michael dengan cubitan dan pukulan.

"Kel ! Aku pulang nih !" ancamnya.

"Jangan...jangan..." cegah Michael sambil tertawa.

Dia meraih tangan Tia lalu tetap menggenggamnya sepanjang film diputar.

Sesekali dilepas untuk mengambil popcorn dan minum.

Selesai nonton, Michael mengajak Tia makan malam di resto cepat saji di mal yang sama.

Kembali Tia sibuk menunduk saat tangannya digenggam Michael kemana-mana.

Michael tersenyum melihat tingkah Tia.

"Ti...cepat atau lambat yang lain juga tau."

"Enggak...kita kan fwb." bantah Tia.

"Terserah kamu deh.."

...☘️🌹🍃...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KISAH LO INGATKN KISAH LO PULUHAN THN YG LALU KEL, AKU KEJAR KK KLAS 12, MSKI BRHASIL DI JADIKN ISTRI, TPI JODOH GK LMA, BRJUANG 4 TH, MNIKAH HNY 2 TH KRN DI KHIANATI, DN GARA2 PEBINOR MANTANNYA YG LBH KAYA..

2024-09-03

0

Nana_Ratna

Nana_Ratna

FWB = TTM😅😅😅

2020-12-28

5

DeputiG_Rahma

DeputiG_Rahma

like like salam DOsb😉😉

2020-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Mengenal lebih lanjut
3 Classmeeting 1
4 classmeeting 2
5 classmeeting 3
6 Classmeeting 4
7 Ngajak Jalan
8 Minta tolong teman
9 Di Cafe
10 Di cafe 2
11 Ke Bukit Berbintang
12 Kita FWB (friend with benefit)
13 Mengerjakan tugas di cafe
14 Aku kejar kamu
15 Silakan ambil kalo bisa
16 Pajak jadian Cafe Bigmouth
17 Masih di cafe.
18 Hari hari selanjutnya
19 Bibit bebet bobot
20 Cinta itu Universal
21 Rasa Cinta
22 Persiapan kuliah
23 Sisa hari
24 Sampai tujuan
25 Aku punya pacar
26 Part-time café
27 cewek agresif dan cowok agresif
28 Supermaket dan Kisah nasi goreng
29 Makan siang Mrs Smith
30 Aster dan Danny
31 Di atas panggung
32 Mendadak Populer
33 LDR dan kacamata kuda
34 Aku pacarnya
35 Main basket
36 Aku minta maaf
37 Di cafe dan di resto
38 Taruhan
39 di Clip n Clamp
40 Membahas Cinta Segitiga
41 Belajar di cafe kampus
42 Ngambek
43 Aku cinta kamu...
44 Dia milikku
45 Sekolah dulu yang bener!
46 Girl's day
47 Kami gadis Timur!
48 Di Todays Market
49 Menyayangi sebagai adik atau wanita?
50 Latihan dan manggung
51 Manggung
52 Tiga Kakak Cowokku
53 Kualifikasi Sang Pacar
54 Coklat Valentin
55 Pembicaraan Tia dan Ary
56 2 Tahun Kemudian
57 Perjalanan
58 Obrolan Daniel dan Tia
59 Aku Akan Menelponmu
60 Hari Pertama Di Apartemen
61 Jangan Rusak Anak Orang
62 Aku Berniat Merebutnya
63 Aku Selalu Ada Disini
64 Ngambeknya Gantian
65 Mereka Sedang Memperebutkanmu
66 Di Kantor Daniel
67 Kamu Percaya Aku ?
68 Aku Perempuan Setia
69 Kakakku Jatuh Cinta
70 Kamu Doping Aku
71 Sarapan Double
72 Makan Siang Bersama
73 Diculik Elle
74 Sebetulnya Kita Sama
75 Akhirnya Jalan Berdua
