Esok harinya giliran Tia dan teman-teman nya dari kelas XII IPA 3 tanding volley melawan kelas XI-IPA-4.
Nathan selaku coach sibuk memberi arahan pada teman-teman nya.
Tia dan teman-teman nya mengangguk-anggukan kepalanya tanda memahami arahan Nathan
Randy juga beberapa kali ikut memberi masukan.
Mereka serius dalam pertandingan ini. Karena ini tahun terakhir mereka di sekolah.
Mereka ingin mencetak prestasi.
Lagipula.....malu dong kalo kalah sama adik kelas...ya kan..
Michael berdiri menyelip di antara penonton.
Dia sudah menyiapkan handuk dingin dan botol minuman isotonik untuk Tia.
Dari sejak semalam, Michael sudah menyiapkan kotak berisi handuk dan dimasukkan ke dalam kulkas.
Para pemain memasuki lapangan untuk melakukan pemanasan.
Mereka melambung-lambungkan bola secara melingkar.
Beberapa melemaskan leher dan tangan.
Tia sendiri mencoba lompatannya hingga tangannya mencapai batas net.
Prittt....
Wasit meniup peluit tanda pertandingan akan dimulai.
Tia sudah siap di posisi.
Matanya melirik barisan penonton.
Aster melambai.
Helen mengacungkan tinjunya keatas memberi semangat.
Tia membalas dengan tersenyum.
Andre dan Randy bertepuk tangan.
Tia tak sengaja menoleh ke kanan.
Michael.
ehh...Michael ??
Michael mengacungkan jempolnya.
Tia membalas. Tersenyum.
Prittt
Lawan melakukan servis, Tika passing bawah, Davina set up, Tia smash.
Masuk.
Poin.
Penonton bertepuk tangan.
Tia melirik Nathan.
Nathan mengacungkan jempol lalu bertepuk tangan memberi semangat.
Tanpa sengaja, Tia melirik Michael.
Michael mengacungkan 2 jempol padanya. Tia tersenyum.
Bola berpindah.
Prittt
Ambar serve.
Pemain lawan melambungkan bola yang langsung di smash.
Tia melompat tinggi menahan laju bola.
Bola berbalik ke lapangan lawan.
Masuk.
Point untuk kelas Tia.
Ambar kembali serve.
Bola dilambungkan ke area kelas Tia. Dilambungkan kembali oleh Tika.
Smash oleh pihak lawan tidak mampu dikembalikan oleh tim Tia.
Bola berpindah.
Permainan terus berlangsung.
Babak pertama dimenangkan kelas Tia.
Semua pemain bersorak.
Istirahat
Tia berjalan keluar lapangan hendak mengambil handuk untuk mengusap muka dan lehernya yang dipenuhi keringat.
Tiba-tiba sehelai handuk disodorkan padanya.
Tia mengangkat muka.
Michael sedang menyodorkannya handuk bersih padanya dan sebotol minuman isotonik dingin.
"Michael...gak usah repot-repot"' senyum Tia.
"Enggak lah...kan kakak kemarin juga melakukan hal yang sama."
"Eh..iya ya....makasih ya Michael" jawab Tia sambil mengambil handuk yamg disodorkan.
Dia mengusap leher.
Mukanya memerah kepanasan.
Tapi handuk Michael yang dingin menyejukkan dirinya.
Michael kemudian membukakan botol minuman dan menyodorkan pada Tia. Dia menunggu dengan sabar saat Tia sibuk mengelap mukanya.
Tia mengambil botol lalu menenggaknya.
'aahhh.....segar....' desahnya.
Michael terpana menatapnya.
Desahan Tia membangun sesuatu yang baru dalam dadanya.
Deg...deg....deg.
Tapi Tia mana tau kalau desahannya membuat Michael jadi deg-degan.
Tia mengembalikan botolnya.
Michael meraihnya. Dengan sengaja menautkan jarinya ke jari Tia.
Deg.
eh.. kenapa nih adik kecil? batin Tia.
Menutupi perasaannya, Tia tersenyum kemudian menepuk pundak Michael dengan tangan satunya.
"thanks ya dek..." katanya sambil melempar senyum .
Senyum Michael surut dari wajahnya.
"Jangan panggil aku dek. Aku bukan adikmu kak !" balas Michael cemberut.
"Ett dah..ngambek dia.
Jangan ngambek ya sayaaang" canda Tia sambil menarik hidung Michael.
"IIhh...kak...jangan main-main ah.." makin cemberut.
Tia tertawa.
Pritttt
"Tolong pegangin yaa..." kata Tia sambil menyodorkan handuk dan botol kembali.
"upah.." jawab Michael.
"kamu maunya apa?" tanya Tia
"kamu mau ngasih apa?"
"Tiaaaa..." panggil Tika
"Iyaaa...."
Tia menoleh pada Michael
"Apa aja kamu mau!' serunya sambil berlari kembali ke timnya di lapangan.
