EP. 16. The Rule

********

Jingga benar menepati ucapanya. Dia tidak menghindari Biru lagi dan kini keduanya semakin dekat meski terkadang Jingga menolak untuk berangkat atau pulang sekolah bersama.

Tidak ada yang tahu hubungan keduanya, bahkan Langit atau teman-teman Biru sekali pun.

Biru dan Jingga memutuskan untuk menyembunyikannya dari semua orang. Sebenarnya Biru kurang setuju, dia ingin semua orang tahu jika gadis tercantik di sekolahnya kini sudah menjadi miliknya sehingga cowok lain tidak ada yang berani mendekati Jingga lagi.

Jingga sendiri bukannya tidak mau terang-terangan, hanya saja dia takut dengan banyak gadis yang menjadi fans gila Biru di sekolah ini. Selain itu, Ayah juga melarangnya berpacaran. Dia takut Ayah marah dan memindahkannya untuk sekolah di luar negeri.

Hal tersebut membuat Biru mau tidak mau harus menerima ini. Tapi tidak masalah, Jingga sudah mau bersamanya saja itu sudah cukup.

Jingga bersila di atas kursi atap sekolah. Pipinya mengembung naik turun seiring dengan kerjaan gigi mencacah potongan kebab yang dia makan. Rambut sebahunya bergerak-gerak terkena angina sore yang cukup menyejukkan setelah cuaca panas hampir seharian seharian.

“Hey….”

Jingga tersentak kaget, bahkan nyaris tersedak makanannya saat merasakan dada bidang seseorang menempel di punggungnya.

“Makan apa?” Tanya Biru dengan tangan Biru tangan melingkar di sepanjang bahu Jingga.

“Ehem…” Dengan susah payah Jingga menelan semua makanan di mulutnya, dia mencoba untuk mengendalikan diri karena jantungnya mulai berdebar tak karuan lagi. "Ini.” Lantas dia mengacungkan kebab di tangannya sambil mengangkat kepala untuk mempertemukan pandangannya dengan Biru.

Melihat kebab di depan matanya Biru langsung mengambil satu gigitan penuh, membuat Jingga harus menahan napasnnya sejenak karena tekanan tubuh Biru di belakangnya.

“Udah lama?” Tanya Bru menarik tubuhnya dan bergerak untuk duduk di sebelah Jingga.

“Lumayan.” Jawab Jingga yang kemudian meneguk air mineralnya bergantian dengan Biru.

“Maaf. Tadi gurunya lama, emang suka banget korupsi waktu tuh guru satu.” Gerutu Biru mengingat Guru Kimia yang mengisi jam pelajaran terakhir tadi.

“Ish….” Jingga menyikut gemas perut Biru. Cowok itu hanya terkekeh.

“Ohh, iya, Ji. Mulai besok aku mau kamu pake ini.” Biru mengubah posisi duduk menghadap Jingga dengan satu kaki bersila.

Jingga menerima paper bag yang diserahkan Biru dan segera membukanya penasaran.

“Rok sekolah?” Kening Jingga berkerut bingung, pun tatapannya.

“Yep.” Sahut Biru cepat. “Aku, tuh, nggak mau kamu pake rok kurang bahan ini terus.” Dia menarik kecil rok sekolah Jingga yang tersingkap sehingga memamerkan paha mulusnya.

“Kamu nggak tahu apa itu fashion, ya?” Tanya Jingga tak terima roknya dikatai kurang bahan.

“Ini, tuh, pendek banget, Ji. Lihat aja nih paha kamu keliatan gini.” Biru memukul pelan paha Jingga, membuat cewek itu langsung melotot garang.

“Enggak, ahh. Aku udah ganti baru, kok, malah lebih panjang dua senti dari yang kemarin.”

Biru memutar bola matanya malas. “Aku nggak mau tahu. Mulai besok pake ini. Kalo enggak aku sendiri yang bakal pelorotin dan gantiin rok kamu.”

Mata Jingga langsung mendelik sempurna pada Biru. “Ihh, mesum.”

“Bodo.” Sahut Biru mengedik santai.

Jingga mendengus, lalu mengeluarkan rok seragam tersebut dan berdiri untuk mengukurnya.

Mulutnya menganga, dia menatap ngeri rok seragam yang panjangnya nyaris menyentuh lutut. “Iiih, nggak mau, ahh. Kepanjangan.”

