Final basket sebentar lagi berlangsung.
Hasil akhir pertandingan semifinal basket putra ternyata menghasilkan kelas Michael melawan kelas Tia.
Penonton sudah berkumpul di lapangan basket. Suara sorak sorai mengiringi tim cheerleader yang sedang beraksi.
Tia bersama teman-teman satu genk sibuk bersorak memberi semangat pada tim kelasnya.
Michael berdiri melingkar dengan sesama pemain mendengarkan arahan coach mereka.
Sesekali matanya mencari-cari diantara penonton.
Mencari sosok keberadaan Tia.
Selesai pengarahan, pemain mulai mengambil posisi.
Michael sengaja mengambil posisi dekat dengan tempat Tia menonton.
Diliriknya Tia.
Pandangan mereka bertemu.
Tia melambai sambil mengacungkan jempolnya.
Michael tersenyum.
Prittt....
Wasit melemparkan bola ke udara.
Nathan melompat lalu menepak bola.
Arahnya meleset. Bola terlempar ke arah Sandy teman Michael.
Bola langsung dioper ke David.
David mendrible zigzag dan oper ke Michael.
Michael yang menerima bola, mengira-ngira jarak dari luar area 3 busur dan..shoot.
3 point.
Tia bertepuk tangan.
Aster, Tika, dan Davina serempak menoyor kepala Tia.
"Astaga Tia....!!Lu itu belain siapa sih sebetulnya." omel Tika.
"Belain kelas kita donk...
tapi kan tembakan 3 point patut diapresiasi." kata Tia membela diri.
"Dasar lu !" cibir Aster
"Eett dah... emak, ngomel mulu!!" balas Tia sebal.
Rambutnya acak-acak karena ditoyor 3 orang.
Tia mengusap-usap kepalanya untuk merapikan rambut.
Pertandingan kembali berlangsung.
Bola dikuasai oleh tim XII IPA.
Nathan oper ke Doni.
Doni membawa bola. Oper ke Randy.
Randy shoot.
Pritt...2 point.
"Yeeeaayy....go..go...Randy !!" jerit Ambar.
Tia dan teman-teman nya bertepuk tangan memberi semangat.
Pertandingan kembali berlangsung.
Susul menyusul angka terjadi.
Kedua tim ternyata sama kuat.
Wajar saja.
Kedua tim ini banyak diisi oleh tim basket andalan sekolah.
Lapangan indoor semakin meriah dengan suara tiupan terompet yang dibawa masing-masing penyokong.
Prittttt.
Istirahat.
Pemain dari kedua tim berkumpul di masing-masing kelas.
Mereka melepas lelah.
Manager tim membagi-bagi kan minuman.
"Mau kemana lu?" tanya Aster melihat Tia berdiri.
"Eh...bentar yaa...gue ke sono dulu.." kata Tia.
"Mau kemana lu?"
"Heh..lu mau nyamperin berondong ye?"
"Eett dah...niy orang ngomong sembarangan!" balas Tia.
"Wooiii...si Tia mau nyamperin berondong...!!" jerit Aster.
Suaranya terdengar kuat.
Sontak beberapa kepala menoleh ke arah kelompok mereka.
Tia melompat ke arah Aster hendak membekap mulutnya.
Ambar menahan tubuh Tia.
"Weiii..pegangin...pegangin si Tia...." jerit Ambar.
"Dia mau berkhianat .!!" jerit Davina ikut memegang kaki Tia.
Aster lalu meringkus tangan Tia.
"Aaaaaa....!!" jerit Tia
Keriuhan kelompok itu memancing perhatian banyak orang.
Termasuk Michael yang sedang duduk melepas lelah dengan mengelap keringat dan minum.
Astaga ..kamu diapain itu? batin Michael.
Tia nampak tenggelam dalam tumpukan serbuan teman-temannya.
Tia terlihat memberontak mencoba melepaskan diri dari sergapan Aster, Davina Ambar, dan beberapa teman lainnya.
Roknya tertarik keatas karena kakinya menendang-nendang.
Michael memutar tubuhnya agar bisa lebih jelas mengamati keriuhan itu.
Sekilas nampak paha Tia yang tersingkap sebelum roknya kembali ditarik ke bawah oleh Ambar.
Lelahnya langsung hilang.
Michael mengamati sambil tersenyum-senyum sendiri.
Tapi sesaat tersadar.
Michael memutar kepalanya melihat sekeliling lapangan.
Dilihatnya cowok-cowok lain pun menikmati pemandangan itu.
Senyum Michael membeku.
Dia lalu berdiri.
"Michael!!"
Michael menoleh.
Olive memanggil.
"Mau kemana? jangan kemana-mana. Disini aja. Kan bentar lagi main."
"Mau ke toilet.
woii...gue ke toilet dulu bentar!!" pamitnya pada rekan satu -tim.
Tanpa menunggu jawaban, Michael berdiri dan berjalan ke luar lapangan menuju toilet.
Sekembalinya dari toilet, Michael sengaja mengambil jalan di sisi tempat Tia dan kawan-kawannya berada.