76 Ini Privacyku
77 Tanda Tangan Kontrak
78 Fokus Aku Sekarang Sama Kamu
79 Jangan Ngajak Debat
80 Terkunci
81 Aku Bikin Aturan Main
82 Aku Bawa Dia Pulang
83 Daniel Bad Mood
84 Melepaskan Emosi
85 Meredakan Emosi
86 Aku Pingin Manjain Kamu
87 Kita Tinggal Disini
88 Syuting Videoklip
89 Mendengar Isu
90 Saya Punya Niat Baik
91 Aku Tidak Mengubah Kamu
92 Gue Bakal Pertahanin Dia
93 Syuting Di Kolam
94 Mendung Yang Tersingkir
95 Rasanya Menjadi Pacar Selebriti
96 Aku Mau Pergi
97 Kita Ngapain Semalam?
98 Bukan Perebut Pacar Orang
99 Acara Penganugerahan
100 Pertunjukan
101 Penampilan Kedua
102 Ditinggal
103 Di Pesta
104 Dendanya Apa Ya ?
105 Udah Berapa Kali Kecolongan ?
106 Sudah Terlambat
107 Apartemen Bersejarah
108 Ancaman Vivien
109 Kamu Memanipulasi
110 Cerita Michael
111 Lagu Baru
112 Kel..Eh..Mas !
113 Menelepon Papa
114 Beli Ginseng
115 Gosip
116 Gue Pingin Sendiri
117 Di Kamar Hotel
118 Nafkah
119 Strategi Keluar Dari Hotel
120 Aku Suka Kamu
121 Tidak Boleh Berjumpa
122 Penculikan
123 Ajakan Urun Rembuk
124 Jangan Keluar !
125 Menyusun Rencana
126 Kencan
127 Kamu Nyuruh Aku Mundur !
128 Koko Tersayang
129 Meledak
130 Dia Lebih Muda
131 Dijemput Mas Ary
132 Ary Menelpon
133 Pernikahan Afghan
134 Bertemu Mami
135 Di Kamar Michael
136 Kasih Sekarang !
137 Kamu Gak Boleh Mundur
138 Sidang
139 Kita Punya Banyak Perbedaan
140 Michael Harus Lulus Dulu!
141 Didiamkan Michael
142 Masih Ngambek ?
143 Hanya Miliknya
144 Kamu Gak Nurut
145 Telepon Mami
146 Akibat Menghindari Dia
147 Minum Teh
148 Mengobrol Di Cafe
149 Michael Mabuk
150 Membujuk Olive
151 Kalo Aku Lamar, Mau ?
152 Malamnya
153 Sarapan
154 Pertemuan Keluarga
155 Selesai Sidang, Kawin
156 Cowok Ganteng Milikku
157 Makan Siang
158 Di New York
159 Bom Video
160 Pingsan
161 Jim Marah
162 Kehilanganmu
163 Perkelahian
164 Bertengkar
165 Percayalah...
166 Tuduhan
167 Dari Dulu Sampai Sekarang
168 Sampai di Rumah Papa
169 Tia Membalas
170 Makan Sate
171 Perlu Treatment
172 Menunggu Eyang
173 Eyang
174 Eyang Menolak
175 Menghitung Weton
176 Sabar Menunggu
177 Masih Menunggu
178 Berlutut
179 Menemani
180 Eyang, Michael, dan Tia
181 Terima Kasih Untuk...
182 Menjelang
183 Terjebak
184 Siraman
185 Akhirnya.. Menjadi Suami Istri
186 Ucapan Selamat
187 Resepsi
188 Panggung Resepsi
189 Malam Pertama
190 Hari Kedua
191 Sakit Perut
192 Kado Dariku
193 Gara-Gara Susu
194 Papi Bertanya
195 Cemburu
196 Bertahanlah Untukku
197 Makasih Sudah Mengandung Anakku
198 Mama Dan Daddy
199 Tia Mengidam
200 Dia Menendang !
201 Mules
202 Selamat Datang Jason !
203 Jason Sang Pengikat Cinta
204 Pandora
205 Aku Mencintaimu Selamanya
Episodes