“Panjang dari mana? Ini tuh menurut aku masih kependekan, kalo panjang, tuh, ya sampai sini, nih.” Ucap Biru gemas sendiri sambil mengetuk-ngetuk mata kaki Jingga. “Pokoknya pake mulai besok. Aku nggak mau denger kamu protes.”

Jingga menghentakkan kakinya kesal, lalu kembali melemparkan pantatnya dengan kasar pada kursi. Kedua tangannya terlipat di dada.

“Jingga….”

“Iya-iya.” Sahut Jingga terpaksa. Biru memang si pemerintah. Si pemaksa yang tidak bisa Jingga tolak. Akan selalu seperti itu.

Selama beberapa menit Jingga terdiam meredakan sedikit kesalnya, meski Biru terus mengajaknya bicara dan kadang menowel-nowel pipinya, gadis itu tetap bungkam dengan wajah masam.

Biru tak kehilangan akal, dia lantas merebahkan dirinya di kursi dan menggunakan paha Jingga sebagai bantalan.

“Kaaak.” Sungut Jingga. “Kamu apa-apaan, sih?”

Biru mendesis, lalu tangannya terulur mencubit dagu Jingga. “Galak banget, sih, pacarnya aku.”

“Udah, ahh, bangun.” Jingga berujar dengan wajah sebal sambil berusaha mengangkat kepala Biru.

“Enakan kayak gini, Ji.” Balas Biru yang malah mencoba manyamankan posisi kepalanya.

“Berat.” Protes Jingga memukul bahu Biru dengan keras, hingga membuatnya meringis kesakitan.

“Aku nggak peduli.” Sahut Biru santai sebelum akhirnya memejamkan mata di atas paha Jingga yang terasa menenangkan.

Jingga merengut dan pada akhirnya membiarkan Biru tidur di pangkuannya. Rasanya aneh, seperti ada aliran listrik kecil menyengat tubuhnya.

“Ji….” Panggil Biru tanpa membuka matanya. Dia menikmati sentuhan tangan Jingga yang tanpa sadar mengusap-usap rambutnya.

“Hum?”

“Aku mau kita bikin aturan pacaran.” Ujar Biru membuka mata, menatap Jingga yang memandanginya penuh tanya.

“Aturan?” Ulang Jingga memastikan diiringi satu alisnya yang terangkat.

Biru mengangguk pelan. “Yep. Aku mau kita bikin beberapa auran.”

Jingga tak menanggapi, dia lantas memperhatikan Biru yang mengambil ponsel dari saku celana seragamnya, lalu tampak menuliskan sesuatu aplikasi notesnya.

“Pertama, aku mau kita berangkat dan pulang sekolah bareng.”

Jingga masih diam mendengarkan.

“Ohh, iya. Mulai sekarang kamu nggak boleh nolak aku antar jemput kamu.” Biru memberi peringatan.

“Iya siap, Pak Sopir.” Ledek Jingga, membuat Biru mendengus tak terima, tapi meski demikian dia lebihh memilih membuat peraturan selanjutnya.

“Kedua, aku nggak mau kamu terlalu deket sama Langit. Nggak boleh protes.” Kalimat terakhir Biru membuat Jingga yang hendak protes kembali mengatupkan mulutnya.

“Ketiga. Aku mau kita makan siang bareng di jam istirahat sekolah dan wajib main ke mana aja bebas setelah pulang sekolah, setiap hari.”

“Keempat. Kamu dilarang mengabaikan chat dan telephone dari aku kecuali hape kamu rusak.”

Jingga masih terdiam mendengarkan peraturan-demi peraturan yang Biru buat secara sepihak. Dia sendiri tidak terlalu keberatan dengan hal-hal yang sudah disebutkan.

“Kelima. Kita wajib melakukan kencan romantis setiap hari Sabtu dan Minggu, termasuk tanggal merah.”

“NO.” Sela Jingga cepat, pun dengan tangannya yang ikut bergerak cepat merampas ponsel milik Biru.

“Poin lima aku nggak setuju.” Jingga lalu mulai memperbaiki. “Kelima, kita kencan romantis setiap hari Minggu dan tanggal merah. Aku butuh me time, Sabtu nggak bisa.”

“Me time atau main tenis sama Langit?” Cibir Biru menyindir.

“Enggak. Kamu tenang aja. Aku kurang-kurangin, kok, main tenis atau kegatan lain sama Langit.” Ujar Jingga menenangkan, meski sebenarnya itu sulit dilakukan karena Langit sudah sangat dekat dengannya seperti saudara.