"Eh..sst...Michael lewat sini." desis Aster.
"Oh...ayo kita kerjain mereka." Ambar
"Pegangin si Tia biar gak nyamperin berondongnya!" kata Davina
Aster, Tika dan Ambar kembali meringkus Tia.
"Ehhh..eh..mau apaan lagi" jerit Tia
"Bekap mulutnya !" perintah Davina
Michael berjalan perlahan, dia melihat tangan Tia dipegang terlipat ke belakang danmulutnya dibekap.
Di depan terlihat Davina menghadangnya.
"Michael kan ?" sapa Davina
"Kalo lu masih mau deketin si Tia, lu kudu kalah hari ini!" kata Davina
Michael menanggapi dengan tersenyum.
"Astaga...malah senyum-senyum dia !" cetus Tika.
Michael merasa geli melihat Tia yang meronta-ronta.
"mmmfft...mmft..." Tia berusaha berbicara.
"Lu denger gue gak ?" hardik Davina.
Davina menunjuk Tia lalu memberi kode menebas leher.
"Iya kak. Denger kok.
Kak Tianya dipenggal aja kak..
Kami tetep menang hari ini." senyum Michael sambil berlalu.
Tak lupa melambaikan tangannya.
"Kurang ajar tu anak!" kata Davina.
"Jadi lu tau kan Ti, jangan punya harapan sama dia. Ngalah demi lu aja dia gak mau!" kata Tika manas-manasin.
Tia yang mulutnya masih dibekap, mengikuti Michael dengan pandangannya.
Merasa lega karena Michael menjauhinya sehingga teman-teman nya tidak punya alasan membully dirinya.
"Idihh..siapa yang ngarapin dia?!
Lu pada aja yang ngambil kesimpulan sendiri." kata Tia mendelik saat mulutnya dilepaskan.
Dia kemudian duduk diam-diam setiap kali point dihasilkan oleh tim Michael.
Bertepuk tangan dan memberi semangat setiap tim kelasnya mencetak point.
Dia juga tidak berusaha memberi minum atau sekedar menawarkan tissue pada Michael.
Pertandingan akhirnya dimenangkan oleh kelas Michael.
Kelas Michael bersorak dan berjingkrak-jingkrak.
Sementara Kelas Tia sibuk membagikan. minuman dingin untuk Nathan dan timnya.
Teman-teman dan Tia memberi tepukan pada pemain sebagai tanda dukungan dan apresiasi kepada tim basket kelas mereka.
Tim Michael dan Tim Nathan lalu saling salaman.
Penonton bertepuk tangan.
Tia dan teman-temannya mulai meninggalkan lapangan menuju kelas mereka.
Tia yang berjalan belakangan tiba-tiba ditarik dari belakang memasuki ceruk kecil dekat tangga.
Michael berdiri menghadangnya keluar dari ceruk.
"Kak, gak papa kan ?" tanyanya
"gak papa apanya ?
eh...selamat ya ..kamu menang." senyum Tia.
"Iya itu..gak papa kan aku menang ?
Kakak gak diapa-apain sama teman-teman kakak ?" tanyanya lagi.
"Enggak kok.
ehmm .... tapi aku gak bisa balas minuman kamu kemarin Kel. Maaf yaa.." kata Tia.
Michael tersenyum.
"Gak masalah kak."
Matanya yang sipit semakin menyipit saat mengamati wajah Tia lekat-lekat mencari memar dan luka.
Michael menarik nafas lega saat tidak menemukan apapun.
Kalau sampai terjadi apa-apa pada Tia, dia akan merasa bersalah karena tadi tidak mempedulikan ancaman Davina.
Karena memang Michael yakin, teman-teman Tia hanya main-main saja tadi.
Untungnya firasatnya betul.
"Yuk..." katanya menarik Tia keluar dari ceruk.
Tia tidak menjawab, dia melepaskan tangannya dari pegangan Michael.
"Kel..aku ke kelas ya..." kata Tia.
Lalu tanpa menunggu jawaban, Tia sudah berbelok menuju arah kelasnya.
Michael berhenti berjalan. Mengamati Tia berjalan menuju kelasnya.
Setelah yakin melihat Tia sudah masuk jelas, Michael berbalik menuju kelasnya sendiri.
Alisnya mengernyit dalam.
Dia harus memikirkan strategi lain mendekati gadis yang menganggapnya hanya sebagai adik kelas.
...☘️🌹🍃...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Yakuza
hem
2021-05-05
2
yuli
yang baca cerita sambil bayangin masa² classmeeting tempoe doeloe kita satu server
😀😀😂😂
2021-04-17
4
MayaDhama mamanya Firhand
ya ampun Davina..Ambar..Tika..Aster dkk kalian gemesin semua pada jahil pula😂😂😂
hiburan pelepas setelah ujian ya itu classmeeting...tanding basket..futsal..volley..seru..kelasku selalu juara volley..aku mah tim hore2 aja😋😅
gak ada yg paling indah selain masa sekolah
2021-04-11
1