Updated 205 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Mengenal lebih lanjut
3
Classmeeting 1
4
classmeeting 2
5
classmeeting 3
6
Classmeeting 4
7
Ngajak Jalan
8
Minta tolong teman
9
Di Cafe
10
Di cafe 2
11
Ke Bukit Berbintang
12
Kita FWB (friend with benefit)
13
Mengerjakan tugas di cafe
14
Aku kejar kamu
15
Silakan ambil kalo bisa
16
Pajak jadian Cafe Bigmouth
17
Masih di cafe.
18
Hari hari selanjutnya
19
Bibit bebet bobot
20
Cinta itu Universal
21
Rasa Cinta
22
Persiapan kuliah
23
Sisa hari
24
Sampai tujuan
25
Aku punya pacar
26
Part-time café
27
cewek agresif dan cowok agresif
28
Supermaket dan Kisah nasi goreng
29
Makan siang Mrs Smith
30
Aster dan Danny
31
Di atas panggung
32
Mendadak Populer
33
LDR dan kacamata kuda
34
Aku pacarnya
35
Main basket
36
Aku minta maaf
37
Di cafe dan di resto
38
Taruhan
39
di Clip n Clamp
40
Membahas Cinta Segitiga
41
Belajar di cafe kampus
42
Ngambek
43
Aku cinta kamu...
44
Dia milikku
45
Sekolah dulu yang bener!
46
Girl's day
47
Kami gadis Timur!
48
Di Todays Market
49
Menyayangi sebagai adik atau wanita?
50
Latihan dan manggung
51
Manggung
52
Tiga Kakak Cowokku
53
Kualifikasi Sang Pacar
54
Coklat Valentin
55
Pembicaraan Tia dan Ary
56
2 Tahun Kemudian
57
Perjalanan
58
Obrolan Daniel dan Tia
59
Aku Akan Menelponmu
60
Hari Pertama Di Apartemen
61
Jangan Rusak Anak Orang
62
Aku Berniat Merebutnya
63
Aku Selalu Ada Disini
64
Ngambeknya Gantian
65
Mereka Sedang Memperebutkanmu
66
Di Kantor Daniel
67
Kamu Percaya Aku ?
68
Aku Perempuan Setia
69
Kakakku Jatuh Cinta
70
Kamu Doping Aku
71
Sarapan Double
72
Makan Siang Bersama
73
Diculik Elle
74
Sebetulnya Kita Sama
75
Akhirnya Jalan Berdua
76
Ini Privacyku
77
Tanda Tangan Kontrak
78
Fokus Aku Sekarang Sama Kamu
79
Jangan Ngajak Debat
80
Terkunci
81
Aku Bikin Aturan Main
82
Aku Bawa Dia Pulang
83
Daniel Bad Mood
84
Melepaskan Emosi
85
Meredakan Emosi
86
Aku Pingin Manjain Kamu
87
Kita Tinggal Disini
88
Syuting Videoklip
89
Mendengar Isu
90
Saya Punya Niat Baik
91
Aku Tidak Mengubah Kamu
92
Gue Bakal Pertahanin Dia
93
Syuting Di Kolam
94
Mendung Yang Tersingkir
95
Rasanya Menjadi Pacar Selebriti
96
Aku Mau Pergi
97
Kita Ngapain Semalam?
98
Bukan Perebut Pacar Orang
99
Acara Penganugerahan
100
Pertunjukan
101
Penampilan Kedua
102
Ditinggal
103
Di Pesta
104
Dendanya Apa Ya ?
105
Udah Berapa Kali Kecolongan ?
106
Sudah Terlambat
107
Apartemen Bersejarah
108
Ancaman Vivien
109
Kamu Memanipulasi
110
Cerita Michael
111
Lagu Baru
112
Kel..Eh..Mas !
113
Menelepon Papa
114
Beli Ginseng
115
Gosip
116
Gue Pingin Sendiri
117
Di Kamar Hotel
118
Nafkah
119
Strategi Keluar Dari Hotel
120
Aku Suka Kamu
121
Tidak Boleh Berjumpa
122
Penculikan
123
Ajakan Urun Rembuk
124
Jangan Keluar !
125
Menyusun Rencana
126
Kencan
127
Kamu Nyuruh Aku Mundur !
128
Koko Tersayang
129
Meledak
130
Dia Lebih Muda
131
Dijemput Mas Ary
132
Ary Menelpon
133
Pernikahan Afghan
134
Bertemu Mami
135
Di Kamar Michael
136
Kasih Sekarang !
137
Kamu Gak Boleh Mundur
138
Sidang
139
Kita Punya Banyak Perbedaan
140
Michael Harus Lulus Dulu!
141
Didiamkan Michael
142
Masih Ngambek ?
143
Hanya Miliknya
144
Kamu Gak Nurut
145
Telepon Mami
146
Akibat Menghindari Dia
147
Minum Teh
148
Mengobrol Di Cafe
149
Michael Mabuk
150
Membujuk Olive
151
Kalo Aku Lamar, Mau ?
152
Malamnya
153
Sarapan
154
Pertemuan Keluarga
155
Selesai Sidang, Kawin
156
Cowok Ganteng Milikku
157
Makan Siang
158
Di New York
159
Bom Video
160
Pingsan
161
Jim Marah
162
Kehilanganmu
163
Perkelahian
164
Bertengkar
165
Percayalah...
166
Tuduhan
167
Dari Dulu Sampai Sekarang
168
Sampai di Rumah Papa
169
Tia Membalas
170
Makan Sate
171
Perlu Treatment
172
Menunggu Eyang
173
Eyang
174
Eyang Menolak
175
Menghitung Weton
176
Sabar Menunggu
177
Masih Menunggu
178
Berlutut
179
Menemani
180
Eyang, Michael, dan Tia
181
Terima Kasih Untuk...
182
Menjelang
183
Terjebak
184
Siraman
185
Akhirnya.. Menjadi Suami Istri
186
Ucapan Selamat
187
Resepsi
188
Panggung Resepsi
189
Malam Pertama
190
Hari Kedua
191
Sakit Perut
192
Kado Dariku
193
Gara-Gara Susu
194
Papi Bertanya
195
Cemburu
196
Bertahanlah Untukku
197
Makasih Sudah Mengandung Anakku
198
Mama Dan Daddy
199
Tia Mengidam
200
Dia Menendang !
201
Mules
202
Selamat Datang Jason !
203
Jason Sang Pengikat Cinta
204
Pandora
205
Aku Mencintaimu Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!