Biru sendiri hanya mendelik tak suka menanggapinya. Memang cukup sulit memisahkan Jingga dari Langit. Menyebalkan.

“Next. Yang terakhir aku mau kita ciuman. Udah segini aja.” Ucap Jingga tersenyum menatap beberapa catatan peraturan pada ponsel Biru.

Biru seketika melebarkan matanya dan refleks beringsut bangun. “Apa kamu bilang?”

“I-iya ciuman. Udah, deh, jangan pura-pura polos.” Jingga mengusap penuh wajah Biru yang tampak ragu.

Biru mengerjapkan mata, mendadak dia merasa semangat. “M–maksud kamu ini sama ini?” Dia lantas menunjuk bibirnya sendiri dan bibir Jingga secara bergantian.

“Yep.” Jingga mengangguk tanpa ragu.

“Ini kamu yang buat sendiri, ya. Kamu jangan nyesel.” Biru kembali memastikannya.

“Iya-iya bawel.” Jingga kembali menanggapinya dengan santai. “Tapi lips on lips kita lakuin kalo kamu udah lulus, ya, biar akunya juga agak gedean umurnya dikit. Nih aku udah tambahin”

Biru menghembuskan napas lemah mendengarnya. Sudah dia duga Jingga hanya memberinya harapan palsu.

“Ohh, iya, tambahan.” Seru Jingga saat teringat sesuatu, dia lalu kembali mengetik. Sementara Biru sendiri hanya mendesah malas, membiarkan gadisnya menulis apa yang diinginkannya.

“Kamu nggak boleh cium aku di sini atau di sini.” Jingga memberi peringatan penuh sambil menunjuk bibir dan lehernya. Terakhir kali di lehernya terdapat bekas kemerahan sampai harus ditutupi plester.

“Awas kamu kalau berani cium leher aku lagi.” Ancamnya galak.

“Terus aku bolehnya cium di mana aja?” Tanya Biru malas.

“Yaaa, nggak boleh di mana-mana, sih, sebenarnya.”

Biru melongo. Kenapa gadis ini plin-plan sekali?

“Nggak bisa gitu, doong. Kan kamu sendiri yang nulis kalau kamu mau kita ciuman.” Protes Biru.

“Kan aku bilang kalau kamu udah lulus dari sini.” Sahut Jingga, membuat Biru menggeram gemas sekaligus gregetan.

“Gini aja, deh.” Cowok itu lalu merebut ponselnya dari tangan Jingga dan menulis tambahan pada poin terakhir. “Aku boleh cium pipi sama dahi kamu. Deal. Tertanda Biru dan Jingga.”

Jingga menimang sebentar, gadis itu nampak berpikir sebelum akhirnya berucap. “Oke. Pipi sama dahi, ya. Itu juga jangan sering-sering. Aku takut kita kebablasan soalnya.”

Biru mengangguk pasrah. Lagipula benar kata Jingga, mereka tidak boleh berlebihan. Bagaimanapun mereka masih anak remaja SMA. Harus dalam batas wajar.

********

Mungkin ini yang dinamakan teori relativitas Einstein. Waktu bergerak begitu cepat saat bersama orang yang kita cintai. Rasanya Biru sudah berusaha mengendarai mobilnya sepelan mungkin dalam perjalanan pulang mengantar Jingga. Tapi kini mobilnya sudah berhenti di depan gerbang rumah gadis itu saja.

“Ehh, udah sampai, ya?” Jingga mengerjap. Matanya bergerak mengitari daerah sekitar rumahnya.

“Kenapa? Masih mau sama aku?” Ledek Biru, membuat Jingga mendengus malas. Sepertinya Biru dilahirkan dengan tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi.

“Ya udah, aku turun.” Ucap Jingga sambil melepas seatbeltnya. Biru hanya mengangguk sambil tersenyum memperhatikan Jingga. Gadis itu selalu menjadi pusat perhatiannya sejak awal bertemu, dan selamanya akan seperti itu, Biru yakin.

“Maaf, ya, nggak bisa ngajak kamu mampir.” Sesal Jingga.

“Biasanya juga kayak gitu.” Balas Biru, membuat Jingga memasang raut wajah bersalah.

Biru tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk mengelus lembut wajah Jingga. “I’ts ok, nggak apa-apa. Kamu tenang aja, aku ngerti, kok.” Ucapnya menenangkan.