Benar nih apa saja yang aku mau ? batin Michael sambil tersenyum.
Permainan kembali di lanjutkan.
Lawan serve.
Diterima oleh Tia yang melambungkan pada Davina.
Davina melambungkan pada Ambar.
Ambar smash.
Langsung dikembalikan oleh lawan dan masuk.
Point untuk lawan.
Lawan serve
Kembali Tia menerima dan dilambungkan pada Ambar.
Ambar smash.
Dikembalikan oleh lagi oleh lawan.
Tia berlari menyambut bola itu.
Tika memukul ke area tengah lawan.
Dikembalikan lagi oleh lawan.
Tia berlari menyambut dan tersungkur.
'"Aaahh..." seru penonton.
Masuk.
Point untuk lawan.
Kelas Tia ketinggalan 5 point.
Tia kesulitan berkonsentrasi.
Lututnya perih.
Michael berdiri, pergi ke UKS meminta pembalut luka, betadin dan kapas untuk membersihkan luka.
Dia kembali ke lapangan membawa kotak p3k. Tadi suster di UKS menyuruhnya membawa saja kotak itu.
Dia mendekati Nathan dan berkata,
" Kak..itu Kak Tia keluar dulu. Biar lututnya bisa diobatin. "
Nathan mengangguk lalu memberi isyarat time out pada wasit.
Tia keluar.
Michael langsung mendekati Tia.
"Duduk Kak." katanya.
Tia duduk sambil meringis.
Dia menjulurkan kakinya.
Michael mulai menyiramkan air ke lututnya.
Mengambil kapas untuk membersihkan sisa-sisa kotoran disana.
Setelah dirasa bersih, Michael meneteskan betadin.
Tangan Tia langsung mencengkeram pundak Michael.
'Aduh..duh..' rintihnya.
Michael mengangkat muka, mengamati wajah Tia.
"Tahan ya.." katanya.
Tia mengangguk.
Michael lalu melepaskan kertas pembungkus plester lalu menempelkannya pada lutut Tia.
Tangan Tia masih mencengkeram pundak Michael.
Michael menumpukkan tangannya pada tangan Tia lalu membelai ringan.
Tia menunduk memandang Michael.
Michael menengadah menatap Tia.
Lalu tersenyum
Jarinya menepuk pipi Tia ringan.
Deg...deg...deg...
Jantung Tia berdegup.
"Aku kembaliin ini dulu." katanya sambil bangkit berdiri.
Tia mengangguk.
"Udah Kel ?" tanya Nathan.
"Udah kak ." jawab Michael sambil berlalu.
"Gimana Ti ? bisa lanjut gak "' tanya Nathan.
Tia mengangguk.
"Istirahat dulu bentar deh." kata Nathan.
Nathan belum mau mengganti Tia.
Tia termasuk tim inti. Andalan mereka.
Servenya melintir sehingga jarang yang bisa mengembalikan serve dari Tia.
Smashnya juga keras dan terarah.
Michael kembali.
Dia lalu duduk di sebelah Tia.
"gimana ?" tanyanya.
"Perih..tapi udah lumayan kok." jawab Tia.
"Coba liat tangannya ?" pinta Michael.
Tia lalu mengulurkan tangannya.
Telapak tangannya sedikit lecet.
Michael kembali mengambil air lalu mencuci tangan Tia sambil perlahan menggosoknya hingga bersih.
"Makasih Kel." katanya.
Beberapa saat kemudian Tia kembali masuk lapangan.
Beberapa kali serve Tia yang melintir mampu membuat kelas Tia menyusul angka.
Smash-smash yang mereka lakukan juga mencetak beberapa point.
Tapi tim Tia sudah kelelahan.
apalagi salah satu anggota cedera.
Susul menyusul angka memang tak terelakkan lagi.
Pertandingan berlangsung sengit.
Masing-masing tim mengerahkan tenaga untuk saling mengalahkan.
Tim Tia berusaha mengalahkan supaya cukup main 2 babak saja.
Sementara tim lawan berusaha menang supaya punya kesempatan di babak ketiga.
Tim Tia mulai melakukan kesalahan-kesalahan.
Kadang bola yang dipukul terlalu kuat sehingga keluar.
Atau melambung terlalu jauh hingga tak terkejar.
Tia dan Timnya sebetulnya gemas sekali.
Tapi mereka memang sudah sangat lelah.
Babak kedua ini dimenangkan oleh pihak lawan.
Pritttt
Istirahat menunggu babak ketiga dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
yuli
curi² pandang saat classmeeting bisa jadi penyemangat 😇
2021-04-17
2
MayaDhama mamanya Firhand
ahhh manisnya...jd aku yg deg2an😂😂
2021-04-11
2
Siha
semangat terus kak dan jaga kesehatan ya kak.
di tunggu feedback nya kak
2021-03-04
1