“Ya udah, aku turun.” Tangan Jingga bersiap membuka pintu mobiil, tapi Biru dengan cepat menahan tangannya hingga membuat gadis itu kembali berbalik menatapnya.

“See you tomorrow.” Biru tersenyum puas, mengabaikan tatapan protes Jingga setelah berhasil mencuri ciuman di pipi gadis itu.

“Cepetan turun atau aku akan melakukannya untuk yang kedua kali.” Jingga mendelik kesal mendengarnya. Lantas tanpa berbicara lagi, dia membuka pintu dan turun dari mobil tanpa menoleh kembali kea rah Biru.

Sementara Biru sendiri masih memperhatikan gadis itu hingga benar-benar menghilang di balik pintu gerbang rumahnya yang menjulang tinggi.

********

To be continued. . . .

Terpopuler

Comments

Anna

Anna

Bau-bau akan putus.

2021-02-17

0

Mei Shin Manalu

Mei Shin Manalu

Mampir lagi

2021-01-20

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

yuhuu like lagi💕

2021-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1. Sky In The Afternoon
2 Ep. 2. Beautiful Eyes
3 Ep. 3. Who Dis?
4 Ep. 4. The Day We Meet
5 Ep. 5. Who Are You?
6 Ep. 6. Boyfriend?
7 Ep. 7. A Good Person
8 Ep. 8. We Meet Again
9 Ep. 9. Call Me
10 Ep. 10. Secret Admirer
11 Ep. 11. Embarrassed
12 Ep. 12. Keep Away
13 Ep. 13. First Love
14 Ep. 14. Be With Me
15 Ep. 15. I'm Yours, You're Mine
16 EP. 16. The Rule
17 EP. 17. You Deserve It
18 Ep. 18. Naughty Kiss
19 EP. 19. Graduation Day
20 EP. 20. Last Chance
21 EP. 21. Who’s Jingga
22 EP. 22. Unrelated
23 EP. 23. Someone You Loved
24 EP. 24. Disagree
25 EP. 25. The Girl
26 EP. 26. That’s Her
27 EP. 27. After A Long Time
28 EP. 28. Give Up
29 EP. 29. The Wallet
30 EP. 30. Trophy
31 EP. 31. Your Bii
32 EP. 32. The Third
33 EP. 33. Roller Coaster
34 EP. 34. Like a Magnet
35 EP. 35. Our E-Day
36 EP. 36. Caffeine Effect
37 EP. 37. Let You Go
38 EP. 38. Tipsy
39 EP. 39. Lipbalm
40 EP. 40. I Won’t Let Go
41 EP. 41. Feromon
42 EP. 42. Tasting
43 EP. 43. Virus
44 EP. 44. Bad Dinner
45 EP. 45. Bad Morning
46 EP. 46. If
47 EP. 47. Wait a Little Longer
48 EP. 48. To be Honest
49 EP. 49. Exert Yourself
50 EP. 50. Pick Me
51 EP. 51. Break Up To Make Up
52 EP 52. Confused
53 EP. 53. Fear
54 EP. 54. What Do You Want?
55 EP. 55. Let It Go
56 EP. 56. It's Been a Month
57 EP. 57. Be a Good Friend
58 EP. 58. My Boo
59 EP. 59. Lies
60 EP. 60. Me, You, and Jingga
61 EP. 61. Just a Dream
62 EP. 62. Please, Come Home
63 EP. 63. The Real Holiday
64 EP. 64. Welcome Back
65 EP. 65. Chance
66 EP. 66. Tell Me What To Do?
67 EP. 67. Unready
68 EP. 68. Blue Film
69 EP. 69. Kissing You
70 Ep. 70. Playing Victim
71 EP. 71. I Love You, I Miss You
72 EP. 72. I Miss You 3000
73 EP. 73. Recharge
74 EP. 74. Honeymoon Practice
75 75. Kiss Me
76 EP. 76. Married by Accident
77 EP. 77. Marriage Proposal
78 EP. 78. Emergency Call
79 EP. 79. Mutation
80 EP. 80. D-1
81 EP. 81. D-Day
82 EP. 82. 1st Evening
83 EP. 83. 1st Night
84 EP. 84. Our Love Story
85 EP. 85. Winter
86 EP. 86. Awkward
87 EP. 87. Regret
88 EP. 88. Post Wedding Blues
89 EP. 89. So Beautiful
90 EP. 90. Tempted
91 EP. 91. Stalker
92 EP. 92. Take Me With You
93 EP. 93. Surprise
94 EP. 94. Handsome Guy
95 EP. 95. A True Man
96 EP. 96. Absurd
97 EP. 97. Starla
98 EP. 98. Omelette
99 EP. 99. Poster
100 EP. 100. Overthinking
101 EP. 101. Wedding Gift
102 EP. 102. Mom and Dad
103 EP. 103. Do You Remember Me?
104 Ep. 104. Jealous
105 EP. 105. Losing Memory
106 EP. 106. Lose Control
107 EP. 107. Litte Family - END
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Ep. 1. Sky In The Afternoon
2
Ep. 2. Beautiful Eyes
3
Ep. 3. Who Dis?
4
Ep. 4. The Day We Meet
5
Ep. 5. Who Are You?
6
Ep. 6. Boyfriend?
7
Ep. 7. A Good Person
8
Ep. 8. We Meet Again
9
Ep. 9. Call Me
10
Ep. 10. Secret Admirer
11
Ep. 11. Embarrassed
12
Ep. 12. Keep Away
13
Ep. 13. First Love
14
Ep. 14. Be With Me
15
Ep. 15. I'm Yours, You're Mine
16
EP. 16. The Rule
17
EP. 17. You Deserve It
18
Ep. 18. Naughty Kiss
19
EP. 19. Graduation Day
20
EP. 20. Last Chance
21
EP. 21. Who’s Jingga
22
EP. 22. Unrelated
23
EP. 23. Someone You Loved
24
EP. 24. Disagree
25
EP. 25. The Girl
26
EP. 26. That’s Her
27
EP. 27. After A Long Time
28
EP. 28. Give Up
29
EP. 29. The Wallet
30
EP. 30. Trophy
31
EP. 31. Your Bii
32
EP. 32. The Third
33
EP. 33. Roller Coaster
34
EP. 34. Like a Magnet
35
EP. 35. Our E-Day
36
EP. 36. Caffeine Effect
37
EP. 37. Let You Go
38
EP. 38. Tipsy
39
EP. 39. Lipbalm
40
EP. 40. I Won’t Let Go
41
EP. 41. Feromon
42
EP. 42. Tasting
43
EP. 43. Virus
44
EP. 44. Bad Dinner
45
EP. 45. Bad Morning
46
EP. 46. If
47
EP. 47. Wait a Little Longer
48
EP. 48. To be Honest
49
EP. 49. Exert Yourself
50
EP. 50. Pick Me
51
EP. 51. Break Up To Make Up
52
EP 52. Confused
53
EP. 53. Fear
54
EP. 54. What Do You Want?
55
EP. 55. Let It Go
56
EP. 56. It's Been a Month
57
EP. 57. Be a Good Friend
58
EP. 58. My Boo
59
EP. 59. Lies
60
EP. 60. Me, You, and Jingga
61
EP. 61. Just a Dream
62
EP. 62. Please, Come Home
63
EP. 63. The Real Holiday
64
EP. 64. Welcome Back
65
EP. 65. Chance
66
EP. 66. Tell Me What To Do?
67
EP. 67. Unready
68
EP. 68. Blue Film
69
EP. 69. Kissing You
70
Ep. 70. Playing Victim
71
EP. 71. I Love You, I Miss You
72
EP. 72. I Miss You 3000
73
EP. 73. Recharge
74
EP. 74. Honeymoon Practice
75
75. Kiss Me
76
EP. 76. Married by Accident
77
EP. 77. Marriage Proposal
78
EP. 78. Emergency Call
79
EP. 79. Mutation
80
EP. 80. D-1
81
EP. 81. D-Day
82
EP. 82. 1st Evening
83
EP. 83. 1st Night
84
EP. 84. Our Love Story
85
EP. 85. Winter
86
EP. 86. Awkward
87
EP. 87. Regret
88
EP. 88. Post Wedding Blues
89
EP. 89. So Beautiful
90
EP. 90. Tempted
91
EP. 91. Stalker
92
EP. 92. Take Me With You
93
EP. 93. Surprise
94
EP. 94. Handsome Guy
95
EP. 95. A True Man
96
EP. 96. Absurd
97
EP. 97. Starla
98
EP. 98. Omelette
99
EP. 99. Poster
100
EP. 100. Overthinking
101
EP. 101. Wedding Gift
102
EP. 102. Mom and Dad
103
EP. 103. Do You Remember Me?
104
Ep. 104. Jealous
105
EP. 105. Losing Memory
106
EP. 106. Lose Control
107
EP. 107. Litte Family - END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!